PENDAHULUAN
A.Latar belakang
Perilaku merupakan perwujudan dari adanya kebutuhan. Perilaku dikatakan
wajar apabilam ada penyesuaian diri yang harus diselaraskan dengan peran
manusia sebagai individu, social, dan berketuhanan. Perilaku adalah sebuah
gerakan yang dapat diamati dari luar, seperti orang berjalan, naik sepeda, dll.
Untuk aktivitas ini mereka harus berbuat sesuatu, misal : kaki yang satu
diletakkan pada kaki yang lain.
Jika seseorang duduk diam dengan sebuah buku ditangannya, ia dikatakan
sedang berperilaku ia sedang membaca, sekalipun pengamatan dari luar sangat
minimal, sebenarnya perilaku ada dibalik tirai tubuh, didalam tubuh manusia itu
sendiri. Perilaku terdiri dari aktivitas- aktivitas yang berlangsung, baik didalam
maupun diluar.
Tiap-tiap perilaku selalu mengarah pada suatu tugas tertentu. Hal ini tampak
jelas pada perbuatan-perbuatan belajar atau bekerja, dan juga pada perilaku lain
yang nampaknya tidak ada tujuannya, misalnya pada hewan. Usaha dan
perjuangan pada perilaku manusia berbeda, karena yang diperjuangkan adalah
sesuatu yang dipilih dan ditentukannya sendiri. Manusia tidak akan
memperjuangkan sesuatu yang sejak semula memang tidak diperjuangkannya.
Manusia mempunyai aspirasi yang diperjuangkan, sedangkan hewan hanya
berjuang untuk memperoleh sesuatu yang sudah diberi oleh alam.
B.Rumusan Masalah
1) Apakah yang dimaksud dengan pengertian perilaku ?
2) Apa saja pendekatan utama tentang perilaku ?
3) Apakah pengaruh perilaku manusia terhadap kesehatan?
C.Tujuan
a) Untuk memahami pengertian perilaku
b) Untuk mengetahui bagian-bagian pendekatan utama tentang perilaku
c) Untuk mengetahui pengaruh perilaku manusia terhadap kesehatan
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
dalam bentuk aktif (dengan tindakan konkrit),
3
8. Menurut ELTON MAYO Studi Hawthorne di Western Electric Company,
Chicago pada tahun 1927-1932 merupakan awal munculnya studi perilaku
dalam organisasi Mayo seorang psikolog bersama Fritz Roetthlisberger
dari Harvard University memandu penelitian tentang rancang ulang
pekerjaan, perubahan panjang hari kerja dan waktu kerja dalam seminggu,
pengenalan waktu istirahat, dan rencana upah individu dibandingkan
dengan upah kelompok.
9. Menurut REWARD dan REINFORCEMENT, menurut pendapat mereka
tingkah laku seseorang senantiasa didasarkan pada kondisi, yaitu tindakan
mengenal atau memikirkan seseorang terlibat langsung dalam situasi itu
dan memperoleh insight untuk pemecahan masalah.
10. Menurut CHESTER BARNARD, Barnard dalam karyanya The Functions
of The Executive menekankan agar organisasi dan individu dapat berhasil,
organisasi atau individu tersebut harus mengembangkan kerja sama.
Barnard menekankan pentingnya pengakuan terhadap adanya organisasi
formal, Barnard merupakan orang pertama yang memperlakukan
organisasi sebagai suatu system.
11. Menurut PARKER FOLLET, keduanya memfokuskan studinya pada
hubungan antara atasan dan bawahan, Follet meletakkan kelompok diatas
individu. Melalui kelompok kemampuan individu dapat dimaksimalkan,
organisasi ditentukan oleh kerjasama atasan dengan bawahan dengan
meningkatkan partisipasi, komunikasi, kooordinasi, dan pembagian
wewenang.
12. Menurut FREDERICK HERZBERG, sama halnya seperti Maslow,
Herzbeg dalam studinya juga mengembangkan konsep-konsep motivasi
yang mana merupakan penentu utama munculnya motivasi yaitu kondisi
tempat kerja, upah kualitas pengawasan dan pengakuan, promosi dan
peningkatan profesionalisme.
