Anda di halaman 1dari 30

Patients Safety in

Pediatric Medicine
Prof. Dr. dr. Aryono Hendarto, Sp.A(K), MPH
Department of Child Health
Faculty of Medicine, Universitas Indonesia, Jakarta
PATIENTS SAFETY IN
PEDIATRIC MEDICINE
Aryono Hendarto
IGD – Isu Patient Safety Spesifik (Untuk Anak
dan Dewasa)
Bekerja di IGD artinya harus menghadapi berbagai tantangan patient safety

■ Isu keamanan obat-obatan


– Keramaian
■ Penggunaan sumber daya yang
– Waktu yang sempit
tidak bertujuan
– Tingkat keparahan penyakit bervariasi
– Keterampilan tidak merata
■ Sistem shift dalam penanganan
pasien
– Tuntutan berfluktuasi

– Kelelahan dengan jam operasional 24 jam


■ Sistem di IGD yang kompleks
■ Pergantian tempat tidur yang
cepat
■ Seringnya terjadi kesalahan di
bagian triage
Anak-anak bukan orang dewasa
kecil
■ Anak-anak sangat rentan terhadap medical error karena:
– Penentuan dosis anak yang bergantung berat badan
– Perbedaan kondisi yang unik berdasarkan epidemiologi yang
memerlukan perawatan rawat inap
– Ketidakmampuan anak untuk menyadari keadaan diri sendiri
– Keterbatasan data penelitian yang terkait dengan isu pediatrik
– Trauma saat proses persalinan merupakan kejadian terkait patient
safety anak yang angkanya paling tinggi (1,5 per 1000 kelahiran)
Kasus Pediatrik Lainnya

■ Anak memiliki kondisi-kondisi yang perlu perhatian lebih:


– Tidak bisa menentukan consent untuk dirinya sendiri
– Bergantung pada orang dewasa untuk memerhatikan kondisinya

■ Anak dengan kebutuhan perawatan yang advanced sehingga akan lebih lama
terpapar dengan lingkungan rumah sakit yang infeksius.

■ Pasien anak rawat inap yang mengalami kesalahan non-pengobatan (non-


medication errors) angkanya relatif lebih tinggi dibandingkan dengan orang
dewasa.
– Contohnya: infeksi postoperatif, reaksi transfusi, perforasi gastrointestinal,
tertinggalnya benda asing selama prosedur operatif
Kesalahan Medis
■ Secara umum, kesalahan medis merupakan kesalahan dalam hal peresepan,
penyiapan, dan pemberian obat ke pasien.
– Kesalahan medis paling banyak terjadi di IGD dibandingkan unit lainnya
di rumah sakit
– Kesalahan medis berkorelasi positif dengan kurangnya pengalaman,
dan dengan stress/kelelahan
– Sedasi dan resusitasi merupakan hal yang rentan terhadap terjadinya
kesalahan medis
– Kesalahan medis jarang dilaporkan kepada pihak yang berwenang
Kesalahan Dosis Pada Anak
■ Penelitian terkini menyebutkan bahwa kesalahan dosis pada anak
merupakan kesalahan medis yang paling sering terjadi karena:
– Ketiadaan dosis standar untuk berbagai macam obat untuk anak
(seringkali off label)
– Dosis individual untuk anak yang dihitung berdasarkan usia, berat
badan, luas permukaan tubuh rentan terhadap kesalahan:
■ Tenfold errors sering terjadi dan berkaitan dengan toksisitas yang tinggi
■ Kegagalan untuk mengestimasikan berat badan anak merupakan kesalahan
yang umum terjadi
– Sistem tubuh anak sulit untuk beradaptasi dengan kesalahan dosis
walaupun hanya kesalahan kecil
Mengapa kesalahan tersebut terjadi
dan bagaimana mengatasinya?
■ Respon yang paling sering ditemukan apabila terjadi kesalahan adalah menyalahkan
orang lain. Padahal, satu kesalahan biasanya terjadi karena berbagai faktor.

■ Menyalahkan orang lain tidak merubah faktor-faktor tersebut dan kesalahan yang
sama sangat mungkin terulang.

