Anda di halaman 1dari 54

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

PRAKTEK KETERAMPILAN KLINIK


OBJECTIVE STRUCTURED CLINICAL EXAMINATION
(OSCE)

LABORATORIUM KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM AS-SYAFI’IYAH
2021
FORMAT PENILAIAN PENAMPILAN KERJA
PEMERIKSAAN FISIK IBU HAMIL

ASPEK
YANG DINILAI Dilakukan Dilakukan Dilakukan Dilakukan

Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak


1. Pra Interaksi
a. Melakukan identifikasi data sebelumnya,
b. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan :
 Timbangan Berat Badan dewasa
 Tensimeter
 Stetoscope
 Pen Light
 Meteran
 Doppler
 Reflex Hammer
 Alat tulis
 Sabun antiseptik
2. Tahap orientasi
a. Memberikan salam kepada pasien
b. Validasi pasien pada gelang identitas
c. Menanyakan keadaan pasien saat ini
d. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan kepada pasien
e. Jaga privacy pasien

Tahap Kerja :
3. Membaca basmallah
4. Mencuci tangan
5. Menjaga privasi dan mengatur posisi pasien
6. Lakukan penilaian keadaan umum pasien
7. Lakukan Penimbangan berat badan
8. Pengukuran tinggi badan ( ujung kaki s.d puncak kepala)
9. Pengukuran lingkar lengan atas (pada tangan yang tidak dominan, setengah dari lengan
atas)
10. Pengukuran vital sign
11. Lakukan peeriksaan head to too :
12. Kepala dan rambut ( warna rambut, kebersihan, apakah ada benjolan di kepala, nyeri,
kerontokan)
13. Wajah (apakah ada hiperpigmentasi pada palpebra, cloasma gravidarum, sianosis,
oedema).
14. Mata, sclera (apakah icterus/tidak) konjungtiva (apakah anemis/an anemis), apakah ada
kelainan
15. Telinga (kebersihan, apakah ada ganguan pendengaran, terlihat masa)
16. Hidung (kebersihan;septum; sekret)
17. Mulut (bibir sianosis/tidak, anemis/tidak, kelembapan mukosa, kebersihan mulut,
stomatitis/sariawan, karies gigi, perdarahan gusi)
18. Leher (apakah terdapat hiperpigmentasi, pembesaran kelenjar tyroid, kelenjar getah
bening, vena jugularis, nyeri menelan
19. Axilla di palpasi apakah ada benjolan, nyeri tekan
20. Jantung dan paru (auskultasi denyut jantung teratur;, paru-paru)
21. Payudara (inspeksi Payudara yaitu pembesaran, simetris/tidak, kondisi puting
menonjol/tidak, areola adakah hyperpigmentasi, palpasi benjolan, rasa nyeri,
22. Abdomen: Inspeksi luka bekas operasi, linea alba/linea nigra, striae
alba/nigra, pembesaran perut (sesuai dengan umur kehamilan), Atur kaki ibu sedikit
ditekuk (fleksi 45°) Menggosok kedua tangan agar hangat dan sesuai suhu ibu. Gunakan
telapak tangan untuk palpasi bukan jari,
23. Leopold I
Bertujuan untuk mengetahui TFU dan bagian janin yang ada di fundus
a. Petugas berdiri sebelah kanan ibu menghadap ke arah ibu.
b. Membawa / mengumpulkan rahim kearah tengah dengan kedua tangan dari samping
umbilical.
c. Kedua tangan meraba bagian fundus kemudian menentukan TFU
d. Pengukuran tinggi fundus uteri
a. Letakkan ujung alat ukur (meteran) di bagian atas simfisis pubis.
b. Ukur sepanjang garis tengah fundus uteri hingga batas atas mengikuti kurve fundus
(atau tanpa mengikuti kurve fundus bagian atas).
c. Tentukan tinggi fundus uteri
e. Meraba bagian apa yang ada di fundus (kepala atau bokong janin).
f. Hasil:
 Apabila kepala janin teraba di bagian fundus, yang akan teraba adalah keras,
bulat dan melenting (seperti mudah digerakkan)
 Apabila bokong janin teraba di bagian fundus, yang akan terasa adalah lunak,
besar, dan tdk melenting
 Apabila posisi janin melintang pada rahim, maka pada Fundus teraba kosong
24. Leopold II
Bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang ada disebelah kanan atau kiri ibu.
a. Kedua tangan pemeriksa berada disebelah kanan dan kiri perut ibu.
b. Ketika memeriksa sebelah kanan, maka tangan kanan menahan perut sebelah kiri
kearah kanan, begitu pula sebaliknya.
c. Tentukan letak punggung janin. Jika teraba rata, ada tahanan maka itu adalah
punggung bayi, jika teraba bagian kecil menonjol, itu adalah bagian kecil janin
(ekstremitas)
d. Hasil:
 Bagian punggung: akan teraba panjang, rata, tidak terputus-putus
 Bagian Ekstremitas : teraba bagian kecil (tangan dan kaki), tidak rata dan
terputus-putus.
25. Leopold III
Bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang ada di bawah uterus dan apakah bagian
janin tersebut sudah masuk PAP (pintu atas panggul)/blm.
a. Tangan kiri menahan fundus, Letakkan tiga ujung jari kedua tangan kanan pada
kedua sisi abdomen klien tepat di atas simfisis
b. Tangan kanan meraba bagian yang ada di bawah uterus. Jika teraba bulat,
melenting, keras, dan dapat digoyangkan, maka itu adalah kepala dan belum
masuk Pintu Atas Panggul (PAP) jika bagian bawah tidak bisa digoyangkan lagi
maka bagian terbawah sudah masuk PAP.
c. Jika bagian bawah tidak ditemukan kedua bagian tersebut maka pertimbangkan
janin dalam letak melintang.
d. Pada letak sungsang/lintang tangan pemeriksa dapat merasakan goyangkan pada
bagian bawah, tanggan kiri merasakan ballottement (pantulan dari kepala janin),
terutama ditemukan pada usia kehamilan 20-28 minggu.
e. Hasil:
 Bagian keras,bulat dan hampir homogen adalah kepala sedangkan tonjolan
yang lunak dan kurang simetris adalah bokong
 Apabila bagian terbawah janin sudah memasuki PAP, maka saat bagian
bawah digoyang, sudah tidak bisa (seperti ada tahanan).

26. Leopold IV
Bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang ada dibagian bawah dan sejauh mana
bagian janin tersebut masuk PAP
a. Kaki ibu diluruskan, Posisi perawat berdiri menghadap kaki ibu
b. Kedua tangan meraba bagian janin yang ada di bawah. Jika teraba kepala
tempatnya kedua tangan di arah yang berlawanan di bagian bawah.
c. Perhatikan sudut yang terbentuk oleh jari-jari, Jika kedua tangan konvergen
(dapat saling bertemu) berarti kepala belum masuk panggul.
d. Jika kedua tangan divergen (tidak saling bertemu) berarti kepala sudah masuk
panggul.
e. Penurunan kepala dinilai dengan: 5/5 (seluruh bagian jari masih meraba kepala,
kepala belum masuk PAP), 1/5 (teraba kepala 1 jari dari lima jari, bagian kepala
yang sudah masuk 4 bagian), dan seterusnya sampai 0/5 (seluruh kepala sudah
masuk PAP)
27. Lakukan penghitungan DJJ
a. Tentukan lokasi untuk mendengarkan DJJ (daerah Punctum maksimum) dengan
memastikan posisi punggung janin.
b. Letakkan fetoskop/doppler di area yang telah ditentukan untuk mendengarkan
DJJ.
c. Nilai Frekuensi (120-140 x/i), irama dan intensitas
28. Lakukan pemeriksaan ekstremitas bawah lihat (apakah ada varices, oedema, reflek hammer)
29. Lakukan pemeriksaan genitalia, tanyakan Pada vulva vagina (apakah ada varices,luka,
kemerahan, nyeri, kelenjar bartolinitis, pengeluaran pervaginam) Pada perineum (apakah bekas
luka, lain-lain) Pada anus (apakah ada haemoroid, lain-lain)
30. Rapihkan alat dan pasien
31. Cuci tangan
32. Terminasi
a. Evaluasi respon pasien
b. Rencana tindak lanjut
c. Kontrak selanjutnya
d. Akhiri kegiatan dan ucapkan salam
33. Dokumentasi
Catat hasil pemeriksaan fisik
34. Sikap
a. Melakukan tindakan dengan sistematis
b. Komunikatif dengan klien
c. Percaya diri
Keterangan :
 Berikan tanda Cheklist pada tindakan yang dilakukan
 Ya = 1 (dilakukan dengan benar)
 Tidak = 0 (tidak dilakukan/dilakukan dengan tidak/kurang benar)

Kriteria Penilaian : Dosen,


 Baik Sekali : 100
 Baik : 81 – 99
 Kurang/TL : ≤ 80
(........................................................)
Jumlah Tindakan yang dilakukan (Ya)
Nilai  x100 
41
34
FORMAT PENILAIAN PENAMPILAN KERJA
PEMERIKSAAN FISIK IBU NIFAS

ASPEK
YANG DINILAI Dilakukan Dilakukan Dilakukan Dilakukan

Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak


1. Pra Interaksi
a. Melakukan identifikasi data sebelumnya,
b. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan :
 Tensimeter
 Stetoscope
 Pen Light
 Reflex Hammer
 Alat tulis
 Sabun antiseptik

