Anda di halaman 1dari 41

BAHAN AJAR

PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN BAGI PEMUDA TANI

Mengembangkan Usaha

Pusat Pelatihan Pertanian (Puslatan)


Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian
Kementerian Pertanian
Tahun 2021

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dalam usaha agribisnis, zona nyaman tidaklah cukup, perlu ada kreativitas
dan inovasi untuk terus mengembangkan usaha yang telah dirintis. Ada beberapa
alasan yang dapat menjadi pendorong untuk mengembangkan usaha, diantaranya
adalah: memenuhi kebutuhan pasar; segmen pasar baru, persaingan, inovasi;
meningkatkan stabilitas; meningkatkan keuntungan; dan menemukan personal yang
tepat untuk setiap akselerasi usaha yang ingin dikembangkan.
Untuk mencapai pengembangan usaha yang diinginkan, dibutuhkan wawasan
dan keahlian yang tidak sederhana, tapi bisa dilakukan oleh siapa saja. Dan bahan
ajar pengembangan usaha agribisnis ini menjadi panduan bagi para pemula yang
sedang merintis usaha agribisnis maupun bagi pemiklik usaha yang telah berjalan
untuk mengekplorasi diri dan usahanya agar dapat mencapai pengembangan usaha
yang diharapkan.

1.2. Deskripsi Singkat


Mata Pelatihan Mengembangkan Usaha ini membahas tentang etika bisnis,
menyusun rencana pengembangangan usaha, legalitas usaha, dan legalitas produk.

1.3. Manfaat Bahan Ajar Bagi Peserta Pelatihan


Bahan Ajar adalah salah satu alat bantu materi belajar yang dirancang untuk
memperjelas dan mempermudah peserta Pelatihan Kewirausahaan Bagi Pemuda
Tani agar mampu mengembangkan keterampilannya sesuai dengan kompetensi
yang dipersyaratkan. Manfaat memahami Bahan Ajar ini adalah meningkatnya
pemahaman peserta Pelatihan Kewirausahaan Bagi Pemuda Tani untuk dapat
mengembangkan usahanya baik melalui peningkatan kapasitas, peningkatan
penjualan, maupun penambahan produk dan jenis usaha

1.4. Tujuan Pembelajaran


1. Hasil Belajar
Setelah selesai mempelajari Bahan Ajar Mengembangkan Usaha ini,
peserta diharapkan dapat menganalisis, mendesain, mengembangkan,
menerapkan dan mengevaluasi usaha yang telah dirintisnya. Dengan demikian
tujuan Bahan Ajar ini secara umum adalah untuk memandu peserta dalam

2
merencanakan dan mengembangkan usaha agribisnisnya. Oleh karena itu, isi
Bahan Ajar ini lebih bersifat praktis dan lebih banyak memberikan rambu-rambu
yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan usaha agribisnis.

2. Indikator Hasil Belajar


Setelah selesai pembelajaran ini peserta dapat:
a. Mempraktikkan etika bisnis dalam usaha agribisnis;
b. Menyusun profil usaha
c. Menyusun rencana pengembangan usaha
d. Memilih dan mempraktikkan pengurusan legalitas usaha yang sesuai
e. Memilih dan mempraktikkan pengurusan legalitas produk dengan tepat

3. Petunjuk Penggunaan Bahan Ajar


Bahan Ajar ini terdiri dari empat bagian utama. Bagian pertama mengenai
etika bisnis, kemudian bagian kedua membahas penyusunan rencana
pengambangan usaha, bagian ketiga menjelaskan tentang legalitas usaha, dan
bagian keempat mengupas tentang legalitas produk. Untuk memahami bagian-
bagian tersebut, peserta dapat mengikuti petunjuk belajar berikut ini:
a. Bacalah secara cermat setiap penjelasan yang disajikan tahap demi tahap.
b. Kerjakan soal-soal atau latihan atau evaluasi pada setiap akhir unit sajian.
c. Ulangi mempelajari uraian yang tersaji, fokuskan pada bagian yang kurang
dipahami.
d. Praktikkan kegiatan-kegiatan yang dipelajari.

1.5. Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan


Pokok Bahasan pada Bahan Ajar Pengembangan Agribisnis ini terdiri dari 4
(empat) bab, yaitu: Etika Bisnis, terdiri dari sub bab Mengenal Peraturan Perundang-
undangan dan Mengenal Norma dan Sosial Budaya dalam Berbisnis
Bab berikutnya adalah Menyusun rencana pengembangan usaha, terdiri dari
2 sub bab yaitu Menyusun profil usaha,dan menysuun rencana pengembangan
usaha, dimana mengarah pada korporasi.
Bab berikutnya adalah legalitas usaha yang terdiri dari definisi legalitas usaha,
pentingnya legalitas usaha, tahapan legalitas usaha, bentuk legalitas usaha,
pengertian ijin usaha, jenis ijin usaha.
Bab terakhir adalah legalitas produk yang terdiri dari definisi legalitas produk,
pentingnya legalitas produk, jenis – jenais legalitas produk, dan cara pengurusan
legalitas produk.
3
1.6. Metode
Metode pembelajaran yang akan digunakan dalam Bahan Ajar
Pengembangan Agribisnis ini adalah:
- Ceramah
- Tanya jawab
- Penugasan
- Diskusi
- Simulasi
- Praktik

1.7. Media / Alat Bantu


Media atau alat bantu pembelajaran yang akan digunakan dalam Bahan Ajar
Pengembangan Agribisnis ini adalah:
- LCD
- Projektor
- Laptop
- Bahan Ajar
- Bahan Tayang
- Alat dan Bahan Praktik

1.8. Alokasi Waktu


Alokasi waktu yang tersedia untuk memahami dan mempraktikkan Bahan Ajar
ini adalah 12 (dua belas) jam pelajaran @ 45 menit.

BAB II
ETIKA BISNIS

Indikator Keberhasilan :
4
Setelah mempelajari materi pokok Etika BIsnis, peserta diharapkan mampu :
(1) mengenal peraturan perundang undangan, (2) memahami prinsip etika bisnis, dan (3)
mengenal norma dalam berbisnis
2.1. Mengenal Peraturan Perundang-undangan
Bicara etika bisnis berarti bicara tentang prinsip-prinsip moral yang dijadikan
sebagai pedoman atau panduan untuk bisnis yang sedang dijalankan. Pedoman
bisnis tidak bisa dilepaskan dengan peraturan perundang-undangan yang terkait
dengan usaha atau bisnis. Banyak peraturan perundang-undangan yang mengatur
tentang usaha atau bisnis masyarakat.
Diantara peraturan perundang-undangan itu adalah Undang-undang nomor 8
tahun 1999 tentang perlindungan konsumen. Undang-undang ini mengatur secara
rinci tentang pemberian perlindungan kepada konsumen dalam rangka pemenuhan
kebutuhannya sebagai konsumen. Cakupan hukum yang berlaku mengenai hak dan
kewajiban konsumen, hak dan kewajiban pelaku usaha, dan cara-cara
mempertahankan hak dan menjalankan kewajiban tersebut. Berdasarkan ketentuan
UU Perlindungan Konsumen pasal 1 ayat 1 UU no 8 tahun 1999 definisi perlindungan
konsumen meliputi seluruh upaya untuk memastikan kepastian hukum demi
memberikan perlindungan kepada konsumen. Ada lima asas yang dianut dalam
ketentuan UU Perlindungan Konsumen nomor 8 tahun 1999 pasal 2 yaitu manfaat,
keadilan, keseimbangan, keamanan dan keselamatan konsumen, serta kepastian
hukum. Perlindungan ini mencakup proteksi agar konsumen tidak memperoleh
barang dan atau jasa yang tidak sesuai dengan kesepakatan atau melanggar
ketentuan undang-undang. Dengan demikian, UU Perlindungan Konsumen nomor 8
tahun 1999 merupakan landasan hukum yang kuat bagi pemerintah serta lembaga
swadaya masyarakat yang peduli akan konsumen Indonesia untuk melakukan upaya
pemberdayaan konsumen melalui pembinaan dan pendidikan konsumen secara
merata.
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan kegiatan usaha yang
mampu memperluas lapangan kerja dan memberikan pelayanan ekonomi secara
luas kepada masyarakat, berperan dalam proses pemerataan dan peningkatan
pendapatan masyarakat, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan mewujudkan
stabilitas ekonomi nasional. UMKM memiliki Undang-Undang tersendiri. Undang-
Undang Nomor 20 tahun 2008 tentang UMKM. UMKM bertujuan menumbuhkan dan
mengembangkan usahanya dalam rangka membangun perekonomian nasional
berdasarkan demokrasi ekonomi yang berkeadilan. Prinsip pemberdayaan UMKM
meliputi: penumbuhan kemandirian, kebersamaan, dan kewirausahaan UMKM untuk

