Anda di halaman 1dari 6

BAB III

KONSEP DASAR ASN

3.1. Nilai-Nilai Dasar Profesi ASN


Peraturan Lembaga Administasi Negara Republik Indonesia (LAN RI)
Nomor 1 Tahin 2021 tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil
menerangkan bahwa pelatihan dasar merupakan pendidikan dan pelatihan dalam
masa prajabatan yang dilakukan secara terintegrasi untuk membangun integritas
moral, kejujuran, semangat pun nasionalisme dan kebangsaan, karakter
kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab, serta memperkuat
profesionalisme maupun kompetensi bidang.
Adapun tujuan pelatihan dasar calon pegawai negeri sipil bertujuan untuk
mengembangkan kompetensi CPNS yang diukur berdasarkan kemampuan:
a. Menunjukkan sikap perilaku bela negara;
b. Mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS dalam pelaksanaan tugas
jabatannya;
c. Mengaktualisasikan kedudukan dan peran PNS dalam kerangka Negara
Kesatuan Republik Indonesia; dan
d. Menunjukkan penguasaan Kompetensi Teknis yang dibutuhkan sesuai
dengan bidang tugas.
Nilai – nilai dasar PNS merupakan landasan dalam menjalankan profesi
ASN. Adapun nilai – nilai dasar PNS tersebut adalah sebagai berikut :
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi.
Berikut merupakan penjelasan dari masing-masing nilai:

1. Akuntabilitas

Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau


institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya.
Amanah seorang PNS adalah terwujudnya nilai-nilai publik, yaitu :
a. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik
kepentingan antara kepentingan publik dengan kepentingan sektor,
kelompok dan pribadi;
b. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan mencegah
keterlibatan PNS dalam politik praktis;
c. Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik;
d. Menunjukkan sikap dan perilaku konsisten dan dapat diandalkan
sebagai penyelenggara pemerintahan.

Indikator nilai dasar akuntabilitas mencakup: tanggung jawab; jujur;


kejelasan target; netral; mendahulukan kepentingan publik; adil;
transparan; konsisten, dan; partisipatif.

2. Nasionalisme

Nasionalisme secara umum dapat didefinisikan sebagai pandangan tentang


rasa cinta yang wajar terhadap bangsa dan negara, dengan tidak lupa untuk
menghormati bangsa lain (LANRI, 2015). Indikator nilai dasar
nasionalisme mencakup: religius; hormat menghormati; kerja sama; tidak
memaksakan kehendak; jujur; amanah (dapat dipercaya); adil; persamaan
derajat; tidak diskriminatif; mencintai sesama manusia; tenggang rasa;
membela kebenaran; persatuan; rela berkorban; cinta tanah air;
memelihara ketertiban; disiplin; musyawarah; kekeluargaan; menghormati
keputusan; tanggung jawab; kepentingan bersama; gotong royong; sosial;
tidak menggunakan hak yang bukan miliknya; hidup sederhana; kerja
keras, dan; menghargai karya orang lain.

3. Etika Publik

Etika publik merupakan refleksi tentang standar dan atau norma yang
menentukan nilai baik-buruk, benar atau salah perilaku, tindakan dan
keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka
menjalankan tanggung jawab pelayanan publik (LAN-RI, 2015). Indikator
nilai dasar dari etika publik adalah jujur; bertanggung jawab; integritas
tinggi; cermat; disiplin; hormat, sopan, taat pada perundangundangan, taat
perintah dan menjaga rahasia.
4. Komitmen Mutu

Komitmen mutu merupakan pelaksanaan pelayanan publik dengan


berorientasi pada kualitas hasil. Adapun nilai–nilai komitmen mutu antara
lain adalah mengedepankan komitmen terhadap kepuasan dan memberikan
layanan yang menyentuh hati, untuk menjaga dan memelihara kualitas
pelayanan. Adapun indikator yang terdapat pada nilai dasar komitmen
mutu yaitu efektivitas, inovasi, dan berorientasi mutu (LAN-RI,2015).

Efektifitas merupakan tingkat ketercapaian target yang telah direncanakan,


baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja, diukur dari kepuasan
dan terpenuhinya kebutuhan pelanggan. Efisiensi merupakan tingkat
ketepatan realiasi penggunaan sumber daya sehingga dapat diketahui ada
tidaknya pemborosan sumber daya, penyalahgunaan alokasi,
penyimpangan prosedur dan mekanisme yang ke luar alur. Inovasi adalah
hasil pemikiran baru yang akan memotivasi setiap individu untuk
membangun karakter sebagai aparatur yang diwujudkan dalam bentuk
profesionalisme layanan publik yang berbeda dari sebelumnya. Orientasi
Mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/ jasa yang diberikan kepada
pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya, bahkan melampaui
harapannya. Mutu merupakan salah satu standar yang menjadi dasar untuk
mengukur capaian hasil kerja.