■ Hal yang perlu dilakukan adalah memperbaiki sistem yang ada. The problem is not
bad people, but the system.
Accident Theory
■ Model “swiss cheese” milik James
Reason memperlihatkan
bagaimana pertahanan dan
perlindungan mungkin saja dapat
ditembus oleh suatu ‘bahaya’.
■ Kesalahan/kecelakaan terjadi
ketika kelemahan atau ‘lubang’ di
berbagai lapis pertahanan tersebut
seakan-akan ‘berbaris’ untuk
mempersilahkan ‘error’ tersebut
terjadi.
Tiga Tipe Perilaku yang berkontribusi dalam
Kesalahan Medis

■ Human error

Perilaku yang secara tidak disengaja dan tidak diprediksi, baik sadar maupun tidak
sadar

■ At risk behavior

Sifat alami manusia yang cenderung pada kebiasaan yang tidak aman

■ Reckless behavior

Sudah mengerti risiko, namun tetap mengabaikannya


Human Error
■ Tindakan yang tidak sadar
– Kelalaian atau tindakan yang salah setelah distraksi
– Lupa apa yang ingin diambil
– Lupa apa yang ingin dibicarakan
■ Tindakan yang sadar
– Kurangnya ilmu pengetahuan atau pengalaman
– Miskomunikasi
– Faktor yang meningkatkan tipe error ini antara lain:
■ Kelelahan
■ Stress
■ Multi-tasking
■ Lingkungan yang gaduh
■ Pelatihan yang tidak memadai
At Risk Behavior

■ Sifat alami manusia yang cenderung pada kebiasaan yang tidak aman
merasa bahwa dirinya selalu aman walaupun melakukan hal-hal yang berisiko

■ Tidak ada koreksi diri

■ Terjadi sepanjang waktu


Reckless Behavior

■ Tindakan yang diambil dilakukan secara sengaja

■ Kebiasaan tersebut harus disadari karena berpotensi menimbulkan bahaya


Faktor Risiko Lingkungan
Terjadinya Trauma Luka Bakar Pada
Anak
Lokasi Faktor Lingkungan

Lingkungan rumah • Lilin, lentera, api, minyak tanah, pemanas gas, kompor portable
• Suhu air mendidih
• Tidak adanya pintu keluar
• Konstruksi bangunan dan peralatan yang kualitasnya rendah

Produk • Mudah terbakar, pakaian yang longgar


• Kembang api
• Korek api yang tidak ada child resistant
• Material yang toksik
Pendekatan kepada Human Error

■ Pendekatan personal

Memfokuskan kesalahan karena tindakannya yang tidak aman. Berikan pandangan


bahwa tindakan tersebut dapat dianggap sebagai ‘kelupaan’, ‘kekurangan
perhatian’,dan ‘motivasi rendah’,

■ Pendekatan berdasarkan sistem

Menganggap manusia bisa salah sehingga kesalahan medis dapat terjadi. Akan
tetapi, pendekatan dengan metode ini juga masih menekankan pentingnya
akuntabilitas individu dan konsekuensinya apabila dengan sengaja melakukan
perbuatan yang membahayakan.
Pendekatan Personal vs Sistem
Pada keduanya, kesalahan/error tetap bisa terjadi

Pendekatan Sistem
Pendekatan Personal • Fokus pada lingkungan kerja
• Fokus pada individu • Membangun sistem kerja yang dapat
mengurangi bahaya serta dampaknya
• Menyalahkan individu atas kejadian
• Metode: desain sistem, penilaian risiko
lupa, kurangnya perhatian, kecerobohan, secara aktif
dll • Target: sistem (tim, tugas, lingkungan
• Metode: kampanye poster, pembuatan kerja, organisasi)
prosedur, pelatihan, blaming and
shaming
• Target: individu
Culture of safety (budaya
keselamatan)
Budaya keselamatan merupakan suatu kondisi yang
tercipta atas dasar saling percaya yang memungkinkan
seluruh staf pekerja dapat berdiskusi secara bebas
mengenai masalah keamanan, serta saling berpendapat
untuk menyelesaikan masalah tersebut, tanpa takut
terkena hukuman atau tuduhan.
Faktor Risiko: Cedera pada Anak yang Tidak
Disengaja