4
perkembangan psikologi telah mengalami beberapa perubahan yang
mendasar atau dapat dikatakan suatu revolusi, yakni :
1. timbulnya aliran ilmu jiwa dalam (depth pschyology). dari aliran psikologi ini
muncul juga aliran lagi yang disebut psiko analisis. tokoh psikolo-analisis ini telah
diuraikan diatas adalah Sikmond Freund. menurut aliran ini, perilaku manusia
didasari oleh naluri primitifnya, yakni seks.sedangkan perilaku ini ditentukan oleh
struktur kepribadian manusia, yang terdiri 3 aspek,yakni :
a) das es (the id)
aspek kepribadian menurut Freund aspek biologis.aspek biologis
kepribadian manusia adalah prinsip mencari kenikmatan dan menghindari
ketidaknikmatan manusia pada hakikatnya selalu ingin mencari
kenikmatan biologis, terutama Sex.
b) das ich ( the ego )
Das ich ini adalah aspek psikologis kepribadian berhubungan dengan
realitas. Dalam mencari kenikmatan dan menghindari ketidaknikmatan,
tidak membabi buta demi kenikmatan itu sendiri. Dalam memperoleh
kenikmatan biologis ini seseorang menyesuaikan dengan kenyataan, dan
kondisi dunia riil. Itulah bedanya manusia dengan makhluk hidup yang
lain. Apabila makhluk hidup yang lain dalam mencapai kenikmatan
biologisnya, misalkan seks tidak akan dikendalikan oleh das ich ini, maka
dapat melakukan di mana saja dan kapan saja. Hal ini tidak akan
dilakukan oleh manusia.
c) das uber ich (the super ego)
Das uber ich adalah aspek sosiologis kepribadian yang berhubungan
dengan nilai-nilai moral. Dalam mencari kenikmatan dan menghindari
ketidaknikmatan manusia,juga dikendalikan oleh nilai-nilai umum, yang
diciptakan oleh lingkungan manusia. Nilai-nilai moral ini disebut super
ego, hati nurani manusia itu sendiri.
5
dan penghindaran ketidaknikmatan (aspek biologis), dan dalam pencarian
kenikmatan dan penghindaran ketidaknikmatan tersebut, perilaku manusia akan
menyesuaikan dengan realitas(aspek psikologi), serta dikendalikan oleh norma-
norma social(aspek sosiologis), yang adalah juga hati nurani manusia. Seberapa
jauh orang dapat mengendalikan manusia.
Contohnya prilaku seorang anak yang semula dikontrol oleh orangtuanya,tetapi
apabila superego telah terbentuk, maka control dari dirinya sendiri
2. Pendekatan Behaviorisme
Konsep behaviorisme menganalisis perilaku manusia dari gejala
yang tamapk saja, yang dapat diukur dan diramalkan. Disamping itu konsep
behaviorisme ini juga menganut teori belajar. Karena mereka mengakui bahwa
seluruh perilaku manusia (kecuali instimg) adalah hasil dari belajar. Konsep
behaviorisme ini dalam perkembangannya lahir beberapa aliran, yakni empirisme,
nativisme, naturalism dan konvergensi.
1.Aliran Empirisme
Aliran Empiris ini mula-mula dipelopori oleh Aristoteles, dan
kemudian dilanjutkan john locke (1632-1704). Menurut aliran
empirisme, pada saat manusia lahir adalah dalam keadaan kosong
seperti meja lilin atau kertas lilin (tabularasa). Kertas ini akan
terisi dan berwarna warni oleh karena lingkungannya. Empirisme
ini sering diidentikkan dengan teori tabularasa, adalah gambaran
seorang bayi yang baru lahir dalam keadaan putih bersih. Tetapi
akhirnya bayi tersebut tumbuh dan berkembang menjadi anak atau
orang dewasa yang bermacam-macam bentuk perilakunya, adalah
karena pengaruh lingkungan utamanya, pendidikan.
2.Aliran Nativisme
Tokoh aliran ini adalah Schopenhouer (1788-1860). Nativisme
berasal dari kata natal, yang berarti lahir. Oleh karena itu aliran ini
menganggap bahwa perilaku manusia itu sudah dibawah sejak
lahir. Sehingga lingkungan tidak mempunyai peran atau kekuatan
apa pun dalam membentuk perilaku manusia. Perilaku baik
maupun buruk seseorang adalah memang sudah ada terbentuk atau
dibawa sejak lahir.aliran ini juga disebut aliran pesimisme, karena
6
lingkungan tidak dapat berbuat apa-apa(pesimis) dalam
mempengaruhi atau menentuksn perilaku manusia. Lingkungan,
termasuk pendidiakn tidak mempunyai peran apa-apa dalam
membentuk perilaku manusia.
