Pediatric Medicine
Prof. Dr. dr. Aryono Hendarto, Sp.A(K), MPH
Department of Child Health
Faculty of Medicine, Universitas Indonesia, Jakarta
PATIENTS SAFETY IN
PEDIATRIC MEDICINE
Aryono Hendarto
IGD – Isu Patient Safety Spesifik (Untuk Anak
dan Dewasa)
Bekerja di IGD artinya harus menghadapi berbagai tantangan patient safety
■ Anak dengan kebutuhan perawatan yang advanced sehingga akan lebih lama
terpapar dengan lingkungan rumah sakit yang infeksius.
■ Menyalahkan orang lain tidak merubah faktor-faktor tersebut dan kesalahan yang
sama sangat mungkin terulang.
■ Hal yang perlu dilakukan adalah memperbaiki sistem yang ada. The problem is not
bad people, but the system.
Accident Theory
■ Model “swiss cheese” milik James
Reason memperlihatkan
bagaimana pertahanan dan
perlindungan mungkin saja dapat
ditembus oleh suatu ‘bahaya’.
■ Kesalahan/kecelakaan terjadi
ketika kelemahan atau ‘lubang’ di
berbagai lapis pertahanan tersebut
seakan-akan ‘berbaris’ untuk
mempersilahkan ‘error’ tersebut
terjadi.
Tiga Tipe Perilaku yang berkontribusi dalam
Kesalahan Medis
■ Human error
Perilaku yang secara tidak disengaja dan tidak diprediksi, baik sadar maupun tidak
sadar
■ At risk behavior
Sifat alami manusia yang cenderung pada kebiasaan yang tidak aman
■ Reckless behavior
■ Sifat alami manusia yang cenderung pada kebiasaan yang tidak aman
merasa bahwa dirinya selalu aman walaupun melakukan hal-hal yang berisiko
Lingkungan rumah • Lilin, lentera, api, minyak tanah, pemanas gas, kompor portable
• Suhu air mendidih
• Tidak adanya pintu keluar
• Konstruksi bangunan dan peralatan yang kualitasnya rendah
■ Pendekatan personal
Menganggap manusia bisa salah sehingga kesalahan medis dapat terjadi. Akan
tetapi, pendekatan dengan metode ini juga masih menekankan pentingnya
akuntabilitas individu dan konsekuensinya apabila dengan sengaja melakukan
perbuatan yang membahayakan.
Pendekatan Personal vs Sistem
Pada keduanya, kesalahan/error tetap bisa terjadi
Pendekatan Sistem
Pendekatan Personal • Fokus pada lingkungan kerja
• Fokus pada individu • Membangun sistem kerja yang dapat
mengurangi bahaya serta dampaknya
• Menyalahkan individu atas kejadian
• Metode: desain sistem, penilaian risiko
lupa, kurangnya perhatian, kecerobohan, secara aktif
dll • Target: sistem (tim, tugas, lingkungan
• Metode: kampanye poster, pembuatan kerja, organisasi)
prosedur, pelatihan, blaming and
shaming
• Target: individu
Culture of safety (budaya
keselamatan)
Budaya keselamatan merupakan suatu kondisi yang
tercipta atas dasar saling percaya yang memungkinkan
seluruh staf pekerja dapat berdiskusi secara bebas
mengenai masalah keamanan, serta saling berpendapat
untuk menyelesaikan masalah tersebut, tanpa takut
terkena hukuman atau tuduhan.
Faktor Risiko: Cedera pada Anak yang Tidak
Disengaja
■ Reporting culture
– Orang-orang secara aktif melaporkan pelanggaran dan kejadian nyaris
cedera (near misses)
■ Just culture
– Setiap orang diminta untuk melaporkan kejadian yang tidak diinginkan.
Terdapat perbedaan jelas antara perilaku yang diinginkan dengan yang tidak
diinginkan
■ Flexible culture
– Kemampuan untuk beradaptasi terhadap kondisi dengan risiko tinggi
■ Learning culture
– Kemampuan untuk belajar dari pengalaman serta keinginan untuk merubah
hal-hal yang diperlukan
Culture of Safety: Elemen Penting
■ Mendorong setiap staf untuk jujur saat mereka melakukan kesalahan atau
menyaksikan kejadian yang melanggar patient safety
■ Hubungan hirarki kerja yang menghalangi komunikasi efektif dan kerja sama
tim
■ Apatis
■ Merasa tidak punya waktu atau terlalu sibuk untuk melaporkan kesalahan
Kunci untuk Keberhasilan
■ Kepemimpinan yang efektif – menempatkan patient safety
sebagai prioritas