2. Tahap orientasi
a. Memberikan salam kepada pasien
b. Menanyakan keadaan pasien saat ini
c. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan kepada pasien

Tahap Kerja :
3. Mencuci tangan
4. Menjaga privasi dan mengatur posisi pasien
5. Lakukan penilaian keadaan umum pasien
6. Lakukan pemeriksaan head to too :
7. Kepala dan rambut ( warna rambut, kebersihan, apakah ada benjolan di kepala, nyeri,
kerontokan)
8. Wajah (apakah ada hiperpigmentasi pada palpebra, cloasma gravidarum, sianosis,
oedema).
9. Mata, sclera (apakah icterus/tidak) konjungtiva (apakah anemis/an anemis), apakah ada
kelainan
10. Telinga (kebersihan, apakah ada ganguan pendengaran, terlihat masa)
11. Hidung (kebersihan;septum; sekret)
12. Mulut (bibir sianosis/tidak, anemis/tidak, kelembapan mukosa, kebersihan mulut,
stomatitis/sariawan, karies gigi, perdarahan gusi)
13. Leher (apakah terdapat hiperpigmentasi, pembesaran kelenjar tyroid, kelenjar getah
bening, vena jugularis, nyeri menelan
14. Axilla di palpasi apakah ada benjolan, nyeri tekan
15. Jantung dan paru (auskultasi denyut jantung teratur;, paru-paru)
16. Payudara (inspeksi Payudara yaitu pembesaran, simetris/tidak, kondisi puting menonjol
(exverted) datar (flat), Masuk kedalam (inverted) areola adakah
hyperpigmentasi, ASI/colustrum sudah keluar, palpasi benjolan, rasa nyeri,
17. Abdomen: Inspeksi luka bekas operasi, linea alba/linea nigra, striae alba/nigra,
18. Pemeriksaan DRA (diastrasis rectus Abdominis)
a. Posisikan Ibu berbaring tanpa bantal
b. Letakkan tangan kanan merapat dibawah umbilikus tengah dengan ujung jari telunjuk
dibawah umbilikus.
c. Minta ibu mengangkat kepala dan meletakkan dagu didada supaya otot abdomen
mengencang
d. Tangan Perawat akan merasakan otot abdominal seperti terpisah anjurkan ibu untuk
mengecilkan perut sehingga jari perawat seperti terjepit diantara 2 otot abdomen.
e. Nilai Lebar dan Panjang DRA
f. Minta ibu menurunkan kepalanya kembali dan rileks.
19. Pemeriksaan Fundus uteri, Periksa TFU (tinggi fundus uteri), kontraksi uterus dan posisi
uterus
20. Pemeriksaan Lochea (nilai warna, jumlah, karakteristik dan bau)
21. Pemeriksaan Genital (apabila ada Episiotomi periksa REEDA)
22.
23. Lakukan pemeriksaan ekstremitas bawah lihat (apakah ada varices, oedema, reflek
hammer, homan sign)
24. Rapihkan alat dan pasien
25. Cuci tangan

26. Terminasi
a. Evaluasi respon pasien
b. Rencana tindak lanjut
c. Kontrak selanjutnya
d. Akhiri kegiatan dan ucapkan salam
27. Dokumentasi
Catat hasil pemeriksaan fisik

28. Sikap
a. Melakukan tindakan dengan sistematis
b. Komunikatif dengan klien
c. Percaya diri

Keterangan :
 Berikan tanda Cheklist pada tindakan yang dilakukan
 Ya = 1 (dilakukan dengan benar)
 Tidak = 0 (tidak dilakukan/dilakukan dengan tidak/kurang benar)

Kriteria Penilaian : Dosen,


 Baik Sekali : 100
 Baik : 81 – 99
 Kurang/TL : ≤ 80
(........................................................)
Jumlah Tindakan yang dilakukan (Ya)
Nilai  x100 
35
28
FORMAT PENILAIAN PENAMPILAN KERJA
KETERAMPILAN : MELAKUKAN PEMASANGAN INFUS

ASPEK
YANG DINILAI Dilakukan Dilakukan Dilakukan Dilakukan Dilakukan Dilakukan

Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak


1. Pra Interaksi
a. Melakukan identifikasi data sebelumnya,
apakah ada riwayat alergi atau penyakit yang
diderita.
b. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan :
 Cairan infuse (kolf)
 Infus set
 Abocath
 Sarung tangan bersih,
 Kapas alcohol
 Tourniquet
 Plester
 Standar infuse
 Bengkok
 Bak spuit
 Perlak pengalas
2. Tahap orientasi
a. Memberikan salam kepada pasien
b. Menanyakan keadaan pasien saat ini
c. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
kepada pasien
d. Meminta pasien/keluarga mengisi informed
consent
Tahap Kerja :
3. Mencuci tangan
4. Memasang sarung tangan bersih
5. Mengatur posisi pasien
6. Cek cairan yang digunakan dengan
menggunakan prinsip 5 benar medikasi, jenis
cairan, warna, kejernihan, tanggal kadaluarsa
7. Buka set infuse
8. Pasang roller klem selang infuse 2-4 cm di bawah
ruang udara. Roller klem dalam posisi “off”
9. Buka segel botol cairan infuse
10. Masukkan ujung set infuse tanpa harus
menyentuh area steril
11. Isi ruang udara dengan cara memijit ruang udara
sehingga terisi 1/3 sampai ½ bagian
12. Buka roller klem dan alirkan cairan infuse sampai
keluar dari ujung selang ke bengkok
13. Periksa adanya udara di sepanjang selang
14. Pasang kembali roller klem dalam kondisi “off”
15. Tutup ujung selang dengan penutupnya atau
dengan menggunakan jarum + penutup spuit lalu
taruh di bak spuit
16. Pasang perlak dan pengalas
17. Pasang tourniquet 10 – 12 cm di atas lokasi
penusukan
18. Minta klien untuk mengepalkan tangannya
19. Pilih vena yang akan ditusukkan (utamakan dari
arah distal
20. Bersihkan area penusukan dengan menggunakan
kapas alcohol dari arah dalam kearah luar
(gerakan sirkular). Jangan menyentuh area yang
telah dibersihkan
21. Tarik kulit kearah distal berlawanan dengan arah
penusukan agar vena semakin terlihat dan tidak
berubah posisi.
22. Jangan menyentuh area steril, Masukan jarum
abocath secara perlahan ke lokasi penusukan
dengan sudut 20-30 sederajat
23. Jika terlihat darah masuk ke dalam keteter
abocath maka mengindikasikan posisi kateter
abocath sudah masuk ke dalam pembuluh darah
vena
24. Tarik jarum abocath perlahan dan stabilisasi
kateter abocath dengan satu tangan
25. Masukkan kateter abocath lebih dalam mengikuti
arah pembuluh darah. Hati – hati terhadap
tindakan ini karena dapat menyebabkan edema
jika pembuluh darah pecah
26. Lepaskan tourniquet
27. Pasang roller klem dalam posisi “on” sehingga
cairan infuse dapatmengalir melalui selang infuse
ke arah pembuluh darah. Teteskan cairan infuse
hanya sebagai maintenance
28. Fiksasi bagian badan kateter abocath dengan
plester hipoalergik seperti posisi pita menyilang
dan tutup dengan IV dressing
29. Tambahkan fiksasi di atas badan kateter abocath
dan Fiksasi juga selang infuse
30. Atur tetesan infuse sesuai kolaborasi dokter
31. Tulis tanggal dan waktu pemasangan infuse.
Tulisan ini dapat ditempelkan di atas kassa infuse
atau selang infuse
32. Rapihkan alat dan pasien
33. Lepaskan sarung tangan
34. Cuci tangan
35. Terminasi
a. Evaluasi respon pasien
b. Rencana tindak lanjut
c. Kontrak selanjutnya
d. Akhiri kegiatan dan ucapkan salam
36. Dokumentasi
a. Catat tanggal dan waktu pemberian infus
b. Catat jenis cairan dan jumlah tetesan infus
c. Catat tipe dan ukuran IV kateter
d. Catat respon pasien
37. Sikap
a. Melakukan tindakan dengan sistematis
b. Komunikatif dengan klien
c. Percaya diri
Keterangan :
 Berikan tanda Cheklist pada tindakan yang dilakukan
 Ya = 1 (dilakukan dengan benar)
 Tidak = 0 (tidak dilakukan/dilakukan dengan tidak/kurang benar)

Kriteria Penilaian : Dosen,


 Baik Sekali : 100
 Baik : 81 – 99
 Kurang/TL : ≤ 80

Nilai = Jumlah Tindakan yang Dilakukan (Ya) X 100

37 (........................................................)
FORMAT PENILAIAN PENAMPILAN KERJA
KETERAMPILAN : PERAWATAN LUKA

