Anda di halaman 1dari 5

TUGAS ARTIKEL KIMIA FISIK

PERBEDAAN LARUTAN SUSPENSI DAN KALOID

DISUSUN OLEH :

HETI MAESAROH
2020C1A002

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM
2021
PERBEDAAN LARUTAN SUSPENSI DAN KALOID

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Bahan kimia banyak kita temui dalam kehidupan sehari-hari, entah itu bahan kimia yang
berguna bagi tubuh maupun yang berbahaya bagi tubuh. Bahan kimia tersebut memiliki berbagai
bentuk, salah satunya adalah dalam bentuk campuran. Bahan kimia dalam bentuk campuran ini juga
memiliki beberapa bentuk berupa koloid, suspensi maupun larutan.

2. Pembahasan
Istilah koloid berasal dari bahasa yunani yaitu “kolla” yang berarti lem dan “oid” yang berarti
seperti. Hal ini yang berkaitan dengan lem adalah sifat difusinya, karena koloid mempunyai nilai
difusi yang rendah seperti lem (Brady, 1999: 598). Konsep koloid penting untuk dipelajari karena
berkaitan erat dengan kehidupan kita sehari-hari. Sistem koloid merupakan suatu bentuk campuran
yang keadaanya terletak antara larutan dan suspensi (campuran kasar). Sistem koloid ini mempunyai
sifat-sifat khas yang berbeda dari sifat larutan maupun suspensi. Secara makroskopis, koloid tampak
homogen, namun secara mikroskopis koloid bersifat heterogen. Berdasarkan perbedaan ukuran zat
yang didispersikan, sistem dispersi dapat dibedakan menjadi:
a) Dispersi kasar (suspensi) adalah partikel-partikel zat yang didispersikan lebih besar daripada
100 milimikron.
b) Dispersi halus adalah partikel-partikel zat yang didispersikan berukuran antara satu sampai
dengan 100 milimikron.
c) Dispersi molekular (larutan sejati) adalah partikel-partikel zat yang didispersikan lebih kecil
daripada satu milimikron.
Gambar Campuran Bahan Kimia

2.1. Larutan
Pengertian larutan adalah sistem dispersi yang ukuran partikelnya sangat kecil, sehingga
tidak dapat dibedakan antara partikel dispersi dan pendispersi. Larutan bersifat kontinu dan
merupakan sistem satu fase (homogen). Ukuran partikel zat terlarut kurang dari 1 nm (1 nm = 10-9
m). Larutan bersifat stabil (tidak memisah) dan tidak dapat disaring. Contohnya larutan gula, larutan
garam, larutan cuka, alcohol 70%, spirtus, udara yang bersih, air laut, dan bensin.
2.2. Koloid
Pengertian sistem koloid adalah suatu campuran homogen antara 2 zat atau lebih dimana
partikel-partikel zat yang berukuran koloid (fase terdispersi) tersebar merata dalam zat lain (medium
pendispersi). Koloid ini merupakan sistem dispersi yang terletak diantara suspensi dan larutan.
Ukuran partikelnya berkisar antara 1-100 nm. Jadi, koloid tergolong campuran homogen dan
merupakan sistem 2 fase. Contohnya susu, santan, jeli, selai dan minyak.
Koloid dapat di bedakan menjadi 5 macam berdasarkan data pada tabel fase terdispersi dan
fase pendispersi  yaitu:
1. Aerosol
Sistem koloid dari partikel padat atau cair yang terdispersi dalam gas disebut aerosol. Jika zat
yang terdispersi berupa zat padat maka disebut aerosol padat. Jika yang terdispersi berupa zat
cair maka disebut aerosol cair.
2. Sol
Sistem koloid dari paertikel padat yang terdispersi dalam zat cair disebut sol. Koloid jenis sol
banyak kita temukan dalam kehidupan sehari hari maupun dalam industri. Contoh sol yaitu air
sungai (sol dari lempung dalam air), sol sabun, sol detergen, sol kanji, tinta tulis dan cat.
3. Emulsi
Sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat cair lain disebut Emulsi.  Syarat
terjadinya emulsi ini adalah 2 jenis zat cair itu tidak saling melarutkan. Emulsi dapat digolongkan
ke dalam 2 bagian, yaitu:
a) Emulsi Minyak Dalam Air
Contoh emulsi minyak dalam air yaitu santan, susu, kosmetik pembersih wajah (milk
cleanser) ateks.
b) Emulsi Air Dalam Minyak
Contoh emulsi air dalam minyak yaitu mentega, mayones, minyak bumi dan minyak ikan.

