STANDAR 5 New Edit 2
STANDAR 5 New Edit 2
5.1 Kurikulum
Kurikulum pendidikan tinggi adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
isi, bahan kajian, bahan pelajaran serta cara penyampaiannya, dan penilaian hasil belajar yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran di perguruan tinggi.
Kurikulum harus dirancang berdasarkan relevansinya dengan tujuan, cakupan dan kedalaman
materi, pengorganisasian yang mendorong terbentuknya hard skills dan keterampilan
kepribadian dan perilaku (soft skills) yangdapat diterapkan dalam berbagai situasi dan
kondisi.
Lulusan Program Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran
Universitas Andalas akan memiliki kompetensi yang dibangun dengan fondasi yang terdiri
atas profesionalitas yang luhur, mawas diri dan pengembangan diri, serta komunikasi efektif,
dan ditunjang oleh pilar berupa pengelolaan informasi, landasan ilmiah ilmu kedokteran,
keterampilan klinis dan pengelolaan masalah kesehatan. Area kompetensi disusun sesuai
dengan kompetensi yang dikeluarkan oleh Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) 2020.
2
No. Bahan Deskripsi/ Uraian Bahan Kajian Kedalaman
Kajian Penguasaan
1. Bidang Miopia 4
Refraksi dan Hipermetropia 4
Optimasi Astigmatisma 4
Visual Presbiopia 4
Anisometropia 4
Gangguan akomodasi 3
Keratokonus 3
Kelainan refraksi pasca bedah refraktif 3
Kelainan refraksi pasca keratoplasti 3
Aniseikonia 3
2. Bidang Katarak senilis 4
Katarak dan Katarak juvenil 4
Bedah Katarak traumatika 4
Refraktif Aniridia 3
Katarak akibat penyakit mata lain 3
Katarak dengan high myopia 3
Katarak dengan high astigmatism 3
Katarak pasca keratoplasti 3
Katarak pasca bedah vitreoretina 3
Katarak dengan kekeruhan kornea 2
Katarak tanpa penyulit terkait penyakit 4
metabolik, sistemik, dan obat
Katarak dengan pseudoexfoliation syndrome 3
Subluksasi lensa 3
Dislokasi lensa (anterior/ posterior) 3
Sferofakia 2
Subluksasi IOL 3
Surgical Induced Astigmatism 3
Desentrasi IOL 3
Afakia 3
Komplikasi bedah katarak (endoftalmitis, 3
kenaikan TIO, edema macula kistoid, kebocoran
luka, perdarahan intra okular, endothel
decompensation)
Toxic anterior segment syndrome 3
Katarak dengan penyulit (extreme short or long 2
axial length, short ACD, poorly dilated pupil)
Pterigium 4
Pinguekula 4
Degenerasi kornea 3
Corneal ectatic
3 disorder 3
Distrofi kornea 3
Sikatriks kornea 3
Keratopati bullosa 3
Kelainan refraksi terkait pilihan tindakan bedah 2
No. Bahan Deskripsi/ Uraian Bahan Kajian Kedalaman
Kajian Penguasaan
refraktif
Katarak sekunder (PCO) 4
Band Keratopathy 3
Trauma tembus kornea 4
Trauma non perforasi pada kornea 4
Trauma kimia fase akut 4
Masalah ocular surface akibat trauma kimia 3
Neoplastic disorder of the cornea 2
Neoplastic disorder of the conjunctiva 2
Kelainan kornea akibat masalah sistemik 1
3. Bidang Glaukoma primer sudut terbuka 4
Glaukoma Glaukoma normotensi 4
Suspek glaukoma 4
Hipertensi okular 4
Glaukoma Sekunder Sudut Terbuka
Pseudoexfoliation Syndrome 4
Pigment Dispersion Syndrome 4
Glaukoma fakolitik 3
Lens Particle Glaucoma 3
Phacoantigenic Glaucoma 3
Tumor intraokular 3
Inflamasi okular dan glaukoma sekunder 3
Peningkatan tekanan episklera dan 3
Glaukoma
Hifema traumatik 4
Hemolytic and Ghost Cell Glaucoma 3
Angle Recession Glaucoma 4
Glaukoma terkait pernbedahan 3
Schwartz Syndrome 3
Drugs Induced glaucoma 4
Primary Angle Closure Disease
Primary Angle Closure Suspect 4
Primary Angle Closure 3
1. Acute 4
2. Subacute or Intermittent 3
Glaukoma primer sudut tertutup 3
Sindrom Plateau Iris 3
Secondary Angle Closure dengan Blok Pupil
Glaukoma4 fakomorfik 3
Ectopia Lentis 3
Glaukoma Afakik dan Pseudofakik 3
Secondary Angle Closure tanpa Blok Pupil
No. Bahan Deskripsi/ Uraian Bahan Kajian Kedalaman
Kajian Penguasaan
Glaukoma neovaskular 3
Iridocorneal Endothelial Syndrome 3
Tumor 3
Inflamasi 3
Glaucoma Malignan 3
Ablasi retina Non-rhegmatogenous 3
dan Uveal Effusion
Drugs Induced 4
Glaukoma kongenital primer 3
Glaukoma juvenil sudut terbuka 3
Glaukoma Sekunder dengan Anomali Okular dan Sistemik
yang Terkiat
Axenfeld-Rieger Syndrome 3
Peters Anomaly 3
Aniridia 3
Sturge Weber Syndrome 3
Neurofibromatosis 3
Kelainan lainnya 3
Glaukoma afakik pada anak 3
Hipotoni post operatif 3
4. Bidang Kelainan Makula
Vitreoretina Dry Age Macular Degeneration (AMD) 4
Wet Age Macular Degeneration (AMD) 3
Sindrom Histoplasmosis Okular 1
Angioid Streak 1
Myopia Pathologik 3
Choroidal Neovascularization (CNV) 3
ldiopatik
Cystoid Macular Edema (CME) 4
Kelainan Pembuluh Darah Retina
Retinopati Diabetik Non Proliferatif (Non 4
Proliferative Diabetic)
Retinopati Diabetik Proliferatif 3
(ProliferativeDiabetic Retinopathy(PDR)
Retinopati hipertensi 4
Koroidopati hipertensi 4
Neuropati optik hipertensi 4
Branch Retinal Vein Occlusion (BRVO) 3
Central Retinal Vein Occlusion (CRVO) 3
5
Sindrom iskemik okular 2
Branch Retinal Artery Occlusion (BRAO) 3
Central Retinal Artery Occlusion (CRAO) 3
Oklusi aretri Cilioretina1 3
No. Bahan Deskripsi/ Uraian Bahan Kajian Kedalaman
Kajian Penguasaan
Oklusi Arteri Ophthalmic 3
Makroaneurisma Arterial 3
Retinopati Sickle Cell 3
Vaskulitis 3
Coats Disease 3
Telangiektasis Parafoveal 2
Penyakit Von Hippel-Lindau 1
Sindrom Wybum Mason 1
Retinal Cavernous Hemangioma 1
Retinopati akibat Radiasi 3
Retinopati Valsalva 3
Purtscher-and Purtscheriike Retinopathy 3
Sindrom Terson 3
Retinopathy of Prematurity (ROP) 2
Kelainan Koroid
Central Serous Choroidopathy (CSC) 3
Choroidal Perfusion Abnormalities 1
Hemangioma koroid 2
Uveal Effsion Syndrome 1
Bilateral Diffuse Uveal Melanocytic 1
Proliferation
Inflamasi Koroid dan Retina
White Dot Syndromes 2
Choroidal Autoimmune Conditions 1
Sympathetic Ophthalmia 3
Lim lntraocular Lymphoma 2
Retinitis Cytomeglovirus (CMV) 3
Non-CMV Necrotizing Herpetic Retinitis 3
Endoftalmitis Bakterial Endogen 3
Endoftalmitis jamur 3
Tuberkulosis okular 3
Korioretinits sifilis 3
Cat-scratch Disease 1
Retino-koroiditis Toxoplasma 4
Toxocariasis 2
Lyme Disease 1
Diffuse Unilateral Subacute Neuroretinitis 1
Congenital and Stationary Retinal Disease
Color Vision (cone system) abnormalities 2
Night Vision
6 (rod system) abnormalities 2
Hereditary Retinal And Choroidal Dystrophies
Retinitis Pigmentosa 3
Leber CongenitalAmaurosis 3
Cone Dystrophies 2
No. Bahan Deskripsi/ Uraian Bahan Kajian Kedalaman
Kajian Penguasaan
Stargardt Disease 2
Vitelliform Degenerations 2