ASPEK
YANG DINILAI Dilakukan Dilakukan Dilakukan Dilakukan Dilakukan Dilakukan

Ya Tida Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tida


k k
1. PRA INTERAKSI
a. Persiapan Alat
 Sarung tangan bersih
 Sarung Tangan Steril
 Set balutan steril : pinset anatomi 2, pinset
chirurgis 1, kom, gunting tajam tumpul
 Plester / hypafix
 Kasa steril, depper steril
 Bengkok
 Cairan pembersih : Na Cl 0.9%
 Antiseptic jika perlu
 Pinset anatomi bersih 1,
 perlak kecil
 Pengalas kecil
 Gunting Perban
 Sufratulle
2. Tahap orientasi
a. Memberikan salam kepada pasien
b. Menanyakan keadaan pasien saat ini
c. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
kepada pasien
d. Meminta pasien/keluarga mengisi informed
consent
Tahap Kerja
3. Membaca Basmallah
4. Mencuci tangan
5. Mempersiapkan alat
6. Menjaga privacy klien
7. Memakai sarung tangan bersih
8. Mengkaji kondisi luka (lokasi, ukuran, nyeri,
kondisi luka)
9. Mengatur posisi klien sesuai dengan lokasi luka
10. Memasang pengalas di bawah area luka
11. Membuka balutan dengan pinset bersih, dan
kassa bersih yang dibasahi dengan NaCl 0,9%,
menuangkan cairan fisiologis bila perlu
12. Sisakan I kassa diatas luka
13. Lepaskan sarung tangan bersih, dan letakkan
pinset di bengkok
14. Membuka set ganti balutan dengan
memperhatikan tehnik aseptic
15. Memakai sarung tangan steril dan pasang pada
tangan yang dominan
16. Atur alat set ganti balutan, siapkan kassa steril,
deppers sesuai dengan kebutuhan, tuangkan NaCl
0.9% pada kom, dan siapkan sufratule
17. Pasang sarung tangan steril sebelah kiri.
18. Siapkan kassa yang sudah diperas dengan NaCl
0,9% dengan menggunakan 2 pinset steril ,
sisihkan pinset steril.
19. Angkat Kassa dan sufratul yang menempel pada
luka dengan pinset steril yang bukan untuk
memeras kassa.
20. Bersihkan luka dengan kassa yang sudah diperas
dengan NaCl 0.9%
21. Mengerikan luka dengan kasa kering
22. Membalut luka sesuai dengan kondisi luka
23. Menutup luka dengan sufratul dan kassa sterill
24. Merapihkan alat, Melepaskan sarung tangan
25. Mengembalikan klien ke posisi nyaman
26. Mencuci tangan
27. Terminasi
a. Evaluasi respon pasien
b. Rencana tindak lanjut
c. Kontrak selanjutnya
d. Akhiri kegiatan dan ucapkan salam
28. Dokumentasi
a. Catat tanggal dan waktu ganti balutan
b. Catat tanda-tanda inflamasi bila ditemukan
c. Catat respon pasien

29. Sikap
a. Melakukan tindakan dengan sistematis
b. Komunikatif dengan klien
c. Percaya diri
Keterangan :
 Berikan tanda Cheklist pada tindakan yang dilakukan
 Ya = 1 (dilakukan dengan benar)
 Tidak = 0 (tidak dilakukan/dilakukan dengan tidak/kurang benar)

Kriteria Penilaian :
 Baik Sekali : 100
 Baik : 81 – 99 Dosen,
 Kurang/TL : ≤ 80

Nilai = Jumlah Tindakan yang Dilakukan (Ya) X 100

29
(........................................................)
FORMAT PENILAIAN PENAMPILAN KERJA
KETERAMPILAN : MEMBERIKAN OKSIGEN MELALUI NASAL KANUL

ASPEK
YANG DINILAI Dilakukan Dilakukan Dilakukan Dilakukan Dilakukan Dilakukan

Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak


1. Pra Interaksi
a. Melakukan identifikasi data sebelumnya,
apakah ada riwayat alergi atau penyakit yang
diderita.
b. Mencuci Tangan
c. Persiapan Alat
 Tabung oksigen lengkap dengan
manometer, cek isi oksigen, dan sarung
tabung oksigen
 Flow meter (pengukur aliran)
 Humidifier (yang sudah diisi dengan
aquadest)
 Selang Oksigen
 Nasal kanule
 Tanda “dilarang merokok”
2. Tahap orientasi
a. Memberikan salam kepada pasien
b. Menanyakan keadaan pasien saat ini
c. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
kepada pasien
d. Jaga privacy klien

Tahap Kerja :
3. Mengucapkan Basmallah
4. Mencuci tangan
5. Memasang sarung tangan bersih
6. Mengatur posisi pasien
7. Sambung kanule ke selang oksigen dari
humidifier
8. Putar tombol flow meter sampai kecepatan yang
diprogramkan dan mencoba cek aliran pada kulit
punggung tangan pada ujung selang.
9. Masukan cabang kanule ke dalam lubang hidung
± 1 – 2 cm dan kaitkan tali dibelakang telingan
pasien , lalu rapatkan pengatur selang oksigen
dibawah dagu pasien
10. Minta pasien untuk setiap menarik napas melalui
hidung
11. Menanyakan kepada pasien apakah sesaknya
berkurang / tidak
12. Mengobservasi status pernapasan pasien
13. Memberitahu pasien bahwa tindakan sudah
selesai
14. Rapihkan alan dan pasien
15. Lepaskan sarung tangan
16. Menjelaskan pada pasien dan keluarga :
a. Tidak boleh merokok di lingkungan pasien
b. Tidak boleh mengubah flow meter
c. Segera lapor jika ada reaksi sesak bertambah
/pasien gelisah
17. Terminasi
a. Evaluasi respon pasien
b. Rencana tindak lanjut
c. Kontrak selanjutnya
d. Akhiri kegiatan dan ucapkan salam
18. Dokumentasi
a. Catat Jenis pemasangan oksigen
b. Catat berapa liter /menit
c. Catat respon pasien
19. Sikap
a. Melakukan tindakan dengan sistematis
b. Komunikatif dengan pasien
c. Percaya diri
Keterangan
 Berikan tanda Cheklist pada tindakan yang dilakukan
 Ya = 1 (dilakukan dengan benar)
 Tidak = 0 (tidak dilakukan/dilakukan dengan tidak/kurang benar)

Kriteria Penilaian : Dosen,


 Baik Sekali : 100
 Baik : 81 – 99
 Kurang/TL : ≤ 80
(........................................................)
Jumlah Tindakan yang dilakukan (Ya)
Nilai  x100 
19
FORMAT PENILAIAN PENAMPILAN KERJA
KETERAMPILAN : PEMBERIAN NEBULIZER

ASPEK
YANG DINILAI Dilakukan Dilakukan Dilakukan Dilakukan Dilakukan Dilakukan

Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak


1. Pra Interaksi
a. Melakukan identifikasi data sebelumnya,
apakah ada riwayat alergi atau penyakit yang
diderita.
b. Mencuci Tangan
c. Persiapan alat
 Mesin Nebulizer
 Selang penghubung ke nebulizer
 Masker sungkup nebulizer (masker yang
terdapat tabung kecil untuk menampung
obat nebulizer)
 Spuit 5 cc dalam bak spuit
 Cairan NaCl 0,9 %
 Obat – obat nebulizer
 Sarung tangan bersih
 Bengkok
 Tissue
2. Tahap orientasi
a. Memberikan salam kepada pasien
b. Validasi pasien pada gelang identitas
c. Menanyakan keadaan pasien saat ini
d. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
kepada pasien
e. Jaga privacy pasien
Tahap Kerja :
3. Mengucapkan Basmallah
4. Cuci tangan
5. Pakai sarung tangan bersih
6. Posisikan pasien semifowler
7. Masukkan obat ke dalam tabung nebulizer
8. Tambahkan larutan NaCl 0,9 % dalam nebulizer
sesuai dengan kebutuhan
9. Sambungkan selang pada nebulizer
10. Pasang masker sungkup ke hidung pasien
11. Tekan power On pada mesin nebulizer, cek
keluarnya uap obat melalui masker dan Atur
aliran pelan – pelan.
12. Latih klien tehnik nafas dan hirup obat
13. Anjurkan klien menghirup obat dalam nebulizer
14. Observasi keadaan klien selama terapi
15. Beritahu klien jika tindakan telah selesai dan
evaluasi hasil pemberian nebulizer
16. Matikan tombol power off dan rapihkan alat dan
pasien
17. Lepaskan sarung tangan
18. Cuci tangan
19. Terminasi
a. Evaluasi respon pasien
b. Rencana tindak lanjut
c. Kontrak selanjutnya
d. Akhiri kegiatan dan ucapkan salam
20. Dokumentasi
a. Catat tanggal dan waktu tindakan
b. Catat Jenis obat dan dosis inhalasi
c. Catat respon pasien

21. Sikap
a. Melakukan tindakan dengan sistematis
b. Komunikatif dengan klien
c. Percaya diri
Keterangan
 Berikan tanda Cheklist pada tindakan yang dilakukan
 Ya = 1 (dilakukan dengan benar)
 Tidak = 0 (tidak dilakukan/dilakukan dengan tidak/kurang benar)

Kriteria Penilaian : Dosen,


 Baik Sekali : 100
 Baik : 81 – 99
 Kurang/TL : ≤ 80
(........................................................)
Jumlah Tindakan yang dilakukan (Ya)
Nilai  x100 
32
21
FORMAT PENILAIAN PENAMPILAN KERJA