Emulsi terbentuk karena pengaruh suatu pengemulsi (emulgator). Contohnya adalah sabun
yang dapat mengemulsikan minyak ke dalam air. Jika campuran minyak dengan air dikocok, maka
akan diperoleh suatu canpuran yang segera memisah jika didiamkan. Akan tetapi, jika sebelum
dikocok ditambahkan sabun atau detergen, maka diperoleh campuran yang stabil disebut emulsi. 
4. Buih
Sistem koloid dari gas yang terdispersi dalam zat cair disebut buih. Seperti halnya dengan
emulsi, untuk menstabilkan buih diperlukan zat pembuih, misalnya sabun, detergen, dan protein.
Buih dapat dibuat dengan mengalirkan suatu gas kedalam zat cair yang mengandung pembuih.
Buih digunakan dalam berbagai proses, misalnya buih sabun pada pengolahan bijih logam, pada
alat pemadam kebakaran, dan lain-lain. 
5.  Gel
Koloid yang setengah kaku (antara padat dan cair) disebut gel. Contohnya agar-agar, lem
kanji, selai, gelatin, gel sabun, dan gel silika. Gel dapat berbentuk dari suatu sol yang zat
terdispersinya mengadsorpsi medium pendispersinya, sehingga terjadi koloid yang agak
padat.
2.3. Suspensi
Pengertian suspensi adalah sistem dispersi dengan ukuran partikel relatif besar tersebar
merata dalam medium pendispersinya. Suspensi bersifat heterogen dan tidak kontinu, sehingga
merupakan sistem 2 fase. Ukuran partikel tersuspensi lebih besar dari 100 nm. Suspensi dapat
dipisahkan dengan penyaringan. Contohnya air sungai yang keruh, campuran pasir dengan air,
campuran terigu dengan air, campuran kopi dengan air dan campuran minyak dengan air.
2.4. Perbedaan Kaloid Larutan Dan Suspensi
Koloid adalah campuran bersifat antara larutan dan suspensi. Secara kasat mata terlihat
mirip seperti larutan namun komponen penyusunnya masih dapat dilihat dengan mikroskop.
Biasanya terlihat keruh. Contohnya air dan susu.
Larutan adalah campuran homogen yang terdiri atas pelarut dan zat terlarut yang tidak bisa
dipisahkan lagi. Contohnya air dan sirup.
Suspensi adalah campuran heterogen. Suspensi masih dapat terlihat antarkomponennya
tanpa menggunakan mikroskop, jika pada waktu yang lama, suspensi dapat mengendap. Contohnya
air dan tanah.

 Heterogen
 Dimensi antara 1 nm – 100 nm
 Tersebar merata
Koloid
 Tidak memisah jika didiamkan
 Dapat dilihat dengan mikroskop ultra
 Tidak dapat disaring

 Homogen
 Dimensi kurang 1 nm
 Tersebar merata
Larutan
 Tidak memisah jika didiamkan
 Tidak dapat dilihat dengan mikroskop ultra
 Tidak dapat disaring

 Heterogen
 Dimensi lebih dari 100 nm
 Mengendap
Suspensi
 Memisah jika didiamkan
 Dapat dilihat dengan mikroskop biasa
 Dapat disaring dengan saringan biaasa

DAFTAR PUSTAKA
Burhanudin, Ramlan, dkk. 2018. Penerapan Model Pembelajaran Content Context Connection
Researching Reasoning Reflecting (3c3r) Untuk Mengembangkan Keterampilan Generik Sains
Siswa Pada Konsep Koloid. Jurnal Tadris Kimiya 3, 1: 11-21.

Anda mungkin juga menyukai