HAND OUT
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Sungai Tarab
Mata pelajaran : Ekonomi
Kelas / Semester : XII / 1
Standar Kompetensi : 3. Memahami manajemen badan usaha dalam perekonomian nasional
Kompetensi dasar : 3.1 Menjelaskan unsur-unsur manajemen
MANAJEMEN
Istilah manajemen berasal dari kata management (bahasa Inggris), turunan dari kata “to manage” yang
artinya mengurus atau tata laksana atau ketata laksanaan. Sehingga manajemen dapat diartikan
bagaimana cara manajer (orangnya) mengatur, membimbing dan memimpin semua orang yang
menjadi pembantunya agar usaha yang sedang digarap dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya.
Kata manajemen mungkin berasal dari bahasa Italia (1561) maneggiare yang berarti "mengendalikan,"
terutamanya "mengendalikan kuda" yang berasal dari bahasa latin manus yang berati "tangan". Kata ini
mendapat pengaruh dari bahasa Perancis manège yang berarti "kepemilikan kuda" (yang berasal dari
Bahasa Inggris yang berarti seni mengendalikan kuda), dimana istilah Inggris ini juga berasal dari bahasa
Italia.[1] Bahasa Prancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi ménagement, yang memiliki arti
seni melaksanakan dan mengatur.
Kata Manajemen juga berasal dari bahasa Prancis kuno ménagement, yang memiliki arti seni
melaksanakan dan mengatur. Manajemen belum memiliki definisi yang mapan dan diterima secara universal.
Mary Parker Follet, misalnya, mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui
orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk
mencapai tujuan organisasi. Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses
perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran
(goals) secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan,
sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan
jadwal.
1. Harold Koontz & O’ Donnel dalam bukunya yang berjudul “Principles of Management” mengemukakan,
“Manajemen adalah berhubungan dengan pencapaian sesuatu tujuan yang dilakukan melalui dan
dengan orang-orang lain”.
2. George R. Terry dalam buku dengan judul “Principles of Manajemen” memberikan definisi: “ Manajemen
adalah suatu proses yang membedakan atas perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan
pelaksanaan dan pengawasan, dengan memanfaatkan baik ilmu maupun seni, agar dapat
menyelesaikan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
3. James A. F. Stoner, menyatakan bahwa “Manajemen adalah seni untukmelaksanakan suatu pekerjaan
melalui orang-orang”.
Bila kita simpulkan maka manajemen berarti proses pencapaian tujuan melalui kerja orang lain.
Pada pengertian tersebut dikatakan bahwa manajemen adalah proses pencapaian tujuan melalui kerja
orang lain.
Dengan demikian berarti dalam manajemen terdapat minimal 4 (empat) ciri, yaitu:
1. ada tujuan yang hendak dicapai,
2. ada pemimpin (atasan),
3. ada yang dipimpin (bawahan),
4. ada kerja sama.
TINGKATAN MANAJEMEN
Manajer Manajer adalah seseorang yang bekerja melalui orang lain dengan mengoordinasikan kegiatan-
kegiatan mereka guna mencapai sasaran organisasi.
Piramida jumlah karyawan pada organisasi dengan struktur tradisional, berdasarkan tingkatannya.
Pada organisasi berstruktur tradisional, manajer sering dikelompokan menjadi manajer puncak, manajer
tingkat menengah, dan manajer lini pertama (biasanya digambarkan dengan bentuk piramida, di mana
jumlah karyawan lebih besar di bagian bawah daripada di puncak). Berikut ini adalah tingkatan manajer mulai
dari bawah ke atas:
Manejemen lini pertama (first-line management), dikenal pula dengan istilah manajemen
operasional, merupakan manajemen tingkatan paling rendah yang bertugas memimpin dan
mengawasi karyawan non-manajerial yang terlibat dalam proses produksi. Mereka sering disebut
penyelia (supervisor), manajer shift, manajer area, manajer kantor, manajer departemen, atau
mandor (foreman).
Manajemen tingkat menengah (middle management), mencakup semua manajemen yang berada
di antara manajer lini pertama dan manajemen puncak dan bertugas sebagai penghubung antara
keduanya. Jabatan yang termasuk manajer menengah di antaranya kepala bagian, pemimpin
proyek, manajer pabrik, atau manajer divisi.
Manajemen puncak (top management), dikenal pula dengan istilah executive officer. Bertugas
merencanakan kegiatan dan strategi perusahaan secara umum dan mengarahkan jalannya
perusahaan. Contoh top manajemen adalah CEO (Chief Executive Officer), CIO (Chief Information
Officer), dan CFO (Chief Financial Officer).
Meskipun demikian, tidak semua organisasi dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan menggunakan
bentuk piramida tradisional ini. Misalnya pada organisasi yang lebih fleksibel dan sederhana, dengan
pekerjaan yang dilakukan oleh tim karyawan yang selalu berubah, berpindah dari satu proyek ke proyek
lainnya sesuai dengan dengan permintaan pekerjaan.
Jumlah manajemen pada setiap tingkatan tergantung pada besar kecilnya suatu organisasi atau
instansi. Namun demikian, biasanya Top Management jumlahnya akan lebih sedikit dari pada Middle
Management, dan Middle Management lebih sedikit daripada Lower Management.
Manajemen Tingkat Atas lebih banyak bekerja dengan pikiran, sedikit sekali bekerja secara fisik atau
tenaga. Manajemen Tingkat Menengah, antara kerja pikir dengan kerja fisik boleh dikatakan seimbang.
Sedangkan Manajemen Tingkat Bawah, bekerja dengan pikiran sedikit sekali, sementara dengan fisik atau
tenaga amat besar/banyak.
Peran manajer
Henry Mintzberg, seorang ahli riset ilmu manajemen, mengemukakan bahwa ada sepuluh peran yang
dimainkan oleh manajer di tempat kerjanya. Ia kemudian mengelompokan kesepuluh peran itu ke dalam tiga
kelompok, yaitu:
Mintzberg kemudian menyimpulkan bahwa secara garis besar, aktivitas yang dilakukan oleh manajer adalah
berinteraksi dengan orang lain.
Keterampilan manajer
Gambar ini menunjukan keterampilan yang dibutuhkan manajer pada setiap tingkatannya.