Pattern Dystrophies 1
Sorsby Macular Distrophy 1
Choroidal Dystrophies 1
X-Linked Retinochisis 1
Enhanced S-cone Syndrome 1
Degenerasi Retina
Bardet-Biedl Syndrome 1
Usher Syndrome 2
Retinal Albinism 1
Systemic Drug Induced Retinal Toxicity
Drug causing RPE+Photoreceptor 2
abnormalities
Drug causing Occlusive Retinopathy 2
Drug causing Ganglion cells + 2
Optic nerve abnormalities
Drug causing Macular Edema 2
Drug causing Crystalline Retinopathy 2
Drug causing Color vision and ERG 2
abnormalities
Ablasio Retina
Retinal Breaks 3
Posterior Vitreous Detachment (PVD) 4
Lattice Degeneration 3
Vitreoretinal Tufts 3
Meridional Folds 3
Paving-stone Degeneration 4
Hiperplasia Retinal Pigment Epithelium 4
(RPE)
Hipertrofi Retinal Pigment Epithelium 4
(RPE)
Ablasi retina 3
Optic Pit Maculopathy 1
Diseases of The Vitreous and Vitreoretinal
Epiretinal membranes 2
Vitreomacular Traction Diseases 2
Idiopathic Macular Hole 2
Wagner and Stickler Syndromes 1
Familial Exudative Vitreoretinopathy 1
Asteroid7Hyalosis 4
Manifestasi Trauma Pada Segmen Posterior
Perdarahan Vitreus 3
No. Bahan Deskripsi/ Uraian Bahan Kajian Kedalaman
Kajian Penguasaan
Kommosio Retina 4
Ruptur koroid 3
Macular Hole pasca trauma 3
Ruptur sklera 4
Trauma Laserasi dan Penetrasi 4
Trauma Perforasi 4
Benda asing intraokular 3
Endoftalmitis pasca trauma 3
Ophthalmia simpatika 4
Solar Retinopathy 4
5. Bidang Infeksi ekstra dan intra okuler
Infeksi dan Blefaritis
Imulogi a. Blefaritis anterior 4
Hordeolum 4
Konjungtivitis
a. Viral 4
b. Bakterial 4
Keratitis infeksius/ ulkus kornea Tanpa komplikasi ke
intraokular
a. Viral keratitis 4
b. Bakterial keratitis 4
c. Fungal keratitis 4
d. Acanthamoeba keratitis 3
Endoftalmitis membutuhkan vitrektomi
a. Eksogen 3
b. Endogen 3
Panoftalmitis 3
Selulitis
a. Selulitis preseptal 4
b. Selulitis orbita 3
lnfeksi sistem lakrimal
Dakriosistitis/ dakrioadenitis 4
INFLAMASI MATA
Inflamasi ekstra dan intraokuler
Blefaritis
a. Blefaritis posterior ringan (MGD) 4
Dry eye syndrome
a. Mild 4
8
b. Moderate 4
c. Severe 3
Defisiensi vitamin A (xerophtalmia) 4
Konjungtivitis (keterlibatan komea minimal)
No. Bahan Deskripsi/ Uraian Bahan Kajian Kedalaman
Kajian Penguasaan
• Sarcoidosis 3
c. Idiopatik 3
Uveitis intermediet
a. lnfeksi
• Lyme disease 3
b. Inflamasi/ immune-related
• Pars planitis 3
• Sarcoidosis 3
• Inflammatory bowel disease 3
• Multiple sclerosis 3
c. Idiopatik 3
Uveitis posterior
a. Infeksi
• Ocular to xoplasmosis 4
• CMV retinitis 3
• Tuberkulosis 4
• Sifilis 3
• Herpes simplex 3
• Onchocerciasis 2
• Cysticercosis 2
• Meningokokus 2
• Toxocariasis 2
• Nocardiosis 2
• Cat-scratch disease 2
b. Inflamasi/immune-related
• Sarcoidosis 3
• Vogt-Koyanagi-Harada Syndrome 3
• Symphatetic ophthalmia 3
• Systemic lupus erythematosus 3
• Polyarteritis nodosa (PAN) 3
• Birdshot uveitis 2
c. Idiopatik 2
Panuveitis
a. Infeksi
10
• Ocular tuberculosis 3
• Herpes simplex 3
• Ocular syphilis 2
No. Bahan Deskripsi/ Uraian Bahan Kajian Kedalaman
Kajian Penguasaan
• Lepra 2
b. Inflamasi/immune-related
• Ocular Behcet's 3
• Vogt-Koyanagi-Harada Syndrome 3
• Symphatetic ophthalmia 3
• Sarcoidosis 3
Masquerade syndrome 3
6. Bidang Papiledema
Neuro a. Papiledema ec space occupying lesion 3
Oftalmologi (SOL)
b. Idiopathic intracranial hypertension (UH) 3
c. Hipertensi maligna 3
Neuritis optik
a. Tipikal ( demyelinating) 4
b. Atypical [lain-lain) 3
c. Neuromyelitis optika 3
Neuropati optik iskemik
a. Arteritik 3
b. non arteritik 4
Diabetik Papilopati 3
Papilofeblitis 2
Sindrom Paraneoplastik 2
Neuropati optik Infiltratif dan 4
Kompresif
Perdarahan Retrobulbar 4
Optic disc drusen 2
Neuropati optik herediter
a. Leber's heredity optic neuropthy 2
b. Autosomal Dominant Optic 1
atrophy
c. Optic nerve hypoplasia 2
d. Congenital optic disc anomalies 2
Neuropati optik toksik atau
nutrisional
a. Neuropati optik toksik Methanol 3
b. Neuropati optik toksik 3
Ethambutol
c. 11
Neuropati optik toksik karena 3
ob at lain
d. Neuropati optik nutrisional 2
Neuropati optik traumatik (direct and 3
No. Bahan Deskripsi/ Uraian Bahan Kajian Kedalaman
Kajian Penguasaan
indirect)
Neuropati optik iskernik posterior 2
Atrofi nervus optik 3
Foster kennedy syndrome 3
Lesi Khiasma 3
Lesi Retrokiasma 3
Lesi traktus optik 3
Lesi Lateral Geniculate body 3
Lesi lobus temporal 3
Lesi lobus parietal 3
Lesi lobus oksipital 3
Monocular visual loss 2
Binocular visual loss 2
Ocular stability dysfunction 1
Vestibular dysfunction 1
Optokinetic nystagmus dysfunction 1
Saccadic dysfunction 1
Ocular motor apraxia 1
Pursuit dysfunction 1
Convergence insuffiency 2
Divergence insuffiency 2
Nuclear cause of diplopia 2
Internuclear cause of diplopia 2
Infranuclear cause of diplopia 2
Parese nervus III (Okulomotor)
a. Melibatkan pupil (pupil 3
involvement)
b. Tanpa melibatkan pupil (pupil 3
sparing)
Parese nervus IV (Troklearis) 3
Parese nervus VI (abdusens) 3
Fistula sinus carotid-cavernous 3
Sindrom Tolosa-Hunt 3
Myastenia Gravis Okuler 3
Miositis orbita 3
Tyroid Eye Disesase {TED)
12a. 4
Mild
b. Moderatsevere 3
Nystagmus pada anak 2
J Gaze evoked nystagmus 2
No. Bahan Deskripsi/ Uraian Bahan Kajian Kedalaman
Kajian Penguasaan
Vestibular nystagmus 2
Acquiredpendularnystagmus 1
See saw nystagmus 1
Anisokoria equal in dim 4
and bright light
Anisokoria greater in dim 3
light
Anisokoria greater in bright light 3
a. Adies tonic pupil 3
b. Third nerve palsy 3
Agryl Robertson pupil 1
Aberrant regeneration 1
Ptosis (kecuali myasthenia gravis 2
okular, parese nervus ill dan
Kelainan nervus VII (fasialis) 2
Blefarospasme esensial 3
Spasme Hemifacial 3
Migrain 2
Tension headache 2
Trigeminal neuralgia 2
Occipital neuralgia 2
Herpes Zoster Ophthalmia (HZO) facial 2
pain
lmunologic disorder (di luar 2
Ocular Myastenia Gravis, Multiple
Terkait kehamilan 1
Kelainan Cerebrovaskular (selain 2
fistula Carotid Cavernous)
Penyakit infeksi 3
Terapi radiasi 2
KELAINAN PENGLIHATAN
WARNA
Herediter 4
Dapatan 3
Thepatient with non organic ophthalmic 1
disorder
7. Bagian Delayed visual maturation dan 2
Pediatrik cortical visual
Oftalmologi Kelainan palpebra
dan a. Kelainan
13 palpebra kongenital 2
Strabismus
b . Infeksi dan inflamasi palpebra 4
c. Neoplasma dan non infeksi 3
d. Kelainan palpebra didapat 3
No. Bahan Deskripsi/ Uraian Bahan Kajian Kedalaman
Kajian Penguasaan
Kelainan orbita
a. Malformasi kraniofasial 2
b. Infeksi dan inflamasi (Selulitis preseptal,