PROSEDUR PEMERIKSAAN FISIK

NO ASPEK YANG DINILAI Dilakukan Dilakukan Dilakukan Dilakukan Dilakukan

Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak

A. TAHAP PRE INTERAKSI


1 Baca status dan data pasien untuk memastikan keadaan pasien dan
mengetahui riwayat kesehatan
2 SIAPKAN PERALATAN
a. Handscoen
b. Kapas atau kasa untuk membersihkan luka
c. Stetoskop
d. Larutan antiseptic
e. Spatel lidah
f. Penlight
g. Garpu tala
h. Snellen Chart
i. Thermometer
j. Spignomanometer
k. Metline
Siapkan konsep head to toe, meliputi :
 Rambut dan kuku
 Kepala meliputi: mata, hidung, telinga dan mulut
 Leher : posisi dan gerakan trachea, JVP
 Dada : jantung dan paru
 Abdomen: pemeriksaan dangkal dan dalam
 Genetalia
 Kekuatan otot /musculoskeletal
 Integumen
 Neurologi

B TAHAP INTERAKSI
TAHAP ORIENTASI
3 Beri salam, panggil pasien sesuai dengan namanya dan perkenalkan
nama perawat
4 Validasi pasien pada gelang identitas
5 Tanyakan keluhan pasien saat ini
6 Jelaskan Prosedur yang akan dilakukan
7 Jelaskan tujuan tindakan yang dilakukan
8 Beri kesempatan pasien untuk bertanya
10 Tutup sampiran/jaga privasi pasien
TAHAP KERJA
11 Mengucapkan Basmalah
12 Menilai Tingkat Kesadaran
Kaji tingkat kesadaran subyekif
Kaji tingkat kesadaran berdasarkan nilai GCS
13 Menilai Penampilan Umum
a. Identifikasi status penampilan kesehatan : sakit ringan, sedang
atau berat
b. Identifikasi warna kulit
c. Ukur tinggi badan (dalam cm) dan bentuk tubuh (tinggi atau
pendek)
d. Ukur berat badan (dalam kg) dan bentuk badan (kurus, gemuk
atau sedang)
e. Identifikasi ekspresi wajah : adakah tanda – tanda
sterss,senang, dll
f. Identifikasi gaya berjalan dan keseimbangan
g. Identifikasi cara bicara
h. Identifikasi cara berpakaian dan berhias
i. Identifikasi kebersihan secara umum
j. Identifikasi adanya bau badan dan mulut
14 Mengukur tanda – tanda vital
a. Ukur suhu tubuh
b. Hitung pernafasan dalam 1 menit
c. Hitung nadi dalam 1 menit
d. Ukur tekanan darah

15 PEMERIKSAAN KEPALA,
Tujuan:
o Untuk mengetahui bentuk dan fungsi kepala
o Untuk mengetahui luka dan kelainan pada kepala
Tindakan:
Inspeksi = Lihat kesimetrisan wajah jika, muka ka.ki berbeda atau
misal lebih condong ke kanan atau ke kiri itu menunjukan
ada parese/kelumpuhan, contoh: pada pasien SH. Amati
keadaan kulit kepala: lesi, perdarahan, benjolan/massa,
kebersihan dan bau.
Palpasi = Cari adanya luka, tonjolan patologik, dan respon nyeri
dengan menekan kepala sesuai kebutuhan.

16 PEMERIKSAAN RAMBUT
Tujuan:
o Untuk menbetahui warna, tekstur dan percabangan pada
rambut
o Untuk mengetahui mudah rontok dan kotor
Tindakan:
I = disribusi rambut merata atau tidak, kotor atau tidak, bercabang
P = mudah rontok/tidak, tekstur: kasar/halus
17 PEMERIKSAAN MATA
Tujuan:
o Untuk mengetahui bentuk dan fungsi mata (medan
pengelihatan, visus dan otot-otot mata)
o Untuk mengetahui adanya kelainan atau peradangan pada
mata
Tindakan:
I = Kelopak mata ada radang atau tidak, simetris ka.ki atau tidak,
reflek kedip baik/tidak, konjungtiva dan sclera: merah/konjungtivitis,
ikterik/indikasi hiperbilirubin/gangguan pada hepar, pupil: isokor
ka,ki (normal), miosis/mengecil, pin point/sangat kecil (suspek
SOL), medriasis/melebar/dilatasi (pada pasien sudah meninggal)
Inspeksi gerakan mata:
- Anjurkkan pasien untuk melihat lurus ke depan
- Amati adanya nistagmus/gerakan bola mata
ritmis(cepat/lambat)
- Amati apakah kedua mata memandang ke depan atau ada
yang deviasi
- Beritahu pasien untuk memandang dan mengikuti jari anda,
dan jaga posisi kepala pasien tetap, lalu gerakkan jari ke 8
arah untuk mengetahui fungsi otot-otot mata.
Inspeksi medan pengelihatan:
- Berdirilah didepan pasien
- Kaji kedua mata secara terpisah yaitu dengan menutup mata
yang tidak di periksa
- Beritahu pasien untuk melihat lurus ke depan dan
memfokuskan pada satu titik pandang, misal: pasien disuruh
memandang hidung pemeriksa.
- Kemudian ambil benda/ballpoint dan dekatkan kedepan
hidung pemeriksa kemudian tarik atau jauhkan kesamping
ka.ki pasien, suruh pasien mengatakan kapan dan dititik
mana benda mulai tidak terlihat (ingat pasien tidak boleh
melirik untuk hasil akurat).
Pemeriksaan visus mata:
- Siapkkan kartu snllen (dewasa huruf dan anak gambar)
- Atur kursi pasien, dan tuntukan jarak antara kursi dan kartu,
misal 5 meter (sesuai kebijakkan masih ada yang 6 dan 7
meter).
- Atur penerangan yang memadai, agar dapat melihat dengan
jelas.
- Tutup mata yang tidak diperiksa dan bergantian kanan kiri
- Memulai memeriksa dengan menyuruh pasien membaca dari
huruf yang terbesar sampai yang terkecil yang dapat dibaca
dengan jelas oleh pasien.
- Catat hasil pemeriksaan dan tentukan hasil pemeriksaan.
- Misal: hasil visus:
OD (Optik Dekstra/ka): 5/5
Berarti : pada jarak 5 m, mata masih bisa melihat huruf yang
seharusnya dapat dilihat/dibaca pada jarak 5 m
OS (Optik Sinistra/ki) : 5/2
Berarti : pada jarak 5 m, mata masih dapat melihat/membaca yang
seharusnya di baca pada jarak 2 m.
P = Tekan secara ringan untuk mengetahui adanya TIO (tekanan intra
okuler) jika ada peningkatan akan teraba keras (pasien
glaucoma/kerusakan dikus optikus), kaji adanya nyeri tekan.

18 PEMERIKSAAN HIDUNG
Tujuan:
- Untuk mengetahui bentuk dan fungsi hidung
- Untuk mendetahui adanya inflamasi/sinusitis
Tindakan:
I = Apakah hidung simetris, apakah ada inflamasi, apakah ada
secret
P = Apakah ada nyeri tekan, massa
19 PEMERIKSAAN TELINGA
Tujuan:
- Untuk mengetahui keadaan telinga luar, saluran telinga, gendang
telinga
- Untuk mengetahui fungsi pendengaran
Tindakan:
Telinga luar:
I =Daun telinga simetris atau tidak, warna, ukuran, bentuk, kebersihan,
adanya lesi.
P = Tekan daun telinga apakah ada respon nyeri, rasakan kelenturan
kartilago.
Telinga dalam:
Note : Dewasa : Daun telinga ditarik ke atas agar mudah di lihat
Anak : Daun telinga ditarik kebawah
I = Telinga dalam menggunakan otoskop perhatikan memberan timpani
(warna, bentuk) adanya serumen, peradangan dan benda asing,
dan darah
Pemeriksaan pendengaran:
1) Pemeriksaan dengan bisikan
- Mengatur pasien berdiri membelakangi pemeriksa pada
jarak 4-6 m
- Mengistruksikan pada pasien untuk menutup salah satu
telinga yang tidak diperiksa.
- Membisikan suatu bilangan misal “6 atau 5”
- Menyuruh pasien mengulangi apa yang didengar
- Melakukan pemeriksaan telinga yang satu
- Bandingkan kemampuan mendengar telinga ka.ki
2) Pemeriksaan dengan arloji
- Mengatur susasana tenang.
- Pegang sebuah arloji disamping telinga pasien.
- Menyuruh pasien menyatakan apakah mendengar suara
detak arloji.
- Memimndahkan arloji secara berlahan-lahan menjauhi.
telinga dan suruh pasien menyatakan tak mendengar
lagi.
- Normalnya pada jarak 30 cm masih dapat didengar.
3) Pemeriksaan dengan garpu tala:
a. Tes Rinne
- Pegang garpu tala (GT) pada tangkainya dan pukulkan
ketelapak tangan
- Letakkan GT pada prosesus mastoideus pasien
- Menganjurkan pasien mangatakan pada pemeriksa
sewaktu tidak merasakan getaran
- Kemudian angkat GT dengan cepat dan tempatkan
didepan lubang telinga luar jarak 1-2 cm, dengan posisi
parallel dengan daun telinga.
- Mengistrusikan pada pasien apakah masih mendengara
atau tidak.
- Mencatat hasil pemeriksaan
b. Tes Weber
- Pegang GT pada tangkainya dan pukulkan pada telapak
tangan atau jari
- Letakkan tangkai GT di tengah puncak kepala/os.
Frontalis atas.
- Tanayakan pada pasien apakah bunyi terdengar saama
jelas antara telinga ka.ki atau hanya jelas pada satu sisi
saja.
- Mencatat hasil pemeriksaan
c. Tes Swebeck
- Untuk mengetahui membandingkan pendengaran pasien
dengan pemeriksa
- Dekatkan GT pada telinga pasien kemudian dengan cepat
di dekatkan ke telinga pemeriksa.
20 PEMERIKSAAN MULUT DAN FARING
Tujuan:
- Untuk mengetahui bentuk dan kelainan pada mulut
- Untuk mengetahui kebersihan mulut
Tindakan:
I = Amati bibir apa ada klainan kogenital (bibir sumbing), warna,
kesimetrisan, kelembaban, pembengkakkan, lesi.
Amati jumlah dan bentuk gigi, gigi berlubang, warna, plak, dan
kebersihan gigi
Inspeksi mulut dalam dan faring:
- Menyuruh pasien membuka mulut amati mucosa: tekstur,
warna, kelembaban, dan adanya lesi
- Amati lidah tekstur, warna, kelembaban, lesi
- Untuk melihat faring gunakan tongspatel yang sudah
dibungkus kassa steril, kemudian minta pasien menjulurkan
lidah dan berkata “AH” amati ovula/epiglottis simetris tidak
terhadap faring, amati tonsil meradang atau tidak
(tonsillitis/amandel).
P = Pegang dan tekan daerah pipi kemudian rasakan apa ada massa/
tumor, pembengkakkan dan nyeri.
Lakukkan palpasi dasar mulut dengan menggunakkan jari telunjuk
dengan memekai handscond, kemudian suruh pasien mengatakan kata
“EL” sambil menjulurkan lidah, pegang ujung lidah dengan kassa
dan tekan lidah dengan jari telunjuk, posisi ibu jari menahan dagu.
Catat apakah ada respon nyeri pada tindakan tersebut.

