Anda di halaman 1dari 4

PERTEMUAN 6

BESARAN NILAI ARUS LISTRIK

A. Tujuan Pembelajaran
Mengetahui Besaran Nilai Arus Listrik

B. materi
Besaran Nilai Arus Listrik

Arus listrik adalah gerakan muatan listrik di dalam suatu penghantar pada satu arah
akibat pengaruh gaya dari luar. Karena secara alamiah di dalam suatu bahan atau zat,
pergerakan muatan tidak menentu arahnya. Muatan listrik dapat berupa elektron, ion atau
keduanya.Arus listrik dapat terjadi dengan media Zat padat, Zat cair, dan Gas.
Seperti telah kalian ketahui, bahwa muatan listrik diukur dalam satuan coulomb
(C), di mana 1 Coulomb sama dengan jumlah muatan yang dimiliki oleh 6,24 x 10 18
elektron, dan muatan dari satu elektron adalah e = 1,602 x 10 -19 Coulomb. Satu Coulomb
adalah hitungan sejumlah elektron yang melewati sauatu konduktor setiap detik, sedang
laju aliran arus konstan pada satu amper.
Arus listrik dalam penghantar adalah pergerakan terarah sejumlah elektron dari
ujung satu ke ujung lainnya. Jumlah elektron dalam satu Coulomb sama dengan 6,24 x
1018 buah elektron. Aliran satu Coulomb per detik sama dengan satu amper. Ini seperti laju
aliran air dalam galon per menit.
Coulomb mengukur jumlah elektron. Amper mengukur laju aliran arus listrik.
Amper tidak mengukur elektron. Tetapi Amper memiliki hubungan 1/1 dengan Coulomb.
Artinya jika ada 10 amper mengalir melewati titik dalam satu detik sama dengan 10
Coulomb.
Dari penjelasan diatas dapat didefinisikan bahwa satuan arus listrik adalah coulomb
per detik. Namun satuan arus listrik yang umum digunakan yaitu ampere, dimana satu
coulomb per detik = satu ampere atau I = Q/t dimana I adalah lambang dari arus listrik.
Satuan dari arus listrik adalah ampere yang diambil dari nama Andre Marie Ampere
(1775-1836).

Gambar 1.15 Arus Listrik dalam Penghantar Listrik


Gerakan elektron pada suatu benda selama periode waktu tertentu akan
menimbulkan suatu energi yang kemudian disebut sebagai arus listrik. Misalkan dalam
suatu penghantar, jika
- n adalah jumlah elektron bebas pada setiap meter kubik penghantar
- v adalah kecepatan aksial perge-rakan elektron dalam meter/detik
- A adalah luas penampang peng-hantar
- e adalah besarnya muatan setiap elektron.

Maka volume penghantar yang dilalui oleh pergerakan elektron pada waktu dt adalah :
v.A.dt dan jumlah elektron yang bergerak dalam volume tersebut adalah : n.v.A.dt

Jadi besarnya muatan yang menembus penampang penghantar dalam waktu dt adalah dq =
n.v.A.e.dt.
Definisi arus listrik (I) adalah besarnya muatan per satuan waktu, jadi:

dq
i n.v.A. amper
dt e

Definisi kerapatan arus adalah besarnya arus per satuan luas penampang, jadi:

Misalkan ,

J = 1,55.106 A/m2
Sifat-sifat Arus Listrik

Arus listrik yang mengalir di dalam suatu bahan listrik dapat melakukan atau
menimbulkan suatu usaha atau energi, yaitu
- menimbulkan energi panas,
- menimbulkan energi magnet,
- menimbulkan energi cahaya, dan
- menimbulkan reaksi kimia.

Energi listrik mudah diubah menjadi energi lain. Listrik yang mengalir dalam konduktor
dapat menimbulkan panas maupun medan magnet. Dapat kita ketahui pada motor listrik,
putaran pada kumparan disebabkan oleh torsi. Adapun torsi atau momen gaya tersebut
ditimbulkan oleh gaya magnetik sebagai akibat interaksi gerakan muatan dengan medan
magnet. Dengan adanya momen gaya tersebut maka dapat memungkinkan motor listrik
berputar yang kemudian dapat diaplikasikan pada kipas angin, motor listrik dan peralatan
mekanis lainnya.

Ada dua jenis arus listrik, yaitu arus searah (direct current) dan arus bolak- balik
(alternating current). Arus searah mengalir dalam satu arah. Arus searah meruakan arus listrik
yang dihasilkan oleh batere kering dan batere akumulator. Arus searah jarang digunakan di
industri sebagai sumber energi utama tetapi lebih banyak digunakan untuk mencatu sistem
kontrol industrial.