selulitis orbita dan inflamasi orbita pada
anak)
1. Selulitis preseptal 4
2. Selulitis orbita 3
3. Inflamasi orbita pada anak 3
Neoplasma
a. Tumor jinak 3
b. Neoplasma malignant Primer 2
c. Neoplasma malignant sekunder 2
d. Neoplasma yang berasal dari 2
hematopoietic lympho- proliferative dan
histiositik
Abnormalitas sistem lakrimalis
a. Anomali kongenital dan developmental 2
b. Obstruksi duktus nasolakrimal 3
Penyakit pada kornea, segmen anterior dan iris
a. Anomali kongenital dan developmental 3
pada
b. Anomali kongenital dan developmental 3
pada
c. Anomali kongenital dan developmental 3
pada iris dan pupil
d. Kelainan kornea didapat (keratitis) 4
e. Kelainan kornea dan iris Yang 3
berhubungan dengan kelainan sistemik
f. Tumor pada kornea, iris dan segmen 3
anterior
External eye diseases of the eye
a. Konjungtivitis lnfeksi
1. Oftalmia neonatorum 4
2. Konjungtivitis bakteri 4
3. Konjungtivitis virus
b. Kelainan inflamasi
1. Blefaritis 4
2. Alergi mata 4
3. Konjungtivitis ligneous 4
c. Kelainan konjungtiva lainnya 3
Papilloma, kista epithelial konjungtiva,
14
nevus konjungtiva, Steven Johnson
Syndrome
Glaukoma pediatrik
a. Glaukoma pediatrik primer 3
No. Bahan Deskripsi/ Uraian Bahan Kajian Kedalaman
Kajian Penguasaan
b. Glaukoma pediatrik sekunder 3
Katarak dan kelainan lensa lainnya pada anak
a. Katarak pediatrik 3
b. Abnormalitas lensa 3
c. Dislokasi lensa 3
Uveitis pediatrik
a. Uveitis anterior 4
b. Uveitis intermediate 3
c. Uveitis posterior 3
d. Panuveitis 3
e. Masquerade syndrome 3
Kelainan retina dan vitreus
a. Abnormalitas kongenital dan
developmental
1. PFV (Persistent Fetal Vasculature) 2
2. ROP (Retinopathy of Prematurity)
a. Type 1 2
b. Type 2 3
3. Kelainan herediter retina 2
4. Distrofi makula herediter 2
b. Infeksi retina dan vitreus
1. HIV (Human Immunodeficiency 3
Virus), HSV (Herpes Simplex Virus)
dan CMV
2. Tumor 3
3. Retinoblastoma 3
c. Kelainan didapat
Coats disease 3
d. Manifestasi retina yang berhubungan 3
dengan kelainan sistemik (Albinism,
Diabetes Melitus)
e. Abnormalitas pada diskus optikus
1. Anomali developmental dan atrofi optik 2
2. Neuritis optik 3
3. Edema papil 3
Trauma okuler pada anak
a. Trauma kecelakaan
1. Trauma superlisial,penetrasi dan tumpul 4
2. Orbital fracture dan traumatic optic 3
neuropathy
3. Trauma
15 Tumpul 4
b. Trauma non kecelakaan
Abuse head/ okular trauma 3
Manifestasi okular pada kelainan sistemik
a. Kelainan genetik (Kromosom) 2
No. Bahan Deskripsi/ Uraian Bahan Kajian Kedalaman
Kajian Penguasaan
b. Infeksi intrauterin/ perinatal 3
c. Keganasan 3
PENYAKIT
Terminologi strabismus 4
Anatomi dan fisiologi otot penggerak bola mata 4
Fisiologi motorik 4
Fisiologi dan patologi sensori 4
Amblyopia
a. Deprivasi 3
b. Refraktif 4
c. Strabismik 3
Esodeviasi
a. Esotropia kongenital 2
b. Esotropia akomodatif 2
c. Acquired non accommodative esotropia 2
d. Nistagmus dan esotropia 2
e. Incommitant esotropia 2
Exodeviasi
a.Pseudoexotorpia, exophoia dan intermittent 2
b.Conuergence weakness exotropia 2
c Exotropia konstan 2
d.Exotorpia bentuk lainnya 2
Pattern strabismus
A/V Pattern 2
Deviasi vertikal
Icommitant, commitant dan DVD (Dissociated 2
Vertical Deviation)
Special form of strabismus
a. Congenital cranial disinnervasi 2
b.Bentuk lain strabismus 2
Nistagmus pediatrik 2
8. Bagian Kelainan Kelopak
Rekonstruksi Kelainan Kongenital
Okuloplasti BPES (Blefaropimosis, Ptosis, Epicantus 2
Onkologi syndome)
Ektropion 4
Euribleparon 2
Ankylobleparon 4
Epikantus 2
Enteropion 4
Distrikiasis
16 4
Koloboma 2
Cryptotalmos 2
Mikropthalmos 2
Oriental lid crease 4
No. Bahan Deskripsi/ Uraian Bahan Kajian Kedalaman
Kajian Penguasaan
Kelainan yang didapat
Kalazion 4
Hordeolum 4
Edema kelopak mata 4
Sindrom Floppy Eyelid 2
Tricotilomania 2
Simblefaron, trichiasis 4
Enteropion, ekteropion 4
Retraksi kelopak mata, Paralisis wajah, distonia 2
Hemangioma infantil 4
Papiloma 4
Keratosis seboroik 4
Pseudo epiteliomatous hiperplasia 4
Verucca vulgaris 4
Cutaneus horn 4
Kelainan pada kelenjar minyak dan kelenjar
keringat
Kista meibomian 4
Ecrine hidrosistoma 4
Syringoma 4
Plemorfic adenoma 3
Milia (Apocrine hidrocystoma) 4
Cylindroma 3
Kelainan folikel bulu mata
Tricoepitelioma 3
Tricifollikuloma 3
Trichylemmoma 3
Pilomatricoma 3
Kelainan melanositik Jinak
Nevus 4
Frecke 2
Lentigo simplek 2
Solar lentigo 4
Blue Nevi 2
Dermal Melanocynosis 2
Lesi epidermal premalignant
Actinic keratosis 2
Lesi in situ epitelial
Keratoacantoma 2
Squamous cell ca insitu 2
Lentigo maligna
17 2
Tumor ganas kelopak
Basal cell carcinoma 2
Squamous cell Carcinoma 2
Sebaceous adeno cell ca 2
No. Bahan Deskripsi/ Uraian Bahan Kajian Kedalaman
Kajian Penguasaan
Melanoma 2
Sarkoma Kaposi 2
Merkel cell carcinoma 2
Trauma Kelopak Mata
Trauma tumpul 4
Trauma Tembus 4
Lacerasi tanpa keterlibatan margo kelopak mata 4
Lacerasi dengan keterlibatan margo kelopak 4
mata
Trauma kantus kelopak mata 4
Reparasi sekunder 2
Gigitan manusia dan binatang 3
Trauma luka bakar 3
Laserasi dengan kehilangan jaringan 4
Skin loss <30% 4
Skin loss 30-50% 3
Skin loss > 50% 3
Trauma kanalikuli, sakus, duktus nasolakrimal 4
Kelainan Degeneratif
Dermatokalasis 4
Blefarokalasis 4
Ptosis 2
Brow ptosis 2
Aging face 2
Sistem Lakrimal
Duplikasi 2
Aplasia dan hipoplasia Punctum 2
Obtruksi ductus nasolakrimal kongenital 3
Agenesis dan disgenesis puctum dan canalikuli 2
Dacryosistocele 2
Kelainan punctum (eversipunctum) 2
Kelainan kanalikuli 2
Obtruksi ductus nasolakrima didapat 2
(involusional stenosisdacryolith)
Dakrioadenitis
Kanalikulitis 4
Dakriosistitis 4
Turmor sakus lakrimal primer, sekunder dan 2
metastatik
Kelainan Orbita
Slndrom 18 anomali kraniofacial kongenital 2
(Goldenhar syndrome Treacher collin syn, dsb)
Congenital orbital tumor 2
Hamartoma dan choristomas 2
Kista dermoid 2
No. Bahan Deskripsi/ Uraian Bahan Kajian Kedalaman
Kajian Penguasaan
Dermolipoma 2
Teratoma 2
Inflamasi Orbita
Selulitis (preseptal, pretarsal dan orbital) 4
Necrotizing fascitis 3
Orbital tuberkulosis 2
Zygomikosis 2
Aspergilosis 2
Parasitic desease 2
Inflamasi Non Infeksi
Tiroid Ege desease 3
IgG4 related desease 2
Vaskulitis 3
Giant cel arteitis 2
Polyorteitis nodusa 2
Sarcoidosis 2
Inflamasi orbital non spesifik (Non Specific 3
Orbital Inflammation (NSOI)) (Miositis, orbital
pseudotumor, dacryoadenitis)
Kelainan dan Neoplasma Orbita
Kelainan Vaskuler
Infantile (capilary) hemangioma 4
Cavernose hemangioma 3