21 PEMERIKSAAN LEHER
Tujuan:
- Untuk menentukan struktur integritas leher
- Untuk mengetahui bentuk leher dan organ yang berkaitan
- Untuk memeriksa sistem limfatik
Tindakkan:
I = Amati mengenai bentuk, warna kulit, jaringan parut
Amati adanya pembengkakkan kelenjar tirod/gondok, dan adanya
massa. Amati kesimeterisan leher dari depan, belakang dan
samping ka,ki.
Mintalah pasien untuk mengerakkan leher (fleksi-ektensi ka.ki),
dan merotasi- amati apakah bisa dengan mudah dan apa ada respon
nyeri.
P = Letakkan kedua telapak tangan pada leher pasien, suruh pasien
menelan dan rasakan adanya kelenjar tiroid (kaji ukuran, bentuk,
permukaanya.) Palpasi trachea apakah kedudukkan trachea
simetris atau tidak.
22 PEMERIKSAAN DADA
PARU/PULMONALIS
Tujuan:
- Untuk mengetahui bentuk, kesimetrisan, ekspansi paru
- Untuk mengetahui frekuensi, irama pernafasan
- Untuk mengetahui adanya nyeri tekan, adanya massa,
peradangan, edema, taktil fremitus.
- Untuk mengetahui batas paru dengan organ disekitarnya
- Mendengarkan bunyi paru / adanya sumbatan aliran udara
Tindakkan:
I = Amati kesimetrisan dada ka.ki, amati adanya retraksi interkosta,
amati gerkkan paru. Amati klavikula dan scapula simetris atau
tidak
P = Palpasi ekspansi paru:
- Berdiri di depan pasien dan taruh kedua telapak tangan
pemeriksa di dada dibawah papilla, anjurkan pasien
menarik nafas dalam, rasakkan apakah sama paru ki.ka.
- Berdiri deblakang pasien, taruh telapak tangan pada garis
bawah scapula/setinggi costa ke-10, ibu jari ka.ki di
dekatkan jangan samapai menempel, dan jari-jari di
regangkan lebih kurang 5 cm dari ibu jari. Suruh pasien
kembali menarik nafas dalam dan amati gerkkan ibu jari
ka.ki sama atau tidak.
Palpasi Taktil vremitus posterior dan anterior:
- Meletakkan telapak tangan kanan di belakang dada tepat
pada apex paru/stinggi supra scapula (posisi posterior) .
- Menginstrusikkan pasien untuk mengucapkkan kata
“Sembilan-sembilan” (nada rendah)
- Minta pasien untuk mengulangi mengucapkkan kata
tersebut, sambil pemeriksa mengerakkan ke posisi ka.ki
kemudian kebawah sampai pada basal paru atau setinggi
vertebra thoraxkal ke-12.
- Bandingkan vremitus pada kedua sisi paru
- Bila fremitus redup minta pasien bicara lebih rendah
- Ulangi/lakukkan pada dada anterior
Pe/Perkusi =
- Atur pasien dengan posisi supinasi
- Untuk perkusi anterior dimulai batas clavikula lalu
kebawah sampai intercosta 5 tentukkan batas paru ka.ki
(bunyi paru normal : sonor seluruh lapang paru, batas paru
hepar dan jantung: redup)
- Jika ada edema paru dan efusi plura suara meredup.
Aus/auskultasi =
- Gunakkan diafragma stetoskop untuk dewasa dan bell pada
anak
- Letakkan stetoskop pada interkostalis, menginstruksikkan
pasien untuk nafas pelan kemudian dalam dan dengarkkan
bunyi nafas: vesikuler/wheezing/creckels
JANTUNG/CORDIS
I = Amati denyut apek jantung pada area midsternu lebih kurang 2 cm
disamping bawah xifoideus.
P = Merasakan adanya pulsasi
- Palpasi spasium interkostalis ke-2 kanan untuk
menentukkan area aorta dan spasium interkosta ke-2 kiri
letak pulmonal kiri.
- Palpasi spasium interkostalis ke-5 kiri untuk mengetahui
area trikuspidalis/ventikuler amati adanya pulsasi
- Dari interkosta ke-5 pindah tangan secara lateral 5-7 cm
ke garis midklavicula kiri dimana akan ditemukkan
daerah apical jantung atau PMI ( point of maximal
impuls) temukkan pulsasi kuat pada area ini.
- Untuk mengetahui pulsasi aorta palpasi pada area
epigastika atau dibawah sternum.
Pe =
- Perkusi dari arah lateral ke medial untuk menentukkan
batas jantung bagian kiri,
- Lakukan perkusi dari sebelah kanan ke kiri untuk
mengetahui batas jantung kanan.
- Lakukan dari atas ke bawah untuk mengetahui batas atas
dan bawah jantung
- Bunyi redup menunjukkan organ jantung ada pada daerah
perkusi.
Aus =
- Menganjurkkan pasien bernafas normal dan menahanya
saat ekspirasi selesai
- Dengarkkan suara jantung dengan meletakkan stetoskop
pada interkostalis ke-5 sambil menekan arteri carotis
- Bunyi S1: dengarkan suara “LUB” yaitu bunyi dari
menutupnya katub mitral (bikuspidalis) dan tikuspidalis
pada waktu sistolik.
- Bunyi S2: dengarkan suara “DUB” yaitu bunyi
meutupnya katub semilunaris (aorta dan pulmonalis)
pada saat diastolic.
- Adapun bunyi : S3: gagal jantung “LUB-DUB-CEE…”
S4: pada pasien hipertensi “DEE..-LUB-DUB”.
23 PEMRIKSAAN ABDOMEN
Tujuan:
- Untuk mengetahui bentuk dan gerak-gerakkan perut
- Untuk mendengarkan bunyi pristaltik usus
- Untuk mengetahui respon nyeri tekan pada organ dalam abdomen