5
berkarya dengan prakarsa sendiri; perwujudan kebijakan publik yang transparan,
akuntabel, dan berkeadilan; pengembangan usaha berbasis potensi daerah dan
berorientasi pasar sesuai dengan kompetensi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah;
peningkatan daya saing UMKM; dan penyelenggaraan perencanaan, pelaksanaan,
dan pengendalian secara terpadu. Tujuan pemberdayaan UMKM adalah:
mewujudkan struktur perekonomian nasional yang seimbang, berkembang, dan
berkeadilan; menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan Usaha Mikro, Kecil,
dan Menengah menjadi usaha yang tangguh dan mandiri; dan meningkatkan peran
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dalam pembangunan daerah, penciptaan
lapangan kerja, pemerataan pendapatan, pertumbuhan ekonomi, dan pengentasan
rakyat dari kemiskinan.
Selain undang-undang yang telah dijelaskan diatas, masih banyak undang-
undang dan peraturan pemerintah yang mengatur tentang etika bisnis. Diantaranya
Peraturan Pemerintah nomor 17 tahun 2013 tentang pelaksanaan UU nomor 20
tahun 2008; peraturan pemerintah nomor 13 tahun 1995 tentang izin usaha;
Peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perizinan
Berusaha di Daerah Terkait Kesiapan Online Single Submission (OSS) yang
bertujuan memberikan kepastian hukum dan meningkatkan iklim investasi. Komitmen
Pemerintah dalam menjaga iklim investasi sebetulnya diwujudkan dalam beberapa
regulasi yang ada, seperti Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2018 tentang
Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Elektronik, Peraturan Pemerintah Nomor
24 Tahun 2019 tentang Pemberian Insentif dan Kemudahan Investasi di Daerah,
serta Peraturan Presiden Nomor 91 Tahun 2017 tentang Percepatan Pelaksanaan
Berusaha.
Pada prinsipnya, semua undang-undang dan peraturan pemerintah tentang
usaha atau bisnis masyarakat bertujuan agar setiap individu atau lembaga yang
sedang menjalankan usahanya memegang teguh etika bisnis, sehingga akan tercipta
persaingan yang positif dan iklim usaha yang kondusif.
Menurut Sonny Keraf (1998) prinsip-prinsip etika bisnis adalah sebagai
berikut:
i. Prinsip otonomi
Prinsip otonomi adalah sikap dan kemampuan manusia untuk mengambil
keputusan dan bertindak derdasarkan kesadarannya tentang apa yang
dianggapnya baik untuk dilakukan.
ii. Prinsip kejujuran
Terdapat tiga lingkup kegiatan bisnis yang bisa ditunjukkan secara jelas
bahwa bisnis tidak akan bisa bertahan lama dan berhasil kalau tidak didasarkan
6
atas kejujuran. Pertama, jujur dalam pemenuhan syarat-syarat perjanjian dan
kontrak. Kedua, kejujuran dalam penawaran barang atau jasa dengan mutu dan
harga yang sebanding. Ketiga, jujur dalam hubungan kerja intern dalam suatu
perusahaan.
iii. Prinsip keadilan
Prinsip ini menuntut agar setiap orang diperlakukan secara sama dengan
aturan yang adil dan sesuai kriteria yang rasional objektif, serta dapat
dipertanggungjawabkan.
iv. Prinsip saling menguntungkan (mutual benefit principle)
Prinsip ini menuntut agar bisnis dijalankan sedemikian rupa, sehingga
menguntungkan semua pihak.
v. Prinsip integritas moral
Prinsip integritas moral dihayati sebagai tuntutan internal dalam diri pelaku
bisnis atau perusahaan, agar perlu menjalankan bisnis dengan tetap menjaga
nama baik pimpinan maupun perusahaannya.

2.2. Mengenal Norma dalam Berbisnis


Norma bisnis merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam kegiatan
bisnis yang dilakukan oleh para pelaku-pelaku bisnis. Norma adalah aturan atau
ketentuan yang mengikat warga kelompok dalam masyarakat, dipakai sebagai
panduan, tatanan, dan pengendali tingkah laku yang sesuai.
Secara umum, norma terdiri dari norma umum dan norma khusus. Norma
khusus adalah aturan yang berlaku dalam bidang kegiatan atau kehidupan khusus.
Norma umum adalah aturan yang berlaku yang lebih bersifat umum dan sampai pada
tingkat tertentu boleh dikatakan bersifat universal. Adapun macam-macam norma
umum meliputi:
1. Norma sopan santun
Norma sopan santun adalah norma yang mengatur pola perilaku dan sikap
lahiriah dalam pergaulan sehari-hari.
2. Norma hukum
Norma hukum adalah norma yang dituntut keberlakuannya secara tegas oleh
masyarakat karena dianggap perlu dan niscaya demi keselamatan dan
kesejahteraan manusia dalam kehidupan bermasyarakat. Norma hukum ini
mencerminkan harapan, keinginan dan keyakinan seluruh anggota masyarakat
tersebut tentang bagaimana hidup bermasyarakat yang baik dan bagaimana
masyarakat tersebut harus diatur secara baik
3. Norma Moral
7
Norma moral yaitu aturan mengenai sikap dan perilaku manusia sebagai
manusia. Norma moral ini menyangkut aturan tentang baik buruknya, adil tidaknya
tindakan dan perilaku manusia sejauh ia dilihat sebagai manusia. Norma moral
tidak ditetapkan dan/atau diubah oleh keputusan penguasa tertentu. Norma moral
lebih merupakan hukum tak tertulis dalam hati setiap anggota masyarakat, yang
karena itu mengikat semua anggota dari dalam dirinya sendiri.

2.3. Penugasan Mandiri


1) Baca dan pahami beberapa undang-undang atau peraturan pemerintah yang
berkaitan dengan bisnis Anda. Selanjutnya isilah kolom dibawah ini:
Jika Ya, Apa
No. Pertanyaan Ya / Tidak
dasar hukumnya?
1. Apakah pemerintah mengatur tentang izin
usaha?
2. Apakah pemerintah mengatur tentang
persaingan dalam dunia usaha?
3. Apakah pemerintah mengatur tentang jaminan
bagi tenaga kerja?
4. Apakah pemerintah mengatur tentang
perlindungan konsumen?
5. Apakah pemerintah mengatur tentang
perlindungan terhadap UMKM?
6. Apakah pemerintah mengatur tentang
pembatasan usaha bagi pengusaha asing?
7. Apakah pemerintah mengatur tentang jaminan
harga produk pertanian?
8. Apakah pemerintah mengatur tentang batasan
kepemilikan SDA Indonesia oleh pengusaha
asing?
9. Apakah pemerintah mengatur tentang fasilitasi
permodalan bagi calon wirausahawan?
10. Apakah pemerintah mengatur tentang
larangan berusaha barang/jasa yang
diharamkan menurut ajaran Islam?
11. Apakah pemerintah mengatur tentang
perlindungan usaha mikro, kecil dan
menengah terhadap ancaman persaingan
dengan usaha besar?
12. Apakah pemerintah mengatur tentang ganti
rugi terhadap risiko usaha UMKM?
13. Apakah pemerintah mengatur tentang
kesempatan lapangan pekerjaan bagi para
koban PHK?
14. Apakah pemerintah mengatur tentang jaminan
kesehatan dan keselamatan bagi tenaga
kerja?
15. Apakah pemerintah mengatur tentang
pemberian kesempatan yang sama bagi
UMKM untuk mengelola SDA yang biasa
dikelola oleh perusahaan besar?

8
2) Susunlah norma-norma pada bisnis yang sedang Anda jalani. Sebelum itu, jawab
terlebih dahulu pertanyaan berikut ini:
No Norma yang dapat
Pernyataan
. diterapkan
1. Jika Anda akan memulai usaha
2. Jika usaha Anda akan mengurus izin usaha
3. Jika usaha Anda mengalami kerugian
4. Jika usaha Anda mendapatkan untung besar
5. Jika usaha Anda mendapatkan pesaing
6. Jika usaha Anda mendapatkan relasi usaha
7. Jika usaha Anda akan menambah unit usaha
8. Jika usaha Anda akan meningkatkan omzet
9. Jika usaha Anda akan menambah personil baru
10. Jika usaha Anda akan mengurangi personil
11. Jika usaha Anda akan membuka cabang usaha
12. Jika usaha Anda kurang diminati pelanggan
13. Jika usaha Anda jalan di tempat setelah 5 tahun
14. Jika usaha Anda mampu melewati masa kritis
15. Jika usaha Anda kalah bersaing dengan yang lain

9
BAB II
MENYUSUN PROFIL USAHA

Indikator Keberhasilan :
Setelah mempelajari materi pokok Profil Usaha, peserta diharapkan mampu :
(1) menjelaskan pengertian profil usaha, (2) memahami komponen profil usaha, dan (3)
menyusun profil usaha

2.1 Pengertian Profil Usaha


1)
Menurut KBBI profil adalah pandangan dari samping (tentang wajah orang);
2) 3)
 lukisan (gambar) orang dari samping; sketsa biografis; penampang (tanah, gunung,
4)
dan sebagainya); grafik atau ikhtisar yang memberikan fakta tentang hal-hal khusus.

Dengan kata lain, profil adalah keadaan atau potensi dan gambaran yang ada
dalam diri seseorang atau kelompok dalam berfikir cepat dan tepat dengan meningkatkan
setiap aktifitas yang dikerjakan, sehingga sangat menentukan sebuah prestasi.

Di sisi lain pengertian usaha adalah kegiatan dengan mengerahkan tenaga, pikiran,
atau badan untuk mencapai suatu maksud; pekerjaan (perbuatan, prakarsa, ikhtiar, daya
upaya) untuk mencapai sesuatu. Definisi usaha jika diartikan secara ekonomi, yaitu usaha
adalah kegiatan individu untuk melakukan sesuatu yang terorganisir untuk memproduksi
dan menjual barang dan jasa untuk manfaat dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.
Pengertian lainnya, usaha adalah kegiatan di bidang perdagangan dengan maksud
mencari untung.

Jadi profil usaha dapat diartikan sebagai gambaran atau pandangan mengenai
kegiatan-kegiatan usaha yang dilakukan oleh seorang wirausaha atau pengusaha.
Kegiatan usaha dalam hal ini lebih mengarah pada kegiatan perdagangan barang
maupun jasa dengan maksud mencari keuntungan.

Sebuah profil usaha yang baik secara efektif berisi rincian informasi penting tentang
usaha yang dilakukan. Profil usaha harus mengandung informasi tentang tujuan usaha
(secara umum dan khusus), kinerja bisnis yang sebenarnya, dan prestasi usaha saat ini.
Sehingga profil usaha dapat berfungsi sebagai alat promosi atau pemasaran penting yang
dapat menarik kemitraan, investasi, dan peluang.

10
2.2 Komponen Profil Usaha
1) Logo dan Tagline
Logo dari sebuah usaha/perusahaan harus dapat mewakili misi dan visi, produk dan
jasa, atau prinsip-prinsip bisnis, serta harus menarik dan mengesankan, bila perlu
“nyentrik” (mempunyai ciri khusus). Pelanggan harus mampu mengaitkan secara
langsung dan mudah mengenali. Buatlah elemen yang sederhana. Memastikan
bahwa itu adalah jelas berada dalam profil perusahaan Anda.

Selain itu, buatlah tagline atau jargon (susunan kata yang dipersingkat), dengan
syarat mampu memancing emosi pelanggan atau provokasi, biasanya berupa kalimat
pernyataan atau pertanyaam, sehingga pelanggan mudah mengucapkan dan mudah
diingat. Contoh beberapa tagline yang tertekal: Indomie seleraku (Mi Instan Indomie),
Im lovin it (Mc Donalds), Life Good (LG), Thing Different (Apple), Tropical Adventure
(Eiger), Just do it (Nike), Ideas for Life (Panasonic), Imposible is nothing (Adidas),
One Heart (Honda), Selalu Di Depan (Yamaha), Saya Minum Dua (Yakult), Life is
never flat (Chitatos), Leading Innovation (Toshiba), Jelas lebih enak (Kopi Kapal Api),
Mengatasi masalah tanpa masalah (Pegadaian), dan banyak lagi.