Hemangiopericitoma 2
Limfatic malformasi (limfangioma) 2
Orbital varices 2
Arterios Venous Malformation (AVM) 2
Arterios Venous Fistula (AVF) 2
Orbital Hemorages 3
Kelainan neural
Glioma saraf optik 2
Neurofibroma 2
Neurolibromatosis 2
Meningioma 2
Shwanoma 2
Tumor mesenkim
Rhabdomyosarcoma 2
Fibrous histocitoma 2
Soliter fibrous tumor 2
Fibrous displasia 2
Kelainan 19Limfoproliferatif
Limfoid hiperplasia 2
Limfoma 2
Plasma cel tumor 2
Tumor kelenjar lakrimal
No. Bahan Deskripsi/ Uraian Bahan Kajian Kedalaman
Kajian Penguasaan
Plemorfik adenoma 2
Adnoid cystik carcinoma 2
Malignant mix tumor 2
Tumor metastasis
Neuroblastoma 2
Metastatis dari karsinoma mamma, ca 2
broncogenic, ca prostate
Trauma
Midfacial (Lefort fracture) 2
Fraktur Zigoma 2
Fraktur Apex orbita 2
Fraktur dinding aobita (medial, dasar, 2
lateral,atap)
Benda asing orbita 2
Perdarahan orbita 3
Penurunan tajam penglihatan dengan media 2
jernih (Traumatic Optic Neuropathg (TON))
Tumor
Melanoma 2
Retinoblastoma 2
Angiomatous tumor 2
Sistemik Malignan yang mengenai intraocular 2
Socket Anoftalmia
Kontraktur soket 2
9. Bidang Epidemiologi dan Biostatistik
Oftalmologi Definisi prevalensi, insidensi, risiko serta odds 4
Komunitas Jenis desain penelitian 4
Penentuan Studi desain 4
Variabel penelitian 4
Jenis dan jumlah Sampling 4
Penentuan Uji Statistik 3
Analisis hasil Uji statistik 3
Promosi Kesehatan
Edukasi dan komunikasi massa 4
Strategi Identifikasi masalah kesehatan mata 3
Prinsip ekonomi kesehatan mata 2
Konsep permintaan (demand) dan pasokan 2
(supply)
Qalg dan Dalg penyakit mata 2
Pencegahan Kebutaan dan Gangguan
Penglihatan
20
Skrining Kebutaan dan Gangguan Penglihatan 4
Prevalensi Katarak global, nasional dan lokal 4
Cataract Surgical Rate (CSR) 4
Cataract Surgical Coverage (CSC) 4
No. Bahan Deskripsi/ Uraian Bahan Kajian Kedalaman
Kajian Penguasaan
Skrining katarak yang efektif di komunitas 4
Penyusunan Tim Penanggulangan kebutaan 3
katarak
Prevalensi kelainan refraksi global, nasional dan 4
lokal
Skrining kelainan refraksi di komunitas 4
Penyusunan Tim Penanggulangan kebutaan 3
akibat kelainan refraksi
Prevalensi retinopati diabetik global, nasional 4
dan lokal
Skrining retinopati diabetik efektif di komunitas 4
Penyusunan Tim Penanggulangan kebutaan 3
akibat Retinopati Diabetik
Prevalensi penyakit glaukoma global, nasional 4
dan lokal
Program berbasis komunitas untuk penyakit 3
glaukoma
Prevalensi kebutaan pada anak global, nasional 4
dan lokal
Program berbasis komunitas untuk penyakit 3
kebutaan pada anak
Program Global WHO
World Report on Vision 3
Prinsip dasar VISION 2020 4
Komponen strategi VISION 2020 4
Implementasi program VISION 2020 3
Keterampilan Klinis
Prinsip operasi katarak massal di komunitas 4
Program operasi katarak massal multisektoral 3
Operasi katarak massal yang cost-effective 3
Monitoring dan evaluasi hasil (outcome) operasi 4
katarak
Program Perencanaan
Advokasi kesehatan mata 3
Penyusunan program perencanaan kesehatan 3
mata yang komprehensif
Definisi tingkat kedalaman penguasaan pada bahan kajian kompetensi keterampilan klinis:
1. Tingkat 1 (Mengetahui dan menjelaskan)
Lulusan dokter spesialis mata21mampu menguasai pengetahuan teoritis termasuk aspek
biomedik, dan psikososial ketrampilan tersebut sehingga dapat menjelaskan kepada
pasien/klien dan keluarganya, teman sejawat, serta profesi lainnya, tentang prinsip, indikasi,
dan komplikasi yang mungkin timbul. Keterampilan ini dapat dicapai melalui perkuliahan,
diskusi, penugasan, dan belajar mandiri, sedangkan penilaiannya dapat menggunakan ujian
tulis.
No.
Bahan Kajian
Deskripsi/
22 Uraian Bahan Kajian
Kedalaman Penguasaan
1.
Bidang Refraksi dan Optimasi Visual
Melakukan refraksi subjektif untuk gangguan refraksi spheris kornpleks,
termasuk astigmatisma dan gangguan refraktif pascaoperasi.
4
Pemeriksaan lensometri
4
Pemeriksaan biometri
4
27
Mengerjakan parasentesis bilik mata depan.
4
Melakukan evaluasi pascaoperasi pasien katarak tanpa komplikasi
4
Reposisi iris
4
Pengelolaan kejadian intar- dan pasca operatif yang mungkin terjadi selamata atu sebagai
akibat dari bedah katarak, termasuk :
a. Kebocoran vitreous
4
28
b. Ruptur kapsul
4
c. Perdarahan segemen anterior atau posterior
3
e. Ablasi khoroid
3
f. Perdarahan ekspulsif
3
g. Hilangnya anestesia
4
j. Astigmatisma
3
l. Edema kornea.
3
m. Dehisensi Iuka.
4
n. Hifema.
29 4
o. Korteks residual
3
p. Nukleus jatuh
3
q. Uveitis
4
Transplantasi kornea
2
Keratoplasti lamelar
2
Keratoprostesis
1
Termokeratoplasti
1
Keratotomi radial
1
Epikeratofakia
Tatto komea
2
Cornea crosslinking
1
31
Ekstraksi lensa ekstrakapsular dengan teknik
4
Kapsulotomi bedah (after cataract)
2
Bioptics
1
LASIK
2
3.
Bidang Glaukoma
Melakukan tonometri
4
Melakukan gonioskopi
4
Mengerjakan pemeriksaan stereo saraf optik, menggunakan lensa 90 (60 178) dioptri
4
Interpretasi pemeriksaan Neuroretinal Rim, Retinal Nerve Fiber l,ayer dan Retinal Ganglion
Cell
4
Mengerakan iridotomi perifer laser argon atau YAG untuk glaukoma sudut tertutup rutin.
4
Mengerjakan siklofotokoagulasi.
4
33
Melakukan trabekulektomi pertama rutin dengan atau tanpa antimetabolit
4
Mengelola bilik mata depan dangkal pasca trabekulektomi
3
Melakukan prosedur Nd YAG atau argon laser pada pasien glaukoma (misal pasien
monokular, laser ulangan, lisis vitreous, lisis jahitan)
4
Mengerakan iridotomi perifer laser untuk glaukoma yang lebih lanjut (misalnya pasien
monokular, penutupan sudut akut, kornea keruh)
2
Mengerjakan siklofotokoagulasi untuk kasus2 4 kasus yang lebih lanjut (misal sebelumnya,
monokular)
4
Menjelaskan, mengelola, dan menangani secara bedah jika perlu, bilik mata depan yang
dangkal.
2
Melakukan teknik-teknik lebih lanjut untuk memperbaiki bleb rembes (misal bleb gagal, bleb
bocor)
2
34
Melakukan operasi kombiinasu glaukoma dengan katarak
2
Melakukan operasi glaukoma implan
2
Melakukan trabekulotomi
2
Melakukan goniotomi
2
Melakukan sklerostomi
2
Melakukan operasi katarak pada glaukoma a 2 4 pada glaukoma primer yang terkontrol
4
Scleral buckling.
3
injeksi intra-vitreal; injeksi anti Vascular Endothelial Growth Factor (VEGF) pada pasien
dewasa
4
Pneumatik retinopeksi
3
Pemeriksaan silia
4
Tarsorafi
37 4
Oklusi punctum
3
Konjungtiva dan Sklera
Tes epinefrin
4
Reseksi konjungtiva
4
Flap konjungtiva
4
38
Injeksi triamsinolon subtenon posterior
3
Scleral patch graft
2
Kornea
Tes fluoresin
4
Epithelial debidement.
