Anda di halaman 1dari 2

RESUME BUKU 1

Judul Buku : Budi daya sapi perah

Penulis : drh. Budi Tri Akoso, M.sc., Ph.D

Penerbit : Airlangga university press

Tahun terbit : 2012

Cetakan : Pertama

Resumer : Muhamad Jailani

Keberhasilan usaha sapi perah di samping terletak pada produksi susu yang banyak dan berkualitas, juga
tidak kalah pentingnya kualitas bibit atau genetik sapi serta tata laksana perawatan sejak masih pedet
hingga dewasa dan berproduksi. Bibit sapi perah adalah semua sapi perah hasil pemuliaan ternak yang
memenuhi persyaratan untuk dikembangbiakkan Oleh sebab itu, perencanaan dimulai sejak dari
pengadaan bibit sapi harus dilakukan secara terencana dengan baik, serta pengembangan di kemudian
hari yang diarahkan pada regenerasi. Kegiatan ini merupakan proses peremajaan dan pengembangan
yang bisa dilakukan mulai dari pembelian bibit yang baik atau bila usaha telah berjalan dengan
pembesaran dan seleksi dari pedet keturunan di peternakan sendiri. Pengetahuan dan keterampilan
petugas dalam perawatan pedet dan pembesarannya sampai taraf dara atau dewasa serta pemberian
rangsum pakan yang selaras dengan tingkat pertumbuhannya sangat penting sebagai modal dasar bagi
masa depan usaha. Pada dasarnya untuk memperoleh kinerjaproduksi sapi perah yang baik harus
dipersiapkan sejak lahir atau pedet usa dini dan diteruskan hingga saat produksi. Seleksi merupakan
kegiatan mem tetua untuk menghasilkan keturunan melalui pemeriksaan dan/atau pengupan
berdasarkan kriteria dan tujuan tertentu dengan menggunakan metoda atau teknologi tertentu.

Sebagai perolehan hasil optimal dalam usaha budi daya sapi perah, diperlukan pertimbangan yang
cermat dan mantap dalam memilih bibit sebagai calon induk, termasuk bila diperlukan juga pemilihan
calon pejantan yang baik dengan pertimbangan genetik, serta silsilah atau asal-usul pejantan yang
dipakai sebagai pemacek atau silsilah sumber bibit semen bila dipilih dari hasil inseminasi buatan.
Ketidaktepatan dalam memilih bibit sapi akan berimbas pada usaha yang tidak efisien dan pemborosan
berkepanjangan terhadap biaya pakan dan perawatan serta jaminan kesehatan yang telah dikeluarkan
dan berpotensi tidak terbayar oleh hasil produksi. Ditinjau dan sisi induk dan pejantan dalam kaitannya
dengan produksi susu, beberapa faktor tertentu sangat penting untuk diperhatikan, antara lain adalah
cin dasar tampilan anatomi tubuh sapi, kesuburan sperma dan mutu genetik sapi yang telah
menurunkannya.

RESUME BUKU 2

Judul Buku : Materi Diklat Juru Sembelih Halal


Penulis : Dr. drh. Rudy Rawendra, M.App.sc

drh. Reni Indrawati, M.Si

drh. Iskandar Muda. M.Sc

Penerbit : Media Nusa Creative

Tahun terbit : 2015

Cetakan : Pertama

Resumer : Muhamad Jailani

Penyembelihan Hewan Tanpa Pemingsanan. Cara ini banyak dilakukan di RPH tradisional.
Penyembelihan hewan dilakukan dengan cara menjatuhkan hewan secara paksa kemudian
menggunakan simpul-simpul tali yang diikatkan pada kaki dan badan hewan tersebut dan
dihubungkan pada ring-ring ben yang tertanam pada lantai rumah potong lalu dengan menarik tali
yang telah terikat pada kaki-kaki hewan akan menyebabkan hewan tersebut terjatuh. Penyembelihan
hewan dengan cara ini diperlukan waktu kurang lebih tiga menit untuk mengikat dan menjatuhkan
hewan.Dalam pelaksanaannya saat ini, penyembelihan hewan tanga pemingsanan juga telah
memperhatikan kaidah kesejahteraan hewan Hal ini dilakukan dengan mempertimbangkan adanya
kepercayaan (agama) yang tidak memperbolehkan melakukan penyembelihan hewan dengan
pemingsanan terlebih dahulu. Oleh karena itu, untuk memenuhi kebutuhan tersebut dan tetap
memperhatikan kesejahteraan hewan dalam pelaksanaan penyembelihan hewan, diperlukan suatu
alat yang dapat berfungsi untuk mengurangi rasa sakit dan stres hewan pada saat dilakukan
penyembelihan. Teknik merobohkan sapi dapat menggunakan metode Barley dengan mengikatkan
sapi pada punggung dan perut dan menariknya ke belakang. Sapi akan jatuh karena terjadi
ketidakseimbangan berdiri dan tidak dalam kondisi sakit. Alat yang dapat digunakan seperti restraint
box yang berfungsi untuk memfiksasi hewan pada saat hewan akan dipotong tanpa harus
membanting hewan.Pentingnya mengetahui rincian dalam desain restraint box, operasi dan teknik
penyembelihan hewan yang memungkinkan 95% dari hewan yang dipotong akan mengalami
kematian lebih cepat. Sehingga dalam penerapan hal tersebut perlu adanya pengukuran yang harus
dilakukan berkaitan dengan variabel variabel dalam penentuan kesejahteraan hewan pada saat
penyembelihan hewan secara agama. Penyembelihan Hewan dengan Pemingsanan Di RPH modern,
sebelum hewan dipotong terlebih dahulu dilakukan pemingsanan yang bertujuan agar hewan tidak
mendenta dan aman saat penyembelihan. Dalam proses pemingsanan hewan ada beberapa hat yang
harus diperhatikan.

Anda mungkin juga menyukai