2) Sejarah
Untuk memberitahu mitra atau kolega tentang awal mulanya usaha yang dilakukan.
Menyebutkan jenis usaha, akreditasi yang diperoleh perusahaan secara singkat,
serta mengesankan mitra atau kolega tentang track record secara nyata.

3) Nama
Nama dimaksud adalah struktur dan susunan organisasi dalam perusahaan. Hal ini
penting untuk mengidentifikasi kepribadian kunci dalam perusahaan, termasuk
masing-masing latar belakang akademis dan pekerjaan sebelum bergabung dengan
perusahaan. Secara otomatis memberikan prestise dan kredibilitas mengenai
jalannya usaha. Mitra/kolega yang berminat bisa melihat terpenuhinya akuntabilitas
perusahaan.

4) Identitas
Identitas produk merupakan sebuah keterangan atau gambaran data
mengenai produk yang dihasilkan oleh produsen. Keterangan yang dimaksud bisa
diperoleh dari sisi visual ataupun non visual, yaitu setiap hal ditampilkan
oleh produk itu, dan bersifat spesifik.

5) Target

11
Target pasar adalah suatu kelompok konsumen yang menjadi sasaran pendekatan
perusahaan untuk membeli produk yang dijual. Singkatnya target pasar adalah
kelompok yang akan dilayani sebagai konsumen. Target pasar biasanya mempunyai
rentan umur, sifat, dan karakter yang hampir sama. Target pasar sangat erat
kaitannya dengan segmentasi pasar.

Segmentasi pasar adalah kegiatan membagi suatu pasar menjadi kelompok-


kelompok pembeli yang berbeda yang memiliki kebutuhan, karakteristik, atau perilaku
yang berbeda yang mungkin membutuhkan produk atau bauran pemasaran yang
berbeda.

6) Alamat
Alamat yang jelas dan mudah dihubungi sehingga konsumen dapat memberi
tanggapan untuk perbaikan produk, maupun untuk sarana pengaduan. Menyediakan
semua informasi yang diperlukan dalam profil perusahaan Anda. Tentukan nama
lengkap badan hukum perusahaan, termasuk alamat email dan nomor telepon.
Sebutkan jika memiliki kantor pusat. Tentu saja, yang tidak kalah penting disediakan
link website.

7) Strategi
Strategi pemasaran adalah strategi yang digunakan oleh perusahaan produsen
barang atau jasa secara berkesinambungan untuk memenangkan persaingan pasar
secara berkesinambungan. Penyusunan rencana usaha secara menyeluruh dilandasi
oleh strategi pemasaran.

Salah satu contoh strategi pemasaran yang saat ini sedang booming adalah secara
online, seperti e-commerce yaitu perdagangan elektronik dengan cara penyebaran,
pembelian, penjualan, pemasaran barang dan jasa melalui sistem elektronik seperti
internet, televisi, dan jaringan komputer lainnya.

2.3 Titik Kritis dalam Menyusun Profil Usaha

2) Buatlah Profil Usaha Secara Singkat, Padat, dan Jelas


Menjelaskan mengenai produk perusahaan akan lebih baik jika menggunakan cara
yang efektif dan efisien. Dengan begitu tidak banyak membuang waktu dan target
pasar jadi lebih fokus mengetahui informasi yang ingin disampaikan. Jadi dalam
pembuatan profil usaha harus singkat, padat, dan jelas.

Membuat profile usaha dalam bentuk teks maksimal 2 (dua) halaman kertas folio.
Umumnya mitra/kolega sangat jarang yang membaca profil perusahaan secara
12
keseluruhan, tetapi hanya dibaca secara sekilas saja. Kalau membuatnya dalam
bentuk video maka buatlah dengan durasi yang pendek (maksimal 5 menit) agar
penonton tidak jenuh.

3) Langsung ke Pokok Persoalan


Dalam membuat profil usaha tidak perlu bertele-tele dan banyak basa-basi. Langsung
saja tuliskan pokok persoalan dari informasi perusahaan yang ingin disampaikan
kepada mitra/kolega. Tujuannya supaya bisa langsung menangkap isi dari
mitra/kolega yang dibuat.

Dalam membuatnya bisa mencoba dengan memilih gambar/logo yang paling menarik
dari stok yang ada. Pilih juga kata-kata/tagline yang paling dibutuhkan dan sangat
penting diketahui oleh mitra/kolega. Untuk setiap headline diberi tulisan yang lebih
tebal atau beda warna. Buatlah headline yang menarik dari setiap informasi yang
ingin dibuat.

4) Gunakan Data yang Akurat


Data yang tertuang dalam profil usaha harus terjamin keakuratannya. Hal ini sangat
penting karena data yang akurat akan menambah kepercayaan mitra/kolega
terhadap perusahaan. Dari informasi brosur profil usaha yang dibuat terkadang
mitra/kolega langsung konfirmasi terkait informasi yang tertuang dalam brosur profil
usaha. Terutama dalam hal kelebihan yang dimiliki perusahaan buatlah yang sesuai
dengan kenyataan yang ada. Meskipun niat untuk menarik minat mitra/kolega agar
menggunakan produk atau jasa perusahaan tapi kejujuran tetap harus diutamakan.
Hal ini berguna menjaga kepercayaan mitra/kolega untuk efek jangka panjang.

5) Informasikan Data yang Ter-Up to date


Informasi yang disajikan juga sebaiknya up to date. Misalnya saja menawarkan
sebuah promo potongan harga sampai 50% di bulan ini, maka promo tersebut harus
ada ketika brosur disebarkan. Jangan sebarkan brosur kalau ternyata promonya
sudah terlewat (kadaluwarsa) karena hanya akan mengecewakan mitra/kolega.
Supaya profil usaha yang dibuat selalu up to date maka bisa diatur cara
pembuatannya. Bisa dicoba membuatnya 6 (enam) bulan sekali atau jika ada
perubahan informasi penting dalam perusahaan langsung ganti brosur yang lama.
Agar lebih jelas, sertakan juga up to date info perusahaan terkini bisa langsung
hubungi kontak yang tertera.

6) Sajikan Profil Usaha dengan Cara yang Kreatif

13
Pembuatan profil usaha yang biasa saja tidak akan menarik pembaca untuk sekedar
melihat atau membacanya, dan akan dibuang begitu saja. Agar citra perusahaan
terjaga baik dan bisa memberikan kesan profesional maka bisa membuat profil usaha
yang kreatif. Mulai dari pemilihan bahasa yang verbal dan visual. Jadikan brosur yang
bisa membangkitkan minat, perhatian, dan kesan positif. Dengan begitu akan mudah
dinikmati dan diterima mitra/kolega.

14
BAB III
RENCANA PENGEMBANGAN USAHA

Indikator Keberhasilan :
Setelah mempelajari materi pokok Profil Usaha, peserta diharapkan mampu : (1)
menjelaskan pengertian dan jenis-jenis pengembangan usaha, (2) memahami strategi
pengembangan usaha, dan (3) memahami tahapan pengembangan usaha, (4) menyusun
rencana usaha

3.1. Pengertian dan Jenis-jenis Pengembangan Usaha


Menurut KBBI, definisi rencana adalah rancangan; buram (rangka sesuatu yang
akan dikerjakan), sedangkan merencanakan adalah membuat rencana; mengonsep
(membuat, menyusun konsep).

Pengembangan usaha adalah setiap usaha memperbaiki pelaksanaan pekerjaan


yang sekarang maupun yang akan datang, dengan memberikan informasi mempengaruhi
sikap-sikap atau menambah kecakapan.

Pengembangan suatu usaha adalah tanggung jawab dari setiap pengusaha atau
wirausaha yang membutuhkan pandangan ke depan, motivasi, dan kreativitas. Pada
umumnya pemilik usaha dalam mengembangkan usahanya harus mampu melihat suatu
peluang yang orang lain tidak mampu melihatnya, menangkap peluang, dan memulai
usaha (bisnis), dan menjalankan usahanya dengan berhasil.

Secara spesifik pengertian pengembangan usaha adalah suatu cara atau proses


memperbaiki pekerjaan yang sekarang maupun yang akan datang dengan meningkatkan
perluasan usaha serta kualitas dan kuantitas produksi dari pada kegiatan ekonomi
dengan menggerakkan pikiran, tenaga, dan badan untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Jenis-jenis Pengembangan Usaha

Secara umum pengembangan usaha dibagi menjadi 2 (dua) jenis, yaitu :

1. Pengembangan vertikal
Adalah perluasan usaha dengan cara membangun inti bisnis baru yang masih
memiliki hubungan langsung dengan bisnis utamanya. 

2. Pengembangan horizontal

15
Adalah pembangunan usaha baru yang bertujuan memperkuat bisnis utama untuk
mendapatkan keunggulan komparatif, yang secara lini produk tidak memiliki
hubungan dengan core bisnisnya.

Berdasarkan caranya pengembangan usaha dibagi menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu :

1. Perluasan ke hulu atau ke hilir


Arah pengembangan usaha disesuaikan dengan posisi usaha saat ini, jika usaha
tersebut berada di hilir, maka pengembangannya ke arah hulu. Kelebihannya,
pengembangan pada posisi ini lebih mudah, karena telah mengetahui pasar, sumber
material, dan teknologi. Kekurangannya, jika terjadi permintaan produk pada bisnis ini
melemah, maka tingkat penjualan akan menurun. 

2. Diversifikasi usaha
Diversifikasi usaha adalah mengembangkan usaha ke berbagai jenis usaha.
Kelebihannya, jika salah satu jenis usaha mengalami penurunan permintaan pasar
(rugi), maka usaha yang lain masih dapat menutupi kerugiannya. Kekurangannya,
pengembangan cara ini cukup sulit dilakukan karena harus mempelajari dari awal
baik pasar, sumber material, ataupun teknologinya dan sebagainya. 

3. Menjual bisnis (franchise)


Arti dari menjual bisnis disini adalah menjual hak patennya. Ini dilakukan ketika usaha
tersebut sudah memiliki hak paten atas produk atau jasa dan konsep pemasarannya.

3.2. Strategi Pengembangan Usaha


Terdapat beberapa strategi yang biasa digunakan dalam pengembangan usaha, yaitu
sebagai berikut :

1. Mengembangkan pasar dari sisi produknya 


Mengembangkan pasar dari sisi produknya adalah langkah yang paling
memungkinkan untuk dilakukan pertama kali karena produk utamanya telah
diperkenalkan dan sudah tumbuh, sehingga masalah profitabilitas (kemampuan
mendapatkan laba) serta popularitas dan kualitas sudah diterima di pasar.