Robert L. Katz pada tahun 1970-an mengemukakan bahwa setiap manajer membutuhkan minimal tiga
keterampilan dasar. Ketiga keterampilan tersebut adalah:
Selain tiga keterampilan dasar di atas, Ricky W. Griffin menambahkan dua keterampilan dasar yang perlu
dimiliki manajer, yaitu:[5]
Etika manajerial
Etika manajerial adalah standar prilaku yang memandu manajer dalam pekerjaan mereka. Ada tiga kategori
klasifikasi menurut Ricky W. Griffin:[6]
UNSUR-UNSUR MANAJEMEN
Agar tujuan manajemen tercapai, diperlukan sarana atau unsur manajemen yaitu sesuatu yang
menjadi bagian mutlak sebagai pembentuk manajemen. Banyak yang mengemukakan bahwa unsur
manajemen seperti yang dikemukakan oleh G.R Terry dengan istilah the six M’S in management( the six in
management / 6M didalam manajemen) meliputi :
4. Machines (Mesin-mesin)
Unsur ini pada zaman modern sangat berarti sekali. Mesin digunakan untuk memberi kemudahan atau
menghasilkan keuntungan yang lebih besar serta menciptakan efesiensi kerja.Penggunaan mesin dalam
kegiatan manajemen akan memperlancar dan mempercepat pekerjaan
6. Market (Pasar)
pasar adalah tempat di mana organisasi menyebarluaskan (memasarkan) produknya. Memasarkan
produk sudah barang tentu sangat penting sebab bila barang yang diproduksi tidak laku, maka proses
produksi barang akan berhenti. Artinya, proses kerja tidak akan berlangsung. Oleh sebab itu,
penguasaan pasar dalam arti menyebarkan hasil produksi merupakan faktor menentukan dalam
perusahaan. Agar pasar dapat dikuasai maka kualitas dan harga barang harus sesuai dengan selera
konsumen dan daya beli (kemampuan) konsumen.
Kemajuan ilmu pengetahuan terjadi di segala bidang keilmuan, kalaupun ada perbedaan mungkin hanya
terletak pada banyak atau sedikitnya sarjana yang menangani satu bidang ilmu itu, atau terletak pada cepat
atau lambatnya kemajuan ilmu yang bersangkutan. Khusus bidang manajemen terdapat tempat tersendiri
dalam perkembangannya dekade-dekade terakhir ini, hal ini dapat Anda buktikan dengan banyaknya kursus-
kursus, jurusan-jurusan dan akademi-akademi yang melibatkan diri dengan bidang manajemen .
Adapun bidang kajian manajemen yang dimaksud, antara lain sebagai berikut:
1. Manajemen Perkantoran
2. Manajemen Produksi
3. Manajemen Pemasaran
4. Manajemen Keuangan
5. Manajemen Personalia
1. Manajemen Perkantoran
Menurut William Leffingwell & Edwin Robinson, Manajemen Perkantoran dapat didefinisikan sebagai
perencanaan, pengendalian, dan pengorganisasian pekerjaan perkantoran, serta penggerakkan mereka
yang melaksanakannya agar mencapai tujuan-tujuan yang telah ditentukan lebih dahulu.
2. Manajemen Produksi
Manajemen Produksi dapat diartikan sebagai kegiatan pengaturan secara maksimal dari faktor-faktor
produksi (alam, tenaga kerja, modal dan skill) agar dapat menciptakan atau menambah kegunaan suatu
barang atau jasa.
Kegiatan-kegiatan dalam pengaturan faktor-faktor produksi tesebut tidak terlepas dari pelaksanaan
fungsi-fungsi manajemen yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan dan pengawasan.
Fungsi-fungsi manajemen tersebut sangat menentukan keberhasilan produksi.
Adapun tujuan manajemen produksi adalah untuk mengatur produksi barang atau jasa dalam
jumlah, kualitas, harga, waktu serta tempat tertentu sesuai dengan kebutuhan konsumen.
Tujuan lain dari manajemen produksi adalah agar konsumen maupun produsen/perusahaan merasa puas
atau memperoleh keuntungan. Konsumen puas dengan barang atau jasa yang dibelinya.
Produsen/perusahaan puas dengan laba/keuntungan yang didapatnya.
Manajemen perkantoran menekankan pada pengurusan pekerjaan kantor (office work), sedangkan
manajemen produksi menitikberatkan pada pengaturan faktor-faktor produksi (alam, tenaga kerja, modal dan
skill).
3. Manajemen Pemasaran
Menurut Philip Kotler, pemasaran adalah kegiatan manusia yang bertujuan memuaskan kebutuhan
dan keinginan manusia melalui proses pertukaran. Sedangkan American Marketing Association, memberikan
definisi bahwa pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, penetapan harga,
promosi dan distribusi dari gagasan, yang memuaskan tujuan perseorangan dan organisasi.
Jadi, manajemen pemasaran adalah kegiatan pengaturan secara maksimal fungsi-fungsi pemasaran
agar kegiatan pertukaran atau penyampaian barang atau jasa dari produsen ke konsumen dapat berjalan
lancar dan memuaskan.
4. Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan dikenal dengan istilah pembiayaan, pembelanjaan atau permodalan. Manajemen
Keuangan adalah kegiatan untuk memperoleh dan menggunakan dana dengan tujuan meningkatkan atau
memaksimalkan nilai perusahaan.
Dari pengertian tersebut, maka dalam manajemen keuangan terdapat dua fungsi, yaitu:
a. fungsi mendapatkan dana, bagaimana cara mendapatkan dana yang paling menguntungkan,
b. fungsi menggunakan dana, bagaimana menggunakan dana yang ada supaya efektif dan efisien.
5. Manajemen Personalia
Kata personalia atau personel atau kepegawaian mengandung arti keseluruhan orang yang bekerja
pada suatu organisasi tertentu.
Dengan demikian Manajemen Personalia berarti segenap aktivitas yang bersangkut paut dengan
masalah penggunaan tenaga kerja manusia dalam suatu usaha kerja sama untuk mencapai tujuan tertentu.
Karena obyeknya adalah tenaga kerja manusia, maka kegiatan manajemen personalia pun tidak jauh dari
penerimaan sampai pensiunnya tenaga kerja/ karyawan.
HAND OUT
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Sungai Tarab
Mata pelajaran : Ekonomi
Kelas / Semester : XII / 1
Standar Kompetensi : 3. Memahami manajemen badan usaha dalam perekonomian nasional
Kompetensi dasar : 3.2 Menjelaskan fungsi manajemen dalam pengelolaan badan usaha
PRINSIP MANAJEMEN
Manajemen itu berarti proses pencapaian tujuan melalui kerja orang lain. Untuk dapat mencapai tujuan
secara efektif dan efisien maka harus didasarkan pada prinsip-prinsip manajemen.
Prinsip manajemen adalah dasar-dasar atau pedoman kerja yang bersifat pokok yang tidak boleh diabaikan
oleh setiap manajer/pimpinan.
Dalam prakteknya harus diusahakan agar prinsip-prinsip manajemen ini hendaknya tidak kaku, melainkan
harus luwes, yaitu bisa saja diubah-ubah sesuai dengan kebutuhan.