4
Corneal glueing
3
Intraokuler
Pemeriksaan dan grading flare dan cells pada bilik mata depan
4
Tes Seidel
4
Aqueous tap/paracentesis
4
Orbit
Enukleasi
4
Eviserasi
4
40
Tatalaksana Uveitis
Penggunaan steroid sistemik dalam penatalaksanaan uveitis
4
Pemeriksaan Penunjang
Melakukan dasar direk, indirek, dan pemeriksaan magnified ophthalmoscopik pada diskus
optik (misalnya, mengenali optic disc swelling, optic atrophy, neuroretinitis)
4
Melakukan evaluasi mendetail nervus kranialis (misalnya, tes fungsi nervus oculomotor,
trochlear, trigeminal, abdusens dan facialis)
4
Melakukan dan menginterpretasikan hasil untuk myasthenia gravis, seperti ice pack test,
sleep test
4
Mengenali pasien dengan kehilangan penglihatan fungsional (non- organik) dan memberikan
konseling yang benar dan follow up
2
a. preverbal 43
b. Verbal
Tes Bruckner
4
Streak retinoskopi
4
Pemeriksaan pupil
4
Pemeriksaan segmen anterior (slit lamp atau portable slit lamp, loupe)
4
Pemeriksaan tekanan bola mata (iCare, Non-Contact, Tonometry, tonopen dan perkins)
4
44
Pemeriksaan Strabismus
Cover test
4
Pemeriksaan rotasi
- Doll's head aneuver
- Nine position of gaze
4
Motor Test:
- Forced duction test 45
- Active Forced generation test
- Saccadic velocity measurement
4
Three step test
4
Uji Sensorik:
1. Red-Glass test
2. Bagolini glasses
3. Prism base-out prism test
4. Afier image test
5. Ambgosape test
6. Worth 4-dot test
7. Uji stereoskopik
4
Obstruksi duktus
Glaukoma pediatrik
1. Trabekulotomi
2. Trabekulektomi
3. Siklodestuksi
2
Katarak pediatric
Ptosis Kongenital
Retinopaty of Prematurity
Retinoblastoma
Ekstirpasi
4
KETERAMPILAN
47 OPERASI STRABISMUS
1. Weakening proccdure
2
2. Strcngthening procedure
2
7. Ophthalmoplegic Sgndrcmes
2
Entropion
4
Ektropion
4
Bell phenomenon
4
Distraction test
4
49
Simblefaron
4
Dermatokalasis / blefarokalasis
4
Mikroftalmia
4
Anoftalmia
4
Jenis implan
4
Forniks
4
Keadaan kelenjar lakrimal
4
Probing/lntubasi
4
Arah proptosis
4
Penglihatan ganda
4
Eksoftalmometri
4
51
Pembesaran kelenjar getah bening
4
Koreksi Entropion
4
Koreksi Ektropion
4
Koreksi Blefaroptosis
2
Levator reses
2
Koreksi Lagoftalmos
2
Simblefarektomi
4
Koreksi Sindroma
2
Rekonstruksi
52
4
Rekonstruksi sistim
4
Insisi drainase
4
Koreksi Ankyloblefaron
4
Rekonstruksi dinding
2
Orbital decompresi
2
Enukleasi bulbi
4
53
Rekontruksi soket
2
Laboratorium
4
Patologi anatomi
2
Penandaan spesimen
masa tumor
4
Biopsi Insisi
54 4
Selain memiliki kompetensi utama yang dirumuskan oleh Konsil Kedokteran Indonesia,
lulusan Program Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran
Universitas Andalas juga diperkaya dengan kompetensi pendukung dan kompetensi lainnya
sesuai dengan visi misi Program Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Kesehatan Mata Fakultas
Kedokteran Universitas Andalas.
Kompetensi Pendukung
Sesuai dengan visi dan misi Program Pendidikan Dokter Spesialis Mata Fakultas Kedokteran
Universitas Andalas yaitu menjadi program studi pendidikan dokter yang terkemuka dan
bermartabat terutama di bidang penyakit tidak menular di Indonesia tahun 2023. Lulusan
dibekali dengan beberapa kompetensi pendukung yaitu :
2. Interpretasi Radiologi
Berhubungan dengan beberapa kasus mata yang membutuhkan pemeriksaan
radiologi, semua lulusan dibekali dengan keterampilan menginterpretasikan
Radiologi, terutama: CT scan orbita, CT scan head, MRI orbita, MRI head.
Metode pembelajaran interpretasi
56 radiologi antara lain: tinjauan kepustakaan, diskusi
panel, diskusi subbagian, bedside teaching, dan meet the expert.
3. Pembekalan Dasar
Modul ini berisikan bekal-bekal dasar yang dibutuhkan setiap peserta agar
menjalankan tugas dan kewajiban dengan lancar. Modul ini berisikan materi-materi
administrasi rumah sakit, komunikasi efektif, medikolegal, pendidikan agama dan
dilengkapi dengan orientasi tempat di RS.
5. Bakti sosial
Peserta didik diikut sertakan pada rangkaian kegiatan bakti sosial seperti penjaringan
dan screening refraksi pada anak-anak sekolah SD, SMP, dan ikut serta dalam
rangkaian operasi katarak massal dalam rangka penurunan angka kebutaan karena
katarak. Selain itu peserta didik juga dilibatkan dalam peringatan World Glaucoma
Week, World Sight Day, peringatan Hari Kesehatan Nasional, serta bakti sosial
kesehatan dalam rangka Dies Natalis dan Lustrum Fakultas Kedokteran Universitas
Andalas. Bentuk kegiatan peserta didik dalam bakti sosial tersebut dengan cara,
seperti pada kegiatan ke masyarakat berupa pengobatan massal (refferal) dan operasi
katarak massal ke Puskesmas yang bekerja sama dengan Badan Kesehatan Indera
Masyarakat .
Kompetensi Lainnya
Untuk meningkatkan profesionalitas dan daya saing lulusan, lulusan Program Pendidikan
Dokter Spesialis Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran Universitas Andalas diperkaya
dengan kompetensi lainnya yang merupakan kekhususan dan keunggulan program studi.
- Pemeriksaan refraksi dengan streak retinoscopy
- Pemeriksaan dan penggunaan alat bantu low vision
- Pengenalan teori dan dasar operasi katarak dengan teknik fakoemulsifikasi
dimana setiap operasi dengan teknik fakoemulsifikasi, peserta didik selalu
dilibatkan sebagai observer sehingga memudahkan peserta didik menambah
57
pendidikan fellowship di bidang fakoemulsifikasi.
Catatan: Pengertian tentang kompetensi utama, pendukung, dan lainnya dapat dilihat pada
Kepmendiknas Nomor 045/U/2002, dan Standar Kompetensi Dokter Spesialis dan Dokter
Gigi Spesialis Tahun 2008 dari Kolegium Dokter Spesialis dan Dokter Gigi Spesialis
Indonesia.
58
Tahap II (Tahap Magang I)
Tahap Magang I dilaksanakan setelah peserta didik lulus ujian tahap pengayaan, tahap
magang I dilaksanakan selama 8 bulan. Pada tahap magang I, sasaran belajar yang ingin
dicapai adalah:
1. Mampu menggunakan alat pemeriksaan khusus sub bagian:
Refraksi, Lensa Kontak & Low Vision
Kornea dan EED
Vitreo retina
Glaukoma
Katarak Bedah Refraktif
Neuro Oftalmologi
Pediatrik Oftalmologi dan Strabismus (POS)
Rekonstruksi, Onkologi & Okuloplasti (ROO)
2. Mampu membuat kepustakaan dalam bentuk naskah ilmiah mengenai semua sub
bagian diatas.
Kurikulum tahap IV atau tahap mandiri merupakan kelanjutan dari pendidikan tahap I, tahap
II, dan tahap III, dimana pada tahap mandiri ini peserta didik akan melakukan tindakan
diagnostik dan terapeutik (operatif) secara mandiri di bawah supervisi pengajar masing-
masing subbagian.
Tahap Mandiri dilaksanakan di RSUP DR. M.Djamil Padang dan beberapa Rumah Sakit
jejaring seperti Balai Kesehatan Indera Masyarakat (BKIM) Kota Padang, RSUD Dr. Chatib
Quzwain Sarolangun, RSUD Muko-Muko Bengkulu, RSUD dr. Ali Hanafiah Batu Sangkar,
dan RSUD dr. Ahmad Darwis Kabupaten 50 Kota. Kompetensi yang hendak dicapai adalah
peserta didik mampu mengelola kesehatan mata individu, keluarga, dan masyarakat secara
holistik, terpadu, dan berkesinambungan dalam konteks pelayanan kesehatan. Tahap ini
dilaksanakan setelah peserta didik lulus ujian tahap 3, tahap mandiri dilaksanakan untuk
memenuhi jumlah operasi katarak mandiri sebanyak 65 pasien dan menyelesaikan tesis
penelitian.
