Anda di halaman 1dari 3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Neoplasma
Neoplasma merupakan massa abnormal jaringan yang pertumbuhannya
berlebihan dan tidak terkoordinasikan dengan pertumbuhan jaringan normal serta
terus demikian walaupun rangsangan yang memicu perubahan tersebut telah
berhenti. Responsivitas terhadap faktor pengendali pertumbuhan normal telah
hilang pada sel neoplasma. Sel neoplastik mengalami transformasi karena terus
membelah diri tanpa mempedulikan pengaruh regulatorik yang mengendalikan
pertumbuhan sel normal.4
Neoplasma berperilaku seperti parasit dan bersaing dengan sel dan
jaringan normal untuk memenuhi kebutuhan metaboliknya. Neoplasma
bergantung pada penjamu untuk memenuhi kebutuhan gizi dan aliran darah.
Neoplasma dalam istilah kedokteran, sering disebut sebagai tumor dan ilmu yang
mempelajarinya adalah onkologi. Neoplasma dikategorikan menjadi jinak dan
ganas berdasarkan perilaku klinis neoplasma.4
Suatu tumor dikatakan jinak (benigna) apabila gambaran mikroskopik dan
makroskopiknya tidak berbeda jauh dengan sel dan jaringan normalnya. Tumor
benigna akan tetap terlokalisasi dan tidak dapat menyebar ke tempat lain.
Sedangkan tumor ganas (maligna) merupakan tumor yang melekar erat ke semua
permukaan yang dipijaknya. Maligna menunjukkan bahwa lesi dapat menyerbu
dan merusak struktur di dekatnya dan menyebar ke tempat jauh (metastasis) serta
dapat menyebabkan kematian.

II.2 Tata Nama Neoplasma


Komponen tumor, baik jinak dan ganas diantaranya adalah ;
a. Parenkim, yang terdiri atas sel yang telah mengalami transformasi atau
neoplastik. Parenkim menentukan perilaku biologis tumor dan nama tumor
yang bersangkutan.

3
b. Stroma, penunjang nonneoplastik yang berasal dari penjamu dan terdiri
atas jaringan ikat dan pembuluh darah. Stroma akan memberikan
dukungan pertumbuhan sel parenkim dan sangat penting untuk
pertumbuhan neoplasma.
Tumor jinak umumnya diberi nama dengan tambahan akhiran –oma ke
jenis sel asal tumor tersebut. Sebagai contoh, tumor jinak yang berasal dari
jaringan fibrosa adalah fibroma. Tata nama untuk tumor epitel lebih rumit, kadang
di klasifikasikan berdasarkan pola makroskopik maupun berdasarkan asal sel.
Tata nama tumor ganas pada dasarnya mengikuti tata nama tumor jinak,
dengan penambahan dan pengecualian tertentu. Neoplasma ganas yang berasal
dari jaringan mesenkim atau turunannya disebut sarcoma. Kanker yang berasal
dari jaringan fibrosa disebut fibrosarkoma, dan neoplasma yang terdiri atas
kondrosit disebut kondrosarkoma. Sarcoma diberi nama berdasarkan
histogenesisnya (jenis sel yang membentuknya). Neoplasma yang berasal dari
epitel disebut karsinoma.

II.3 Karakteristik Neoplasma Jinak dan Ganas


Tumor jinak dan ganas dapat dibedakan berdasarkan diferensiasi dan
anaplasia, kecepatan pertumbuhan, invasi lokal, dan metastasis.
a. Diferensiasi dan Anaplasia
Diferensiasi dan anaplasia mengacu pada sel parenkim pembentuk elemen
neoplasma yang mengalami transformasi. Stroma yang mengandung
pembuluh darah sangat penting bagi pertumbuhan tumor, tetapi tidak
membantu untuk memisahkan tumor jinak dari tumor ganas. Jumlah
jaringan ikat stroma menentukan konsistensi suatu tumor. Diferensiasi sel
parenkim mengacu pada seberapa jauh sel tersebut secara morfologis dan
fungsional masih mirip dengan sel asal.
Neoplasma jinak terdiri atas sel yang berdiferensiasi baik yang sangat
mirip dengan sel normalnya. Sebagai contoh, lipoma terdiri atas sel lemak
matur yang dipenuhi oleh vakuol lemak di dalam sitoplasmanya. Tumor
jinak yang berdiferensiasi dengan baik, mitosis sangat jarang ditemukan
dan konfigurasinya normal.

4
Neoplasma ganas ditandai dengan diferensiasi yang beragam dari sel
parenkim, dari yang berdiferensiasi baik sampai yang sama sekali tidak
berdiferensiasi. Neoplasma ganas terdiri atas sel yang tidak berdiferensiasi
bersifat anaplastic. Tidak adanya diferensiasi, atau anaplasia merupakan
suatu tanda utama keganasan.
Anaplasia merupakan dediferensiasi atau hilangnya diferensiasi struktural
dan fungsional sel normal. Kanker berasal dari sel bakal di jaringan
sehingga tumor yang tidak berdiferensiasi lebih disebabkan oleh kegagalan
diferensiasi dan bukan dediferensiasi dari sel yang bersangkutan.
Sel anaplastic memperlihatkan pleomorfisme (variasi yang nyata dalam
bentuk dan ukuran). Inti sel sangat hiperkromatik dan besar. Rasio inti sel
terhadap sitoplasma mendekati 1:1 dibandingkan keadaan normal yaitu 1:4
atau 1:6. Adanya sel raksasa yaitu sel yang lebih besar dari sel normalnya
dan memiliki satu inti sel yang sangat besar atau beberapa inti sel. Inti sel
anaplastic memiliki ukuran dan bentuk sangat beragam
b. Kecepatan pertumbuhan

Anda mungkin juga menyukai