Contohnya adalah:

a. Memperbesar variasi produk, misalnya: melalui kemasan botol, sachet, gelas,


dan lain-lain.
b. Melalui kategori produk, misalnya: kategori untuk dewasa, kategori untuk remaja,

16
kategori untuk ibu-ibu, kategori untuk anak-anak, kategori untuk usia di atas 50
tahun, dan lain-lain. Masing-masing kategori produk bisa dibedakan secara
dosis, ukuran atau kadarnya, dan hal-hal lain yang disesuaikan dengan
kepentingan pemakainya.
c. Berdasarkan lini produk, misalnya: untuk produk dengan bahan herbal, untuk
produk tanpa bahan pengawet, untuk produk dengan yang mengandung DHA
atau Omega 3, dan lain-lain.
d. Berdasarkan fungsinya, misalnya: produk untuk rambut kering, produk untuk
rambut berminyak, produk untuk rambut normal, dan lain-lain. 
e. Menentukan produk baru dengan pasar yang baru. Dengan pengembangan
produk, maka diharapkan penjualan akan meningkat karena pasar yang
dibidiknya semakin berkembang dan bervariasi.
2. Mengembangkan pasar dari sisi sistem penjualannya 
Banyak strategi mengembangkan pasar yang dilakukan mengembangkan sistem
penjualannya, antara lain:

a. Mengembangkan sistem distribusi penjualan ke dalam (internal), antara lain: 1)


mengembangkan sendiri, seperti: membuka cabang baru di kota-kota besar,
membuka outlet, agen, atau sejenisnya atas dana sendiri dan membuka jalur
distribusi sendiri, serta 2) mengembangkan melalui kerja sama dengan pihak
lain, 
b. Mengembangkan sistem jaringan pemasaran dengan pihak lain, antara lain: 1)
membuat jaringan pemasaran secara berjenjang, MLM (multi level marketing)
yakni konsumen adalah pemasar (ranting pemasaran) dan sekaligus distributor,
2) membuat, menyusun, merencanakan sistem franchising dengan menjual
jaringan, standar operasional, merek produk, nama perusahaan, popularitas, dan
lain-lain, 3) sub-kontraktor sebagian dan seluruh proses pemasaran, misalnya
subkontraktor desain, supplier, broker, dan lain-lain, serta 4) kerja sama
operasional atau outsourcing untuk bagian dari kegiatan pemasaran, misalnya
kerja sama developer dengan broker.
c. Mengembangkan pasar dengan menggabungkan bisnis yang lain dalam satu
industri. Cara yang tepat untuk memperbesar pasar bila modalnya banyak dan
ingin cepat menjadi besar adalah akuisisi (mengambil alih bisnis lain) dan merger
(menggabungkan dua badan usaha atau lebih).
3. Mengembangkan pasar dengan strategi integrasi (penyatuan) 
Terdapat 2 (dua) jenis strategi integrasi, yaitu:

17
a. Integrasi vertikal (hulu ke hilir dari flow industry)
Penyatuan integrasi vertikal dengan cara membeli perusahaan ke dalam
(pemasok, konsultan, produsen, dan lain-lain) atau membeli perusahaan ke luar
arah konsumen (distributor, wholeseller, agen, outlet, dan lain-lain). Contohnya :
perusahaan mie yang membeli perusahaan gandum, perusahaan hypermarket
yang membeli perusahaan jaringan minimarket, dan lain-lain. 

b. Integrasi horizontal (antar produk, antar kategori)


Penyatuan integrasi perusahaan-perusahaan yang produknya tidak sama tetapi
menunjang kesuksesan bisnisnya. Contohnya : perusahaan sepatu membeli
perusahaan alat-alat olahraga, dan lain-lain.

4. Mengembangkan pasar dengan sinergisme 


Melakukan pengembangan pasar dengan cara mengadakan perjanjian kerja sama
antara dua perusahaan yang berbeda pasar, dengan tujuan swap market atau tukar
pasar dan memperkuat satu sama lainnya karena keduanya mempunyai
keistimewaan. Perusahaan yang satu ingin memasarkan produknya ke pasar, dan
perusahaan yang lainnya ingin menambah calon pelanggan. Contohnya : bank dan
asuransi, rumah sakit dengan asuransi, dealer mobil dengan asuransi, dan lain-lain.

3.3. Tahapan Pengembangan Usaha


Seorang pengusaha untuk melakukan pengembangan usaha umumnya melalui tahap-
tahap pengembangan usaha sebagai berikut :

1. Memiliki ide usaha 


Awal usaha seorang wirausaha berasal dari suatu ide usaha. Ide usaha yang dimiliki
seorang wirausaha dapat berasal dari berbagai sumber. Ide usaha dapat muncul
setelah melihat keberhasilan bisnis orang lain dengan pengamatan. Selain itu ide
usaha juga dapat timbul karena adanya sense of bisiness yang kuat dari seorang
wirausaha.

2. Penyaringan ide/konsep usaha 


Pada tahap selanjutnya, wirausahawan akan menuangkan ide usaha ke dalam
konsep usaha yang merupakan tahap lanjut ide usaha ke dalam bagian bisnis yang
lebih spesifik. Penyaringan ide-ide usaha akan dilakukan melalui suatu aktivitas
penilaian kelayakan ide usaha secara formal maupun yang dilakukan secara informal.

3. Pengembangan rencana usaha (business plan) 

18
Wirausaha adalah orang yang melakukan penggunaan sumber daya ekonomi untuk
memperoleh keuntungan. Maka komponen utama dari perencanaan usaha yang
akan dikembangkan oleh seorang wirausaha adalah perhitungan proyeksi rugi-laba
dari bisnis yang dijalankan. Proyeksi laba-rugi merupakan muara dari berbagai
komponen perencanaan bisnis lainnya yaitu perencanaan bisnis yang bersifat
operasional. Dalam menyusun rencana usaha (business plan), para wirausahawan
memiliki perbedaan yang dalam membuat rincian rencana usaha.

4. Implementasi rencana usaha dan pengendalian usaha 


Rencana usaha yang telah dibuat baik secara rinci maupun global, tertulis maupun
tidak tertulis selanjutnya akan diimplementasikan dalam pelaksanaan usaha.
Rencana usaha akan menjadi panduan bagi dalam pelaksanaan usaha yang akan
dilakukan seorang wirausaha. Dalam kegiatan implementasi rencana usaha, seorang
wirausaha akan mengerahkan berbagai sumber daya yang dibutuhkan seperti modal,
material, dan tenaga kerja untuk menjalankan kegiatan usaha.

3.4. Menyusun Rencana Usaha

A. Pengertian Rencana usaha


Perencanaan kegiatan usaha adalah suatu daftar kegiatan, biaya dan jadwal
pelaksanaan usaha agribisnis yang disepakati oleh pengusaha yang akan
dilaksanakan untuk meningkatkan pendapatan dan keuntungan usaha.

Agar perusahaan berjalan pada jalan yang benar maka seorang wirausaha harus
menyususn Business plan. Business plan merupakan suatu dokumen yang
menyatakan keyakinan akan kemampuan sebuah bisnis untuk menjual barang atau
jasa dengan menghasilkan keuntungan yang memuaskan dan menarik bagi
penyandang saran. Pengertian lain dari business plan adalah sebuah selling
document yang mengungkapkan daya tarik dan harapan sebuah bisnis kepada
penyandang dana potensial.

Menurut Bygrave, 1994 : 441 (dalam Buchari Alma, 2006 : 198)


mendefinisikan Business Plan sebagai dokumen yang disediakan oleh enterpreuner
yang memuat rincian tentang masa lalu, keadaan sekarang dan kecenderungan
masa depan dari sebuah perusahaan. Isinya mencakup analisis tentang manajerial,
keadaan fisik bangunan, karyawan, produk, sumber permodalan, informasi tentang
jalannya perusahaan selama ini dan posisi pasar dari perusahaan. Business plan
juga berisi tentang rincian profit, neraca pembayaran, proyeksi aliran kas untuk dua

19
tahun yang akan datang. Selain itu juga memuat pandangan dan ide dari untuk dua
tahun yang akan datang, pandangan dan ide dari anggota tim manajemen serta
menyangkut strategi dan tujuan perusahaan yang hendak dicapai.

Jadi business plan adalah dokumen tertulis yang disiapkan oleh wirausaha
yang menggambarkan semua unsur-unsur yang relevan baik internal maupun
eksternal mengenai perusahaan untuk memulai suatu usaha. Isi dari business plan
sering merupakan perencanaan terpadu yang menyangkut pemasaran, permodalan,
manufacturing dan sumber daya manusia. Setelah Anda memahami makna dari
business plan, Anda perlu memahami kerangka Business plan pada uraian berikut.

Faktor-faktor fungsional yang terintegrasi :

- Pemasaran

- Keuangan

- Manufacturing (operasi)

- Sumberdaya manusia

B. Ciri – Ciri Rencana Usaha yang Baik


1. Harus diatur urutan isinya secara tepat.
2. Penampilan yang menarik, tidak terlalu tebal, bahasa tidak datar dan
berlebihan.
3. Harus menjelaskan keuntungan kuantitatif maupun kualitatif bagi pengguna
produk.
4. Harus menyajikan bukti kuat akan kemampuan produk yang dihasilkan.
5. Harus menjelaskan tingkat pengembangan produk yang telah dicapai.
6. Harus menggambarkan tim mamajemen yang solid dan berpengalaman.
7. Harus berisi proyeksi keuangan yang dapat dipercaya.
8. Harus menunjukkan tingkat pengembalian modal/investasi.
9. Harus dapat dijelaskan dengan mudah dan singkat dalam presentasi yang baik.