Tindakkan:
I = Amati bentuk perut secara umum, warna kulit, adanya retraksi,
penonjolan, adanya ketidak simetrisan, adanya asites.
P = Palpasi ringan: Untuk mengetahui adanya massa dan respon
nyeri tekan letakkan telapak tangan pada abdomen secara
berhimpitan dan tekan secara merata sesuai kuadran.
Palpasi dalam: Untuk mengetahui posisi organ dalam seperi
hepar, ginjal, limpa dengan metode bimanual/2 tangan.
HEPAR:
- Letakkan tangan pemeriksa dengan posisi ujung jari keatas
pada bagian hipokondria kanan, kira;kira pada interkosta ke
11-12
- Tekan saat pasien inhalasi kira-kira sedalam 4-5 cm, rasakan
adanya organ hepar. Kaji hepatomegali.
LIMPA:
- Metode yang digunakkan seperti pada pemeriksaan hapar
- Anjurkan pasien miring kanan dan letakkan tangan pada
bawah interkosta kiri dan minta pasien mengambil nafas
dalam kemudian tekan saat inhalasi tenntukkan adanya limpa.
- Pada orang dewasa normal tidak teraba
RENALIS:
- Untuk palpasi ginjal kanan letakkan tangan pada atas dan
bawah perut setinggi Lumbal 3-4 dibawah kosta kanan.
- Untuk palpasi ginjal kiri letakkan tangan setinggi Lumbal 1-2
di bawah kosta kiri.
- Tekan sedalam 4-5 cm setelah pasien inhalasi jika teraba
adanya ginjal rasakan bentuk, kontur, ukuran, dan respon
nyeri.
24 PEMERIKSAAN GENETALIA
TUJUAN
- Untuk mengetahui adanya lesi
- Untuk mengetahui adanya infeksi (gonorea, shipilis, dll)
- Untuk mengetahui kebersihan genetalia
Tindakkan:
Genetalia laki-laki:
I = Amati penis mengenai kulit, ukuran dan kelainan lain.
Pada penis yang tidak di sirkumsisi buka prepusium dan amati
kepala penis adanya lesi. Amati skrotum apakah ada hernia
inguinal, amati bentuk dan ukuran
P = Tekan dengan lembut batang penis untuk mengetahui adanya
nyeri. Tekan saluran sperma dengan jari dan ibu jari
Genetalia wanita:
I = Inspeksi kuantitas dan penyebaran pubis merata atau tidak.
Amati adanya lesi, eritema, keputihan/candidiasis
P = Tarik lembut labia mayora dengan jari-jari oleh satu tangan
untuk mengetahui keadaan clitoris, selaput dara, orifisium dan
perineum.
25 PEMERIKSAAN REKTUM DAN ANAL
Tujuan:
- Untuk mengetahui kondisi rectum dan anus
- Untuk mengetahui adanya massa pada rectal
- Untuk mengetahui adanya pelebaran vena pada rectal/hemoroid
Tindakkan:
- Posisi pria sims/ berdiri setengah membungkuk, wanita
dengan posisi litotomi/terlentang kaki di angkat dan di topang.
- Inspeksi jaringan perineal dan jaringan
sekitarnya kaji adanya lesi dan ulkus
- Palpasi : ulaskan zat pelumas dan masukkan
jari-jari ke rectal dan rasakan adanya nodul dan atau pelebaran
vena pada rectum.
26 PEMERIKSAAN MUSKULOSKELETAL
Tujuan:
- Untuk memperoleh data dasar tentang otot, tulang dan persendian
- Untuk mengetahui mobilitas, kekuatan otot, dan gangguan-gangguan
pada daerah tertentu.
Tindakkan:
MUSKULI/OTOT:
- Inspeksi mengenai ukuran dan adanya atrofi dan hipertrofi
(ukur dan catat jika ada perbedaan dengan meteran)
- Palpasi pada otot istirahat dan pada saat otot kontraksi untuk
mengetahui adanya kelemahan dan kontraksi tiba-tiba
- Lakukan uji kekuatan otot dengan menyuruh pasien menarik
atau mendorong tangan pemeriksa dan bandingkan tangan
ka.ki
- Amati kekuatan suatu otot dengan memberi penahanan pada
anggota gerak atas dan bawah, suruh pasien menahan tangan
atau kaki sementara pemeriksa menariknya dari yang lemah
sampai yang terkuat amati apakah pasien bisa menahan.
TULANG/OSTIUM:
- Amati kenormalan dan abnormalan susunan tulang
- Palpasi untuk mengetahui adanya nyeri tekan dan
pembengkakka
PERSENDIAAN/ARTICULASI:
- Inspeksi semua persendian untuk mengetahui adanya kelainan
sendi.
- Palpasi persendian apakah ada nyeri tekan
- Kaji range of mosion/rentang gerak (abduksi-aduksi, rotasi,
fleksi-ekstensi, dll)

27 PEMERIKSAAN INTEGUMEN
Tujuan:
- Untuk mengetahui turgor kulit dan tekstur kulit
- Untuk mengetahui adanya lesi atau bekas luka
Tindakan:
I = Inspeksi: lihat ada/tidak adanya lesi, hiperpigmentasi (warna
kehitaman/kecoklatan), tipe (makula, papula, pustula, bula, atau
tumor), warna; edema, dan distribusi rambut kulit.
P = Palpasi: di raba dan tentukan turgor kulit elastic atau tidak,
kelembaban, tekstur : kasar /halus, suhu : akral dingin atau
hangat.
C. Tahap Terminasi
28 Evaluasi hasil kegiatan
29 Kaji respon pasien setelah tindakan, terhadap
keluhan/ketidaknyamanan. Keadaan balutan dan tahap penyembuhan
luka yang terjadi
30 Berikan reinforcement positif pada pasien
31 Buat kontrak untuk pertemuan selanjutnya
32 Akhiri kegiatan dan ucapkan salam
D. Tahap Dokumentasi
33 Dokumentasikan di dalam catatan keperawata :
Temuan abnormal, respon pasien baik subyektif maupun objektif
selama pemeriksaan
KRITERIA PENILAIAN :
Jakarta,……… 20
 Baik Sekali : 100 Penguji
 Cukup baik : 81 – 99
 Kurang/TL : ≤ 80 Nilai = Jumlah Tindakan yang dilakukan (Ya) x 100%
33
FORMAT PENILAIAN PENAMPILAN KERJA
KETERAMPILAN : MENYUNTIK MELALUI INTRACUTAN/ IC

ASPEK
YANG DINILAI Dilakukan Dilakukan Dilakukan Dilakukan Dilakukan Dilakukan

Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak


1. Pra Interaksi
a. Melakukan identifikasi data sebelumnya,
apakah ada riwayat alergi atau penyakit
yang diderita.
b. Menyiapkan alat dan bahan yang
dibutuhkan :
 Spuit dan jarum steril (Spuit 1 ml,
disposable)
 Kapas alcohol secukupnya
 Obat (dalam vial / ampul)
 Catatan medikasi
 Sarung tangan bersih
 Gergaji ampul / kassa
 Bak spuit
 Bengkok
 Aquadest
 Perlak pengalas
2. Tahap orientasi
a. Memberikan salam kepada pasien
b. Menanyakan keadaan pasien saat ini
c. Periksa pita/gelang identifikasi klien dan
tanyakan nama klien.
d. Menjelaskan tujuan dan prosedur
tindakan kepada pasien
e. Meminta pasien/keluarga mengisi
informed consent
Tahap Kerja :
3. Perawat membaca Basmallah
4. Cuci tangan
5. Pakai sarung tangan bersih
6. Cek instruksi obat pasien
7. Menyiapkan obat dengan benar sesuai
instruksi pengobatan (Prinsip 12 Benar
pemberian obat)
8. Kaji terhadap alergi
9. Pasang pengalas
10. Pilih tempat penyuntikan yang tepat. Palpasi
dan periksa tempat penyuntikan terhadap
edema, massa, atau nyeri tekan. Hindari yang
terdapat jaringan parut, memar, lecet, atau
infeksi.
11. Bersihkan tempat suntikan yang dipilih
dengan swab kassa antiseptic dengan arah
melingkar (dalam ke luar) sekitar 5 cm
12. Lepaskan penutup jarum dari spuit
13. Pegang spuit diantara ibu jari dan jari
telunjuk tangan yang dominan
14. Regangkan kedua belah sisi kulit tempat
suntikan dengan tangan non dominan di
daerah yang akan menjadi tempat suntikan
15. Suntikkan obat dalam spuit pada sudut 15
derajat sampai membuat gelembung kecil
16. Cabut jarum dengan cepat dan jangan
memberikan penekanan pada area suntikan
17. Beri tanda lingkaran pada area suntikan
apabila obat yang diberikan berupa antibiotic
19. Ambil pengalas
18. Rapihkan alat dank lien
19. Lepaskan sarung tangan
20. Cuci tangan
21. Perawat membaca hamdallah
22. Terminasi
a. Evaluasi respon pasien
b. Rencana tindak lanjut
c. Kontrak selanjutnya
d. Akhiri kegiatan dan ucapkan salam
23. Dokumentasi
a. Catat tanggal dan waktu pemberian obat
b. Catat dosis obat
c. Catat lokasi pemberian
d. Catat respon pasien
e. Tandatangan perawat
24. Sikap
a. Melakukan tindakan dengan sistematis
b. Komunikatif dengan klien
c. Percaya diri
KETERANGAN
 Berikan tanda Cheklist pada tindakan yang dilakukan
 Ya = 1 (dilakukan dengan benar)
 Tidak = 0 (tidak dilakukan/dilakukan dengan tidak/kurang benar)

KRITERIA PENILAIAN : Dosen,


 Baik Sekali : 100
 Baik : 81 – 99 Nilai = Jumlah Tindakan yang dilakukan (Ya) x 100%
 Kurang/TL : ≤ 80 24
(........................................................)
FORMAT PENILAIAN PENAMPILAN KERJA
KETERAMPILAN : MENYUNTIK MELALUI INTRAVENA