Menurut Henry Fayol, prinsip-prinsip manajemen terdiri dari empat belas macam, yaitu:
2. Pemberian kewenangan dan rasa tanggung jawab yang tegas dan jelas
Setiap kerabat kerja atau karyawan hendaknya diberi wewenang sepenuhnya untuk melaksanakan
tugasnya itu dengan baik dan mempertanggung jawabkannya kepada atasan langsung.
3. Disiplin
Disiplin ialah kesedian untuk melakukan usaha atau kegiatan nyata (bekerja sesuai dengan jenis
pekerjaan yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya) berdasarkan rencana, peraturan dan waktu
(waktu kerja) yang telah ditetapkan.
4. Kesatuan perintah
Setiap karyawan atau kerabat kerja hendaknya hanya menerima satu jenis perintah dari seorang atasan
langsung (mandor/kepala seksi/kepala bagian), bukan dari beberapa orang yang sama-sama merasa
menjadi atasan para karyawan/kerabat kerja tersebut.
5. Kesatuan arah
Kegiatan hendaknya mempunyai tujuan yang sama dan dipimpin oleh seorang atasan langsung serta
didasarkan pada rencana kerja yang sama (satu tujuan, satu rencana, dan satu pimpinan).
7. Penggajian
Pemberian gaji dan cara pembayarannya hendaknya diusahakan sedapat mungkin bisa memuaskan.
11. Keadilan
13. Prakarsa
Prakarsa atau inisiatif yang timbul di kalangan kerabat kerja hendaknya mendapat
penghargaan/sambutan yang layak.
Selanjutnya, bagaimana kalau prinsip-prinsip manajemen di atas tidak dilaksanakan? Sudah pasti tujuan
yang telah ditetapkan sulit untuk dicapai.
contoh prinsip pembagian kerja yang berimbang. Jika prinsip ini tidak dilaksanakan maka akan timbul
perpecahan diantara para kerabat kerja/karyawan. Karena ada yang diberi tugas yang banyak dan ada pula
yang sedikit, padahal mereka memiliki kemampuan yang sama.
Contoh lain, dalam prinsip kesatuan perintah. Jika prinsip ini tidak dilaksanakan maka kerabat
kerja/karyawan akan bingung. Sebab perintah yang diterima bermacam-macam serta dari sumber yang
berbeda-beda sehingga tujuan yang utama tidak akan tercapai.
FUNGSI MANAJEMEN
Fungsi Manajemen ialah berbagai jenis tugas atau kegiatan manajemen yang mempunyai peranan khas dan
bersifat saling menunjang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat di dalam proses
manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan.
Fungsi manajemen pertama kali diperkenalkan oleh seorang industrialis Perancis bernama Henry Fayol pada
awal abad ke-20. Ketika itu, ia menyebutkan lima fungsi manajemen, yaitu merancang, mengorganisir,
memerintah, mengordinasi, dan mengendalikan. Namun saat ini, kelima fungsi tersebut telah diringkas
menjadi empat, yaitu:
1. Perencanaan (planning) adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber yang
dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan perusahaan secara keseluruhan dan cara
terbaik untuk memenuhi tujuan itu. Manajer mengevaluasi berbagai rencana alternatif sebelum
mengambil tindakan dan kemudian melihat apakah rencana yang dipilih cocok dan dapat digunakan
untuk memenuhi tujuan perusahaan. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi
manajemen karena tanpa perencanaan, fungsi-fungsi lainnya tak dapat berjalan.
2. Pengorganisasian (organizing) dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi
kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian mempermudah manajer dalam melakukan
pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah
dibagi-bagi tersebut. Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas apa yang
harus dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas tersebut
dikelompokkan, siapa yang bertanggung jawab atas tugas tersebut, pada tingkatan mana keputusan
harus diambil.
3. Pengarahan (directing) adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok
berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha-usaha
organisasi. Jadi actuating artinya adalah menggerakkan orang-orang agar mau bekerja dengan
sendirinya atau penuh kesadaran secara bersama-sama untuk mencapai tujuan yang dikehendaki
secara efektif. Dalam hal ini yang dibutuhkan adalah kepemimpinan (leadership).
4. Pengevaluasian (evaluating) adalah proses pengawasan dan pengendalian performa perusahaan
untuk memastikan bahwa jalannya perusahaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
Seorang manajer dituntut untuk menemukan masalah yang ada dalam operasional perusahaan,
kemudian memecahkannya sebelum masalah itu menjadi semakin besar
4. Lyndall F. Urwick menambahkan pendapat Henry Fayol dengan Forecasting (Peramalan), sehingga
urutannya menjadi:
a. Forecasting (Peramalan)
b. Planning (Perencanaan)
c. Organizing (Pengorganisasian)
d. Commanding (Pemberian Komando)
e. Coordinating (Pengkoordinasian)
f. Controlling (Pengawasan).
Pengawasan (Controlling) disebut juga fungsi pengendalian. Suatu proses untuk mengukur atau
membandingkan antara perencanaan yang telah dibuat dengan pelaksanaan. Dengan adanya pengawasan
ini, diharapkan jangan sampai terjadi kesalahan atau penyimpangan.
Disamping itu, Forecasting (Peramalan) sering dijadikan sebagai bahan pertimbangan. Forecasting
ialah kegiatan meramalkan, memproyeksikan atau mengadakan taksiran terhadap berbagai kemungkinan
yang akan terjadi sebelumsuatu rencana yang lebih pasti dapat dilakukan.
Dalam bidang ekonomi, penerapan prinsip dan fungsi manajemen semakin terasa. Misalnya di
perusahaan konveksi yang menghasilkan pakaian jadi. Di perusahaan tersebut terlebih dahulu ditetapkan
jenis pakaian apa yang akan dihasilkan. Kemudian ada pembagian tugas untuk mengukur, membuat pola,
memotong bahan, menjahit, mengobras dan lain-lain. Akan tetapi walaupun tugasnya berbeda-beda, namun
tujuan akhirnya sama, yaitu jenis pakaian yang telah direncanakan semula.
Disinilah perlunya kerjasama antar karyawan dan dibimbing oleh pimpinan. Jika tidak, maka semua yang
menjadi kerabat kerja akan merugi, begitu pula pimpinan dan perusahaan pada umumnya.
BADAN USAHA
Badan usaha adalah kesatuan yuridis ekonomi yang tujuannya mencari keuntungan. Sedangkan
Perusahaan adalah kesatuan tekis dalam produksi yang tujuannya menghasilkan barang dan jasa.