Arus bolak-balik selalu berbalik arah pada setiap interval tertentu. Arus bolak- balik
merupakan jenis arus yang banyak digunakan untuk mengoperasikan peralatan listrik baik
untuk keperluan rumah tangga maupun untuk keperluan komersial dan industri. Arus bola-
balik akan dibahas lebih rinci dalam buku 2.

Arus yang mengalir di dalam rangkaian listrik diukur dalam satuan amper (disingkat A).
Arus sebesar satu amper adalah jumlah arus yang dibutuhkan untuk mengalirkan arus listrik
melalui resistansi sebesar satu ohm, pada tekanan listrik sebesar satu volt. Arus listrik dapat
diukur dengan menggunakan alat ukur listrik yang disebut amperemeter. Dalam prakteknya
untuk mengukur arus listrik dalam skala kecil lazimnya menggunakan ukuran miliamper, di
mana 1 miliamper (mA) =
0.001 amper (A). Sebaliknya untuk mengukur arus dalam skala besar, digunakan ukuran
kiloamper, di mana 1 kiloamper (kA) = 1000 amper (A).

Arus listrik yang dikonsumsi oleh peralatan listrik dapat digunakan sebagai acuan untuk
menyatakan kelayakan operasi suatu peralatan listrik. Misalnya sebuah peralatan pemanas
listrik yang memiliki resistansi sebesar 20 ohm, akan menarik arus sebesar 11 amper bla
tegangan yang digunakan sebesar 220 volt. Contoh lainnya, misalnya sebuah peralatan tata
udara yang sedang beroperasi diukur konsumsi listriknya dengan ampermeter dan diketahui
menarik arus sebesar 4, ampere. Dari hasil pengukuran ini teknisi/mekanik yang mengukur
arus listrik dapat segera mengetahui kelayakan kerja peralatan tata udara tersebut dengan
membandingkan hasil pengukuran arus dengan data konsumsi arus nominal yag ada pada plat
nama. Peralatan tata udara dinyatakan beroperasi dengan optimal bila arus yang
dikonsumsinya dapat mencapai 80% dari arus nominal pada plat namanya.
Di dalam fisika jumlah muatan yang mengalir tiap sekonnya disebut dengan arus listrik.
Muatan yang mengalir tersebut adalah elektron. Elektron mengalir dalam rangkaian sangat
pelan. Satu mol elektron yang mengalir dalam kabel tembaga dengan luas penampang borde
10-6 m2 hanya memiliki kecepatan dengan orde 10 -4 m/s. Kecepatan tersebut dapat
dibayangkan hanya seperti sebuah semut yang sedang berjalan atau bahkan lebih lambat lagi.

Sebuah sumber listrik memiliki kutub positif dan kutub negatif, apabila pada kutub
positif dan kutub negatif tersebut dipasang saluran penghubung maka akan terjadi
perpindahan elektron dari kutub negatif ke kutub positif. Perpindahan ini dalam upaya
mencari keseimbangan jumlah proton dan elektron dalam setiap atomnya.
Sebuah penghantar listrik dalam kondisi normal, jumlah elektron dan proton pada
setiap atomnya dikatakan setimbang. Tetapi setelah penghantar tersebut disambung dengan
kutub positif dan kutub negatif dari sumber listrik, maka elektron akan mendesak elektron-
elektron pada penghantar dan terjadilah perpindahan elektron pada penghantar. Perpindahan
elektron pada penghantar ini disebut arus elektron. Pada pembahasan teori listrik tidak
mempermasalahkan lebih jauh tentang arus elektron, yang lebih penting adalah memahami
arus listrik.

C. Latihan Soal
1. Jelaskan pengertian besaran arus listrik ?
2. Sebutkan sifat – sifat arus listrik ?
3. Jelaskan perbedaan satuan coloumb dengan satuan ampere !?

D. Referensi
1. Basic oscilloscope operationCreative Commons Attribution License,version 1.0.
2. To view a copy of this license, visithttp://creativecommons.org/licenses Cooper, W D.
Trans. Sahat Pakpahan .(1985). Instrumentasi Elektronik dan Teknik Pengukuran.
Jakarta : Penerbit Erlangga.
3. David, A.D, (1994), Electronic instrumentation and Measurements, Prentice Hall,
New Jersey
4. Errest O. Doebelin.(1983). Measurement System. Application and Design Singapore:
McGraw – Hill International Book.
5. Joseph AEdminister,(2203),Electric Circuit, New York, Mc Graw Hill
6. Soedjana, S., Nishino, O. (1976). Pengukuran dan Alat-alat Ukur Listrik.Jakarta : PT.
Pradnya Paramita Sri Waluyanti,Dkk.,Alat Ukur dan Teknik Pengukuran, Jilid I, untuk
SMK Theraja, B.L., (1986), Electrical technology, Ram Nagar, New Delhi

Anda mungkin juga menyukai