Kompetisi Waktu
Salah satu komponen yang dapat menentukan sebuah perusahaan dapat bersaing
adalah waktu. Ada pepatah yang mengatakan “WAKTU ADALAH UANG”.
Pepatah ini masih sangat relevan dengan inti masalah logistik. Terdapat cara
pandang yang berbeda terkait masalah waktu, yaitu:
Waktu merupakan faktor kompetisi yang penting, yang merupakan bagian dari
layanan yang dirikan oleh sebuah perusahaan. Hal ini sesuai dengan tujuan akhir
dari SCM, yaitu:
Harga
Mutu
Layanan
Merupakan pola penjualan barang dari sejak pertama kali diluncurkan sampai
mundur sama sekali. Banyak dikenal dengan sebutan Product Life Cycle yang
terdiri dari beberapa tahapan, antara lain:
Salah satu gejala yang muncul saat ini adalah pengurangan persediaan (inventory)
yang dilakukan oleh berbagai perusahaan, baik bahan baku, bahan penolong,
bahan setengah jadi, maupun bahan jadi. Hal ini terjadi karena banyaknya kapital
(modal) yang terkunci (yang tidak bergerak) dalam persediaan tersebut. Hal
tersebut bertujuan untuk mengurangi biaya penyediaan (inventory carrying cost).
Jika waktu yang diperlukan dalam supply chain dapat dipercepat, maka biaya
dapat dikurangi.
Secara umum lead time adalah waktu yang diperlukan dari proses awal
pemesanan sampai barang diterima oleh pemesan. Atau dengan sederhana dapat
dikatakan sebagi waktu tunggu. Dalam Manajemen Rantai Pasokan, lead time
dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi pelanggan/konsumen dan dari sisi
supplier, yaitu:
a) Sisi Pelanggan.
Lead time merupakan rentang waktu yang dibutuhkan dari saat memesan produk
sampai produk tersebut diterima. Dikenal dengan istilah the order to delivery
cycle.
b) Sisi Supplier
Lead time merupakan rentang waktu yang dibutuhkan untuk mengubah produk
dari penerimaan pesanan sampai menerima uang tunai (pembayaran). Dikenal
dengan istilah the cash to cash cycle.
Pertanyaan mendasar yang sering diperdebatkan adalah mana yang paling penting
antara panjang pendeknya lead time dengan konsistensi dan keandalan lead time.
Banyak yang mengatakan bahwa konsistensi dan keandalan sering lebih penting
dari pada panjang pendeknya lead time. Tetapi panjang pendek lead time tetap
penting terutama jika konsumen sangat mementingkan lead time tersebut.
Kebutuhan waktu untuk setiap proses disebabkan oleh beberapa hal, antara lain:
Karena proses yang panjang tersebutlah maka tugas manajemen rantai pasokan
adalah untuk mengendalikan semua lead time yang terjadi.
3. Manajemen Pipeline Logistik
Sering kali dalam sebuah rangkaian supply chain ditemui banyak kegiatan yang
justru menimbulkan biaya tambahan (added cost) dari pada menciptakan nilai
tambah (added value). Misalnya:
Adapun kegiatan yang dapat memberikan nilai tambah adalah segala kegiatan
yang menyebabkan barang yang bersangkutan mudah terjual. Banyak perusahaan
yang menemukan bahwa hanya 10% dari kegiatannya yang dapat menimbulkan
nilai tambah, sedangkan 90% lainnya merupakan kegiatan yang menambah biaya.
Tugas manajemen pipeline adalah memperbaiki perbandingan antara value added
activities dengan non-value added activities yang sangat timpang.
Untuk mengoptimalkan lead time dalam skala lead time pemesanan barang ini,
mungkin perlu dimodifikasi, sehingga prinsip yang digunakan lebih efektif
(berhasil guna). Terdapat beberapa strategi yang dapat dilakukan, antara lain:
Saat ini berkembang paradigma baru yang beredar di pasar yaitu tidak hanya price
sensitive tetapi juga time sensitive. Sehingga pengurangan waktu yang terjadi di
pipeline logistik dapat mempercepat proses diseluruh supply chain dan untuk
menekan biaya. Sehingga setiap perusahaan harus melakukan pengurangan lead
time untuk non value adding activities, khususnya waktu penyimpanan barang.
Agar hal tersebut dapat terpenuhi, maka perlu di lakukan pengelolaan inventory
control yang baik.
DAFTAR PUSTAKA