3.Aliran Naturalisme
Tokoh aliran ini adalah Jan Jack Rousseau (1712-1778). Aliran ini
berpendapat bahwa manusia pada hakikatnya lahir dalam keadaan
yang baik, tetapi menjadi tidak baik karena lingkungannya. Aliran
ini hampir sama dengan aliran nativisme, karena mendasarkan
pada konsep “lahir”. Perbedaannya, aliran nativisme konsep lahir
itu bias baik, dan bias juga buruk. Apabila dilahirkan baik akan
berkembang tidak baik. Tetapi pada aliran naturalism berpendapat
bahwa anak dilahirkan dalam keadaan yang baik saja. Akhirnya
menjadi tetap baik atau bias jadi buruk karena factor lingkungan.
4.Aliran Konvergensi
Tokoh aliran konvergensi ini adalah William Stern (1871-1939)
seorang ahli pendidikan dari Jerman. Aliran konvergensi
merupakan perpaduan antara aliran empirisme dan nativisme.
Bahwa perilaku seseorang tidak semata-mata ditentukan oleh
lingkungan dan pembawaan dari sejak lahir, tetapi kedua-duanya
berperan secara bersama-sama. Hal ini berarti bahwa memang
perilaku dapat dikembangkan,tetapi mmempunyai keterbatasan-
keterbatasan, yakni pembawaan. Implikasinya dalam pendidikan,
adalah bahwa pendidikan memang dapat dan harus diberikan
kepada anak dalam rangka pengembangan perilaku, termasuk
kemammpuan-kemampuan hidup. Tetapi pendidikan dalam
mengembangkan kemampuan anak, hasilnya pasti berbeda antara
anak yang satu dengan yang lain. Hal ini harus dimaklumi, karena
pembawaan anak yang satu berbea dengan anak yang lainnya.
Contoh : Ketika seorang ibu ingin mengajarkan bagaimana mengajarkan
berhitung , ia akan mengamati terlebih dahulu bagaimana keadaan fisik anaknya
dan kemampuan dasar yang dimiliki. ibu akan berfikir ia sebagai subjek dan
anaknya sebagai objek. fakta netral harus dimiliki oleh sang ibu dalam
menghadapi anaknya. Sebuah pemikiran yang bersih dari unsur- unsur
7
subjektifnya. Ditahap ini materi – materi pembelajaran berhitung akan diberikan
sebagai bentuk stimulus dari ibu terhadap anaknya.
Ibu akan menjelaskan dan mencotohkan tentang bagaimana urutan berhitung
sebab – akibat dalam pengajaran akan didapatkan sebagai hasil. Rangkaian sebab
(pemberian stimulus) – akibat ini akan menghasilkan sebuah respon dari anaknya
dimana respon ini akan membentuk sebuah perubahan tingkah laku sebagai hasil
dari pembelajaran. teori – teori tersebut akan dipraktekkan secara instrumental dan
universal di kelas – kelas selanjutnya.
Kasus singkat diatas adalah contoh dari sebuah pembelajaran di rumah dengan
penerapan teori behaviorisme. Ibumengajari sebuah stimulus berupa materi –
materi pengajaran dan mengharapkan akan mendapatkan sebuah respon yang
berupa perubahan tingkah laku dari anak-anaknya. Perubahan tingkah laku dalam
bentuk dari ketidaktahuan dan ketidakmampuan untuk mempraktekkan pelajaran
yang diberikan berubah menjadi mampu untuk mempraktekkannya. ibu tidak
melihat bagaimana proses anaknya belajar, ibu hanya melihat bagaimana hasil
akhir yang diperoleh. Reinforcement positive atau negative yang akan diberikan
tergantung dari bagaimana perubahan tingkah laku yang dihasillkan.
3. Pendekatan Kognitif
Psikologi kognitif bersunber pada aliran rasionalisme yang
dipelopori oleh Immanuel Kant (1724-1804), dan Rene Descartes (1596-1650).