ASPEK
YANG DINILAI Dilakukan Dilakukan Dilakukan Dilakukan Dilakukan Dilakukan
Ya Tida Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tida
k k
1. Pra Interaksi
a. Melakukan identifikasi data sebelumnya,
apakah ada riwayat alergi atau penyakit
yang diderita.
b. Menyiapkan alat dan bahan yang
dibutuhkan :
 Spuit dan jarum steril (sesuai ukuran,
disposable)
 Kapas alcohol secukupnya
 Obat (dalam vial / ampul) sesuai
instruksi
 Catatan medikasi / Buku instruksi
obat pasien
 Sarung tangan bersih
 Gergaji ampul / kassa
 Torniquet 1 buah
 Bak spuit 1 buah
 Bengkok 1 buah
 Aquadest
 Perlak pengalas
2. Tahap orientasi
a. Memberikan salam kepada pasien
b. Menanyakan keadaan pasien saat ini
c. Periksa pita/gelang identifikasi klien dan
tanyakan nama klien.
d. Menjelaskan tujuan dan prosedur
tindakan kepada pasien
e. Meminta pasien/keluarga mengisi
informed consent
Tahap Kerja :
3. Perawat membaca Basmallah
4. Perawat mencuci tangan
5. Gunakan sarung tangan bersih
6. Cek intruksi obat pasien
7. Menyiapkan obat dengan benar sesuai
instruksi pengobatan (12 Benar pemberian
obat)
8. Cek daerah yang akan ditusuk
9. Pasang pengalas dibawah anggota tubuh
yang akan ditusuk
10. Pasang torniquet pada daerah vena ± 5 – 10
cm
11. Cari vena yang terbesar dan penuh
12. Desinfeksi daerah yang akan ditusuk dengan
kapas alcohol dengan arah sirkuler dari
dalam ke luar (± 5 cm)
13. Regangkan kulit pada daerah yang akan
ditusuk
14. Tusuk jarum suntik dengan arah 300 (derajat)
dan mata jarum ke arah atas
15. Aspirasi spuit perlahan dengan cara menarik
plunger ke belakang
16. Buka torniquet dan masukan obat perlahan-
lahan
17. Observasi keadaan pasien selama pemberian
obat
18. Cabut jarum suntik dengan cepat,
meletakkan kapas alcohol tepat dibawah
suntikan dan tekan bekas suntikan
19. Desinfeksi daerah bekas suntikan dengan
kapas alcohol kemudian plester
20. Kembalikan posisi pasien seperti semula
21. Rapikan alat dan klien
22. Lepaskan sarung tangan
23. Perawat cuci tangan
24. Perawat membaca Hamdallah
25. Terminasi
a. Evaluasi respon pasien
b. Rencana tindak lanjut
c. Kontrak selanjutnya
d. Akhiri kegiatan dan ucapkan salam
26. Dokumentasi
a. Catat tanggal dan waktu pemberian obat
b. Catat dosis obat
c. Catat lokasi pemberian
d. Catat respon pasien
e. Tandatangan perawat
27. Sikap
a. Melakukan tindakan dengan sistematis
b. Komunikatif dengan klien
c. Percaya diri
KETERANGAN :
 Berikan tanda Cheklist pada tindakan yang dilakukan
 Ya = 1 (dilakukan dengan benar)
 Tidak = 0 (tidak dilakukan/dilakukan dengan tidak/kurang benar)

KRITERIA PENILAIAN : Dosen,


 Baik Sekali : 100
 Baik : 81 – 99
 Kurang/TL : ≤ 80
(........................................................)
Nilai = Jumlah Tindakan yang dilakukan (Ya) x 100%
27
FORMAT PENILAIAN PENAMPILAN KERJA
KETERAMPILAN : MENYUNTIK MELALUI INTRAMUSKULAR

ASPEK
YANG DINILAI Dilakukan Dilakukan Dilakukan Dilakukan Dilakukan Dilakukan

Ya Tida Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak


k
1. Pra Interaksi
a. Melakukan identifikasi data sebelumnya,
apakah ada riwayat alergi atau penyakit
yang diderita.
b. Menyiapkan alat dan bahan yang
dibutuhkan :
 Spuit dan jarum steril (sesuai ukuran,
disposable)
 Kapas alcohol
 Obat (dalam vial / ampul)
 Catatan medikasi
 Sarung tangan bersih
 Gergaji ampul / kassa
 Bak spuit
 Bengkok
 Aquadest
 Perlak pengalas
2. Tahap orientasi
a. Memberikan salam kepada pasien
b. Menanyakan keadaan pasien saat ini
c. Periksa pita/gelang identifikasi klien dan
tanyakan nama klien.
d. Menjelaskan tujuan dan prosedur
tindakan kepada pasien
e. Meminta pasien/keluarga mengisi
informed consent
Tahap Kerja
3. Perawat membaca Basmallah
4. Perawat mencuci tangan
5. Pasang sarung tangan
6. Cek intruksi obat pasien
7. Menyiapkan obat dengan benar sesuai
instruksi pengobatan (Prinsip 12 Benar
pemberian obat)
8. Pasang perlak pengalas dan dekatkan
bengkok
9. Memilih lokasi penyuntikan yang tepat
10. Meminta klien untuk melemaskan lengan
atau tungkai yang akan dilakukan
penyuntikan
11. Mendesinfeksi area yang dipilih dengan
kapas alcohol dengan cara memutar kearah
luar sekitar 5 cm.
12. Membuka tutup jarum dari spuit
13. Memegang spuit diantara ibu jari dan jari
telunjuk dari tangan yang dominan seperti
memegang anak panah
14. Meregangkan kulit yang akan di suntik
dengan tangan kiri
15. Tusukkan jarum dengan sudut 900 (derajat)
dan mata jarum ke arah atas
16. Aspirasi spuit dengan cara menarik plunger
ke belakang
17. Jika tidak terdapat udara masukan obat
dengan perlahan (bila terdapat darah maka
jarum segera di cabut dan obat diganti)
18. Mencabut jarum dengan cepat sambil
meletakkan kapas alcohol tepat dibawah
suntikan
19. Messase tempat penyuntikan dengan perlahan
20. Membantu klien dengan mendapatkan posisi
yang nyaman.
21. Meletakkan spuit kedalam bengkok
22. Merapihkan alat klien
23. Lepaskan sarung tangan
24. Perawat mencuci tangan
25. Perawat membaca Hamdallah

26. Terminasi
a. Evaluasi respon pasien terhadap obat
dalam 15 sampai 30 menit
b. Rencana tindak lanjut
c. Kontrak selanjutnya
d. Akhiri kegiatan dan ucapkan salam

27. Dokumentasi
a. Catat tanggal dan waktu pemberian obat
b. Catat dosis obat
c. Catat lokasi pemberian
d. Catat respon pasien
e. Tandatangan perawat
28. Sikap
a. Melakukan tindakan dengan sistematis
b. Komunikatif dengan klien
c. Percaya diri
KETERANGAN :
 Berikan tanda Cheklist pada tindakan yang dilakukan
 Ya = 1 (dilakukan dengan benar)
 Tidak = 0 (tidak dilakukan/dilakukan dengan tidak/kurang benar)
KRITERIA PENILAIAN : Dosen,

 Baik Sekali : 100


 Baik : 81 – 99 Nilai = Jumlah Tindakan yang dilakukan (Ya) x 100%
 Kurang/TL : ≤ 80 28 (.............................................)
FORMAT PENILAIAN PENAMPILAN KERJA
KETERAMPILAN : MENYUNTIK MELALUI SUBCUTAN

ASPEK
YANG DINILAI Dilakukan Dilakukan Dilakukan Dilakukan Dilakukan Dilakukan

Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak


1. Pra Interaksi
a. Melakukan identifikasi data sebelumnya,
apakah ada riwayat alergi atau penyakit
yang diderita.
b. Menyiapkan alat dan bahan yang
dibutuhkan :
 Spuit dan jarum steril (sesuai ukuran,
disposable)
 Kapas alcohol
 Obat (dalam vial / ampul)
 Catatan medikasi
 Sarung tangan bersih
 Gergaji ampul / kassa
 Bak spuit
 Bengkok
 Aquadest
 Perlak pengalas
2. Tahap orientasi
a. Memberikan salam kepada pasien
b. Menanyakan keadaan pasien saat ini
c. Periksa pita/gelang identifikasi klien dan
tanyakan nama klien.
d. Menjelaskan tujuan dan prosedur
tindakan kepada pasien
e. Meminta pasien/keluarga mengisi
informed consent
Tahap Kerja
3. Perawat membaca Basmallah
4. Cuci tangan
5. Gunakan sarung tangan bersih
6. Cek instruksi obat pasien
7. Menyiapkan obat dengan benar sesuai
instruksi pengobatan (Prinsip 12 Benar
pemberian obat)
8. Pilih tempat penyuntikan yang tepat. Palpasi
tempat tersebut terhadap edema, massa atau
nyeri tekan.
9. Hindari area yang terdapat jaringan parut,
memar, lecet, atau infeksi. Jangan gunakan
tempat penyuntikan berulang kali. Rotasikan
di dalam satu region anatomi kemudian
pindah ke lokasi anatomi lainnya. Jangan
gunakan kembali tempat suntikan yang
sama di dalam periode 3 minggu
10. Ekspose bagian lengan atau tungkai klien
(tempat dimana suntikan akan diberikan)
11. Bersihkan tempat suntikan yang dipilih
dengan alcohol swab. Pasang swab di
tengah tempat suntikan dan putar kearah
melingkar sekitar 5 cm
12. Lepaskan cap jarum dari spuit dengan
menarik cap lurus
13. Pegang spuit diantara ibu jari dan jari
telunjuk dari tangan yang dominan
14. Lakukan penyuntikan :
 Untuk klien ukuran sedang : dengan
tangan nondominan perawat regangkan
kedua belah sisi kulit tempat suntikan
dengan kuat atau cubit kulit yang akan
menjadi tempat suntikan
 Untuk klien obesitas, cubit kulit pada
tempat suntikan dan suntikan jarum
dibawah lipatan kulit
15. Suntikan jarum dengan cepat dan kuat pada
sudut 45 derajat (kemudian lepaskan cubitan
kulit bila dilakukan).
16. Lakukan aspirasi
17. Cabut jarum dengan cepat sambil meletakan
alcohol swab tepat dibawah suntikan. Jika
menggunakan metode Z – track, tahan agar
jarum tetap ditempat setelah menyuntikan
obat selama 10 detik. Kemudian lepaskan
kulit setelah menarik jarum.
18. Massae tempat suntikan dengan perlahan
kecuali merupakan kontraindikasi seperti
pada penyuntikan heparin
19. Bantu klien mendapatkan posisi yang
nyaman
20. Buang jarum tidak berpenutup dan letakkan
spuit ke dalam tempat yang sudah di beri
label
21. Rapihkan alat dan klien
22. Lepaskan sarung tangan
23. Cuci tangan
24. Perawat membaca hamdallah
25. Terminasi
a. Evaluasi respon pasien terhadap obat
dalam 15 sampai 30 menit
b. Rencana tindak lanjut
c. Kontrak selanjutnya
d. Akhiri kegiatan dan ucapkan salam
26. Dokumentasi
a. Catat tanggal dan waktu pemberian obat
b. Catat dosis obat
c. Catat lokasi pemberian
d. Catat respon pasien
e. Tandatangan perawat
27. Sikap
a. Melakukan tindakan dengan sistematis
b. Komunikatif dengan klien
c. Percaya diri
KETERANGAN :
 Berikan tanda Cheklist pada tindakan yang dilakukan
 Ya = 1 (dilakukan dengan benar)
 Tidak = 0 (tidak dilakukan/dilakukan dengan tidak/kurang benar)

KRITERIA PENILAIAN : Dosen,


 Baik Sekali : 100
 Baik : 81 – 99
 Kurang/TL : ≤ 80
(........................................................)
Nilai = Jumlah Tindakan yang dilakukan (Ya) x 100%
27
FORMAT PENILAIAN PENAMPILAN KERJA
KETERAMPILAN: PEMASANGAN KATETER

ASPEK
YANG DINILAI Dilakukan Dilakukan Dilakukan Dilakukan Dilakukan Dilakukan

Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak


1. Pra Interaksi
a. Melakukan identifikasi data sebelumnya, apakah
ada riwayat alergi atau penyakit pasien.
b. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan :
Bak steril yang berisi :
 1 kom kecil
 Duk bolong
 Pinset anatomis
 Gunting Klem
c. Kateter steril
d. Urine bag dan gantungannya
e. 1 pasang sarung tangan steril
f. 1 pasang sarung tangan bersih
g. Spuit steril ukuran 10cc atau 20cc
h. Cairan steril (aqua destilata) untuk mengisi balon
i. Kom yang berisi kapas cebok
j. Cairan desinfektan
k. Jelly
l. Perlak pengalas
m. Bengkok bersih
n. Selimut ekstra
o. Plester dan gunting
p. Sampiran

2. Tahap Orientasi
a. Memberikan salam kepada pasien
b. Validasi pasien pada gelang identitas
c. Menanyakan keadaan pasien saat ini
d. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan kepada
pasien
e. Meminta pasien/keluarga mengisi informed
consent
f. Jaga privacy pasien
Tahap Kerja:
3. Cuci tangan
4. Membaca Basmallah
5. Pasang sarung tangan bersih
6. Melepaskan pakaian bawah klien dan pasang selimut
klien
7. Memasang perlak (pengalas) pada bagian bawah
tempat tidur dan dekatkan bengkok.
8. Bantu klien untuk posisi: dorsal recumbent (wanita)
atau supine (pria)
9. Meletakkan bengkok di dekat pasien
10. Melakukan vulva atau penis hygiene dengan
menggunakan kapas cebok dan cairan disinfektan.
11. Membuka set steril
12. Mengeluarkan kateter dan spuit dari bungkusnya
kemudian diletakkan dalam area steril.
13. Menuang cairan desinfektan pada kom kecil
14. Melepas sarung tangan bersih dan memakai sarung
tangan steril (tangan dominan / kanan saja)
15. Isi spuit dengan aquadestilata (cairan steril). Spuit di
tangan dominan yang sudah terpasang sarung tangan
steril, sedangkan aquadestilata di tangan non dominan.
Letakkan spuit kembali di area steril
16. Memakai sarung tangan steril untuk tangan non
dominan/kiri
17. Memasang duk bolong steril pada daerah genital
18. Memberi ujung kateter dengan jelly (pelicin) pada
wanita atau memasukkan cylocain Jelly pada laki-laki
19. Buka daerah meatus:
Wanita:
Buka labia mayora dengan jari telunjuk dan ibu jari
tangan kiri perawat (tangan kiri dapat di – on –kan
atau dilapisi dengan kassa steril jika masih mau
dipertahankan kesterilannya) dan bersihkan dengan
tangan kanan yang masih steril dari arah atas ke
bawah 1 x usap
Pria:
Pegang penis dengan sudut 90 derajat. Pegang di
daerah glands penis bawah glands penis dengan ibu
jari dan telunjuk, preputium di tarik ke bawah.
Bersihkan dengan arah melintang dari meatus kea rah
keluar
20. Masukan kateter melalui urethra ke kandung kemih
sampai keluar urin dari ujung kateter yang diletakkan
dalam bengkok steril:
Wanita : 5-7 cm sampai dengan urin keluar
Pria : sampai pangkal percabangan kateter
21. Isi balon dengan aquadestilata (cairan steril), sebanyak
20 cc
22. Menarik sedikit kateter untuk mengecek balon sudah
berfungsi
23. Melepaskan duk bolong
24. Ambil pengalas dari bokong klien
25. Membuka urine bag dan sambung dengan kateter
26. Gantung urin bag dengan posisi lebih rendah dari
vesika urinaria
27. Memfiksasi kateter dengan plester. Laki – laki di
daerah abdomen dan wanita disamping paha
28. Merapihkan alat dan klien
29. Membuka sarung tangan
30. Cuci tangan
31. Terminasi
a. Evaluasi respon pasien
b. Rencana tindak lanjut
c. Kontrak selanjutnya
d. Akhiri kegiatan dan ucapkan salam

32. Dokumentasi
a. Catat tanggal dan waktu pemberian kateter
b. Catat tipe dan ukuran selang kateter
c. Catat respon pasien
33. Sikap
a. Melakukan tindakan dengan sistematis
b. Komunikatif dengan klien
c. Percaya diri

KETERANGAN :
 Berikan tanda Cheklist pada tindakan yang dilakukan
 Ya = 1 (dilakukan dengan benar)
 Tidak = 0 (tidak dilakukan/dilakukan dengan tidak/kurang benar)

KRITERIA PENILAIAN : Dosen,


 Baik Sekali : 100
 Baik : 81 – 99
 Kurang/TL : ≤ 80
(........................................................)
Jumlah Tindakan yang dilakukan (Ya)
Nilai  x100 
4333
FORMAT PENILAIAN PENAMPILAN KERJA
KETERAMPILAN :MELAKUKAN RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP)

ASPEK
YANG DINILAI Dilakukan Dilakukan Dilakukan Dilakukan Dilakukan Dilakukan

Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak


1. Pra Interaksi
a. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan :
 Manikin RJP
 Handscoon
 Hand Sanitizer
2. Tahap orientasi
a. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan kepada
keluarga pasien
b. Meminta pasien/keluarga mengisi informed
consent
TahapKerja :
3. Mencuci tangan
4. Memasang sarung tangan bersih
5. Proteksi diri 3 A
(Aman diri, Aman Lingkungan, aman pasien)
6. Cek Respon
(panggil dan tepuk pundak korban, perhatikan
pernafasan ada/tidak/gasping)
7. Panggil Bantuan Medis dan minta AED
(Berteriak minta bantuan orang sekitar dan
mengaktifkan code blue dan membawa AED segera)
8. Cek nadi karotis dan cek pernafasan
(Raba nadi pada bagian leher dan lihat pergerakan
dinding dada selama 5-10 detik)
9. Resusitasi Jantung Paru / RJP 30:2
( Tindakan kompresi dada sebanyak 30 kali dalam
waktu 15-18 detik, kecepatan 100-120 x/menit dan
kedalaman 5-6 cm) sesuai HQ CPR Ventilasi BVM 2
kali sampai dada mengembang (< 10 detik)
10. Cek Nadi Karotis dan Pernafasan (ROSC)
Setelah beberapa siklus , raba nadi leher samba llihat
pergerakan dinding dada bila pasien ada respon atau
menunjukkan pergerakan spontan (5-10 detik)
11. Rescue Breathing 10-12x/menit (Ventilasi BVM
setiap 5-6 detik)
Lakukan bila pernafasan mash belum adekuat (12-
20x/menit), selama 2 menit dengan cara head tilt chin
lift selama pemberian ventilasi BVM
12. Evaluasi Nadi dan Pernafasan setiap dua menit
Lakukan jika sudah memberikan Rescue Breathing
selama 2 menit/diulang
13. Posisi Pemulihan (recovery position)
Atur posisi pasien menjadi posisi pemulihan jika
pernafasan sudah adekuat
14. Rapihkan alat dan pasien
15. Lepaskan sarung tangan
16. Cuci tangan
17. Dokumentasi
a. Catat Nadi dan Pernafasan pasien
b. Catat respon pasien
18. Sikap
a. Melakukan tindakan dengan sistematis
b. Komunikatif dengan klien
c. Percaya diri
KETERANGAN :
 Berikan tanda Cheklist pada tindakan yang dilakukan
 Ya = 1 (dilakukan dengan benar)
 Tidak = 0 (tidak dilakukan/dilakukan dengan tidak/kurang benar)

KRITERIA PENILAIAN : Dosen,


 Baik Sekali : 100
 Baik : 81 – 99
 Kurang/TL : ≤ 80 (........................................................)

Jumlah Tindakan yang dilakukan (Ya)


Nilai  x100 
23
18

Anda mungkin juga menyukai