Secara makro, kegiatan ekonomi digerakkan oleh 3 pelaku ekonomi yang terdiri atas:
1. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Usaha Milik daerah (BUMD) . Yaitu sektor usaha
yang berorientasi pada pelayanan dan perlindungan kepentingan umum dan rakyat. Pemilik modal
pada BUMN bersumber dari kekayaan negara yang dipisahkan, baik pemerintah pusat maupun
pemerintah daerah.
2. BUMS atau Badan Usaha Milik Swasta adalah Badan Usaha yang dimiliki oleh swasta. Badan usaha
ini sepenuhnya dikelola dan permodalannya dari pihak swasta.
3. Koperasi adalah badan usaha yang berlandaskan asas-asas kekeluargaan.
4. Yayasan adalah suatu badan usaha, tetapi tidak merupakan perusahaan karena tidak mencari
keuntungan. Badan usaha ini didirikan untuk sosial dan berbadan hukum
Pada beberapa BUMN di Indonesia, pemerintah telah melakukan perubahan mendasar pada
kepemilikannya dengan membuat BUMN tersebut menjadi perusahaan terbuka yang sahamnya bisa dimiliki
oleh publik. Contohnya adalah PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk.
Sejak tahun 2001 seluruh BUMN dikoordinasikan pengelolaannya oleh Kementerian BUMN, yang dipimpin
oleh seorang Menteri Negara BUMN.
Jenis-Jenis BUMN
Perusahaan persero adalah BUMN yang berbentuk perseroan terbatas (PT) yang modal/sahamnya
paling sedikit 51% dimiliki oleh pemerintah, yang tujuannya mengejar keuntungan. Maksud dan tujuan
mendirikan persero ialah untuk menyediakan barang dan atau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing
kuat dan mengejar keuntungan untuk meningkatkan nilai perusahaan.
Fungsi RUPS dalam persero pemerintah ialah memegang segala wewenang yang ada dalam
perusahaan tersebut. RUPS juga berwenang untuk mengganti komisaris dan direksi. Direksi persero adalah
orang yang bertanggung jawab atas pengurusan persero baik didalam maupun diluar pengadilan.
Pengangkatan dan pemberhentian dilakukan okeh RUPS. Komisaris adalah organ persero yang bertugas
dalam pengawasan kinerja persero itu, dan melaporkannya pada RUPS.
Persero terbuka sesuai kebijakan pemerintah tentang privatisasi. Privatisasi adalah penjualan sebagian
atau seluruh saham persero kepada pihak lain untuk peningkatan kualitas. Persero yang diprivatisasi adalah
yang unsur usahanya kompetitif dan teknologinya cepat berubah. Persero yang tidak bisa diubah ialah:
Di Indonesia sendiri yang sudah menjadi Persero adalah PT. PP (Pembangunan Perumahan),PT Bank
BNI Tbk, PT Kimia Farma Tbk, PT Indo Farma Tbk, PT Tambang Timah Tbk, PT Indosat Tbk (pada akhir
tahun 2002 41,94% saham Persero ini telah dijual kepada Swasta sehingga perusahaan ini bukan BUMN
lagi), dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk.
Persero adalah salah satu Badan Usaha yang dikelola oleh Negara atau Daerah. Berbeda dengan
Perum atau Perjan, tujuan didirikannya Persero yang pertama adalah mencari keuntungan dan yang
kedua memberi pelayanan kepada umum. Modal pendiriannya berasal sebagian atau seluruhnya
dari kekayaan negara yang dipisahkan berupa saham–saham. Persero dipimpin oleh direksi.
Sedangkan pegawainya berstatus sebagai pegawai swasta. Badan usaha ditulis PT < nama
perusahaan > (Persero). Perusahaan ini tidak memperoleh fasilitas negara.
Perusahaan Jawatan (perjan) sebagai salah satu bentuk BUMN memiliki modal yang berasal dari
negara. Besarnya modal Perusahaan Jawatan ditetapkan melalui APBN.
Perjan adalah bentuk badan usaha milik negara yang seluruh modalnya dimiliki oleh pemerintah. Perjan
ini berorientasi pelayanan pada masyarakat, Sehingga selalu merugi. Sekarang sudah tidak ada perusahaan
BUMN yang menggunakan model perjan karena besarnya biaya untuk memelihara perjan-perjan tersebut.
Contoh Perjan: KAI (kini menjadi PT).
Perum adalah perjan yang sudah dirubah. Tujuannya tidak lagi berorientasi pelayanan tetapi sudah
profit oriented. Sama seperti Perjan, perum di kelola oleh negara dengan status pegawainya sebagai
Pegawai Negeri. Namun perusahaan masih merugi meskipun status Perjan diubah menjadi Perum, sehingga
pemerintah terpaksa menjual sebagian saham Perum tersebut kepada publik (go public) dan statusnya
diubah menjadi persero. Sejenis perusahaan badan pemerintah yg mengelola sarana umum.
BUMN utama berkembang dengan monopoli atau peraturan khusus yang bertentangan dengan semangat
persaingan usaha sehat (UU no. 5 tahun 1999), tidak jarang BUMN bertindak selaku pelaku bisnis sekaligus
sebagai regulator. BUMN kerap menjadi sumber korupsi, yang lazim dikenal sebagai sapi perahan bagi
oknum pejabat atau partai.
Jenis-Jenis BUMS
Perusahaan perorangan adalah perusahaan yang dijalankan dan dimodali oleh satu orang sebagai
pemilik dan penanggung jawab. Utang perusahaan berarti utang pemiliknya. Dengan demikian seluruh harta
kekayaan si pemilik jadi jaminan perusahaan. Badan Usaha seperti ini tidak perlu berbadan hukum,
walaupun jika ingin, boleh dilakukan.
Sedangkan kekurangannya:
Modal tidak terlalu besar
2. Perusahaan Persekutuan
Perusahaan persekutuan (partnership) adalah perusahaan yang memiliki 2 pemodal atau lebih. Ada 3
bentuk perusahaan persekutuan, yaitu: (1) Perseroan (Maatschap), (2) Firma, dan (3) CV - Comanditer
Veenonscaft.
Tidak seperti dua bentuk lainnya, dalam CV dikenal adanya sekutu aktif dan sekutu pasif (silent partner).
Sekutu aktif adalah sekutu yang memberikan modal (uang) dan tenaganya untuk kelangsungan
perusahaan. Sedangkan sekutu pasif hanya menyetorkan modalnya saja dan tidak ikut campur dalam
urusan operasional. Pembagian keuntungan dari sekutu pasif dan aktif berbeda sesuai kesepakatan.
