KARL MARX ADALAH SALAH SATU SOSOK TOKOH BESAR

DALAM SOSIOLOGI

Fazlina Silvi Baroroh, Endang Supriadi

Program Studi Gizi, Fakultas Psikologi dan Kesehatan (FPK), Universitas Islam Negeri
Walisongo, Semarang – Indonesia

Abstract
Marx was well-aware of important thinkers in the minds of French socialists and of French
socialist figures who would later have a powerful influence on Marx, such as saint simont and
proudhon. Getting to know the many central intellectuals, radicals, revolutionaries in Paris and
that made Marx more concerned with the oppressed and underprivileged. and then out of this
concern Marx rejects the expanding capitalist system and tries to replace it with a socialist
system. According to Marx, the expansion of the capitalist system can threaten the real
economic and social conditions and the level of social consciousness of the working class.
Marx banyak mengenal pemikir pemikir penting dalam pemikiran sosialis Prancis dan tokoh
tokoh sosialis prancis yang kemudian memberikan pengaruh besar terhadap Marx seperti Saint
Simont dan Proudhon. Dengan mengenal banyaknya tokoh tokoh sentral intelektual , radikal,
revolusioner di Paris dan itulah yang membuat marx lebih peduli dengan kaum buruh dan
rakyat kecil yang tertindas. Dan kemudian dari keperduliannya tersebut Marx menolak sistem
kapitalis yang meluas dan berusaha menggatikannya dengan system sosialis. Menurut Marx
dengan meluasnya system kapitalis dapat mengancam kondisi ekonomi dan social yang
sebenarnya dan tingkat kesadaran social kelas buruh.

Keywords : Karl Marx; sosiologi; tokoh; pemikirannya.

*Korespondensi Penulis: Fazlina Silvi Baroroh (silvifazlina@gmail.com) Program Studi