Aliran ini mempersoalkan pengetahuan manusia yang akan mempengaruhi
perilaku manusia itu bukan semata-mata karena indra kita. Sebab indra manusia
tidak dapat dipercaya. Oleh sebab itu stimulus atau lingkungan manusia tidak
serta merta menimbulkan reaksi atau respon pada manusia dalam bentuk perilaku.
Oleh sebab itu maka aliran rasionalisme tidak setuju adanya pengetahuan indra,
tetapi pengetahuan budilah yang penting. Alasannya sederhana karena indra kita
tidak setia, sering menyampaikan hasil pengamatannya tidak tepat. Contoh: rel
kereta api yang panjang dan lurus, dan mempunyai jarak yang sama antara dua
batang rel tersebut mulai dari pangkal sampai ujung, tetapi terlihat oleh indra
seolah-olah menyatu dalam satu titik di ujung yang lain. Oleh sebab itu aliran ini
menyimpulkan bahwa jiwa yang menjadi alat utama untuk pengetahuan, bukan
indra. Jiwalah yang menjadi alat utama untuk menafsirkan hasil pengamatan indra
menjadi pengetahuan, mulai dari mencipta, mengorganisasikan dan penafsiran,
8
dan mencari makna. Pada kenyataannya tidak semua stimulus yang di tangkap
melalui indra di olah menjadi pengetahuan yang akhirnya menghasilkan perilaku.
contohnya adalah: seorang mahasisa tidak suka dengan salah satu mata kuliah
namun karena di dorong oleh rasa tanggung jawabnya dan tata tertib yang berlaku.
mahasiswa tersebut tetap masuk kuliah agar dapat lulus dengan baik
4.Pendekatan Humanistik
5.Pendekatan Neurobiologis
Tingkah laku manusia pada dasarnya dikendalikan oleh aktivitas otak dan
sistem syaraf. Pendekatan neurobiologis berupaya mengaitkan perilaku yang
terlihat dengan impuls listrik dan kimia yang terjadi didalam tubuh serta
9
menentukan proses neurobiologi yang mendasari perilaku dan proses mental.
Biasanya menggunakan terapi tanpa obat.
Misalnya:
1) seseorang yang jatuh, kemudian mengalami gegar otak dan mengalami
kelainan tingkahlaku.
2) Seseorang yang mewarisi gen dari orang tuanya, yang orang tuanya ada
mengalami gangguan jiwa.
10
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Psikologi memandang perilaku manusia (Human Behavior) sebagai reaksi
yang dapat bersifat sederhana maupun bersifat kompleks. Berbicara tentang
perilaku, manusia itu unik /khusus. Artinya tidak sama antar dan inter
manusianya. Baik dalam hal kepandaian, bakat, sikap, minat, maupun
kepribadian. Manusia berperilaku atau beraktivitas karena adanya tujuan tertentu.
Dengan adanya need atau kebutuhan diri seseorang maka akan muncul
motivasi/penggerak , sehingga manusia itu berperilaku , baru tujuan tercapai dan
individu mengalami kepuasan. Siklus melingkar kembali memenuhi kebutuhan
berikutnya atau kebutuhan lain dan seterusnya dalam suatu proses terjadinya
perilaku manusia (Widyatun, 1999).
Pendekatan utama tentang perilaku itu terbagi 5 yaitu pendekatan
neurobiologik,behavioristik,kognitif,psikoanalis,dan humanistik,dari ke lima
tersebut memiliki cara pendekatan yang berbeda
B.Saran
Perilaku dapat mempengaruhi status gizi atau kesehatan seseorang,dari
pada itu seharusnya kita memperhatikan perilaku kita khususna untuk kesehatan
agar kita dapat memperoleh kesehatan yang seharusnya dengan menjaga perilaku
kita.
11
Daftar Pustaka
Abin Syamsuddin Makmun. 2003. Psikologi Pendidikan. Bandung : PT
Rosda Karya Remaja.
Muhibbin Syah. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta : PT Raja Grafindo.
Nana Syaodih Sukmadinata. 2005. Landasan Psikologi Proses Pendidikan.
Bandung : P.T. Remaja Rosdakarya.
Notoatmodjo, Soekidjo, Ilmu perilaku kesehatan, jakarta:Rineka cipta, 2010.
Notoatmodjo, Soekidjo, Perilaku kesehatan dan pendidikan, jakarta, 2003.
12