C. Merencanakan Usaha Secara Sederhana melalui Bussiness Model Canvas


(BMC)
Business Model Canvas atau yang biasa disingkat dengan BMC mulai
mendapatkan ketenaran di Indonesia. Mulai banyak universitas yang mengajarkan
BMC, menjadikannya sebuah alternatif dari business plan tradisional. Sembilan
20
blok business model canvas ciptaan Alexander Osterwalder dari awal dibuat untuk
mempermudah pebisnis dalam menulis business plan. Secara singkat, BMC
adalah blueprint perusahaan startup Anda.
Apa keunggulan BMC dibandingkan business plan biasa? Kecuali Anda hobi
mengarang indah dan menulis 50 halaman rencana bisnis yang kemungkinan
besar tidak berlaku di dunia nyata, Anda harus sudah berpikir untuk mencoba
menulis business model canvas. BMC sangat cocok diterapkan di startup teknologi
yang butuh perubahan sangat cepat, tapi tetap juga bisa digunakan untuk bisnis
non-teknologi. Kalau Anda menulis business plan 50 halaman, kemudian setelah
menjalankannya ada sesuatu yang salah, Anda harus menulis 50 halaman lagi.
Sedangkan dalam BMC, kalau ada yang salah, Anda bisa menggantinya lebih
cepat. BMC membuat entrepreneur mempunyai waktu lebih lama dalam
mengeksekusi bisnisnya, tidak buang waktu dalam membuat rencana.
Terdapat 9 pilar yang harus direncanakan oleh seorang wirausahawan
sebelum memulai usahanya, yaitu:
1. Customer Segments : Siapa konsumen Anda? Seperti apa deskripsi orang
yang ingin masalahnya Anda pecahkan? Bagaimana karakteristik mereka?
Apa yang mereka pikirkan? Rasakan? Lakukan?
2. Value Proposition : Solusi apa yang Anda tawarkan ke konsumen Anda?
Apa yang menarik dari solusi Anda? Apa yang membuat konsumen mau
memilih, membeli, dan menggunakan value Anda?
3. Channels : Bagaimana cara agar value / solusi masalah Anda bisa sampai ke
tangan konsumen?
4. Customer Relationship : Bagaimana cara Anda berinteraksi untuk menjaga
loyalitas konsumen?
5. Revenue Streams : Bagaimana cara bisnis menghasilkan uang dari value
yang ditawarkan?
6. Key Activities : Apakah aktivitas kunci atau strategi kompetitif yang dilakukan
bisnis untuk menciptakan value proposition nya?
7. Key Resources : Apa saja sumber daya yang harus dimiliki perusahaan agar
dapat kompetitif dalam menciptakan value?
8. Key Partnership : Siapa partner yang mendukung organisasi agar selalu
kompetitif?
9. Cost Structure : Apa saja faktor – faktor yang membentuk biaya yang harus
dikeluarkan?

21
Berikut adalah penampakan dari Business Model Canvas:

22
BAB IV
LEGALITAS USAHA

Indikator Keberhasilan :
Setelah mempelajari materi pokok legalitas usaha, peserta diharapkan mampu : (1)
menjelaskan pengertian dan pentingnya legalitas usaha, (2) memahami tahapan legalitas
usaha, (3) mengetahui kegunaan izin usaha dan (4) mengenal jenis-jenis izin usaha

Mendirikan Badan Usaha, mengurus Izin Usaha, mendaftarkan merek, membuat


kontrak pemegang saham dan kontrak kerja, dan lain-lain merupakan faktor yang
menunjang bisnis Anda. Melalui legalitas, Anda akan mendapatkan perlindungan hukum
serta kesempatan untuk mengembangkan usaha menjadi lebih besar. Terlebih lagi,
pemenuhan perizinan akan mendatangkan rasa aman dan nyaman saat berbisnis. Usaha
Anda akan dianggap lebih profesional dan kredibilitasnya meningkat di mata konsumen,
mitra, investor, bank, dan sebagainya. Legalitas juga merupakan bukti dari bentuk
tindakan patuh dan taat terhadap aturan-aturan hukum yang berlaku di Indonesia. Jika
Anda mematuhi hukum yang berlaku, secara tidak langsung Anda sudah menerapkan
budaya disiplin pada diri sendiri.

Adapun Tahapan legalitas usaha meliputi:

1. Menentukan klasifikasi bidang usaha yang sesuai


2. Memilih badan usaha yang sesuai
3. Mendirikan badan usaha
4. Membuat NPWP perusahaan
5. Mengurus perijinan usaha

Setelah menentukan bidang usahanya, seorang wirausahawan harus


menentukan bentuk kepemilikan usaha. Beberapa bentuk kepemilikan usaha adalah
sebagai berikut.

a) Perusahaan perseorangan

Yaitu perusahaan yang dimiliki dan diselenggarakan oleh satu orang. Keuntungan
dari perusahaan perorangan adalah mudah didirikan, biaya operasi rendah, bebas,
dalam pengelolaan dan memiliki daya rangsang yang lebih tinggi.

23
b) Firma

Yaitu suatu persekutuan yang menjalankan perusahaan dibawah nama bersama.


Bila untung, maka keuntungan dibagi bersama, sebaliknya bila rugi ditanggung
bersama. Dalam firma, tanggung jawab dipikul secara bersama-sama.c)

c) Persekutuan

Yaitu suatu asosiasi yang didirikan oleh dua orang atau lebih yang menjadi
pemilik bersama dari suatu perusahaan. Dalam persekutuan, ada dua macam
anggota, yaitu (1) Sekutu pemimpin (general partner), yaitu anggota yang aktif
dan duduk sebagai pengurus persekutuan; (2) Sekutu terbatas (limited
partner), yaitu anggota yanng bertanggung jawab terbatas terhadap utang
perusahaan. Contohnya CV.

d) Perseroan

Yaitu suatu perusahaan yang anggotanya terdiri atas pemegang saham


(persero/stockholder) yang mempunyai tanggung jawab terbatas terhadap utang-
utang perusahaan sebersar modal disetor, contohnya Perseroan Terbatas (PT).

Pengertian Izin Usaha dan Jenis-jenisnya Berdasarkan OSS

Izin sangatlah penting bagi dunia usaha. Izin Usaha tersebut digunakan oleh
Pelaku Usaha sebagai tanda bahwa usaha tersebut layak berdiri dan beroperasi. Izin
adalah suatu perangkat hukum administrasi yang sifatnya bersegi satu yang digunakan
pemerintah untuk mengendalikan masyarakatnya agar dapat berjalan dengan tertib.
Fungsi perizinan disini adalah untuk membina, mengarahkan, mengawasi juga
menertibkan kegiatan-kegiatan tertentu, maka kewajiban untuk menjaga kualitas produk
telah dimasukkan ke dalam suatu prosedur perizinan, baik dalam proses pengajuan
permohonan hingga pelaksanaan setelah para pelaku usaha memperoleh izin.
Meskipun tidak menjamin seutuhnya bagi pelaku usaha untuk tidak mungkin
melakukan kesalahan, namun hal ini tentu dapat diminimalisir dengan adanya izin
tersebut karena dalam pelaksanaannya pun terdapat pengawasan langsung dari
Pemerintah. Izin yang dikeluarkan Pemerintah merupakan sesuatu yang dapat
dipertanggungjawabkan di mata hukum. Dalam pertanggungjawabannya sendiri menjadi
jelas, siapakah yang harus bertanggungjawab ketika terjadi kesalahan teknis. Misalkan
dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi maka yang bertanggungjawab adalah

24
kontraktor, atau jika terjadi keracunan akibat makanan atau minuman maka yang harus
bertanggungjawab adalah pelaku usahanya.

Apa yang dimaksud Izin Usaha?

Definisi Izin Usaha menurut Online Single Submission (OSS) adalah izin yang diterbitkan
oleh Lembaga OSS untuk dan atas nama menteri, pimpinan lembaga, gubernur, atau
bupati/wali kota setelah Pelaku Usaha melakukan pendaftaran.

Sedangkan pengertian perizinan berusaha adalah persetujuan yang diperlukan Pelaku


Usaha untuk memulai dan menjalankan usaha dan diberikan dalam bentuk persetujuan
yang dituangkan dalam bentuk surat/keputusan setelah Pelaku Usaha tersebut memenuhi
semua persyaratan yang telah ditentukan.

Kegunaan izin usaha

 Fasilitas Perlindungan Hukum

Dengan memiliki izin usaha, maka usaha yang Anda miliki memiliki
perlindungan hukum. Karena usaha Anda sudah tercatat secara resmi.
Dengan memiliki legalitas oleh pemerintah, jika sewaktu-waktu ada
tindakan penertiban oleh satpol PP, maka usaha yang Anda miliki tidak
akan mengalami masalah. Anda akan tetap merasa aman dan nyaman
dalam menjalankan usahanya.

 Mendukung Perkembangan Usaha

Jika Anda memiliki suatu usaha yang sudah memiliki izin resmi dari
pemerintah, maka Anda dapat mengajukan permohonan kredit modal
usaha kepada perbankan. Tentu saja hal ini dapat membantu
perkembangan usaha

 Sarana Promosi untuk Meningkatkan Kredibilitas Usaha

Jika Anda memiliki usaha dan telah mendaftarkan pada instansi


pemerintah, sehingga usaha yang Anda miliki sudah bersifat legal. Maka
Anda memiliki peluang dalam mengikuti pameran yang diadakan oleh
instansi-instansi pemerintah.
Tentu saja memberikan banyak keuntungan, karena bisa dijadikan sebagai
promosi gratis untuk usaha yang Anda miliki. Hal itu yang akan
meningkatkan kredibilitas usaha Anda menjadi semakin terpercaya,

25
sehingga masyarakat tidak ragu untuk membeli jasa ataupun produk yang
Anda tawarkan.

Jenis Izin Usaha yang ada di Indonesia

Izin Usaha yang dibutuhkan oleh tiap-tiap Pelaku Usaha berbeda, tergantung jenis
bidang usaha apa yang akan digeluti oleh perusahaannya. Ada berbagai macam
kelengkapan dokumen izin usaha yang harus kamu penuhi ketika mendirikan sebuah
usaha baik itu dalam bentuk CV, Firma, atau PT yang dalam hal ini digunakan untuk
legalitas usaha kamu.

Adapun jenis-jenis izin usaha yang perlu kamu ketahui untuk mempersiapkan pendirian
sebuah usaha sesuai dengan hukum yang berlaku di Indonesia adalah sebagai berikut:

1. Nomor Induk Berusaha (NIB)

NIB adalah identitas pelaku usaha, apapun bentuk perusahaannya baik usaha


perorangan, badan usaha, maupun badan hukum. NIB diterbitkan oleh Lembaga OSS
setelah pelaku usaha melakukan pendaftaran. NIB ini juga berlaku sebagai Tanda
Daftar Perusahaan (TDP), Angka Pengenal Impor (API), dan Akses Kepabeanan.