Pada perusahaan berbentuk firma, para sekutu harus menyerahkan kekayaannya sesuai yang tertera di akta
pendirian. Maka konsekuensi yang dialami tidak berbeda dari perusahaan perorangan. Apabila firma
didirikan secara resmi, maka harus didaftarkan ke Berita Negara Republik Indonesia (BNRI).
Kekurangannya
Kerahasiaan perusahaan tidak terjamin
Mudah terjadi konflik antar pemilik modal
Adanya pemilik modal yang tidak bertanggung jawab
FIRMA (Fa)
Badan usaha yang didirikan dan dikelola oleh dua orang atau lebih.
Persekutuan antara dua orang atau lebih yang keanggotaannya ada yang bertanggung jawab tidak
terbatas (persero) dan ada yang terbatas (komanditer)
Hanya berhak memperoleh bagi hasil dari keuntungan perusahaan Berhak memperoleh gaji dan bagi
hasil dari keuntungan perusahaan Hanya kehilangan modal yang disetorkan Jika perusahaan bangkrut dan
terdapat hutang bertanggung jawab untuk melunasi hutang tersebut Bertanggung jawab terbatas pada modal
yang ditanamkan bertanggung jawab penuh atas maju mundurnya usaha. sebatas menanamkan modal dan
tidak menjalankan usaha. Menanamkan modal juga menjalankan usaha SEKUTU PASIF SEKUTU AKTIF.
Perseroan Terbatas (PT) atau perusahaan perseroan adalah suatu persekutuan untuk menjalankan
perusahaan dengan modal usaha terdiri atas beberapa saham (sero). Setiap sekutu disebut juga pesero,
turut mngambil bagian sebanyak satu atau lebih lembar saham. Pemegang saham terbanyak memiliki suara
terbesar dalam pengambilan keputusan. Meskipun demikian, setiap pengambilan keputusan harus melalui
rapat umum pemegang saham (RUPS).
Perusahaaaan perseroan, adalah perusahaan yang semua modalnya berbentuk saham, yang jenis
peredarannya tergantung jenis saham tersebut. Perusahaan perseroan dikelola secara profesional.
Biasanya, perusahaan-perusahaan ini mencantumkan namanya kedalam bursa efek, untuk diperjual belikan.
Jenis-jenis PT
1. PT Terbuka
Kebutuhan modal pada PT Terbuka diperoleh dengan jalan menjual saham di bursa. Jadi siapa saja
dapat memiliki sahamnya. Saham-saham ini mudah dierjual belikan, berbentuk saham ”atas unjuk”
atau dengan kata lain nama pemilik saham tidak tercantum dalam sham tersebut.
2. PT Tertutup
Saham-saham pada PT tertutup dimiliki oleh orang-orang tertentu. Seringkali orang-orang ini
memiliki hubungan kekekluargaan dan saham-sahamnya sering berbentuk ”atas nama”. Dimana
pada saham itu disebutkan nama pemiliknya.
3. PT Kosong
PT kosong adalah PT yang sudah bangkrut dan tidak ada aktifitas, tetapi masih sah sebagai PT.
4. PT Milik Negara (Persero)
Sebagian atau seluruh saham pada PT ini dimiliki oleh negara. Sering disebut sebagai persero.
5. PT Perseorangan
Adalah PT yang sahamnya dimiliki oleh satu orang.
Pengendali PT
Direksi
Dewan Komisaris
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
Ditunjuk oleh rapat umum pemegang saham.
bertugas menjalankan operasional PT sehari-hari.
Bertanggungjawab kepada RUPS
Dewan Komisaris
Terdiri dari para pemegang saham.
Bertugas mengawasi dan menasehati direksi
Dewan Komisaris
Terdiri dari para pemegang saham.
Bertugas mengawasi dan menasehati direksi
Bertindak membela kepentingan para pemegang saham.
2. Peranan BUMS
Sebagai agen pembangunan
Sebagai penyedia barang dan jasa
Sebagai penyedia lapangan kerja
Sebagai sumber pemasukan pendapat negara.
HAND OUT
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Sungai Tarab
Mata pelajaran : Ekonomi
Kelas / Semester : XII / 1
Standar Kompetensi : 4. . Memahami pengelolaan koperasi dan kewirausahaan
Kompetensi dasar : 4.1 Mendeskripsikan cara pengembangan koperasi dan koperasi sekolah
KOPERASI
Umumnya koperasi dikendalikan secara bersama oleh seluruh anggotanya, di mana setiap anggota
memiliki hak suara yang sama dalam setiap keputusan yang diambil koperasi. Pembagian keuntungan
koperasi (biasa disebut Sisa Hasil Usaha atau SHU) biasanya dihitung berdasarkan andil anggota tersebut
dalam koperasi, misalnya dengan melakukan pembagian dividen berdasarkan besar pembelian atau
penjualan yang dilakukan oleh si anggota.
Mekanisme pendirian koperasi terdiri dari beberapa tahap. Pertama-tama adalah pengumpulan
anggota, karena untuk menjalankan koperasi membutuhkan minimal 20 anggota. Kedua, Para anggota
tersebut akan mengadakan rapat anggota, untuk melakukan pemilihan pengurus koperasi ( ketua, sekertaris,
dan bendahara ). Setelah itu, koperasi tersebut harus merencanakan anggaran dasar dan rumah tangga
koperasi itu. Lalu meminta perizinan dari negara. Barulah bisa menjalankan koperasi dengan baik dan benar.
Gerakan koperasi digagas oleh Robert Owen (1771-1858), yang menerapkannya pertama kali pada
usaha pemintalan kapas di New Lanark, Skotlandia.
Gerakan koperasi ini dikembangkan lebih lanjut oleh William King (1786–1865) – dengan mendirikan toko
koperasi di Brighton, Inggris. Pada 1 Mei 1828, King menerbitkan publikasi bulanan yang bernama The
Cooperator, yang berisi berbagai gagasan dan saran-saran praktis tentang mengelola toko dengan
menggunakan prinsip koperasi.
Koperasi akhirnya berkembang di negara-negara lainnya. Di Jerman, juga berdiri koperasi yang
menggunakan prinsip-prinsip yang sama dengan koperasi buatan Inggris. Koperasi-koperasi di Inggris
didirikan oleh Charles Foirer, Raffeinsen, dan Schulze Delitch. Di Perancis, Louis Blanc mendirikan koperasi
produksi yang mengutamakan kualitas barang. Di Denmark Pastor Christiansone mendirikan koperasi
pertanian.