5. Anti Korupsi

Penanganan korupsi perlu diselesaikan secara komprehensif karena


korupsi adalah masalah kehidupan, dampak dan bahayanya bisa
berpengaruh secara jangka panjang dan merusak kehidupan (LAN-RI,
2015). Oleh karena itu, ASN perlu dibekali nilai dasar anti korupsi agar
bisa menghindari dan mencegah terjadinya tindak pidana korupsi. Ada 9
(sembilan) indikator dari nilai-nilai dasar anti korupsi, yaitu:
a. Jujur adalah lurus hati, tidak curang, tidak berbohong. Orang yang jujur
akan konsisten dengan apa yang dikatakan dengan apa yang dilakukan.
b. Peduli adalah memperhatikan serta melibatkan diri dalam suatu
persoalan, keadaan/kondisi di sekitar kita.
c. Mandiri membentuk karakter yang kuat pada diri seseorang menjadi
tidak bergantung terlalu banyak pada orang lain. Pribadi yang mandiri
tidak akan menjalin hubungan dengan pihak-pihak yang tidak
bertanggungjawab demi mencapai keuntungan sesaat.
d. Disiplin adalah sikap mental untuk melakukan hal-hal yang seharusnya,
pada saat yang tepat dan benar-benar menghargai waktu.
e. Tanggung Jawab adalah menyelesaikan pekerjaan sesuai amanah yang
diberikan dengan baik, tidak mengelak, berani menghadapi dan
memikul segala akibat atas pekerjaan yang dilakukan.
f. Kerja Keras adalah kegiatan yang dilakukan dengan sunguh-sungguh
tanpa mengenal lelah atau berhenti sebelum targetnya tercapai.
g. Sederhana adalah seseorang yang menyadari kebutuhannya dan
berupaya memenuhi kebutuhannya dengan semestinya tanpa berlebih-
lebihan. Ia tidak tergoda untuk hidup dalam gelimang kemewahan.
h. Berani, seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki
keberanian untuk menyatakan kebenaran dan menolak kebathilan. Ia
tidak akan mentolerir adanya penyimpangan dan berani menyatakan
penyangkalan secara tegas. Ia tidak takut dimusuhi dan tidak memiliki
teman kalau ternyata mereka mengajak kepada halhal yang
menyimpang.
i. Adil, pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa apa
yang dia terima sesuai dengan jerih payahnya. Ia tidak akan menuntut
untuk mendapatkan lebih dari apa yang ia sudah upayakan. Bila ia
seorang pimpinan maka ia akan memberi kompensasi yang adil kepada
bawahannya sesuai dengan kinerjanya. Ia juga ingin mewujudkan
keadilan dan kemakmuran bagi masyarakat dan bangsanya.

3.2. Kedudukan dan Peran ASN dalam NKRI

Kedudukan ASN sebagai aparatur negara menjalankan kebijakan yang


ditetapkan oleh pimpinan instansi harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua
golongan dan partai politik. Peran ASN sebagai Pelaksana kebijakan publik,
pelayan publik dan perekat dan pemersatu bangsa.
1. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan untuk menghasilkan pegawai yang
profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi
politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen
ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga
diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil negara yang
unggul selaras dengan perkembangan jaman. Agar dapat melaksanakan
tugas dan tanggung jawabnya dengan baik, dapat meningkatkan
produktivitas, menjamin kesejahteraan dan akuntabel, maka setiap ASN
diberi hak. Setelah mendapatkan haknya, maka ASN berkewajiban sesuai
dengan tugas dan tanggung jawabnya. ASN sebagai profesi berlandaskan
pada kode etik dan kode perilaku. Kode etik dan kode perilaku ASN
bertujuan untuk menjaga martabat dan kehormatan. Kode etik dan kode
perilaku yang diatur dalm UU ASN menjadi acuan dalam penyelenggaraan
birokrasi pemerintah.
2. Whole of Government (WoG)
Whole Of Government (WOG), sebuah pendekatan penyelenggaraan
pemerintah yang menyatukan upaya kolaboratif dari seluruh sektor dalam
ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan
pembangunan kebijakan, manajemen, program dan pelayanan publik.
3. Pelayanan Publik
Pelayanan publik didefinisikan sebagai kegiatan atau rangkaian kegiatan
dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas jasa,
barang dan atau pelayanan administrasi yang disediakan oleh
penyelenggaraan publik. Terdapat 3 unsur penting dalam pelayanan
publik, yaitu organisasi penyelenggara pelayanan publik, penerima
layanan, dan kepuasan yang diberikan dan atau diterima oleh penerima
layanan. Prinsip pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan pelayanan
prima adalah partisipatif, transparan, responsif, tidak diskriminatif, mudah
dan murah, efektif dan efisien, aksesibel, akuntabel, dan berkeadilan
(Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009).

Anda mungkin juga menyukai