Untuk pencapaian tujuan-tujuan pendidikan yang terdapat didalam kurikulum, maka proses
pendidikan di Program Pendidikan Dokter Spesialis Mata Fakultas Kedokteran Universitas
Andalas, diselenggarakan berbagai macam bentuk kegiatan pendidikan :
1. Perkuliahan 60
Metode perkuliahan dilakukan melalui berbagai metode seperti diskusi dengan pengajar
subbagian, laporan jaga gawat darurat dan antar bagian, laporan katarak, bedside teaching visite,
case presentation, dan journal reading. Peserta didik melakukan diskusi dengan pengajar
subbagian, yang dilakukan 5x seminggu dalam waktu 1 jam sehari. Laporan jaga gawat darurat
dan antar bagian, bedside teaching (visite), presentasi kasus, journal reading, penelitian
sederhana/retrospective serta tinjauan kepustakaan dilaksanakan sesuai dengan kalender
akademik berupa jadwal harian acara ilmiah PPDS mata setiap bulan dengan jadwal rutin:
- Senin : Laporan jaga gawat darurat dan antar bagian
- Selasa-kamis : Karya ilmiah ilmiah (presentasi kasus, journal reading,
penelitian sederhana serta tinjauan kepustakaan)
- Jumat : Laporan katarak, visite (bedside teaching)
a) Bedside teaching (visite) dan laporan Operasi Katarak
Visite dan laporan katarak dilakukan satu kali dalam seminggu, di hari Jumat pukul 08.00-
10.00 WIB. Visite dan laporan operasi katarak dilaksanakan di ruangan konfrens bangsal
untuk mendiskusikan manajemen masing-masing pasien.
b) Presentasi kasus
Peserta didik mempresentasikan minimal 3 kasus selama berada di tahap magang II.
c) Journal reading
Peserta didik mempresentasikan minimal 1 journal selama berada di tahap magang II.
d) Tinjauan Kepustakaan
Peserta didik mempresentasikan minimal 3 tinjauan kepustakaan selama berada di tahap
magang II.
e) Penelitian Retrospective
Peserta didik mempresentasikan minimal 1 Penelitian Retrospective selama berada di tahap
magang II.
f) Laporan jaga
Laporan jaga dilakukan 1x dalam seminggu yaitu setiap hari Senin jam 08.00-10.00 WIB di
ruang konfrens bangsal.
2. Tugas Khusus
Tugas khusus dari peserta didik terdiri dari:
- Jaga emergensi di Instalasi Gawat Darurat RS DR M Djamil Padang bagi
peserta didik tahap magang II sampai tahap mandiri
- Konsultasi antar61
bagian untuk peserta didik di tahap mandiri
- Bimbingan wet lab katarak bagi peserta tahap mandiri sebelum peserta didik
melakukan operasi di kamar operasi
- Operasi Minor bagi peserta didik tahap magang II .
- Operasi Mayor berupa operasi katarak, glaukoma, strabismus, retina dan
rekonstruksi bagi peserta didik tahap mandiri
- Membimbing dokter muda bagi peserta didik tahap magang II sebagai
pendamping staf pengajar yang bertugas sebagai preseptor
- Mengikuti pendidikan di RS Jejaring seperti Balai Kesehatan Indera
Masyarakat (BKIM) Kota Padang, RSUD Dr. Chatib Quzwain Sarolangun,
RSUD Muko-Muko Bengkulu, RSUD dr. Ali Hanafiah Batu Sangkar, dan
RSUD dr. Ahmad Darwis Kabupaten 50 Kota bagi peserta didik di tahap
mandiri
No Prosedur Lanjutan
Rata-rata Pencapaian Selama Pendidikan per Lulusan
. Dokter Spesialis Mata
(1) (2) (3)
2018 2019 2020
1 Keratometri 165 188 178
64
2 Biometri 90 115 109
3 Iridotomy/ Iridoplasty 0 0 0
laser
4 Perencanaan, 10 9 8
Penyelenggaraan dan
Evaluasi Program
Pencegahan dan
penanggulangan
kebutaan di masyarakat
Total 265 312 295
Dalam rangka pencapaian kompetensi bagi peserta didik Program Pendidikan Dokter
Spesialis Mata Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, proses pembelajaran dilakukakn
dalam beberapa metode. Peserta didik Program Pendidikan Dokter Spesialis Mata Fakultas
Kedokteran Universitas Andalas diberikan metode perkuliahan yang dilakukan dengan berbagai
cara, antara lain diskusi dengan staf pengajar subbagian, laporan jaga gawat darurat dan antar
bagian, laporan katarak, bedside teaching / visite, case presentation, dan journal reading.
Peserta didik melakukan diskusi dengan pengajar subbagian, yang dilakukan 5x seminggu dalam
waktu 1 jam sehari. Laporan jaga emergensi trauma dan non trauma serta laporan konsul antar
bagian, bedside teaching (visite), presentasi kasus, journal reading, penelitian sederhana/
retrospective serta tinjauan kepustakaan dilaksanakan sesuai dengan kalender akademik berupa
jadwal harian acara ilmiah PPDS mata setiap bulan dengan jadwal rutin hari Senin pagi jam
08.00-10.00 WIB berupa laporan jaga gawat darurat dan antar bagian di ruang konfrens
bangsal.
Pada hari Selasa hingga Kamis ditampilkan karya ilmiah ilmiah yang dapat berupa presentasi
kasus, journal reading, penelitian sederhana serta tinjauan kepustakaan. Setiap peserta didik
mempresentasikan karya ilmiah ilmiah dan berdiskusi dengan staff pengajar selama lebih
kurang 1,5 jam. Presentasi karya ilmiah ilmiah dilaksanakan pagi hari pada jam 08.00 – 09.30
WIB dan di siang hari jam 13.00 – 14.30 WIB.
Laporan katarak dan visite (bedside teaching) dilakukan satu kali dalam seminggu, di hari
Jumat jam 08.00-10.00 WIB. Visite dan laporan operasi katarak dilaksanakan di ruangan
konfrens bangsal untuk mendiskusikan manajemen masing-masing pasien yang dilakukan
operasi katarak maupun pasien yang dirawat di bangsal mata saat itu.
Akan tetapi, sejak tahun 2020 karena adanya pandemi SARS Cov-2 maka seluruh kegiatan
ilmiah dilakukan pada pagi hari jam 08.00 – 10.00 WIB menggunakan aplikasi Zoom
meeting.
Bimbingan operasi dalam bentuk pengajaran teori dan wet lab atau skill lab dilaksanakan di
sore hari sebelum jadwal operasi keesokan harinya. Bimbingan operasi diberikan oleh staff
pengajar subbagian terkait. Kemampuan peserta didik akan dinilai kembali sebelum
66
melakukan tindakan operasi.
Untuk meningkatkan kemampuan dan daya saing peserta didik, Program Pendidikan Dokter
Spesialis Mata Fakultas Kedokteran Universitas Andalas mengadakan kuliah tamu yang
mendatangkan pakar dari luar institusi, baik dari dalam maupun luar negeri. Kuliah tamu ini
telah diadakan beberapa kali dan mendapatkan apresiasi dari peserta didik dan staf pengajar.
5.2 Penilaian seluruh buku panduan / buku modul / logbook dalam satu tahun terakhir
Jumlah
No. Jenis Tindakan/Operasi Operasi Morbiditas Mortalitas/
(dalam 1 tahun) Kebutaan
1 Operasi Katarak 50 0 0
2 Operasi Glaukoma 48 0 0
3 Laser Foto Koagulasi pada kasus Retina 31 0 0
4 Operasi Vitreo Retina 20 0 0
5 Operasi Kornea 59 0 0
6 Operasi Tumor 80 0 0
7 Injeksi Steroid pada kasus NO 23 0 0
8 Operasi Rekonstruksi 41 0 0
9 Operasi Pediatrik Oftalmologi 40 0 0
10 Operasi Strabismus 32 0 0
TOTAL 424 0 0
Jumlah
No. Jenis Tindakan/Operasi Operasi Morbiditas Mortalitas/
(dalam 1 tahun) Kebutaan
1 Operasi Katarak 72 0 0
2 Operasi Glaukoma 40 0 0
3 Laser Foto Koagulasi pada kasus Retina 9 0 0
4 Operasi Vitreo Retina 100 0 0
5 Operasi Kornea 84 0 0
6 Operasi Tumor 124 0 0
7 Injeksi Steroid pada kasus NO 8 0 0
8 Operasi Rekonstruksi 58 0 0
9 Operasi Pediatrik Oftalmologi 49 0 0
10 Operasi Strabismus 45 0 0
TOTAL 589 0 0
5.4 Pelaksanaan pembimbingan karya tulis ilmiah yang diterapkan pada PS ini
5.4.1 Jelaskan ketersediaan panduan pembimbingan karya tulis ilmiah, serta konsistensi dan
efektivitas pelaksanaannya.
Bimbingan penulisan dilakukan dalam bentuk diskusi dan tertulis dalam kartu kontak
69 oleh pembimbing dan peserta didik setiap selesai diskusi.
pembimbing yang ditandatangani
Bimbingan dapat dilakukan beberapa kali sesuai dengan yang diperlukan. Karya ilmiah yang
sudah disetujui oleh pembimbing akan dimasukkan dalam jadwal kalender akademik.
Judul karya ilmiah tahap I diberikan oleh KPS berkoordinasi dengan masing-masing
subbagian dan menitikberatkan pada pemahaman anatomi dan fisiologi okular yang
berbentuk tinjauan pustaka. Pembimbing disesuaikan berdasarkan judul karya ilmiah
subbagian yang ditetapkan oleh KPS.
Untuk judul karya ilmiah tahap II diberikan dari masing-masing subbagian. Isi karya ilmiah
yang ditampilkan pada tahap II menitikberatkan pada pembahasan mengenai alat diagnostik,
patofisiologis suatu penyakit, dan farmakodinamik obat, dan berbentuk tinjauan pustaka.
Pembimbing disesuaikan berdasarkan kebijakan subbagian tersebut.
Untuk judul karya ilmiah tahap III merupakan pilihan dari masing-masing subbagian atau
pengajuan dari peserta didik berdasarkan kasus yang didapat. Karya ilmiah yang ditampilkan
menitikberatkan pada patofisiologis suatu penyakit, manajemen suatu penyakit, prosedur
bedah dan non bedah, dan dapat berbentuk tinjauan pustaka, laporan kasus, dan penelitian.
Pembimbing disesuaikan berdasarkan kebijakan sub bagian tersebut.
Peserta didik yang berada pada tahap IV harus menyelesaikan tesis. Pembimbing tesis
diberikan oleh KPS yang terdiri dari pembimbing I dan pembimbing II. Pemilihan judul
berdasarkan pilihan pembimbing atau pilihan dari peserta didik yang telah disetujui oleh
pembimbing. Bentuk tesis dapat berupa penelitian eksperimental dan penelitian non
eksperimental. Sebelum penelitian peserta didik harus mengajukan proposal tesis di depan
sidang staf pengajar. Proposal tesis merupakan salah satu syarat untuk mengikuti ujian
nasional spesialis mata. Setelah penelitian selesai, peserta didik harus mempresentasikan
hasil tesis dalam seminar hasil penelitian. Seminar hasil tesis merupakan syarat untuk
mendapatkan gelar spesialis mata.
5.4.2. Tuliskan nama-nama dosen yang menjadi pembimbing karya tulis ilmiah dan
jumlah peserta didik bimbingan pada satu tahun terakhir dengan mengikuti
format tabel berikut
5.5.1 Jelaskan sistem monev kurikulum untuk menjamin terlaksananya program pendidikan
sehingga mampu mencapai kompetensi yang diharapkan. Jelaskan jumlah bimbingan
operasi/tindakan per tahun, ketersediaan log book dan mutunya.
- Sistem Monitoring dan Evaluasi Kurikulum:
1. Monitoring dan evaluasi kurikulum dilaksanakan melalui rapat staf yang diadakan
setiap 3 bulan sekali. Hasilnya akan ditindak lanjuti sesuai dari hal - hal yang tidak
mencapai target yang telah ditetapkan.
Ketersediaan Logbook:
Logbook merupakan buku kegiatan harian yang dilakukan oleh peserta didik selama proses
pendidikan, yang berupa :
a) Seluruh pasien poliklinik dan rawat inap terutama pasien baru, didokumentasikan
dalam logbook mulai dari anamnesis, pemeriksaan fisik umum dan status oftalmologi,
pemeriksaan penunjang, assessment, dan penatalaksanaan. Foto kedua mata juga
harus dicantumkan dalam logbook dan semuanya ditandatangani oleh staf pengajar di
subbagian tersebut setiap harinya. Khusus untuk pasien rawat inap, followup selama
beberapa hari juga didokumentasikan agar dapat mengetahui perkembangan penyakit
pasien.
b) Untuk pasien jaga baik trauma maupun nontrauma setiap harinya didokumentasikan
dalam bentuk portofolio untuk selanjutnya ditandatangani pada keesokan harinya oleh
staf pengajar yang jaga pada hari tersebut.
c) Setiap peserta didik wajib membuat laporan operasi minor dan mayor baik bagi
operator maupun asisten dan wajib ditandatangani oleh staf pengajar yang bertindak
sebagai supervisi saat operasi dilakukan.
75
d) Khusus untuk operasi katarak, seluruh peserta didik tahap mandiri yang bertindak
sebagai operator, dimonitoring oleh staff pengajar sejak operasi dimulai hingga
selesai, dan harus mendokumentasikannya dalam bentuk laporan operasi katarak
beserta followup hingga 1 minggu post operasi. Laporan tersebut harus
ditandatangani oleh staf pengajar di subbagian Katarak dan Bedah Refraktif.
Dalam 1 tahun jumlah bimbingan operasi / tindakan pertahun yang diberikan adalah :
Katarak : 43
Glaukoma : 31
Rekonstruksi Okuloplastik : 40
Onkologi: 84
Pediatrik Oftalmologi : 34
Strabismus : 31
Vitreoretina : 69
Neurooftalmologi: 10
1. Di setiap subbagian terdiri dari peserta didik tahap magang I , peserta didik tahap
magang II, dan tahap mandiri. Setiap pasien di poliklinik dan rawat inap harus diperiksa
dan dilaporkan ke staf pengajar
76 di subbagian.
2. Untuk jaga emergensi trauma dan nontrauma terdiri dari peserta didik tahap magang
II, dan tahap mandiri . Peserta didik tahap mandiri memberikan bimbingan kepada
peserta didik II, bertanggung jawab dalam penatalaksanaan pasien dan
mengkonsultasikannya kepada staf pengajar yang bertanggung jawab di hari itu.
3. Untuk pasien konsul antar bagian dilakukan oleh peserta didik tahap mandiri dan
dikonsultasikan kepada staf pengajar di subbagian yang berkaitan.
5.5.3 Jelaskan sistem evaluasi peserta didik dan kriteria kelulusan (yang terukur) untuk
menilai kompetensi peserta didik yang meliputi kemampuan kognitif, keterampilan,
dan perilaku. Jelaskan pula keberadaan dokumennya.
- Evaluasi hasil belajar adalah upaya untuk mengetahui sampai di mana peserta didik
mampu mencapai tujuan pembelajaran atau pencapaian kompetensi berupa kemampuan
kognitif, keterampilan, dan perilaku. Evaluasi dilakukan secara objektif, transparan, dan
akuntabel. Evaluasi hasil belajar difungsikan dan didayagunakan untuk mengukur
pencapaian standar kompetensi peserta didik. Hasil evaluasi dapat digunakan sebagai
masukan untuk perbaikan sistem pembelajaran.
- Evaluasi untuk peserta didik tahap I berupa ujian tertulis dari 8 subbagian,
mempresentasikan 1 judul karya ilmiah yang ditentukan oleh Program Studi dan dinilai
oleh seluruh staf pengajar. Nilai standar kelulusan untuk ujian tulis dan presentasi karya
ilmiah adalah 75. Apabila tidak lulus, peserta didik dapat remedial ujian tulis dan
presentasi karya ilmiah sampai 3 kali. Jika tidak lulus hingga 3 kali, maka peserta didik
akan dikembalikan pada rapat staf pengajar.
- Evaluasi untuk peserta didik tahap II setelah menyelesaikan 8 subbagian selama periode
yang telah ditetapkan dan memenuhi kewajiban selama di subbagian tersebut, berupa:
2. Ujian tertulis dan diagnostik disetiap subbagian (8 subbagian) dengan nilai kelulusan
75.
3. Apabila tidak lulus, peserta didik dapat remedial ujian tulis dan presentasi karya
ilmiah sampai 3 kali. Jika tidak lulus hingga 3 kali, maka peserta didik akan
dikembalikan pada rapat staf pengajar
77
- Untuk evaluasi peserta didik tahap III setelah menyelesaikan 8 subbagian selama
periode yang telah ditetapkan dan memenuhi kewajiban selama di subbagian, yaitu:
2. Ujian tertulis dan diagnostik disetiap subbagian (8 subbagian) dengan nilai kelulusan
75.
3. Apabila tidak lulus, peserta didik dapat remedial ujian tulis dan presentasi karya
ilmiah sampai 3 kali. Jika tidak lulus hingga 3 kali, maka peserta didik akan
dikembalikan pada rapat staf pengajar
- Untuk evaluasi peserta didik tahap IV (tahap mandiri), peserta didik harus:
2. Mencukupi jumlah operasi minor dan mayor sesuai dengan kompetensi kurikulum
Program Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran
Universitas Andalas
3. Mengikuti ujian UDOT, video session dan short case lokal sebelum dikirim untuk
mengikuti ujian UDOT, video session dan short case nasional. Sejak tahun 2019, peserta
didik mengikuti ujian Portofolio, OSCE, dan Ujian Tulis lokal sebelum dikirim untuk
mengikuti ujian Portofolio, OSCE, dan Ujian Tulis nasional.