Koperasi diperkenalkan di Indonesia oleh R. Aria Wiriatmadja di Purwokerto, Jawa Tengah pada tahun
1896. Dia mendirikan koperasi kredit dengan tujuan membantu rakyatnya yang terjerat hutang dengan
rentenir. Koperasi tersebut lalu berkembang pesat dan akhirnya ditiru oleh Boedi Oetomo dan SDI. Belanda
yang khawatir koperasi akan dijadikan tempat pusat perlawanan, mengeluarkan UU no. 431 tahun 19 yang
isinya yaitu :
Hal ini menyebabkan koperasi yang ada saat itu berjatuhan karena tidak mendapatkan izin Koperasi dari
Belanda. Namun setelah para tokoh Indonesia mengajukan protes, Belanda akhirnya mengeluarkan UU
Nomor 91 pada Tahun 1927, yang isinya lebih ringan dari UU no. 431 seperti :
Koperasi menjamur kembali hingga pada tahun 1933 keluar UU yang mirip UU no. 431 sehingga
mematikan usaha koperasi untuk yang kedua kalinya. Pada tahun 1942 Jepang menduduki Indonesia.
Jepang lalu mendirikan koperasi kumiyai. Awalnya koperasi ini berjalan mulus. Namun fungsinya berubah
drastis dan menjadi alat jepang untuk mengeruk keuntungan, dan menyengsarakan rakyat.
Setelah Indonesia merdeka, pada tanggal 12 Juli 1947, pergerakan koperasi di Indonesia mengadakan
Kongres Koperasi yang pertama di Tasikmalaya. Hari ini kemudian ditetapkan sebagai Hari Koperasi
Indonesia.
Prinsip Koperasi
Menurut UU No. 25 tahun 1992 Pasal 5 disebutkan prinsip koperasi, yaitu:
Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka
Pengelolaan dilakukan secara demokratis
Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha
masing-masing anggota (andil anggota tersebut dalam koperasi)
Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal
Kemandirian
Prinsip tambahan
Pendidikan perkoperasian
kerjasama antar koperasi
Menurut Undang-undang No. 25 tahun 1992 Pasal 4 dijelaskan bahwa fungsi dan peran koperasi sebagai
berikut:
Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan
masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya;
Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat
Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional
dengan koperasi sebagai soko-gurunya
Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional, yang merupakan usaha
bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi
Mengembangkan kreativitas dan membangun jiwa berorganisasi bagi para pelajar
1. Rapat Anggota
Rapat anggota adalah wadah aspirasi anggota dan pemegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi.
Sebagai pemegang kekuasaan tertinggi, maka segala kebijakan yang berlaku dalam koperasi harus
melewati persetujuan rapat anggota terlebih dahulu., termasuk pemilihan, pengangkatan dan
pemberhentian personalia pengurus dan pengawas.
2. Pengurus
Pengurus adalah badan yang dibentuk oleh rapat anggota dan disertai dan diserahi mandat untuk
melaksanakan kepemimpinan koperasi, baik dibidang organisasi maupun usaha. Anggota pengurus
dipilih dari dan oleh anggota koperasi dalam rapat anggota. Dalam menjalankan tugasnya, pengurus
bertanggung jawab terhadap rapat anggota. Atas persetujuan rapat anggota pengurus dapat
mengangkat manajer untuk mengelola koperasi. Namun pengurus tetap bertanggung jawab pada rapat
anggota.
3. Pengawas
Pengawas adalah suatu badan yang dibentuk untuk melaksanakan pengawasan terhadap kinerja pengurus.
Anggota pengawas dipilih oleh anggota koperasi di rapat anggota. Dalam pelaksanaannya, pengawas
berhak mendapatkan setiap laporan pengurus, tetapi merahasiakannya kepada pihak ketiga. Pengawas
bertanggung jawab kepada rapat anggota
Koperasi sekolah
adalah koperasi yang didirikan di lingkungan sekolah yang anggota-anggotanya terdiri atas siswa
sekolah. Koperasi sekolah dapat didirikan pada berbagai tingkatan sesuai jenjang pendidikan,
misalnya koperasi sekolah dasar, koperasi sekolah menengah pertama, dan seterusnya.
Pelaksana harian
Pelaksana harian bertugas mengelola usaha, administrasi, dan keuangan. Pelaksana harian dapat diatur
bergantian antara pengurus koperasi sekolah atau ditunjuk secara tetap atau bergantian antara siswa
anggota koperasi yang tidak menduduki jabatan pengurus atau pengawas koperasi.
Rapat anggota
Rapat anggota merupakan kekuasaan tertinggi di tata kehidupan koperasi yang berarti berbagai persoalan
mengenai suatu koperasi hanya ditetapkan dalam rapat anggota. Di sini para anggota dapat berbicara,
memberikan usul dan pertimbangan, menyetujui suatu usul atau menolaknya, serta memberikan himbauan
atau masukan yang berkenaan dengan koperasi.
Oleh karena jumlah siswa terlalu banyak, maka dapat melalui perwakilan atau utusan dari kelas-kelas. Rapat
Anggota Tahunan (RAT) diadakan paling sedikit sekali dalam setahun, ada pula yang mengadakan dua kali
dalam satu tahun, yaitu satu kali untuk menyusun rencana kerja tahun yang akan dan yang kedua untuk
membahas kebijakan pengurus selama tahun yang lampau.
Agar rapat anggota tahunan tidak mengganggu jalannya kegiatan belajar mengajar di sekolah, maka rapat
dapat diadakan pada masa liburan tahunan atau liburan semester. Sebagai pemegang kekuasaan tertinggi
dalam koperasi sekolah, rapat anggota mempunyai wewenang yang cukup besar. Wewenang tersebut
misalnya:
Pada dasarnya, semua anggota koperasi berhak hadir dalam rapat anggota. Namun, bagi mereka yang
belum memenuhi syarat keanggotaan, misalnya belum melunasi simpanan pokok tidak dibenarkan hadir
dalam rapat anggota. Ada kalanya mereka diperbolehkan hadir dan mungkin juga diberi kesempatan bicara,
tetapi tidak diizinkan turut dalam pengambilan keputusan. Keputusan rapat anggota diperoleh berdasarkan
musyawarah mufakat. Apabila tidak diperoleh keputusan dengan cara musyawarah, maka pengambilan
keputusan berdasarkan suara terbanyak di mana setiap anggota koperasi memiliki satu suara. Selain rapat
biasa, koperasi sekolah juga dapat menyelenggarakan rapat anggota luar biasa, yaitu apabila keadaan
mengharuskan adanya keputusan segera yang wewenangnya ada pada rapat anggota. Rapat anggota luar
biasa dapat diadakan atas permintaan sejumlah anggota koperasi atau atas keputusan pengurus.
Penyelenggara rapat anggota yang dianggap sah adalah jika koperasi yang menghadiri rapat telah melebihi
jumlah minimal (kuorum). Kuorum rapat anggota meliputi setengah anggota ditambah satu (lebih dari 50%).
