PRESIDEN
REPUEUK INDONESIA
TENTANG
b. bahwa . .
SK No 051513 A
PRESIDEN
REPUBUK INDONESIA
-2-
MEMUTUSKAN
Pasal 1
SK No 051654 A
PRESIDEN
REPUBUK INDONESIA
-3-
Pasal 1
Pasal 2 . .
SK No 051515 A
PRESIDEN
REPUBUK TNDONESIA
-4-
Pasal 2
Pasal 3
Pasal 4
SK No 051516 A
PRESIDEN
REPUEUK INT'ONESIA
-5-
Pasal 4
Pasal 5
Pasal 6
Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku setelah 60 (enam
puluh) hari terhitung sejak tanggal diundangkan.
Agar
SK No 051517 A
PRESIDEN
REPUEUK INDONESIA
-6-
Agar setiap orang mengetahuinya,
memerintahkan
pengundangan Peraturan Pemerintah ini dengan
penempatannya dalam Lembaran Negara Republik
Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 15 Oktober 2O2O
ttd
JOKO WIDODO
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 16 Oktober 2O2O
ttd
YASONNA H. LAOLY
anna Djaman
SK No 051518 A
PRESIDEN
REPUBUK INDONESIA
PENJELASAN
ATAS
TENTANG
I. UMUM
Sesuai dengan perkembangan kondisi ekonomi masyarakat Indonesia,
saat ini pendapatan masyarakat Indonesia semakin meningkat, sehingga
sebagian Barang Kena Pajak yang dulunya tergolong mewah, tidak lagi
dikonsumsi oleh masyarakat tertentu atau tidak lagi dikonsumsi oleh
masyarakat yang berpenghasilan tinggi. Oleh karena itu, terdapat kelompok
Barang Kena Pajak yang tergolong mewah yang sudah tidak relevan dengan
kondisi ekonomi masyarakat saat ini, sehingga perlu dilakukan
penyesuaian.
Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan alam yang besar
berupa kepulauan yang banyak dan pantai yang panjang. Namun, industri
pariwisata bahari belum cukup berkembang di Indonesia. Untuk mendorong
industri pariwisata bahari tersebut, salah satu yang potensial untuk
dikembangkan merupakan pariwisata bahari dengan yachL Mengingat
yacht merupakan Barang Kena Pajak yang tergolong mewah, maka untuk
mendorong industri pariwisata bahari, atas penyerahan oleh produsen atau
atas impor yacht untuk usaha pariwisata perlu dikecualikan dari
pengenaan Pajak Penjualan atas Barang Mewah. Berkembangnya industri
pariwisata bahari diharapkan akan mendorong tumbuhnya sektor lain
terkait dan meningkatkan potensi penerimaan negara.
II. PASAL
SK No 051656 A
PRESIDEN
REPUBUK INDONESIA
-2-
II. PASAL DEMI PASAL
Pasal 1
Cukup jelas
Pasal 2
Cukup jelas
Pasal 3
Cukup jelas.
Pasal 4
Cukup jelas.
Pasal 5
Cukup jelas.
Pasal 6
Cukup jelas
SK No 051520 A