Gizi, Fakultas Psikologi dan Kesehatan (FPK), Universita Islam Negeri Walisongo, Jl. Prof.
Dr. Hamka, Km.2 Ngaliyan Semarang Jawa Tengah 50185
Fazlina Silvi Baroroh
Pendahuluan
Karl Marx adalah seorang filsuf, sosiolog,
ekonom, politisi, dan aktifis. Karl Marx
memiliki nama asli Karl Heinrich Marx
lahir di kota Trier provinsi Moselle,
Prussian Rhineland, Jerman, 5 Mei 1818.
Dari silsilah keluarga, Marx merupakan
keturunan rabbi Yahudi dari garis
keturunan ibunya yang bernama Henrietta
dan ayahnya bernama Heinrich yang
merupakan seorang pengacara kondang dan
terhormat di Trier. Marx dan keluarganya
adalah penganut Kristen Protestan.
Marx memiliki kepribadian yang
berbanding terbalik dengan ayahnya, Marx
memiliki bakat intelektual, tetapi keras
kepala, kasar, agak liar dan jarang
mengedepankan perasaan. Di Universitas
Bonn Marx mempelajari hukum pada usia
delapan belas tahun selama satu tahun,
kemudian Marx berpindah ke Universitas
Berlin dan dari situlah Mark mengenal
pemikiran-pemikiran Hegel. Walaupun
pada waktu itu Hegel telah meninggal dunia
tetapi semangat dan filsafat yang
diwariskan masih di minati dan menguasai
pemikiran filsafat dan social di Eropa.
marx sangat dipengaruhi oleh pemikiran
Hegel yang mengasumsikan bahwa segala
sesuatu di dunia ini atau di masyarakat
memiliki kontradiksinya yang kemudian
kontradiksi itu akan menghasilkan sintesis
sehingga segala sesuatu yang ada selalu
akan mengalami dialektika. Namun setelah
itu Marx berubah pikiran karena Marx
beranggapan bahwa apa yang dipikirkan
Hegel sangat idealis sehingga sulit di
wujudkan. Karena menurut Marx
pemikiran Hegel merupakan ide bukan
kenyataan dan pengalaman. Pada tahun
1845 Marx menjalani kehidupannya
bersama istrinya di Paris. Di Parislah Marx
terbentuk sebagai seseorang yang kritis
terhadap masalah-masalah
kemasyarakatan. Pada waktu itu Paris
merupakan kota yang menjadi pusat
kegiatan kegiatan radikal, intelektual dan
sebagai pusat liberalisasi.
Marx banyak mengenal pemikir pemikir
penting dalam pemikiran sosialis Prancis
dan tokoh tokoh sosialis prancis yang
kemudian memberikan pengaruh besar
terhadap Marx seperti Saint Simont dan
Proudhon. Dengan mengenal banyaknya
tokoh tokoh sentral intelektual , radikal,
revolusioner di Paris dan itulah yang
membuat marx lebih peduli dengan kaum
buruh dan rakyat kecil yang tertindas. Dan
kemudian dari keperduliannya tersebut
Marx menolak system kapitalis yang
meluas dan berusaha menggatikannya
dengan system sosialis. Menurut Marx
dengan meluasnya system kapitalis dapat
mengancam kondisi ekonomi dan social
yang sebenarnya dan tingkat kesadaran
social kelas buruh. dimulai dari filsafat
moral keadilan dan cita-cita untuk
perubahan masyarakat menuju keadilan
social ekonomi yang mendasari kritik dan
semangat Marx untuk melakukan kritik
terhadap system kapitalisme.
Dimulai dari pemikiran pemikiran kritis
Marx terhadap system kapitalis itulah yang
menjadi cikal bakal lahirnya perlawanan
Marx terhadap system kapitalis. Ditengah
perjuangannya melawan system
kapitalisme tersebut Marx menulis
beberapa karya ilmiah yang terkenal seperti
Economic and Philoshopical yang berupa
manuscript berisi analisis tentang ekonomi
dan filsafat. Selain Economic and
Philoshopical terdapat karya lain yang
menjadi prinsip dalam hidupnya dan
diterjemahkan dalam tulisan yang berjudul
The Germany Ideology yang membahas
masalah materialisme historis. Kemudian
karya yang yang paling menonjol dari Marx
adalah Das Kapital yang menjelaskan
kontradiksi internal dalam sistem kapitali
Pandangan Marx tentang Kapitalisme
Dari konsep kapitalisme Marx tidak
m,enekan pada aspek politik saja tetapi juga
pada aspek ilmu ekonomi yang pernah
ditempunya selama beberapa tahun. Dapat
diartikan bahwa sebelum Marx menilai
lebih jauh kapitalisme, Marx terlebih
dahulu mendalami konsep yag dipakai oleh
sistem kapitalisme, sehingga apa yang
disampaikan Marx dalam berbagai konsep,
kritiknya merupakan segala sesuatu yang
yang terjadi pada diri mereka.
Marx dengan keahlian dalam ilmu
ekonominya menganalisis bahwa konsep
kapitalisme adalah sistem yang social
ekonomi yang dibangun untuk
mendapatkan keuntungan yang diperoleh
dari proses produksi, bukan tdagang, riba,
memeras ataupun mencuri secara langsung.
Tetapi, dengan cara mengorganisir
mekanisme produksi secara terukur
sehingga menggurangi biaya produksi
seminim mungkin atau melalui mode of
production. dengan keuntungan yang
didapat mendorong terbentuknya suatu
kekuatan untuk menyeragamkan buruh dan
menguasainya.
Kemudian Marx menganalisis dari dari
konsep ilmu ekonomi bahwa sistem
kapitalisme mempunyai dua keuntungan
dari sistem produksinya. Pertama, dari jam
kerja yang berlebihan yang seharusnya
adalah hak buruh. Namun dalam prosesnya
buruh tidak pernah menerimanya sehingga
tidak merasa dirugikan. Sebalinya
keuntungan itu menjadi hak pengusaha
yang telah memiliki kontrak yang
menguntungkan dengan kapitalis. Kedua
kapitalis menyatakan harga jual adalah
biaya produksi yang dikeluarkan oleh
pengusaha (kapitalis). Dengan demikian
buruh tidak menikmati keuntungan apapun,
karena keuntungan itu menjadi hak
pengusaha.
Dasar Pemikiran Marx Tentang
Sosialisme
Dari situasi politik represif di Prusia atau
Jerman kemudian lahirlah pemikiran Marx
tentang sosialisme. Konsep pemikiran
tentang sosialisme yang menurut Marx
merupakan satu satunya jalan untuk
melawan kapitalisme sekaligus
memberikan kebebasan manusia itu
dimulai dari situasi politik represif.
Sehingga pemikiran pemikiran Marx itu
dirumuskan sebagai berikut: pertama,
bagaimana cara melepaskan manusia dari
penindasan sistem politik reaksioner.
Kedua, bagaimana cara menghapus
keterasingan manusia atas dirinya sendiri.
Kemudian Marx menyimpulkan bahwa
keterasingan paling dasar adalah proses
pekerjaan manusia. Tetapi sistem
kapitalisme memutar balik makna
pekerjaan menjadi sarana eksploitasi.
Ketiga, dampak kekuasaan atas diri
manusia yang membentuk kelas penguasa
dan kelas pekerja, sehingga manusia hanya
bisa dibebaskan jika milik pribadi atas alat-
alat produksi dihapus lewat revolusi kaum
buruh. Keempat, pemusatan pada hak-hak
pribadi harus dihilangkan. Penghilangan itu
hanya dapat dilakukan dengan
mengaplikasikan sistem sosialisme.
Daftar Pustaka
Bahari, Yohanes. 2010. Karl Marx:
Sekelumit Tentang Hidup dan Pemikiranya.
Jurnal Pendidikan Sosiologi Dan
Humaniora Vol. 1 No. 1
Damsar. 2011. Pengantar
Sosiologi Pendidikan, Jakarta: Prenada
Media Group
Suseno, Franz Magnis. 1999. Karl
Marx dari sosialisme utopis ke perselisihan
Revisionisme. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama