Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH KEPERAWATAN KOMUNITAS

“KONSEP DASAR KEPENDUDUKAN & KEPENDUDUKAN DAN


KAITANNYA DENGAN KESEHATAN “

OLEH :

Vira Nur Azizah (1914201148) Divanny putri R (1914201109)


Sandra mayoemi (1914201136) Misdatul putri (19142011
Lily mayyuni (1914201116) Taufik anugrah (19142011
Rika supriyani (1914201132) Viky yolandari (19142011
Dina azman (1914201108) Felly yulita (19142011
Indah wulandari (1914201114) Lara gita fitri (19142011
Berliana syarif (1914201105)

DOSEN PEMBIMBING:

NS.HELMANIS SUCI ,M.KEP

PRODI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ALIFAH
2020/2021

KATA PENGANTAR
Puji syukur kita ucapkan atas Kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kita
berbagai macam nikmat terutama nikmat sehat dan sempat sehingga alhamdulillah
penulis dapat menyelesaikan makalah tentang “KONSEP DASAR
KEPENDUDUKAN & KEPENDUDUKAN DAN KAITANNYA DENGAN
KESEHATAN “

Makalah ini dapat diselesaikan dengan apa adanya dan tepat pada waktunya.
Apabila didalam makalah ini masih terdapat kekeliruan, oleh sebab itu penulis
mengharapkan kritikan dan saran dari Bapak/Ibu Dosen dan Teman-Teman agar
penulis memiliki bahan untuk merefisi makalah ini.

Semoga makalah yang penulis tulis ini dapat memberikan tambahan wawasan
bagi teman-teman mahasiswa keperawatan dan semoga bisa menjadi bahan referensi
untuk pembelajaran kita bersama.

Padang, 15 November 2021

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................

A. Latar Belakang.............................................................................................

B. Rumusan Masalah........................................................................................

C. Tujuan..........................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A.Konsep dasar kependudukan........................................................................

B.Kependudukan dan kaitannya dengan kesehatan..........................................

BAB III PENUTUP


A.Kesimpulan...................................................................................................
B.Saran..............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Indonesia merupakan salah satu di antara sejumlah daftar Negara-negara berkembang


di dunia. Hal yang paling mendasar yang umum dijumpai dalam suatu Negara
berkembang adalah jumlah penduduk yang sangat besar. Indonesia merupakan slah
satu Negara dengan jumlah penduduk yang terbanyak. Hal ini dapat dilihat dari hasil
sensus penduduk yang semakin tahun semakin meningkat. Dalam pengetahuan
tentang kependudukan dikenal sebagai istilah karakteristik penduduk yang
berpengaruh penting terhadap proses demografi dan tingkah laku sosial ekonomi
penduduk.

Dibanding dengan negara-negara yang sedang berkembang lainnya, Indonesia


menempati urutan ketiga dalam jumlah penduduk setelah Cina dan India. Indonesia
merupakan negara yang sedang membangun dengan mempunyai masalah
kependudukan yang sangat serius disertai dengan, yaitu jumlah penduduk yang sangat
besar disertai dengan tingkat pertumbuhan yang relatif tinggi dan persebaran
penduduk yang tidak merata. Jumlah penduduk bukan hanya merupakan modal ,
tetapi juga akan merupakan beban dalam pembangunan. .

Dengan jumlah penduduk yang sangat tinggi tersebut akan melahirkan beragam
masalah dalam kehidupan. Masalah utama yang dihadapi di bidang kependudukan di
Indonesia adalah masih tingginya pertumbuhan penduduk dan kurang seimbangnya
penyebaran dan struktur umur penduduk. Program kependudukan dan keluarga
berencana bertujuan turut serta menciptakan kesejahteraan ekonomi dan sosial bagi
seluruh masyarakat melalui usaha-usaha perencanaan dan pengendalian penduduk.
Dengan demikian diharapkan tercapai keseimbangan yang baik antara jumlah dan
kecepatan pertambahan penduduk dengan perkembangan produksi dan jasa.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari penduduk ?
2. Bagaimana dinamika kependudukan di Indonesia?
3. Faktor-faktor demografi apa yang mempengaruhi laju pertumbuhan penduduk ?
4. Bagaimana konsep transisi demografis dalam konsep kependudukan?

C. TUJUAN

1. Untuk mengetahui pengertian dari penduduk


2. Untuk mengetahui dinamika kependudukan di Indonesia
3. Untuk mengetahui Faktor-faktor demografi yang mempengaruhi laju pertumbuhan
penduduk
4. Untuk mengetahui konsep transisi demografis.

D. MANFAAT
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk memberikan wawasan mengenai
Konsep kependudukan Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PENDUDUK
Penduduk adalah Orang yang secara hukum berhak tinggal di dalam suatu daerah.
Dengan kata lain orang yang mempunyai surat resmi untuk tinggal di daerah tersebut.
Misalkan bukti kewarganegaraan, tetapi memilih tinggal di daerah lain. Dalam
sosiologi, penduduk adalah kumpulan manusia yang menempati wilayah geografi dan
ruang tertentu
Pada hakekatnya, pengertian mengenai penduduk lebih ditekankan pada
komposisi penduduk. Pengertian ini mempunyai arti yang sangat luas, tidak hanya
meliputi pengertian umur, jenis kelamin dan lain-lain, tetapi juga klasifikasi tenaga
kerja dan watak ekonomi, tingkat pendidikan, agama, ciri sosial, dan angka statistik
lainnya yang menyatakan distribusi frekuensi. Penduduk atau warga suatu negara atau
daerah bisa didefinisikan menjadi dua:
1. Orang yang tinggal di daerah tersebut
2. Orang yang secara hukum berhak tinggal di daerah tersebut. Dengan kata lain
orang yang mempunyai surat resmi untuk tinggal di situ. Misalkan bukti
kewarganegaraan, tetapi memilih tinggal di daerah lain.
Ilmu yang mempelajari tentang masalah kependudukan adalah Demografi. Istilah
Demografi pertama sekali ditemukan oleh Achille Guillard.
John Graunt adalah seorang pedagang di London yang menganalisis data kalahiran
dan kematian, migrasi dan perkawinan yang berkaitan dalam proses pertumbuhan
penduduk. Sehinnga John Graunt dianggap sebagai bapak Demografi.
Masalah-masalah kependudukan dipelajari dalam ilmu demografi. Berbagai aspek
perilaku manusia dipelajari dalam sosiologi, ekonimi, dan geografi. Demografi
banyak digunakan dalam pemasaran, yang berhubungan erat dengan unit-unit
ekonomi, seperti pengencer hingga pelanggan potensial. Kependudukan atau
demografi adalah ilmu yang mempelajari dianmika kependudukan manusia. Meliputi
didalamnya ukuran, struktur, dan distribusi penduduk, serta bagaimana jumlah
penduduk setiap waktu akibat kelahiran, kematian, migrasi, serta penuaan. Analisis
kependudukan dapat merujuk masyarakat secara keseluruhan atau kelompok tertentu
yang didasarkan kriteria seperti pendidikan, kewarganegaraan, agama, atau etnisitas
tertentu.
B. DINAMIKA KEPENDUDUKAN
Dinamika kependudukan adalah perubahan kependudukan untuk suatu daerah
tertentu dari waktu ke waktu. pertumbuhan penduduk akan selalu dikaitkan dengan
tingkat kelahiran, kematian dan perpindahan penduduk atau migrasi baik perpindahan
ke luar maupun ke luar. Pertumbuhan penduduk adalah peningkatan atau penurunan
jumlah penduduk suatu daerah dari waktu ke waktu.
Pertumbuhan penduduk yang minus berarti jumlah penduduk yang ada pada suatu
daerah mengalami penurunan yang bisa disebabkan oleh banyak hal. Pertumbuhan
penduduk meningkat jika jumlah kelahiran dan perpindahan penduduk dari luar
ke dalam lebih besar dari jumlah kematian dan perpindahan penduduk dari dalam ke
luar.
Dinamika kependudukan adalah perubahan penduduk. Perubahan tersebut selalu
terjadi dan dalam Undang-Undang No. 10 Tahun 1992 Tentang ´Perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera disebut sebagai Perkembangan
Kependudukan. Perkembangan kependudukan terjadi akibat adanya perubahan yang
terjadi secara mauoun karena perilaku yang terkait dengan upaya memenuhi
kebutuhannya. Perubahan alami tersebut adalah karena kematian dan kelahiran.
Sedangkan yang terkait dengan upaya pemenuhan kebutuhan adalah migrasi atau
pindahan tempat tinggal.
Setiap perubahan yang diakibatkan salah satu faktor perubahan penduduk tersebut
akan berdampak pada keseluruhan, misalnya jumlah menurut umur penduduk dan
jenis kelamin penduduk. Hal-hal yang diperlukan dalam pengukuran dinamika
kependudukan adalah :
1. Indikator
Indikator diperlukan untuk mengetahui dan mempelajari dengan tepat berbagai
keadaan atau perubahan yang terjadi pada penduduk disuatu negara. Indikator dalam
demografi terdiri dari beberapa hal, yaitu :
a. Jumlah penduduk
b. Komposisi penduduk menurut jenis kelamin, umur, suku bangsa, pendidikan,
agama, pekejaan, dan lain-lain
c. Proses demografi yang mempengaruhi jumlah dan komposisi penduduk
2. Parameter
Ukuran atau satuan yang memberikan penilaian kuantitatif. Ada dua macam
pengukuran, yaitu :
a. Angka Absolut
b. Angka Relatif
Dinamika kependudukan menjelaskan bahwa di samping jumlah absolutnya yang
tetap tinggi, persoalan kependudukan di Indonesia meliputi persebaran serta kualitas
penduduk dipandang dari sudut sumberdaya manusia secara keseluruhan.
Pemahaman terhadap dinamika penduduk sangat penting dalam demografi. Manfaat
dari memahami dinamika penduduk adalah sebagai berikut.
1) Mengetahui jumlah penduduk pada suatu waktu dan wilayah tertentu.
2) Memahami perkembangan dari keadaan dahulu, sekarang dan perkiraan yang akan
datang.
3) Mempelajari hubungan sebab akibat keadaan penduduk dengan aspek kehidupan
lain misalnya ekonomi, pendidikan, sosial, kesehatan dan lain-lain.
4) Merancang antisipasi menghadapi perkembangan kependudukan yang terjadi baik
hal yang menguntungkan maupun merugikan.

C. FAKTOR-FAKTOR DEMOGRAFIK YANG MEMPENGARUHI LAJU


PERTUMBUHAN PENDUDUK
1. ANGKA KELAHIRAN (fertilitas)
Fertilitas dalam pengertian demografi adalah kemampuan seorang wanita secara riil
untuk melahirkan yang diwujudkan dalam jumlah bayi yang senyatanya dilahirkan.
Tinggi rendahnya kelahiran erat hubungannya dan tergantung Pada struktur umur,
banyaknya kelahiran, banyaknya perkawinan, penggunaan alat kontrasepsi, aborsi,
tingkat pendidikan, status pekerjaan, serta pembangunan.

Beberapa fertilitas yang sering digunakan adalah :


1) Angka kelahiran kasar (Crude Birth Rate)
Angka kelahiran kasar adalah angka yang menunjukkan jumlah kelahiran
pertahun di satu tempat per seribu penduduk.
CBR dapat dihitung dengan rumus berikut ini.

Keterangan :
Cbr : crude birth rate (angka kelahiran kasar)
L : jumlah kelahiran selama 1 tahun
P : jumlah penduduk pada pertengahan tahun
1.000 : konstanta
Kriteria angka kelahiran kasar (cbr) di bedakan menjadi tiga macam.
– cbr 30, termasuk kriteria tinggi

2) Angka kelahiran khusus (age specific birth rate/asbr)


Angka kelahiran khusus yaitu angka yang menunjukkan banyaknya kelahiran bayi
setiap 1.000 penduduk wanita pada kelompok umur tertentu. asbr dapat dihitung
dengan rumus berikut ini.

keterangan :
– asbr: angka kelahiran khusus
– li : jumlah kelahiran dari wanita pada kelompok umur tertentu
– pi : jumlah penduduk wanita umur tertentu pada pertengahan tahun
1.000 : konstanta
3) angka kelahiran umum (general fertility rate/gfr)
Angka kelahiran umum yaitu angka yang menunjukkan banyaknya kelahiran setiap
1.000 wanita yang berusia 15 – 49 tahun dalam satu tahun. gfr dapat dihitung dengan
menggunakan rumus berikut ini.

keterangan :
gfr = angka kelahiran umum
l = jumlah kelahiran selama satu tahun
w(15 – 49) = jumlah penduduk wanita umur 15 – 49 tahun pada pertengahan tahun.
1.000 = konstanta besar kecilnya angka kelahiran (natalitas) dipengaruhi oleh
beberapa faktor.
Berikut ini faktor pendorong dan faktor penghambat kelahiran.
A. faktor pendorong kelahiran (pronatalitas)
1) anggapan bahwa banyak anak banyak rezeki.
2) sifat alami manusia yang ingin melanjutkan keturunan.
3) pernikahan usia dini (usia muda).
4) adanya anggapan bahwa anak laki-laki lebih tinggi nilainya, jika dibandingkan
dengan anak perempuan, sehingga bagi keluarga yang belum memiliki anak laki-laki
akan berusaha untuk mempunyai anak laki-laki.
5) adanya penilaian yang tinggi terhadap anak, sehingga bagi keluarga yang belum
memiliki anak akan berupaya bagaimana supaya memiliki anak.
B. Faktor penghambat kelahiran (antinatalitas)
1) adanya program keluarga berencana (kb).
2) kemajuan di bidang iptek dan obat-obatan.
3) adanya peraturan pemerintah tentang pembatasan tunjungan anak bagi pns.
4) adanya uu perkawinan yang membatasi dan mengatur usia pernikahan.
5) penundaan usia pernikahan karena alasan ekonomi, pendidikan dan karir.
6) adanya perasaan malu bila memiliki banyak anak
2. ANGKA KEMATIAN (MORTALITAS)
Angka kematian dibedakan menjadi tiga macam yaitu angka kematian kasar, angka
kematian khusus, dan angka kematian bayi.
a. Angka kematian kasar (crude death rate/cdr)
Aangka kematian kasar yaitu angka yang menunjukkan banyaknya kematian setiap
1.000 penduduk dalam waktu satu tahun. cbr dapat dihitung dengan menggunakan
rumus berikut ini.

keterangan :
asdr = angka kematian kasar
m = jumlah kematian selama satu tahun
p = jumlah penduduk pertengahan tahun
1.000 = konstanta
kriteria angka kematian kasar (cdr) dibedakan menjadi tiga macam.
– cdr kurang dari 10, termasuk kriteria rendah
– cdr antara 10 – 20, termasuk kriteria sedang
cdr lebih dari 20, termasuk kriteria tinggi
b. Angka kematian khusus (age specific death rate/asdr)
Angka kematian khusus yaitu angka yang menunjukkan banyaknya kematian setiap
1.000 penduduk pada golongan umur tertentu dalam waktu satu tahun. asdr dapat
dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini.

Keterangan :
Asdr = angka kematian khusus
Mi = jumlah kematian pada kelompok umur tertentu
Pi = jumlah penduduk pada kelompok tertentu
1.00 = konstanta
c. Angka kematian bayi (infant mortality rate/imr)
Angka kematian bayi yaitu angka yang menunjukkan banyaknya kematian bayi (anak
yang umurnya di bawah satu tahun) setiap 1.000 kelahiran bayi hidup dalam satu
tahun.
Tinggi rendahnya angka kematian penduduk dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu
faktor pendorong dan faktor penghambat.
1) faktor pendorong kematian (promortalitas)
(a) adanya wabah penyakit seperti demam berdarah, flu burung dan sebagainya.
(b) adanya bencana alam seperti gempa bumi, tsunami, banjir dan sebagainya.
(c) kesehatan serta pemenuhan gizi penduduk yang rendah.
(d) adanya peperangan, kecelakaan, dan sebagainya.
(e) tingkat pencemaran yang tinggi sehingga lingkungan tidak sehat.
2) faktor penghambat kematian (antimortalitas)
(a) tingkat kesehatan dan pemenuhan gizi masyarakat yang sudah baik.
(b) negara dalam keadaan aman dan tidak terjadi peperangan.
(c) adanya kemajuan iptek di bidang kedokteran sehingga berbagai macam penyakit
dapat diobati.
(d) adanya pemahaman agama yang kuat oleh masyarakat sehingga tidak melakukan
tindakan bunuh diri atau membunuh orang lain, karena ajaran agama melarang hal
tersebut.
3. MIGRASI
Migrasi merupakan salah satu faktor yang memengaruhi angka pertumbuhan
penduduk. Migrasi adalah perpindahan penduduk. Orang dikatakan telah melakukan
migrasi apabila orang tersebut telah melewati batas administrasi wilayah lain.
Jenis-jenis migrasi
a. Transmigrasi; Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu daerah untuk
menetap ke daerah lain di dalam wilayah republik indonesia.
b. Urbanisasi; Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota besar
c. Emigrasi; perpindahan penduduk dari dalam negeri kemudian menetap di luar
negeri.
d. Imigrasi; Perpindahan penduduk dari luar negeri dan menetap di dalam negeri.
e. Re-emigrasi (kembali ke tempat asal)
1) migrasi keluar adalah keluarnya penduduk dari suatu wilayah menuju wilayah lain
dan bertujuan untuk menetap di wilayah yang didatangi.
2) migrasi masuk adalah masuknya penduduk dari wilayah lain ke suatu wilayah
dengan tujuan menetap di wilayah tujuan. Migrasi keluar adalah orang yang
melakukan migrasi ditinjau dari daerah asalnya, sedangkan migrasi masuk adalah
orang yang melakukan migrasi ditinjau dari daerah tujuannya.
Migran menurut dimensi waktu adalah orang yang berpindah ketempat lain dengan
tujuan untuk menetap dalam waktu 6 bulan atau lebih. Terdapat beberapa kriteria
migran diantaranya:

a. Migran seumur hidup (life time migrant)


b. Migran Risen (recent migrant)
c. Migran total (total m igrant)
4. Rasio Ketergantungan
Rasio ketergantungan (Depedency Ratio) adalah perbandingan antara jumlah
penduduk berumur 0-14 tahun, ditambah dengan jumlah penduduk 65 tahun keatas
dibandingkan dengan jumlah penduduk usia 15-64 tahun. Rasio ketergantungan dapat
dilihat menurutr usia yakni rasio ketergantungan muda dan rasio ketergantungan tua.
Rasio ketergantungan merupakan indicator demografi yang sangat penting. Semakin
tingginya presentase dependency ratio menunjukan semakin tingginya beban yang
harus ditanggung penduduk yang produktif dan tidak produktif lagi. Sedangkan
presentase dependency ratio yang semakin rendah menunjukan semakin rendahnya
beban yang ditanggung penduduk yang produktif untuk memembiayai penduduk yang
belum produktif dan tidak produktif lagi.
Rasio ketergantungan didapat dengan membagi total dari jumlah pnduduk usia belum
produktif (0-14 tahun) dan jumlah penduduk usia tidak produktif (65 tahun keatas)
dengan jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun).

Dimana
RK Total = Rasio Ketergantungan Penduduk Usia Muda dan Tua
RK Muda = Rasio Ketergantungan Panduduk Usia Muda
RK Tua = Rasio Ketergantungan Penduduk Usia Tua
P (0-14) = Jumlah Penduduk Usia Muda (0-14 tahun)
P (65+) = Jumlah Penduduk Usia Tua (65 tahun keatas)
P (15-64) = Jumlah Penduduk Usia Produktif (15-64)
5. Angka Perkawinan Umum
Angka perkawinan umum (APU) menunjukan proporsi penduduk yang berstatus
kawin terhadap jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas pada pertengahan tahun untuk
satu tahun tertentu.
Konsep perkawinan lebih difokuskan kepada keadaan dimana seorang laki-laki dan
seorang perempuan hudup bersama dalam kurun waktu yang lama. Dalam hal ini
hidup bersama dapat dikukuhkan dengan perkawinan yang syah sesuai dengan
undang-undang atau peraturan hukum yang ada (Perkawinan de jure) ataupun tanpa
pengesahan perkawinan (de facto). Tetapi untuk keperluan studi demografi, badan
pusat statistic mendefinisikan seseorang berstatus kawin apabila mereka terikat dalam
perkawinan pada saat pencacahan baik yang tinggal bersama maupun terpisah yang
menikah secara syah maupun yang hidup bersama yang oleh masyarakat
disekelilingnya dianggap syah sebagai suami isteri (BPS, 200). Indikator perkawinana
berguna bagi penentu kebijakan dan pelaksanaan program kependudukan terutama
dalam pengembangan program-program peningkatan kualitas keluarga dan
perencanaan keluarga.
6. Pengaruh Program KB
Berikut ini adalah beberapa istilah yang digunakan dalam analisa keluarga berencana
(KB) beserta definisinya.
a. Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan suami istri yang istrinya berusia 15-
49 tahun.
b. Pemakai alat/cara KB adalah seseorang yang sedang atau pernah memakai alat/cara
KB.
c. Pernah memakai alat/cara KB (ever user) adalah seseorang yang pernah memakai
alat/cara KB.
d. Pemakai alat/cara KB aktif (Current User) adalah seseorang yang sedang memakai
alat/cara KB.
e. Alat/cara KB adalah alat/cara yang digunakan untuk mengatur kelahiran.
Kebutuhan KB yang tidak dipenuhi (Unment need) adalah presentase perempuan usia
subur yang tidak ingin mempunyai anak lagi, atau ingin menunda kelahiran
berikutnya, tetapi tidak memakai alat/cara KB.
D. TRANSISI DEMOGRAFI
Transisi demografi adalah perubahan terhadap fertilitas dan mortilitas yang besar.
Perubahan atau transisi tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

Pada gambar diatas terlihat transisi penduduk ada posisi stabil pada tingkat kelahiran
tinggi, menjadi turun ke stabil pada kelahiran dan kematian rendah.
A. Pada keadaan I
Tingkat kelahiran dan kematian tinggi antara 40 sampai 50. Keadaannya masih alami
tingkat kelahiran tinggi/ tidak terkendali dan tingkat ekonomi yang rendah, sehingga
kesehatan dan gizi lingkungan kurang mendukung. Akibatnya kelaparan dan kejadian
penyakit tinggi sehingga tingkat kematian pun tinggi (kondisi pra
intervensi/pembangunan).
B. Pada keadaan II
Angka kematian turun lebih dahulu akibat peningkatan pembangunan dan teknologi,
misalnya dibidang kesehatan, lingkungan, perumahan dan lain-lain. Kondisi ekonomi
makin membaik akibat pembangunan dan pendapatan penduduk meningkat sehingga
kesehatan semakin baik. Akibatnya tingkat kelahiran tetap tinggi (makin sehat) tetapi
angka kematian menurun (akibat kesehatan dan lain- lain). Pada kondisi ini akan
terasa tingginya laju pertumbuhan penduduk alami, seperti dialami indonesia pada
periode tahun 1970 sampai 1980 dengan angka pertumbuhan 2,32 % per tahun.
C. Pada keadaan III
Terjadi perubahan akibat pembangunan dan juga upaya pengendalian penduduk, maka
sikap terhadap fertilitas berubah menjadi cenderung punya anak sedikit, maka
turunnya tingkat kematian juga diikuti turunnya tingkat kelahiran sehingga
pertumbuhan penduduk menjadi tidak tinggi lagi. Keadaan tersebut dapat dilihat pada
pertumbuhan penduduk indonesia periode 1980 sampai 1990 yang turun menjadi 1,85
%.
D. Pada keadaan IV
Bila penurunan tingkat kelahiran dan kematian berlangsung terus menerus, maka akan
mengakibatkan pertumbuhan yang stabil pada tingkat yang rendah indonesia sedang
menuju/mengharap tercapainya kondisi ini yaitu penduduk bertambah sangat rendah
atau tanpa pertumbuhan. Demikian lah gambaran transisi demografi yang dapat
dipercepat dengan peningkatan pembangunan terutama bidang ekonomi, kesehatan,
pendidikan, dan kb.
Menurut blacker (1947) ada 5 phase dalam teori transisi demografi, dimana
khususnya phase 2 dan 3 adalah phase transisi.
Tahap-tahap dalam transisi demografi
1. Tahap stasioner tinggi
Ciri-ciri :
Tingkat kelahiran: tinggi
Tingkat kematian: tinggi
Pertumbuhan alami: nol/sangat rendah
2. Tahap awal perkembangan
Ciri-ciri :
Tingkat kelahiran: tinggi (ada budaya pro natalis)
Tingkat kematian: lambat menurun
Pertumbuhan alami: lambat
Contoh: india sebelum pd ii
3. Tahap akhir perkembangan
Ciri-ciri :
Tingkat kelahiran: menurun
Tingkat kematian: menurun lebih cepat dari tingkat kelahiran
Pertumbuhan alami: cepat
Contoh: australia, selandia baru tahun ‘30an
4. Tahap stasioner rendah
Ciri-ciri :
Tingkat kelahiran: rendah
Tingkat kematian: rendah
Pertumbuhan alami: nol/sangat rendah
Contoh: perancis sebelum pd ii
5. Tahap menurun
Ciri-ciri :
Tingkat kelahiran: rendah
Tingkat kematian: lebih tinggi dari tingkat kelahiran
Pertumbuhan alami: negative
Contoh: jerman timur & barat tahun ‘75
Ada beberapa masalah dalam mengaplikasikan teori transisi demografi bagi negara-
negara berkembang. Bila di eropa, penurunan mortalitas lebih dikarenakan
pembangunan sosio ekonomi, namun penurunan mortalitas dan fertilitas di negara-
negara berkembang lebih karena pengaruh faktor-faktor lain seperti: peningkatan
pemakaian kontrasepsi, peningkatan perhatian pemerintah, modernisasi,
pembangunan.
E. Masalah Kependudukan di Indonesia
Masalah kependudukan merupakan masalah yang serius, tidak saja bagi negara-
negara yang sedang berkembang seperti Indonesia, tetapi juga bagi negara-negara
maju. Masalah kependudukan dewasa ini sudah menjadi masalah besar bagi dunia
secara keseluruhan disamping masalah ekonomi secara global. Perkembangan
penduduk tanpa disertai dengan kontrol untuk mengatur jumlah penduduk yang
diinginkan, hanya akan menimbulkan problema sosial dan ekonomi dengan segala
akibatnya. Pertambahan penduduk yang besar dari tahun ke tahun memerlukan
investasi dan sarana di bidang pendidikan, kesehatan, perumahan dan sebagainya.
Masalah kependudukan di Indonesia adalah jumlah penduduk yang besar dan
distribusi yang tidak merata. Hal ini dibarengi dengan masalah lain yang lebih
spesifik, yaitu angka fertilitas dan angka mortalitas yang relatif tinggi.
Indonesia adalah negara yang mempunya banyak penduduk, Jumlah penduduk
Indonesia menempati urutan pertama negara di kawasan Asia Tenggara sedangkan
menempati urutan ke-5 . Jumlah penduduk Indonesia berada pada urutan ke-4 (215,27
ju ta jiwa), setelah Cina (1,306 milyar jiwa), India (1,068 milyar jiwa). Sebagai negara
yang sedang berkembang Indonesia memiliki masalah-masalah kependudukan yang
cukup serius dan harus segera diatasi agar tidak terjadi ledakan penduduk. Faktor
terjadinya ledakan penduduk antara lain adalah :
1. Jumlah penduduk yang besar.
2. Pertumbuhan penduduk yang cepat.
3. Penyebaran penduduk yang tidak merata.
Menurut saya dalam menanggapi masalah ini, Pemerintah harus dapat menjamin
terpenuhinya kebutuhan hidupnya dan juga menyediakan lapangan kerja, sarana dan
prasarana kesehatan dan pendidikan serta fasilitas sosial lainnya. Dengan kemampuan
dana yang terbatas masalah ini cukup sulit diatasi, oleh karena itu pemerintah
menggalakkan peran serta sektor swasta untuk mengatasi masalah ini. Peran serta
swasta yang telah dilakukan antara lain pembangunan pabrik/industri, sekolah swasta,
rumah sakit swasta dan lain-lain.
F. Pertumbuhan Penduduk Indonesia dan Permasalahannya
Pertumbuhan penduduk adalah perubahan populasi sewaktu-waktu, dan dapat
dihitung sebagai perubahan dalam jumlah individu dalam sebuah populasi
menggunakan “per waktu unit” untuk pengukuran. Sebutan pertumbuhan penduduk
merujuk pada semua spesies, tapi selalu mengarah pada manusia, dan sering
digunakan secara informal untuk sebutan demografi nilai pertumbuhan penduduk, dan
digunakan untuk merujuk pada pertumbuhan penduduk dunia.
Dalam demografi dan ekologi, nilai pertumbuhan penduduk (NPP) adalah nilai kecil
dimana jumlah individu dalam sebuah populasi meningkat. NPP hanya merujuk pada
perubahan populasi pada periode waktu unit, sering diartikan sebagai persentase
jumlah individu dalam populasi ketika dimulainya periode. Ini dapat dituliskan dalam
rumus:
P = Poekt

Cara yang paling umum untuk menghitung pertumbuhan penduduk adalah rasio,
bukan nilai. Perubahan populasi pada periode waktu unit dihitung sebagai persentase
populasi ketika dimulainya periode. Yang merupakan:

G. Persebaran Kepadatan Penduduk dan Permasalahannya


Persebaran atau distribusi penduduk adalah bentuk penyebaran penduduk di suatu
wilayah atau negara, apakah penduduk tersebut tersebar merata atau tidak.
Kepadatan ppenduduk adalah angka yang menunjukkan jumlah rata-rata ppenduduk
pada setiap Km2 pada suatu wilayah negara.
Faktor-faktor yang memppengaruhi penyebaran dan kepadatan penduduk tiap-tiap
daerah atau negara sebagai berikut:
1. Faktor Fisiografis
2. Faktor Biologis
3. Faktor Kebudayaan dan Teknologi
Kepadatan penduduk dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
1. Kepadatan penduduk aritmatik sangat mudah dalam perhitungannya.
Data kepadatan penduduk aritmatik sangat bermanfaat. Contohnya adalah dengan
diketahui tingkat kepadatan penduduk di suatu wilayah, maka dapat digunakan untuk
perencanaan penyediaan fasilitas sosial. Jika pada suatu daerah memiliki kepadatan
penduduk aritmatik yang rendah, maka penyediaan fasilitas kesehatan, seperti
puskesmas dapat digabung dengan daerah yang berdekatan.
2. Kepadatan penduduk Indonesia antara pulau yang satu dan pulau yang lain tidak
seimbang.
Selain itu, kepadatan penduduk antara provinsi yang satu dengan provinsi yang lain
juga tidak seimbang. Hal ini disebabkan karena persebaran penduduk tidak merata.
Sebagian besar penduduk Indonesia terkonsentrasi di pulau Jawa dan Madura.
Padahal, luas wilayah pulau Jawa dan Madura hanya sebagian kecil dari luas wilayah
negara Indonesia. Akibatnya, pulau Jawa dan Madura memiliki tingkat kepadatan
penduduk yang tinggi, sedangkan di daerah-daerah lain tingkat penduduknya rendah.
Provinsi yang paling padat penduduknya adalah Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta.
Kepadatan penduduk erat kaitannya dengan kemampuan wilayah dalam mendukung
kehidupan penduduknya. Daya dukung lingkungan dari berbagai daerah di Indonesia
tidak sama. Daya dukung lingkungan pulau Jawa lebih tinggi dibandingkan dengan
pulau-pulau lain, sehingga setiap satuan luas di Pulau Jawa dapat mendukung
kehidupan yang lebih tinggi dibandingkan dengan, misalnya di Kalimantan, Papua,
Sulawesi, dan Sumatra.
Kemampuan suatu wilayah dalam mendukung kehidupan itu ada batasnya. Apabila
kemampuan wilayah dalam mendukung lingkungan terlampau, dapat berakibat pada
terjadinya tekanan=tekanan penduduk. Jadi, meskipun di Jawa daya dukung
lingkungannya tinggi, namun juga perlu diingat batas kemampuan wilayah ter sebut
dalam mendukung kehidupan.
H. Struktur Umur Penduduk dan Permasalahannya
Struktur umur penduduk menurut jenis kelamin secara grafik dapat digambarkan
dalam bentuk piramida penduduk. Piramida penduduk adalah cara penyajian lain dari
struktur umur penduduk. Dasar piramida penduduk menunjukkan jumlah penduduk,
dan badan piramida penduduk bagian kiri dan kanan menunjukkan banyaknya
penduduk laki-laki dan penduduk perempuan menurut umur.
Kegunaan Dengan melihat proporsi penduduk laki-laki dan perempuan dalam tiap
kelompok umur pada piramida tersebut, dapat diperoleh gambaran mengenai sejarah
perkembangan penduduk masa lalu dan mengenai perkembangan penduduk masa
yang akan datang. Struktur umur penduduk saat ini merupakan hasil kelahiran,
kematian dan migrasi masa lalu. Sebaliknya, struktur umur penduduk saat ini akan
menentukan perkembangan penduduk di masa yang akan datang. Indonesia telah
mengalami perubahan bentuk piramida yang disebabkan oleh penurunan kelahiran
dan penurunan kematian bayi beberapa dekade yang lalu. Dalam hal ini dapat
diidentifikasi 3 macam bentuk piramida penduduk secara umum, yaitu:
1. Piramida penduduk yang mempunyai dasar lebar menunjukkan terjadinya kelahiran
yang tinggi diwaktu-waktu yang lalu.
2. Piramida penduduk yang berbentuk kerucut menunjukkan kelahiran besar di waktu
yang lalu tetapi kematian bayi yang tinggi menyebabkan proporsi penduduk yang
dapat hidup terus keusia dewasa dan menjadi tua lebih sedkit.
3. Piramida penduduk dengan badan gemuk dan dasar yang sama atau lebih kecil dan
dengan ujung atas yang membesar menunjukkan bahwa beberapa waktu yang lalu
telah terjadi jumlah kelahiran yang cukup besar, tetapi tingkat kematian bayi menurun
sehingga jumlah bayi yang lahir dan tetap hidup mencapai usia dewasa lebih banyak
dari jumlah sebelumnya.
Dengan melihat gambar piramida penduduk, secara sekilas kita mengetahui struktur
umur penduduk dan implikasinya terhadap tuntutan pelayanan kebutuhan dasar
penduduk (baik balita, remaja, dewasa, laki-laki dan perempuan, dan lansia) sekaligus
melihat potensi tenaga kerja serta membayangkan kebutuhan akan tambahan
kesempatan kerja yang harus diciptakan.
Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam piramida penduduk adalah hasil
Sensus Penduduk (SP). Untuk membuat piramida penduduk berdasarkan data SP, data
yang dibutuhkan adalah jumlah penduduk menurut jenis kelamin dan kelompok umur
5 tahunan : 0-4; 5-9; 10-14; 15-19; 20-24; 25-29; 30-34; 35-39; 40-44; 45-49; 50-54;
55-59; 60-64; 65-69; 70-74; 75 tahun ke atas.
2. KEPENDUDUKAN DAN KAITANNYA DENGAN KESEHATAN

Dengan pertumbuhan penduduk yang sangat cepat dan terlampau banyak, maka
juga akan banyak mendatangkan masalah kesehatan. Masalah tersebut antara lain:
sungai-sungai tercemar karena dijadikan tempat pembuangan sampah, terjadinya
pencemaran udara dari asap kendaraan dan industri, semakin banyaknya polusi dan
limbah yang berasal dari rumah tangga, pabrik, perusahaan, industri, peternakan, dan
lain lain.

Masalah tersebut akan mengakibatkan kualitas lingkungan menurun, lalu muncul


wabah penyakit baru, penyakit merajalela, angka kecukupan gizi memburuk, sehingga
kualitas kesehatan masyarakat menurun. Akibatnya akan menaikkan anggaran
tahunan untuk kesehatan. Kebutuhan akan kesehatan lambat laun akan naik sehingga
sebagian penduduk tidak bisa berobat di rumah sakit, mereka tidak mendapatkan
pengobatan yang semestinya karena mereka terlampau banyak.

1) Dampak Masalah Kependudukan Terhadap Derajat Kesehatan

Derajat kesehatan penduduk merupakan salah satu faktor yang


menunjang keberhasilan pembangunan. Derajat kesehatan suatu negara
dapat dilihat dari besarnya angka kematian bayi dan usia harapan hidup
penduduknya. Hal ini terlihat dari tingginya angka kematian bayi dan angka
harapan hidup yang lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara maju.

Faktor-faktor yang dapat menggambarkan masih rendahnya tingkat


kesehatan di Indonesia adalah:
a. Banyaknya lingkungan yang kurang sehat.

 b. Penyakit menular sering berjangkit.

c. Gejala kekurangan gizi sering dialami penduduk.

d. Angka kematian bayi tahun 1980 sebesar 108 per 1000


bayi dan tahun 1990 sebesar 71 per 1000 kelahiran bayi.
2) Solusi terhadap masalah kependudukan
a) Peningkatan Pendapat per Kapita upaya untuk menaikkan
pendapatan perkapita, pemerintah melakukan usaha, antara lain:

 Meningkatkan pengolahan dan pengelolaan sumber daya


alam yang ada.

 Meningkatkan kemampuan bidang teknologi agar mampu


mengolah sendiri sumber daya alam yang dimiliki bangsa
Indonesia.

 Memperkecil pertambahan penduduk diantaranya dengan


penggalakan program KB dan peningkatan pendidikan.

 Memperbanyak hasil produksi baik produksi pertanian,


pertambangan, perindustrian, perdagangan maupun fasilitas
jasa (pelayanan)

 Memperluas lapangan kerja agar jumlah pengangguran tiap


tahun selalu berkurang.

b) Bidang Kesehatan
Usaha-usaha pemerintah untuk meningkatkan kualitas kesehatan
penduduk Indonesia yaitu:

 Melaksanakan program perbaikan gizi.

 Perbaikan lingkungan hidup dengan cara mengubah perilaku


sehat penduduk, serta melengkapi sarana dan prasarana
kesehatan.

 Penambahan jumlah tenaga medis seperti dokter, bidan, dan


perawat.

 Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular.


 Pembangunan Puskesmas dan rumah sakit.

 Pemberian penyuluhan kesehatan kepada masyarakat.

 Penyediaan air bersih.

 Pembentukan Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu)

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Masalah kependudukan adalah masalah yang paling penting dalam pembangunan
suatu negara karena dapat menghambat pembangunan nasional yang sedang
dilaksanakan. Dengan persebaran penduduk yang lebih merata dimaksudkan untuk
membantu mengurangi berbagai beban sosial, ekonomi dan ling¬kungan yang
ditimbulkan akibat tekanan kepadatan penduduk yang semakin meningkat. Di
samping itu persebaran penduduk yang lebih merata juga dimaksudkan untuk
membuka dan mengem¬bangkan wilayah baru guna memperluas lapangan kerja dan
me¬manfaatkan sumber daya alam sehingga lebih berhasil guna. Jumlah penduduk
yang lebih sedikit akan mempermudah pemerintah untuk meningkatkan derajat hidup,
kesehatan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Dengan demikian hasil
pembangunan dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat, baik di wilayah yang
berkepadatan tinggi maupun di wilayah baru.
B. Saran
Saran yang saya berikan dalam makalah ini adalah sebaiknya topic permasalahan
dibatasi karena materi konsep kependudukan sngat luas sekali.
DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia .com
http://warnawarnidina.blogspot.com/2010/10/kependudukan-dan-mobilitas-
sosial.html
http://www.datastatistik-indonesia.com/content/view/83/115/
http://www.hprory.com/transisi-demografi/

Anda mungkin juga menyukai