Anda di halaman 1dari 2

RESUME KULIAH FILSAFAT

ETIKA KEDOKTERAN INDONESIA


Nama/NPM/Prodi : Fritska Safina Repassy/2006626355/Patologi Anatomik
Narasumber : Prof. Dr. dr. Budi Sampurna, SH, Sp.F (K), Sp.KP
Hari/Tanggal/Jam : Jumat, 3 September 2021, pukul 10.00-11.50 WIB

Etika Kedokteran Indonesia adalah pedoman bagi kalangan kedokteran dalam

bersikap perilaku sebagai professional kedokteran termasuk perilaku sehari-hari. Etika dan

hukum dalam profesi kedokteran merupakan suatu hubungan yang kontraktual-profesional

antara dokter dengan pasien. Pelayanan kedokteran yang baik dapat memenuhi kebutuhan

masyarakat, bermutu dan terjangkau untuk dapat memberikan pelayanan kedokteran

paripurna bermutu yang didalamnya melingkupi upaya preventif, promotive, kuratif dan

rehabilitative, bukan saja ditentukan oleh pengetahuan dan ketrampilan saja tetapi juga oleh

perilaku professional, etik, moral dan hukum. Pelayanan kedokteran merupakan suatu sistem

yang kompleks dengan hubungan antara komponen yang ketat, khusunya dibagaian

kegawatdaruratan, bedah dan ruang intensif. Dalam suatu sistem yang kompleks, setiap

komponen dapat berinteraksi dengan banyak komponen lainnya. Semakin kompleks suatu

sistem, maka akan semakin mudah untuk terjadinya kecelakaan. Oleh karena itu praktik

kedokteran haruslah dilakukan dengan tingkat kewaspadaan yang tinggi. Pertumbuhan

masyarakat sekunder dengan pola hidup menuju kearah kehidupan modern yang lebih

mengutamakan kepentingan dan mengikuti gaya kehidupan yang cenderung konsumtive turut

berperan dalam hal ini.

Kode Etik Kedokteran adalah pedoman bagi professional kedokteran dalam membuat

keputusan klinis yang selaras dengan prinsip-prinsip bioetika. Dengan berkembangnya bietik

kedokteran maka konsep dasar hubungan dokter pasien juga harus berubah. Selama ratusan

tahun hubungan dokter pasien tidak setara, jarak social dan Pendidikan sangat jauh. Asas-asas
etika tradisional yang paling pokok dan masih berlaku sampai sekarang adalah asas

beneficence, dokter akan berbuat kebaikan atau kenajikan terhadap pasien dan asas non

maleficence yaitu dokter tidak akan menimbulkan udharat kepada pasien. Namun dokter

hanya sebatas manusia biasa yang memiliki kekurangan ataupun kelemahan, sehingga dari

berbagai pengalaman diketahui bahwa banyak juga kasus pelanggaran moral dan etika dalam

hubungan dokter pasien. Akhir kata. Pembina etik pada umumnya harus memberi peluang

pelaku untuk sadar dan mencoba memperbaiki diri tetapi harus cukup tegas untuk

menghentikan pelaku yang sengaja dan sadar akibat buruk perbuatannya. Whether you are a

deer or a lion, you have to run fast to survive.

Anda mungkin juga menyukai