PENDAHULUAN
Pasien terminal adalah pasien yang dalam keadaan menderita penyakit dengan
stadium lanjut yang penyakit utamanya tidak bisa diobati kembali dan bersifat
gejala dan keluhan, memperbaiki kualitas hidup, dan pengobatan penunjang lainnya
maut sering kali menggugah rasa takut. Rasa semacam ini didasari oleh berbagai
macam faktor, seperti ketidakpastian akan pengalaman selanjutnya, adanya rasa sakit,
kecemasan, dan kegelisahan tidak akan berkumpul lagi dengan keluarga dan
lingkungan sekitarnya.
Pada stadium terminal, pasien dengan penyakit kronis tidak hanya mengalami
berbagai masalah fisik seperti nyeri, sesak nafas, penurunan berat badan, gangguan
mempengaruhi kualitas hidup pasien dan keluarganya. Maka kebutuhan pasien pada
stadium terminal suatu penyakit tidak hanya pemenuhan atau pengobatan gejala fisik,
namun juga pentingnya dukungan terhadap kebutuhan psikologis, sosial dan spiritual
yang dilakukan.
dalam hidup ini, akan membawa orang pada perasaan rendah diri, pesimis dan apatis
lain, tidak mau bertanggung jawab atas kesalahan yang dibuatnya, dan mungkin pula
Setiap kekecewaan yang menimpanya tidak akan memukul jiwanya. Ia tidak akan
putus asa, tapi ia akan menghadapinya dengan tenang. Dengan cepat ia akan ingat
pada Tuhan, dan menerima kekecewaan itu dengan sabar dan tenang. Dengan
ketenangan batin itu ia akan dapat menganalisa sebab-sebab dari kekecewaannya, dan
dapat pula menemukan faktor pendorong atau penyebab kekecewaan itu, sehingga ia
dapat menghindari gangguan perasaan atau gangguan jiwa akibat kekecewaan itu. Ia
tidak akan menjadi putus asa atau pesimis dalam hidupnya (Zakiah dradjat:2002).
Dari pemaparan diatas, terlihat jelas bahwa aspek spiritual dapat membantu
dalam keadaan sakit, maka hubungan dengan Tuhannya pun semakin dekat,
mengingat seseorang dalam kondisi sakit menjadi lemah dalam segala hal, tidak ada
sikap sabar. Hal ini sesuai dengan ajaran Islam, bahwa sikap sabar merupakan salah
satu cara terapi umum pemecahan masalah (rohaniah) individu sesuai dengan yang
dianjurkan al-Quran. Selain itu juga sabar merupakan suatu yang bersifat dinamik.
Umat Islam melihat dinamika kesabaran sebagai lingkaran yang berasal dari Allah
Dari uraian di atas, dijelaskan bahwa sikap sabar sangat dibutuhkan oleh
pasien terminal. Untuk menyikapi hal tersebut, maka perlu adanya bimbingan rohani
Islam secara intensif pada pasien terminal, yaitu suatu pemberian bantuan psikologis
kepada seseorang ataupun kelompok terhadap nilai-nilai ajaran Islam yang lebih
dunia atau akhirat dengan berlandaskan kepada Al- Quran dan Sunah.
5
Untuk itu di Rumah Sakit Al Islam menyediakan suatu wadah yang bergerak
dalam bidang bimbingan rohani Islam yang dikenal dengan instalasi kerohanian.
Adapun tujuan dari bimbingan rohani Islam yang diprogramkan oleh pihak Rumah
Setiap pasien mampu memilki pemahaman Islam yang baik dan menyeluruh,
meliputi aqidah yang lurus, ibadah yang benar, akhlak yang mulia serta
antara kegiatan bimbingan rohani Islam yang dilakukan oleh petugas instalasi
ceramah melalui audioland, audio alquran, dan bimbingan khusnul khotimah. Tetapi
berdaya, marah, tidak menerima dengan keadaan dan kondisi penyakit yang