2. Surat Keterangan Domisili Usaha (SKDU)

Surat ini merupakan salah satu dokumen yang harus kamu penuhi. Karena surat ini
nantinya akan kamu perlukan untuk membuat dokumen lain seperti NPWP,SIUP, TDP
dan surat pendukung pendirian usaha kamu.

Dokumen ini akan dikeluarkan oleh kelurahan ataupun kecamatan setempat di mana
kamu akan mendirikan usaha. Biasanya surat ini dapat selesai dalam sehari jika
semua persyaratan yang dibutuhkan telah kamu penuhi.

3. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

Nomor ini dibuat oleh petugas pajak dan diberikan kepada para wajib pajak baik
NPWP perorangan maupun NPWP badan hukum sebagai alat untuk administrasi pajak
sekaligus sebagai identitas bagi kamu.

4. Izin Usaha Dagang (UD)

Izin Usaha dagang adalah surat yang diberikan kepada perseorangan untuk
melaksanakan usaha dagang. UD berbeda dengan PT, yang kepemilikannya hanya

26
dikelola oleh perseorangan saja. Meskipun begitu, kamu tetap membutuhkan izin
usaha dagang sebagai bukti legalitas usaha kamu.

5. Surat Izin Tempat Usaha (SITU)

SITU merupakan izin yang harus dimiliki oleh Pelaku Usaha


persorangan, perusahaan, dan badan usaha sebagai bukti izin tempat usaha yang
kamu dirikan telah sesuai dengan tata ruang wilayah yang diperlukan dalam rangka
penanaman modal.

6. Surat Izin Prinsip

Surat ini dibuat oleh pemerintah daerah dan diberikan kepada pengusaha ataupun
badan usaha yang ingin mendirikan usaha di suatu daerah.

7. Surat Izin Usaha Industri (SIUI)

SIUI adalah surat yang sangat dibutuhkan oleh para pengusaha kecil menengah untuk
mendirikan usaha industri. Dulu namanya Tanda Daftar Industri (TDI), dengan adanya
sistem OSS kamu cukup gunakan IUI ini sebagai dokumen legalitas atas usaha
industri yang kamu jalankan tanpa melanggar peraturan.

8. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)

SIUP adalah Surat Izin yang dibuat oleh Pemerintah Daerah yang diperuntukkan bagi
Pelaku Usaha yang melaksanakan kegiatan usaha perdagangan.

9. Tanda Daftar Perusahaan (TDP)


Tanda Daftar Perusahaan merupakan sebuah bukti bahwa perusahaan kamu telah
terdaftar secara sah.

10. Surat Izin Usaha Jasa Konstruksi (SIUJK)


SIUJK adalah Surat Izin Usaha Jasa Konstruksi yang wajib dimiliki perusahaan yang
bergerak di bidang jasa konstruksi. Dengan SIUJK maka perusahaan tersebut layak
untuk menjalankan semua bisnis yang berkaitan dengan proyek konstruksi.

11. HO (Surat izin gangguan)


Surat Izin Gangguan atau biasa yang disebut HO (Hinderordonnantie) adalah surat
keterangan yang menyatakan tidak adanya warga sekitar yang merasa keberatan dan
terganggu atas lokasi usaha yang dijalankan oleh suatu kegiatan usaha di suatu
tempat. Surat ini diterbitkan oleh Dinas Perizinan Domisili Usaha di Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota.
27
12. Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
IMB merupakan perizinan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah kepada Pelaku
Usaha ataupun badan hukum yang akan mendirikan sebuah bangunan
baru, mengubah, memperluas, mengurangi, dan/atau merawat bangunan gedung
sesuai dengan persyaratan administratif dan persyaratan teknis yang berlaku.

13. Izin BPOM


Izin BPOM adalah perizinan berupa izin edar untuk produk usaha makanan ataupun
produk lain yang layak dikonsumsi, sehingga jaminan produk tersebut sangat terjaga
dan aman untuk digunakan oleh masyarakat. Izin BPOM ini diperlukan bagi produk
pangan yang diproduksi oleh industri Dalam Negeri yang lebih besar dari skala rumah
tangga

14. Sertifikat Laik Fungsi (SLF)


SLF adalah sertifikat yang diterbitkan oleh Pemerintah daerah kepada pemilik
bangunan gedung yang telah dibangun sesuai IMB dan telah layak untuk
dipergunakan sesuai dengan fungsinya berdasar hasil pemeriksaan dari instansi
terkait.

15. Izin Lingkungan


Izin Lingkungan adalah izin yang diberikan kepada Pelaku Usaha yang melakukan
usaha dan/atau kegiatan yang wajib Amdal atau UKL-UPL  dalam rangka
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup sebagai prasyarat memperoleh izin
usaha dan/atau kegiatan.

16. Izin Lokasi


Izin Lokasi adalah izin yang diberikan kepada Pelaku Usaha untuk menggunakan
tanah yang diperlukan dalam rangka penanaman modal untuk usaha dan/atau
kegiatannya dan berlaku pula sebagai izin pemindahan hak.

17. Tanda Daftar Usaha Pariwisata (TDUP)


TDUP adalah bukti tanda daftar yang wajib dimiliki oleh berbagai jenis usaha yang
berkaitan dengan sektor pariwisata, seperti usaha Jasa Perjalanan Wisata,
Penyediaan Akomodasi, Jasa Penyediaan Makanan dan Minuman, Jasa
Pramuwisata, Penyelenggaraan Pertemuan, dan beberapa jenis usaha lainnya.

28
29
BAB V
LEGALITAS PRODUK

Indikator keberhasilan: Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diklat dapat


menjelaskan dan melakukan pengurusan perijinan produk

1. Pengertian Legalitas Produk


Izin bisa didefinisikan sebagai bentuk persetujuan atau pemberian izin dari pihak
berwenang atas penyelenggaraan suatu kegiatan usaha oleh seseorang pengusaha
atau suatu perusahaan. Perizinan sangatlah penting bagi dunia usaha, jika izin usaha
digunakan oleh Pelaku Usaha sebagai tanda bahwa usaha tersebut layak berdiri dan
beroperasi. Izin yang dikeluarkan Pemerintah merupakan sesuatu yang dapat
dipertanggungjawabkan di mata hukum. Dalam pertanggungjawabannya sendiri menjadi
jelas, siapakah yang harus bertanggungjawab ketika terjadi kesalahan teknis. Misalkan
dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi maka yang bertanggungjawab adalah
kontraktor, atau jika terjadi keracunan akibat makanan atau minuman maka yang harus
bertanggungjawab adalah pelaku usaha. Oleh sebab itu selain diperlukan legalitas usaha
diperlukan juga legalitas produk sebagai bentuk kelayakan suatu produk dan jaminan
produk baik dari sisi keamanan produk maupun kualtias produk tersebut.

2. Manfaat Legalitas Produk


Beberapa manfaat dari legalitas produk adalah sebagai berikut:
a. Produk sudah layak beredar
Dengan memiliki legalitas produk, misalnya untuk produk pangan yang
diproduksi bisa dipastikan bahwa produk tersebut sudah siap dan layak untuk beredar
dipasaran. Tidak ada larangan yang menyatakan bahwa produk tersebut tidak boleh
beredar karena sudah sah terdaftar di dinas kesehatan. Manfaat dan keunggulan ini
bisa digunakan untuk bersaing dengan produk sejenis
b. Produk bebas dipasarkan secara luas
Selain sudah layak beredar, untuk pelaku usaha contohnya pelaku UKM yang
sudah memiliki legalitas produk berupa sertifikat PIRT bisa memasarkan produknya
secara luas. Asalkan masih dalam lingkup daerah lokal, pengusaha bisa memasarkan
produk makanan atau minuman olahnya keseluruh daerah yang ada di Indonesia.

30
Ketika sebuah produk sudah bisa menjangkau pasar secara luas, maka akan banyak
dikenal dan diketahui oleh banyak orang sehingga peluang untuk terjual juga semakin
tinggi.
c. Keamanan dan mutu produk terjamin
Misalnya untuk produk pangan industri rumah tangga, dalam proses
pendaftaran sertifikat PIRT, produk pangan industri rumah tangga akan diuji dan
diseleksi secara ketat oleh pihak dari dinas keseharan. Selain produk, pemilik usaha
UKM juga dilakukan tes pengetahuan terhadap bahan pangan serta diberikan edukasi
melalui bimbingan. Setelah lolos tahap ini, baru kemudian izin PIRT bisa dikeluarkan.
Mengingat prosedur yang dilalui cukup ketat, sehingga bisa dipastikan bahwa
keamanan dan mutu produk yang beredar sudah terjamin.
d. Kepercayaan pembeli meningkat
Saat ini, para konsumen sudahcerdas dan selektif dalam memilih produk.
Mereka sudah bisa membedakan mana produk yang aman dan yang tidak dengan
melihat informasi kemasan. Ketika tercntum izin PIRT pada kemasan produk pangan
yang sudah beredar di pasaran, para konsumen akan lebih percaya. Mereka tidak
akan ragu lagi untuk membeli produk tersebut kemudian mengkonsumsinya.
e. Mendongkrak harga produk
Produk-produk pangan yang sudah lolos sertifikasi PIRT berarti sudah
memiliki kelayakan dan keamanan untuk dikonsumsi karena sudah melewati berbagai
pengujian yang dilakukan oleh pihak yang berwenang dalam hal ini dinas kesehatan.
Produk yang layak dan aman harganya bisa lebih tinggi dibandingkan dengan produk
yang belum mengantongi izin. Dengan harga yang lebih tinggi, akan membuat
keuntungan yang didapat pemilik UKM menjadi lebih banyak. Ini akan berpengaruh
baik terhadap kondisi finansial usaha
f. Produk bisa masuk ritel besar
Manfaat dan keunggulan dari produk pangan yang sudah memiliki izin, yang
paling dirasakan oleh pemilik usaha adalah bisa menembus pasar yang lebih berkelas
yaitu masuk ritel-ritel besar dan ternama seperti swalayan, minimarket, supermarket,
bahkan mall. Kesempatan semacam ini dapat berpengaruh baik terhadap kondisi
usaha karena produk yang dijual akan terkenal dan berpotensi diincar oleh banyak
orang. Hal ini menyebabkan produk laku keras dan banyak dikonsumsi.