Jika tidak, maka keputusan yang diambil dianggap tidak sah dan tidak mengikat.
HAND OUT
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Sungai Tarab
Sisa Hasil Usaha Koperasi (SHU) adalah selisih dari semua pemasukan atau penerimaan total dengan
biaya-biaya atau total biaya dalam satu tahun buku.
Dengan mengacu pada pengertian di atas, maka besarnya SHU yang diterima setiap anggota aka berbeda,
tergantung besarnya partisipasi modal dan transaksi anggota terhadap pembentukan pendapatan koperasi.
Secara umum SHU koperasi di bagi sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan pada Anggaran Dasar/
Anggeran Rumah Tangga Koperasi sebagai berikut:
Cadangan koperasi
Jasa anggota
Dana pengurus
Dana karyawan dana pendidikan
Dana sosial
Dana untuk pembagunan sosial
Tentunya tidak semua komponen di atas harus diadopsi koperasi dalam membagi SHU-nya. Hal ini
sangat tergantung dari keputusan anggota yang ditetapkan dalam rapat anggota.
Untuk mempermudah pemahaman rumus pembagian SHU koperasi, berikut ini diasjikan salah satu
kasus pembagian SHU koperasi (selanjutnya disebut koperasi A).
Menurut AD/ART koperasi A, SHU dibagi sebagai berikut:
Cadangan : 40%
Jasa anggota : 40%
Dana pengurus : 5%
Dana karyawan : 5%
Dana pendidikan : 5%
Dana sosial : 5%
Acuan dasar membagi SHU adalah prinsip-prinsip dasar koperasi yang menyebutkan bahwa,
pembagian SHU dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota.
Dengan demikian , SHU koperasi di terima oleh anggota bersumber dari 2 kegiatan ekonomi yang dilakukan
oleh anggota sendiri, yaitu:
Tiap anggota akan mendapatkan jasa modal dengan perhitungan sebagai berikut :
Jasa modal = ........% x simpanan anggota
Tiap anggota akan mendapatkan jasa anggota dengan perhitungan sebagai berikut :
Pembagian SHU tentu tidak terlepas dari filosofi dasar Koperasi, yang menyatakan bahwa asas
keadilan menjadi hal yang paling penting untuk dilaksanakan dalam kehidupan berkoperasi. Karena itu,
kerangka teori dan praktik cara menghitung SHU bagian anggota perlu dibahas tersendiri.
Ditinjau dari aspek ekonomi managerial, Sisa Hasil Usaha (SHU) kopersai adalah selisih dari seluruh
atau pemasukan atau penerimaan total (total cost [TC]) dalam satu tahun buku. Dari aspek legalitas,
pengertian SHU menurut UU no.25/1992, tentang perkoperasian, Bab IX, pasal 45 adalah sebagai berikut.
1. SHU koperasi adalah pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan
biaya, penyusutan, dan kewajiban
2. SHU setelah dikurangi dana cadangan, dibagikan kepada anggota sebanding jasa usaha yang
dilakukan oleh masing-masing anggota dengan koperasi, serta digunakan untuk keperluan
pendidikan perkoperasian dan keperluan koperasi, sesuai dengan keputusan rapat anggota.
3. Besarnya pemupukan modal dana cadangan ditetapkan dalam rapat anggota.
Besarnya SHU yang diterima oleh setiap anggota akan berbeda, tergantung besarnya partisipasi modal
dan transaksi anggota terhadap pembentukan pendapatan koperasi. Artinya, semakin besar transaksi (usaha
dan modal) anggota dengan koperasinya, maka semakin SHU yang diterima. Hal ini merupakan salah satu
pembeda koperasi dengan badan usaha lainnya.
Peghitungan SHU bagian anggota dapat dilakukan bila beberapa informasi dasar diketahui sebagi berikut :
Melaksanakan dan mengembangkan usaha dalam koperasi merupakan langkah untuk mewujudkan
kesejahteraan para anggotanya. Koperasi bisa memperoleh serta mencari laba guna menutup pembiayaan
usaha serta menghimpun cadangan dana modal. Koperasi bukan merupakan lembaga yangn bersifat profit
oriented melainkan laba dalam jumlah yang wajar. Laba bagi koperasi disebut dengan sisa hasil usaha
(SHU).
Sisa hasil usaha koperasi merupakan pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun dikurangi
dengan biaya, penyusutan, dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan.
Pembagian sisa hasil usaha yang berasal dari usaha yang diselenggarakan oleh anggota dibagikan untuk:
a. Sisa hasil usaha yang berasal dari usaha yang diselenggarakan oleh anggota dibagikan untuk:
1. Cadangan koperasi,
2. Para anggota sebanding dengan jasa usaha yang diberikan oleh masing-masing anggota
3. Dana Pengurus,
4. Dana pegawai atau karyawan,
5. Dana pendidikan koperasi
6. Dana sosial, dan
7. Dana pembangunan daerah kerja.
b. Sisa hasil usaha yang berasal dari usaha yang diselenggarakan oleh bukan anggota dibagikan untuk:
1. Cadangan koperasi,
2. Dana pengurus,
3. Dana Pegawai,
4. Dana Pendidikan koperasi
5. Dana Sosial, dan
6. Dana Pembangunan Daerah Kerja.
HAND OUT
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Sungai Tarab
Mata pelajaran : Ekonomi
KEWIRAUSAHAAN
Pengertian kewirausahaan
Kewirausahaan berasal dari kata wira dan usaha. Wira, berarti pejuang, pahlawan, manusia unggul,
teladan, berbudi luhur, gagah berani dan berwatak agung. Usaha, berarti perbuatan amal, bekerja, berbuat
sesuatu. Jadi wirausaha adalah pejuang atau pahlawan yang berbuat sesuatu. Ini baru dari segi etimologi
(asal usul kata).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, wirausaha adalah orang yang pandai atau berbakat
mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk mengadakan produk baru,
mengatur permodalan operasinya serta memasarkannya.
Sedangkan hasil lokakarya Sistem Pendidikan dan Pengembangan di Indonesia tahun 1978,
mendefinisikan “Wirausahawan adalah pejuang kemajuan yang mengabdikan diri kepada masyarakat
dengan wujud pendidikan dan bertekad dengan kemampuan sendiri membantu memenuhi kebutuhan
masyarakat yang makin meningkat dan memperluas lapangan kerja”.
Dalam lampiran Keputusan Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusahan Kecil Nomor 961/KEP/M/XI/1995,
dicantumkan bahwa:
a. Wirausaha adalah orang yang mempunyai semangat, sikap, perilaku dan kemampuan kewirausahaan.
b. Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha
atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan serta menerapkan cara kerja, teknologi
dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik
dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar.
