Anda di halaman 1dari 2

Stem sel darah menstrusasi berpotensi mengobati Stroke dan Gangguan Sistem Saraf

Pusat

8 Januari 2012- Prima Almazini

Cryo-cell International, Inc mengumumkan hasil dari sebuah penelitian yang


dipublikasikan dalam “Stem Cell and Development”. Penelitian tersebut memperlihatkan bahwa
stem sel yang ditemukan didarah menstruasi suatu saat akan menjadi sumber potensial untuk
terapi dan stroke dan gangguan system saraf pusat yang lain. Stem sel darah menstruasi, yang
diberi sebutan MenSCs, mudah diperoleh, tidak kontroversial dan dapat diperbaharui.
Berdasarkan beberapa penelitian sebelumnya, mempunyai potensi untuk dapat mengobati pasien
dengan stroke, osteoporosis, Alzheimer, dan Parkinson. Penelitian yang diberi judul, “Menstrual
Blood Cells Display Stem Cell-Like Phenotypic Markers and Exert Neuroprotection Following
Transplantation in Experimental Stroke”, dilakukan oleh para peneliti di Cyro-Cell International,
The University of South Florida, Saneron-CCEL Therapeutics and the Medical College of
Georgia.

Karena kerusakan sel setelah episode awal stroke terjadi dalam waktu yang singkat,
strategi terapi stroke ditujukan untuk menyelamatkan secara cepat sel-sel saraf itu sehingga dapat
memperlambat progresivitas penyakit dan memperbesar kemungkinan mengembalikan fungsi
saraf. Dalam penelitian tersebut, para peneliti menemukan bahwa transplantasi MenSCs, baik
langsung ke otak ataupun melalui perifer, secara signifikan mengurangi kelainan perilaku
maupun histologis. Hal ini menunjukkan bahwa MenSCs mempunyai efek perlindungan pada sel
otak, menghambat apoptosis lebih lanjut dan kematian sel, dan berpotensi mengembalikan
kerusakan saraf yang dialami selama stroke.

“Data memperlihatkan bahwa terjadi pemulihan perilaku yang cepat pada awal periode
setelah transplantasi meskipun bagaimana mekanisme sebenarnya dari manfaat MenSCs pada
saraf masih belum diketahui,” ujar kepala para peneliti Cesar V. Borlongan, Ph.D., Professor dan
Vice-Chair Neurosurgery and Brain repair, University of South Florida Health. “Hal yang
penting adalah bahwa tidak ada komplikasi atau efek negative seperti terbentuknya tumor atau
reaksi autoimun pada hewan yang ditransplantasi.”
Selama penelitian, para peneliti menganalisis sediaan darah menstruasi dan jaringan
untuk mengidentifikasi MenSCs. Sampel diperoleh menggunakan mangkuk menstruasi dan
ditransfer ke laboratorium pemrosesan dan cryopreservasi. Setelah menginduksi sebuah simulasi
stroke pada tikus dewasa, para peneliti menginjeksi tikus dengan stem sel dari darah menstruasi
dan mendapatkan bahwa tikus yang diberikan MenSCs memperlihatkan penurunan tingkat
kematian secara signifikan. Penilaian perilaku koordinasi motoric dan fungsi neurologis
kemudian dilakukan pada tikus 14 hari setelah transplantasi stroke dan memperlihatkan
peningkatan keluaran pada baik gangguan motoric maupun neurologis.

Anda mungkin juga menyukai