3. Jenis-Jenis Legalitas Produk


a. Keamanan dan Mutu Pangan Segar Asal Tumbuhan (PSAT)
Undang-Undang No. 18 Tahun 2012 tentang pangan mengamanatkan
kepada pemerintah untuk memberi perlindungan kepada konsumen dan produsen
31
akan pangan yang sehat, aman dan halal. Hal tersebut diperkuat dengan
penjabaran UU yang dituangkan dalam bentuk Peraturan Pemerintah (PP) tentang
keamanan pangan serta label dan iklan pangan, demikian juga PP tentang mutu
dan gizi pangan serta ketahanan pangan dan Peraturan Menteri Pertanian Nomor
53/Permentan/KR.040/12/2018 tentang Keamanan dan Mutu Pangan Segar Asal
Tumbuhan (PSAT).
Perlindungan kepada konsumen diwujudkan dengan beberapa langkah
konkret diantaranya melalui pengawasan keamanan dan mutu PSAT.
Pengawasan keamanan dan mutu PSAT dilaksanakan untuk menjamin
konsistensi penerapan sistem keamanan PSAT oleh pelaku usaha. Keamanan
PSAT terpenuhi apabila PSAT tersebut tidak mengandung cemaran biologis, kimia
dan benda lainnya yang melebihi batas serta tidak menggunakan bahan penolong
yang dilarang penggunaannya. Adapun PSAT bermutu dipenuhi melalui
penerapan sistem jaminan mutu PSAT dengan memperlihatkan analisis resiko dan
manfaat. Keamanan dan mutu PSAT tidak hanya berpengaruh terhadap
kesehatan akan tetapi juga menentukan nilai ekonomi dari bahan pangan itu
sendiri. Pengawasan keamanan dan mutu PSAT dilakukan melalui inspeksi,
surveilen dan pemeriksaan di peredaran.
Pangan Segar Asal Tumbuhan (PSAT) adalah pangan asal tumbuhan
yang dapat dikonsumsi langsung dan/atau yang dapat menjadi bahan baku
pangan olahan yang mengalami pengolahan minimal meliputi pencucian,
pengupasan, pendinginan, pembekuan, pemotongan, pengeringan, penggaraman,
pencampuran, penggilingan, pencelupan (blanching), dan/atau proses lain tanpa
penambahan bahan tambahan pangan kecuali pelapisan dengan bahan penolong
lain yang diijinkan untuk memperpanjang masa simpan.
Keamanan Pangan merupakan kondisi dan upaya yang diperlukan untuk
mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia dan benda lain yang
dapat mengganggu, merugikan dan membahayakan kesehatan manusia serta
tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat sehingga
aman untuk dikonsumsi.
Pelaku usaha yang menyelenggarakan kegiatan produksi, pengangkutan,
penyimpanan, peredaran PSAT wajib memenuhi persyaratan keamanan PSAT.
Dimana komoditas yang diusahakan tidak menggunakan bahan penolong yang
dilarang penggunaanya serta tidak mengandung cemaran biologis, kimia dan
benda lain yang melebihi ambang batas. Hal ini dapat diperoleh melalui
penerapan persyaratan dasar dan/atau sistem jaminan keamanan pangan (Good

32
Agricultural Practices/GAP, Good Handling Practices/GHP, Good distribution
Practices/GDP, Good Ritel Practices/GRP).
Lingkup pengawasan keamanan dan mutu PSAT meliputi :
1. Pengawasan Sebelum Beredar (Pre-Market)
Pre-Market merupakan pengawasan pendahuluan yang dilakukan sebelum
suatu produk beredar di masyarakat, antara lain:
 Pengawasan produk hasil pertanian (segar dan olahan primer) melalui
skema:
a. Sertifikasi (Prima. GAP, GHP, GMP, dll);
b. Pendaftaran /Registrasi Produk (Produk Dalam Negeri/PD dan Produk
Luar Negeri/PL);
c. Pendaftaran Rumah Kemas;
d. Health Certificate (HC)
 Pengawasan konsistensi pemenuhan persyaratan registrasi, sertifikasi
melalui surveilen
2. Pengawasan Setelah Beredar (Post-Market)
Post-Market merupakan bentuk pengawasan yang dilakukan setelah suatu
produk beredar di masyarakat. Pengawasan ini dilakukan dengan melakukan
inspeksi ke pasar supermarket maupun toko retail lainnya.
Bentuk pengawasannya antara lain:
 Pengawasan pangan segar di peredaran/pengawasan reguler, dilakukan
untuk mengawasi aspek keamanan pangan (residu pestisida, logam berat
dan mikroba termasuk penggunaan nomor registrasi, logo sertifikasi)
produk pangan hasil pertanian yang beredar di pasar;
 Pengawasan case by case/emergency, dilakukan untuk merespon apabila
ada issue keamanan pangan di masyarakat/publik.
Manfaat dari registrasi/sertifikasi produk PSAT yaitu:
1. Memberikan jaminan mutu dan keamanan pangan kepada konsumen
2. Memberikan jaminan dan perlindungan masyarakat
3. Mempermudah penelusuran kembali dari kemungkinan penyimpangan muru
dan keamanan produk
4. Meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk sehingga dapat
memperluas akses pasar
5. Memberikan “branding” produk pangan segar dengan adanya label jaminan
keamanan dan mutu pangan segar asal tumbuhan
Pendaftaran/Registrasi PSAT merupakan salah satu bentuk
penjaminan/suatu bentuk ijin edar dengan pemberian dokumen yang menyatakan
33
bahwa produk pertanian tersebut memenuhi persyaratan keamanan pangan.
Dengan adanya Registrasi PSAT ini akan memberikan jaminan dan perlindungan
kepada masyarakat/konsumen, serta akan mempermudah penelurusan kembali
dari kemungkinan penyimpangan mutu dan keamanan produk. Apabila terjadi
sesuatu maka pemerintah mudah untuk melacak dan melakukan penelusuran
kemungkinan terjadinya penyimpangan mutu maupun keamanan pangan dari hulu
hingga hilir.
Pendaftaran/Registrasi PSAT diwajibkan untuk semua produk PSAT yang
diperdagangkan dalam bentuk kemasan eceran. Kemasan Eceran PSAT
merupakan kemasan akhir PSAT yang tidak boleh dibuka untuk dikemas kembali
dan di edarkan. Pendaftaran/Registrasi PSAT dikecualikan untuk produk
PSAT dalam kemasan yang tidak untuk diperdagangkan dan/atau PSAT yang
dijual/diperdagangkan namun dikemas dihadapan konsumen/pembeli secara
langsung (dijual curah/eceran). Pelaku usaha wajib mendaftarkan PSAT yang
diedarkannya yang berupa : PSAT Produksi dalam negeri (PD), PSAT produksi
dalam negeri usaha kecil (PD-UK) dan PSAT produksi Luar Negeri (PL).
Lembaga penjaminan mutu yang berkompetensi untuk
menerbitkan Nomor registrasi PSAT ini adalah OKKP-D (Otoritas Kompeten
Keamanan Pangan Daerah). Nomor registrasi PSAT ini berlaku selama 5 tahun
dan akan dilakukan surveilans atau peninajuan berkala sekurang-kurangnya sekali
dalam setahun.
Pelaku usaha yang ingin memperoleh nomor pendaftaran
PSAT mengajukan permohonan pendaftaran/Registrasi PSAT tersebut kepada
OKKP Pusat/OKKP Daerah dan harus memenuhi persyaratan administrasi dan
persyaratan teknis. Produk PSAT yang telah memenuhi persyaratan administrasi
dan persyaratan teknis jaminan mutu berdasarkan hasil inspeksi penerapan
sanitasi higenis pada sarana produksi dan distribusi PSAT selanjutnya akan
mendapatkan Nomor Pendaftaran/Registrasi PSAT.

b. Sertifikat Produksi Pangan – Industri Rumah Tangga (SPP-IRT)


Industri Rumah Tangga Pangan (IRTP) sebelum memasarkan produk
pangan olahannya harus mendapatkan jaminan tertulis berupa Sertifikat Produksi
Pangan Industri Rumah Tangga (SPP-IRT) yang diberikan oleh Bupati/Walikota
dan telah memenuhi persyaratan pemberian SPP-IRT.
PIRT adalah izin jaminan usaha makanan atau minuman rumahan yang
dijual memenuhi standar keamanan makanan atau izin edar produk pangan
olahan yang diproduksi oleh UKM untuk dipasarkan secara lokal.
34
Izin PIRT hanya diberikan untuk produk pangan olahan dengan tingkat
risiko yang rendah dengan menerbitkan nomor PIRT sebanyak 15 digit (baru) dan
12 digit (lama) yang berlaku selama 5 tahun dan dapat diperpanjang untuk
makanan dan minuman yang daya tahannya di atas 7 hari.
Sedangkan makanan dan minuman yang memiliki daya tahan di bawah 7
hari termasuk golongan Layak Sehat Jasa Boga dan izin PIRT hanya berlaku 3
tahun dan dapat diperpanjang. Lama waktu proses pengurusan izin PIRT, 1
minggu-3 bulan, tergantung masing-masing daerah.
Keuntungan pengurusan Izin PIRT
1. Pengusaha bisa dengan tenang mengedarkan dan memproses produksi
secara luas dengan resmi.
2. Jika pada suatu saat petugas dari Dinas Kesehatan melakukan survei dan
mendapati industri skala rumah tangga tersebut memerlukan beberapa alat
untuk menunjang pekerjaan ataupun untuk efisiensi, pihak Dinas Kesehatan
akan menyumbangkan alat penunjang industri yang dibutuhkan tanpa
memungut biaya.
3. Dengan pencantuman kode IRT, makanan dan minuman akan lebih mudah
dipasarkan dan lebih disukai konsumen hingga bisa meningkatkan daya jual.
4. Menghindari sanksi administrasi atas kasus-kasus seperti: melanggar
peraturan di bidang pangan, nama pemilik tidak sesuai dengan yang ada di
sertifikat, produk tidak aman dan tidak layak dikonsumsi.
Syarat Perizinan PIRT
Pengurusan Perizinan PIRT memerlukan beberapa persyaratan seperti
berikut:
1. Fotokopi kartu tanda penduduk (KTP) pemilik usaha rumahan
2. Pas foto 3×4 pemilik usaha rumahan, 3 lembar
3. Surat keterangan domisili usaha dari kantor camat
4. Denah lokasi dan denah bangunan
5. Surat keterangan puskesmas atau dokter, untuk pemeriksaan kesehatan dan
sanitasi
6. Surat permohonan izin produksi makanan atau minuman kepada Dinas
Kesehatan
7. Data produk makanan atau minuman yang diproduksi
8. Sampel hasil produksi makanan atau minuman yang diproduksi
9. Label yang akan dipakai pada produk makanan minuman yang diproduksi
10. Menyertakan hasil uji laboratorium yang disarankan oleh Dinas Kesehatan
11. Mengikuti Penyuluhan Keamanan Pangan untuk mendapatkan SPP-IRT.
35
Untuk beberapa produk makanan dan minuman dengan bahan tertentu,
memerlukan izin dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (POM) atau
memerlukan persyaratan SNI (Standar Nasional Indonesia) seperti:
1. Susu dan hasil olahannya
2. Daging, ikan, unggas dan hasil olahannya yang memerlukan proses
penyimpanan dan atau penyimpanan beku
3. Makanan kaleng
4. Makanan bayi
5. Minuman beralkohol
6. AMDK (Air Minum Dalam Kemasan)
7. Makanan/Minuman yang wajib memenuhi persyaratan SNI
8. Makanan / Minuman yang ditetapkan oleh Badan POM