Faktor Risiko Lingkungan Faktor Risiko Lainnya

• Banjir • Jenis kelamin


• Transportasi • Usia
• Kontainer air • Pekerjaan
• Bath tub • Alkohol
• Rekreasi (kolam, danau) • Epilepsi
• Sengatan listrik • Status sosioekonomi
Faktor Risiko Keracunan Pada Anak

■ Anak-anak yang masih merangkak dapat mengakses zat-zat


berbahaya di lantai, misalnya zat pembasmi tikus
■ Anak-anak memakan apapun yang mereka temui karena
mereka tertarik dengan barang-barang baru yang mereka
lihat
■ Anak yang lebih tua memberikan obat-obatan kepada anak
yang lebih muda
Culture of Safety: Elemen Penting

■ Reporting culture
– Orang-orang secara aktif melaporkan pelanggaran dan kejadian nyaris
cedera (near misses)
■ Just culture
– Setiap orang diminta untuk melaporkan kejadian yang tidak diinginkan.
Terdapat perbedaan jelas antara perilaku yang diinginkan dengan yang tidak
diinginkan
■ Flexible culture
– Kemampuan untuk beradaptasi terhadap kondisi dengan risiko tinggi
■ Learning culture
– Kemampuan untuk belajar dari pengalaman serta keinginan untuk merubah
hal-hal yang diperlukan
Culture of Safety: Elemen Penting

■ Membentuk lingkungan belajar sehingga setiap orang dapat secara terbuka


mendiskusikan kesalahan dan kejadian nyaris cedera tanpa perasaan takut

■ Mendorong setiap staf untuk jujur saat mereka melakukan kesalahan atau
menyaksikan kejadian yang melanggar patient safety

■ Menyadari kesalahan adalah kelebihan yang perlu dipertahankan

■ Komunikasi terbuka dinilai sangat tinggi dalam lingkungan kerja


– Lingkungan kerja yang terus mendukung adanya perbaikan desain
sistem akan menghasilkan kinerja yang baik pula.8
Kepemimpinan harus dapat
memperbaiki patient safety
■ Komitmen (commit)
– Menempatkan patient safety sebagai prioritas utama
■ Kepercayaan (trust)
– Menempatkan tanggung jawab dan rasa percaya kepada semua orang
■ Komunikasi dan kolaborasi (communicate and collaborate)
– Membangun struktur yang baik untuk memperbaiki sistem kerja
■ Menyadari nilai-nilai penting yang perlu dipelajari
– Secara terus menerus memperbaiki sistem dan performa kerja
Strategi Perbaikan Sistem: make it easy
to do the right thing and difficult to do
the wrong thing
■ Menyediakan pelatihan patient safety
■ Mengurangi ketergantungan pada memori semata
■ Memperbaiki komunikasi dan kerja sama tim
■ Menggunakan teknologi
■ Membuat kriteria untuk menyusun staf kerja
■ Mengurangi hand-off pada pasien
Strategi Penggunaan Teknologi

■ Sistem elektronik pelaporan kesalahan


■ Radiologi digital
■ Pemakaian robot pada instalasi farmasi
■ Electronic medical records (EMR)
■ Antrian dokter secara sistem computer
Tantangan Utama

■ Budaya masing-masing untuk merekognisi kesalahan

■ Hubungan hirarki kerja yang menghalangi komunikasi efektif dan kerja sama
tim

■ Rasa takut dan malu untuk melaporkan kesalahan sendiri

■ Rasa bersalah apabila melaporkan kesalahan orang lain

■ Kebingungan dan ketidakpedulian terhadap apa yang seharusnya dilaporkan

■ Apatis

■ Merasa tidak punya waktu atau terlalu sibuk untuk melaporkan kesalahan
Kunci untuk Keberhasilan
■ Kepemimpinan yang efektif – menempatkan patient safety
sebagai prioritas

■ Sistem pelaporan yang baik

■ Strategi sistem dan teknologi yang baik

■ Pemecahan masalah yang baik

■ Critical event analysis – membantu mengidentifikasi dan


mengurangi risiko terjadinya kejadian katastropik
■ Proses perbaikan yang terarah
Terim Kasi
a h

Anda mungkin juga menyukai