4. Pada akhir semester 8 (atau tahun ke 4), peserta didik sudah harus menyelesaikan
tahap IV (tahap mandiri) dengan syarat lulus ujian UDOT, video session dan short case
nasional (tahun 2018) dan ujian Portofolio, OSCE, dan Ujian Tulis nasional (tahun 2019
dan 2010) serta telah mempresentasikan tesis. Yudisium dilaksanakan untuk menyatakan
peserta didik telah lulus dari Program Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Kesehatan Mata
Fakultas Kedokteran Universitas
78 Andalas.
a. Sistem – sistem pembelajaran yang kondusif di dalam proses belajar mengajar antara
peserta didik - staf pengajar – dokter muda :
- Peserta didik diikutkan dalam melatih skill dokter muda, peserta didik prapendidikan
- Peserta didik senior mendampingi peserta didik yang dalam stase magang
- Peserta didik tahap mandiri memberikan bimbingan kepada peserta didik yang lebih
junior dalam melakukan tindakan setelah mendapat tugas dari staf pengajar subbagian
dan tetap dalam supervisi staf pengajar subbagian.
b. Peserta didik diberi kesempatan berkonsultasi dengan staf pengajar mengenai topik-
topik yang ada di setiap subbagian. Kegiatan ini dapat dilakukan oleh peserta didik
secara individu misalnya pada saat konsultasi pasien di poliklinik dan jaga emergensi
baik trauma ataupun non trauma serta konsultasi pasien antar bagian.
d. Setiap peserta didik diberi kebebasan di setiap subbagian untuk mengajukan judul karya
ilmiah/penelitian sesuai topik yang diminati untuk dipresentasikan pada acara ilmiah
tingkat lokal/nasional/internasional dan diberi kesempatan berdiskusi dengan
pembimbing karya ilmiah, staf pengajar di subbagian tersebut, sampai karya ilmiah siap
dipresentasikan. Rata-rata jam pertemuan disesuaikan dengan diskusi revisi karya
ilmiah tersebut. Tugas staf pengajar subbagian dan pembimbing karya ilmiah adalah
memberikan masukan dan arahan tentang materi, prosedur dan sistematisasi penyusunan
karya ilmiah tersebut, dan memutuskan kelayakan untuk dipresentasikan.
e. Universitas memberi dana kepada staf pengajar melalui Program studi untuk
79
mengajukan proposal penelitian, dan juga dana bagi staf pengajar yang karya ilmiahnya
diterbitkan di jurnal nasional terakreditasi dan jurnal internasional, bantuan untuk
menghadiri kongres ilmiah baik di dalam dan luar negeri bagi mereka yang akan
presentasi hasil penelitian, baik melalui oral presentation maupun poster presentation.
Program Studi juga memacu agar Peserta didik dapat mengikuti seminar/simposium/
workshop dan lomba karya ilmiah baik yang bersifat nasional, maupun internasional.
Kegiatan seminar tersebut dapat berlangsung ke berbagai daerah. Rata-rata tiap PPDS
mengikuti 1-2 seminar per tahun. Program Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Kesehatan
Mata Universitas Andalas juga menyelenggarakan seminar dan workshop bagi dokter
umum maupun dokter mata.
Pelaksanaan otonomi keilmuan dan etika keilmuan pada bagian mata bagi staf pengajar meliputi:
c. Otonomi bagi staf pengajar untuk mengembangkan diri sesuai bidang ilmunya
d. Kebebasan bagi staf pengajar untuk memberikan pendapat, ilmu dan bimbingan pada saat
laporan jaga, karya ilmiah, kasus, dan operasi.
e. Kebebasan bagi staf pengajar untuk memperluas wawasan keilmuan dengan menjadi anggota
atau pengurus dalam organisasi profesi atau keilmuan.
5.6.2 Ketersediaan prasarana, sarana dan status kepemilikannya serta dana yang
memungkinkan terciptanya interaksi akademik antar sivitas akademika.
Sarana dan prasarana dalam menunjang proses pembelajaran dan kegiatan akademik yang
terjadwal untuk menciptakan suasana akademik yang kondusif pada Program Pendidikan
Dokter Spesialis Mata FK UNAND meliputi :
Ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan yang berbasis rumah sakit berupa : ruang
perasat, ruang rawat inap, IGD, kamar bedah dan ruang rawat jalan yang telah dilengkapi
alat diagnostik.
Untuk pelayanan berbasis komunitas, Program Pendidikan Dokter Spesialis Mata FK
UNAND telah bekerjasama dengan beberapa RS jejaring seperti Balai Kesehatan Indera
Masyarakat (BKIM) Kota Padang, RSUD Dr. Chatib Quzwain Sarolangun, RSUD Muko-
Muko Bengkulu, RSUD dr. Ali Hanafiah Batu Sangkar, dan RSUD dr. Ahmad Darwis
80
Kabupaten 50 Kota.. Pelayanan berbasis komunitas lainnya termasuk pelayanan baksos
katarak di berbagai kota di Provinsi Sumatera Barat.
Ruang kuliah (diskusi) meliputi ruang konfrensi bangsal Mata dan ruang konfrensi poli
mata.
Ruang baca dan perpustakaan yang bisa diakses oleh residen selama 24 jam di bangsal
Mata dan ruang baca serta perpustakaan FK UNAND dan RSUP Dr M Djamil yang dapat
digunakan selama masa studi untuk mendukung proses akademik dan pembelajaran.
Ruang wetlab untuk pelatihan operasi.
Peralatan audio dan visual yang tersedia pada masing – masing ruangan.
Ruang Residen dan kamar jaga Residen di bangsal Mata RSUP Dr M Djamil Padang.
Jaringan Internet ( Hotspot Bangsal Mata, Konfrens Mata, Poli Mata, Hotspot FK
UNAND dan Hotspot RSUP Dr M Djamil Padang)
Dana:
Sumber dana didapakan dari sumbangan pembinaan pendidikan (SPP) yang dibayarkan oleh
peserta didik setiap semester ke Universitas Andalas, pemerintah pusat dan daerah, serta
sumber lain berupa usaha sendiri, tubel depkes, DIPA rutin, dan BOPTN. Dana sumber lain
juga berasal dari alumni, penelitian, dan pengabdian masyarakat.
Dana digunakan untuk operasional pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat pada Program Pendidikan Dokter Spesialis Mata FK UNAND. Dana juga
digunakan untuk investasi prasarana, sarana, dan SDM untuk mendukung kelancaran dan
peningkatan proses pembelajaran Program Pendidikan Dokter Spesialis Mata FK UNAND
5.6.3 Program dan kegiatan akademik dan non-akademik (di dalam maupun di luar kelas)
untuk menciptakan suasana akademik (seminar, simposium, lokakarya, penelitian
bersama, dll.).
- Di luar kelas berupa seminar dan workshop di tingkat regional, nasional, dan
internasional.
- Di dalam kelas berupa presentasi karya ilmiah/penelitian /laporan kasus /tesis, laporan
jaga, visite pasien bangsal, dan laporan operasi katarak yang sudah tertuang dalam
jadwal bulanan kalender akademik.
Program kegiatan non akademik:81Peserta didik aktif dilibatkan dalam acara bakti sosial dan
kepanitiaan.
5.6.4 Jelaskan upaya pengembangan perilaku profesional yang mencakup aspek: (1) etika
kedokteran, (2) kemampuan kerjasama dalam tim, dan (3) hubungan dokter-pasien.
Jelaskan pula keberadaan panduan serta konsistensi pelaksanaannya.
Etika Kedokteran:
Etika profesionalisme peserta didik mata adalah untuk menjadi dokter Spesialis Mata yang baik
dan bermanfaat serta bermartabat bagi masyarakat.
Hubungan Dokter-Pasien:
Komunikasi dan patient safety dengan
82 cara :
- Identifikasi pasien dengan benar
- Ketepatan dalam mendiagnosis sehingga tidak menimbulkan kerugian bagi pasien
- Melakukan tindakan prosedur/pembedahan yang benar sehingga tidak merugikan pasien
- Tanggap dalam mendeteksi keadaan alergi pasien sehingga dapat menghindari reaksi alergi
- Memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarga mengenai indikasi, tujuan, hasil yang
diinginkan, serta kemungkinan efek samping suatu tindakan medis yang akan diberikan
Keberadaan 3 panduan di atas tertulis di logbook semua peserta didik PPDS dan kuesioner mini
peer assesment tool dan harus ditandatangani staf pengajar sebelum keluar dari subbagian.
83