Jadi wirausaha itu mengarah kepada orang yang melakukan usaha/kegiatan sendiri dengan segala
kemampuan yang dimilikinya. Sedangkan kewirausahaan menunjuk kepada sikap mental yang dimiliki
seorang wirausaha dalam melaksanakan usaha/kegiatan.
Ciri-ciri Wirausaha
wirausaha memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. berpikir teliti, inovatif dan kreatif;
b. berani mengambil resiko dan percaya pada diri sendiri;
c. berorientasi ke depan;
d. mengutamakan prestasi, tahan uji, tekun dan tidak mudah menyerah;
e. jujur, bertanggung jawab dan teguh pendirian;
f. memiliki etos kerja tinggi dan tangguh menghadapi persaingan;
g. membiasakan diri bersikap positif dan selalu bersemangat dalam setiap pekerjaan;
h. mensyukuri diri, waktu dan lingkungan;
i. selalu berusaha meningkatkan keunggulan dan citra perusahaan;
j. selalu berupaya mencapai dan menghasilkan karya yang lebih baik untuk langganan, pemilik, pemasok,
tenaga kerja, masyarakat, bangsa dan negara
Syarat-syarat Wirausaha
a. memiliki sikap mental yang positif
b. memiliki keahlian di bidangnya
c. mempunyai daya pikir yang kreatif
d. rajin mencoba hal-hal yang baru (inovatif)
e. memiliki semangat juang (motivasi)
f. mampu mengantisipasi berbagai resiko dan persaingan.
Peranan Wirausaha
a. Sebagai salah satu jalan keluar untuk memecahkan masalah ketenagakerjaan (mengurangi
pengangguran).
b. Turut membangun perekonomian nasional dengan tidak membebani pemerintah dan masyarakat.
c. Meningkatkan pendapatan masyarakat.
d. Meningkatkan produktivitas faktor-faktor produksi.
Para Wirausaha adalah orang-orang yang mengetahui bagaimana menentukan keputusan dalam
pekerjaan dan bangga terhadap prestasinya. Para Wirausaha adalah individu-individu yang berorientasi pada
tindakan dan bermotivasi tinggi yang mengambil resiko dalam mengejar tujuan. Wirausaha adalah orang
yang selalu berubah dan berkembang. Mempunyai sikap positif, kreatif, inovatif, dan citra diri yang sehat.
Di bidang perekonomian, wirausaha bergerak di berbagai sektor usaha, baik formal maupun informal.
Tujuan Kewirausahaan
Di dalam pelajaran Kewirausahaan, para siswa diajari dan ditanamkan sikap-sikap perilaku untuk
membuka bisnis, agar mereka menjadi seorang wirausaha yang berbakat. Agar lebih jelas, di bawah ini
diuraikan tujuan dari Kewirausahaan, sebagai berikut:
1. Meningkatkan jumlah para wirausaha yang berkualitas.
2. Mewujudkan kemampuan dan kemantapan para wirausaha untuk meng 7asilkan kemajuan dan
kesejahteraan masyarakat.
3. Membudayakan semangat sikap, perilaku, dan kemampuan kewirausahaan di kalangan pelajar dan
masyarakat yang mampu, handal, dan unggul.
4. Menumbuhkembangkan kesadaran dan'orientasi Kewirausahaan yang tangguh dan kuat terhadap
para siswa dan masyarakat.
RuangLingkupKewirausahaan
Ruang lingkup kewirausahaan sangat luas sekali. Secara umum, ruang lingkup kewirausahaan adalah
bergerak dalam bisnis. Jika diuraikan secara rinci ruang lingkup kewirausahaan,bergerak dalam bidang:
a. Lapangan agraris
1)Pertanian
2)Perkebunan dan kehutanan
b. Lapangan perikanan
1) Pemeliharaan ikan
2) Penetasan ikan
3) Makanan ikan
4) Pengangkutan ikan
c. Lapangan peternakan
1) Bangsa burung atau unggas
2) Bangsa binatang menyusui
Tenaga wirausaha merupakan salah satu unsur yang ikut serta dalam mencapai cita-cita nasional, yaitu
mencapai masyarakat adil dan makmur, baik material, maupun spiritual. Partisipasi masyarakat dan para
wirausaha perlu ditingkatkan, guna mencapai cita-cita tersebut. Tenaga-tenaga para wirausaha adalah
tenaga pelopor pembangunan dan pejuang nasional,untuk menciptakan lapangan kerja baru dan mengurangi
pengangguran.
Sadarilah bahwa lapangan kerja wirausaha itu begitu luas ruang lingkupnya dan perlu mendapat
perhatian kita bersama dan perlu kita isi. Dengan terisinya lapangan kerja tersebut maka tingkat sosial
ekonomi masyarakat, bangsa, dan negara akan meningkat. Tenaga-tenaga wirausaha harus dapat
memajukan lingkungannya. Para wirausaha merupakan pejuang, pencipta, pengusaha, dan juga sebagai
organisator pendekar bisnis, niaga, industri, dan kebudayaan.
Keberanian untuk membentuk kewirausahaan di sekolah harus didorong oleh guru-guru, khususnya oleh
guru yang memberikan mata diklat Kewirausahaan, agar mereka berminat untuk menjadi wirausaha.
Dorongan untuk membentuk wirausaha, juga datang dari orang tua, teman sepergaulan, lingkungan famili,
para sahabat, dan lain sebagainya.
Di dalam mengatasi persoalan tenaga kerja yang semakin banyak menganggur, caranya adalah dengan
membuka lapangan wirausaha dan memasyarakatkan kewirausahaan. Akan tetapi banyak juga faktor
psikologis yang membentuk sikap negatif, sehingga banyak para siswa kurang berminat untuk menjadi
wirausahawan. Orang tua siswa banyak juga yang tidak menginginkan anakanaknya menekuni bidang
kewirausahaan. Mereka berusaha mengalihkan perhatian anaknya untuk menjadi pegawai negeri. Padahal
dengan adanya perubahan lingkungan bisnis dalam abad sekarang, telah banyak menuntut para wirausaha
yang tangguh dan profesional.
Seperti kita ketahui bahwa wirausaha mengacu pada orang yang melaksanakan proses penciptaan
kesejahteraan dan nilai tambah. Jadi, jika para siswa ingin menjadi wirausaha maka ia harus mempunyai
sifat keberanian, keteladanan, dan berani mengambil risiko yang bersumber pada kemampuan sendiri.
Wirausaha tidak semata-mata dimotivasi oleh financial incentive, tetapi oleh keinginan untuk melepaskan diri
dari lingkungan yang tidak diinginkannya. Di samping itu wirausaha ingin menemukan arti baru bagi
kehidupannya.