Cara Pengurusan Perizinan PIRT


Prosedur pengurusan izin produksi makanan dan minuman adalah dengan
mendatangi kantor Dinas Kesehatan setempat.
1. Pemohon mengajukan surat permohonan secara tertulis kepada kepala Dinas
Kesehatan dengan dilengkapi persyaratan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
2. Dinas Kesehatan akan mempelajari surat permohonan untuk disesuaikan
dengan persyaratan yang telah ditentukan, dan akan dilakukan pemeriksaan
berkas, Persetujuan Kadinkes dan menunggu waktu pelaksanaan penyuluhan
keamanan pangan yang dilaksanakan setiap 3 bulan sekali.
3. Pemohon diwajibkan mengikuti penyuluhan keamanan pangan dan diperiksa
sarana produksinya, pemeriksaan sarana.
4. Dinkes memberikan pertimbangan terhadap permohonan izin yang diajukan,
menyusun konsep izin dan meneruskan kepada yang berhak menandatangani
berdasarkan ketentuan yang berlaku, menandatangani konsep izin.
5. Pemohon membayar retribusi Sertifikat PIRT.
6. Total waktu pengurusan 3 bulan.

Regulasi Terkait.
1. PerKa.BPOM No. HK 03.1.23.04.12.2206 Tahun 2012 tentang Cara Produksi
Pangan Yang Baik Untuk Industri Rumah Tangga
2. PerBPOM No. 22 Tahun 2018 tentang Pedoman Pemberian Sertifikat Produksi
Pangan Industri Rumah Tangga

36
3. PerBPOM No. 23 Tahun 2018 tentang Pedoman Pengawasan Pangan Industri
Rumah Tangga

c. Izin BPOM
Izin BPOM adalah perizinan berupa izin edar untuk produk usaha makanan
ataupun produk lain yang layak dikonsumsi, sehingga jaminan produk tersebut sangat
terjaga dan aman untuk digunakan oleh masyarakat. Izin BPOM ini diperlukan bagi
produk pangan yang diproduksi oleh industri dalam negeri yang lebih besar dari skala
rumah tangga
Setiap Pangan Olahan yang di produksi di dalam negeri atau yang diimpor
untuk diperdagangkan dalam kemasan eceran wajib memiliki Izin Edar kecuali
untuk Pangan Olahan yang diproduksi oleh Industri Rumah Tangga Pangan dan
yang mempunyai masa simpan kurang dari 7 (tujuh) hari. Pendaftarannya di
lakukan di Badan POM RI dan sudah bisa dilakukan secara Online.

Mengenal E-Registration Pangan Olahan
Pendaftaran pangan olahan dengan sistem layanan elektronik (e-
registration) merupakan rangkaian kegiatan pelayanan pendaftaran pangan yang
berbasis elektronik yang bertujuan untuk meningkatkan pelayanan pendaftaran
pangan olahan agar lebih cepat, efektif, efisien, transparan, dan akuntabel.
Alur proses pendaftaran melalui sistem e-registration terdiri dari tahapan
pendaftaran akun perusahaan dan pendaftaran produk pangan olahan.
a. Pendaftaran Akun Perusahaan
b. Pendaftaran Pangan Olahan
c. Waktu Pendaftaran
d. Keputusan dapat berupa:
- penerbitan Izin Edar
- penolakan permohonan
- permintaan tambahan data

Regulasi Terkait
1. PerKa.BPOM No. 27 Tahun 2017 tentang Pendaftaran Pangan Olahan
2. PerBPOM No. 5 Tahun 2018 tentang Batas Maksimum Cemaran Logam Berat
Dalam Pangan Olahan
3. PerBPOM No. 7 Tahun 2018 tentang Bahan Baku Yang Dilarang Dalam
Pangan Olahan

37
4. PerBPOM No. 8 Tahun 2018 tentang Batas Maksimum Cemaran Kimia Dalam
Pangan Olahan
5. PerBPOM No. 31 Tahun 2018 tentang Label Pangan Olahan

d. Legalitas Merk (Identitas Produk)


Merek adalah alat untuk membedakan barang dan jasa yang diproduksi
oleh suatu perusahaan. Ketentuan tentang merek diatur dalam Undang-Undang
Nomor 15 Tahun 2001. Menurut Pasal 1 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001
tentang Merek adalah tanda berupa gambar, susunan warna, nama, kata, huruf-
huruf, angka-angka, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya
pembeda, dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa.
Syarat merek dapat disebut merek jika memenuhi syarat mutlak berupa
adanya daya pembeda yang cukup (capable of distinguishing), maksudnya tanda
yang dipakai(sign) tersebut mempunyai kekuatan yang membedakan barang dan
jasa yang diproduksi sesuatu perusahaan dari perusahaan lainnya. Untuk
mempunyai daya pembeda ini, maka merek harus dapat memberikan penentuan
atau individual sering pada barang atau jasa bersangkutan.
Syarat dan Tata Cara Permohonan Menurut Pasal 7 Undang-Undang Nomor
15 Tahun 2001:
a. Permohonan diajukan tertulis dalam bahasa Indonesia, untuk merek bahasa
asing atau di dalamnya terdapat huruf selain huruf Latin wajib disertai
terjemahannya dalam bahasa Indonesia.
b. Permohonan ditandatangani pemohon atau kuasanya dengan dilampiri bukti
pembayaran biaya.
c. Permohonan untuk dua kelas barang atau lebih dan/atau jasa dapat diajukan
dalam satu permohonan yang diatur dengan peraturan pemerintah. Dalam surat
permohonan harus dicantumkan:
a) Tanggal, bulan, dan tahun;
b) Nama lengkap, kewarganegaraan, dan alamat pemohon;
c) Nama lengkap dan alamat kuasa apabila permohonan mengajukan merek
melalui kuasa;
d) Warna-warna apabila merek yang dimohonkan pendaftarannya
menggunakna unsur- unsur warna;
e) Nama negara dan tanggal permintaan merek yang pertama kali dalam hal
permohonan diajukan dengan Hak Prioritas.
Pemeriksaan Kelengkapan persyaratan permohonan akan diperiksa oleh Direktur
Jenderal. Jika ada kekurangan persyaratan, akan diberikan waktu dua bulan untuk
38
melengkapinya sejak tanggal pengiriman. Bilasudah lengkap, akan diberikan
tanggal penerimaan pada surat permohonan. Selanjutnya, dalam jangka waktu
paling lama tiga puluh hari sejak tanggal penerimaan, surat akan kepada
pemeriksa untuk dilakukan pemeriksaan substantif, yaitu sutau pemeriksaan yang
menyangkut apakah permohonan pendaftaran merek tersebut termasuk merek
yang tidak dapat didaftar dan termasuk permohonan yangharus ditolak. Menurut
Pasal 5 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001, merek tidak dapat didaftar
apabila merek tersebut mengandung salah satu unsur:
a. Bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, moralitas
agama, kesusilaan, atau ketertiban umum.
b. Tidak memiliki daya pembeda.
c. Telah menjadi milik umum.
d. Merupakan keterangan atau berkaitan dengan barang atau jasa yang
dimohonkan pendaftarannya.

39
DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno. 2012. Etika Bisnis dan Profesi. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Ernawan, Erni R. 2016. Etika Bisnis. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Priansa, Donni Juni. 2014. Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia.
Bandung: Penerbit Alfabeta.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) https://kbbi.web.id/ (Diakses 4 April 2021).

https://www.hanindo.co.id/portfolio/tampak-berkesan-cari-tahu-cara-membuat-company-
profile-dari-media-yang-digunakan-sampai-isinya (Diakses 4 April 2021).

http://shinraemun.blogspot.com/2012/12/model-pengembangan-usaha.html (Diakses 4
April 2021).

https://www.kajianpustaka.com/2020/03/pengembangan-usaha-pengertian-jenis-strategi-
dan-tahapan.html (Diakses 4 April 2021).

Hafsah, M.J. 2004. Upaya Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Jurnal
Infokop. No. 25 Tahun 2015.

Subagyo, A. 2008. Studi Kelayakan Teori dan Aplikasi. Gramedia, Jakarta.

Humaizar. 2010. Manajemen Peluang Usaha. Dian Anugerah Perkasa, Bekasi.

Hendro. 2011. Dasar-dasar Kewirausahaan. Erlangga, Jakarta.

Budiarta, K. 2009. Pengantar Bisnis. Mitra Wacana Media, Jakarta.

Anonimous. 2010. Modul 5 Perencanaan Usaha. Direktorat Pembinaan Kursus dan


Kelembagaan. Direktorat Pendidikan Non Formal dan Informan. Kementerian
Pendidikan Nasional. Jakarta

Buchari. Alma. 2006) Kewirausahaan. Edisi kesepuluh. Alfabeta.Bandung


Daryanto. 2012. Pendidikan kewirausahaan. Gava Media. Yogjakarta
Kasmir. 2013. Kewirausahaan, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, Hlm. 38
M.Hariwijaya. 2006. Proposal Bisnis. Zenith Publisher.Yogjakarta

Mubarok, Husni. 2010. Pengantar Bisnis, Nora Media Enterprise, Kudus Hlm. 98-99
https://duniamikro.wordpress.com/2008/07/14/penyusunan-rencana-bisnis/
http://donyahmad28.blogspot.co.id/2011/12/pengertian-identifikasi-peluang-usaha.html dia
kses pada hari Senin 03 Agustus 2020
Winardi.2003. Entrepreneur & Entrepreneurship, Prenada Media, Jakarta Timur. hlm. 16

40
41

Anda mungkin juga menyukai