Makalah
Oleh:
Jusmaliah : 105011102520
Nur Wahida :
2021
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Subhanuhu wata’ala yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas kuliah
pada Program Pasca Sarjana, PRODI Magister Pendidikan Agama Islam, mata kuliah:
Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak., selaku dosen mata kuliah ini ,
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang
saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
menyadari makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
JUDUL...................................................................................................................................1
KATA PENGANTAR...........................................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................6
C. Tujuan Pembahasan..........................................................................................................6
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan.......................................................................................................................11
B. Saran.................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah pendidikan tidak akan pernah selesai untuk dibicarakan, karena soal ini akan
selalu terkait dengan kontekstualitas kehidupan umat manusia sepanjang zaman. Setiap
perkembangan peradaban manusia sudah barang tentu selalu diikuti oleh berbagai dimensi
kehidupan manusia itu sendiri, termasuk di dalamnya dimensi pendidikan. Berbagai pemikiran
telah dikembangkan oleh para pakar tentang hakikat, makna, dan tujuan pendidikan.
Warna pemikiran itu sudah tentu amat dipengaruhi oleh pandangan hidup dan nilai-
nilai budaya yang dianut oleh para pakar tersebut. Akan tetapi, dengan segala perbedaan
pandangan yang mereka kemukakan, dalam satu hal mereka sama-sama setuju bahwa
pendidikan bertujuan untuk memberi bekal moral, intelektual, dan keterampilan kepada anak
didik agar mereka siap menghadapi masa depannya dengan penuh percaya diri.
Dalam kajian pendidikan dikenal sejumlah ranah pendidikan, seperti pendidikan
intelek, pendidikan keterampilan, pendidikan sikap, dan pendidikan karakter (watak).
Pendidikan karakter berkenaan dengan psikis individu, di antaranya segi keinginan/nafsu,
motif, dan dorongan berbuat.
Pendidikan karakter adalah pemberian pandangan mengenai berbagai jenis nilai hidup,
seperti kejujuran, kecerdasan, kepedulian, tanggung jawab, kebenaran, keindahan, kebaikan,
dan keimanan. Dengan demikian, pendidikan berbasis karakter dapat mengintegrasikan
informasi yang diperolehnya selama dalam pendidikan untuk dijadikan pandangan hidup yang
berguna bagi upaya penanggulangan persoalan hidupnya.
Pendidikan berbasis karakter akan menunjukkan jati dirinya sebagai manusia yang
sadar diri sebagai makhluk, manusia, warga negara, dan pria atau wanita. Kesadaran itu
dijadikan ukuran martabat dirinya sehingga berpikir obyektif, terbuka, dan kritis, serta
memiliki harga diri yang tidak mudah memperjualbelikan. Sosok dirinya tampak memiliki
integritas, kejujuran, kreativitas, dan perbuatannya menunjukkan produktivitas.
Dunia masa depan merupakan dunia yang cepat berubah. Agar dapat memanfaatkan
dinamika perubahan itu diperlukan kemampuan persepsi yang cepat terhadap perubahan,
mampu menganalisisnya demi keuntungan memperkaya kepribadian agar ia tidak hanyut
dalam arus perubahan itu. Disinilah penting adanya suatu tumpuan pijakan yang kuat bagi
seseorang. Pijakan itutak lain dari budaya Indonesia dalam arti luas yang mendasari upaya
orientasi atau wawasan setiap orang Indonesia.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian diatas munculah beberapa permasalah yang mungkin perlu adanya
pembahasan lebih mendalam lagi., diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Pendidikan sebagai Kegiatan dan Pendidikan sebagai Fenomena?
2. Empat Kelemahan Mendasar dalam Sistem Pendidikan Kita?
3. Basis Pendidikan Menuju Masa Depan?
BAB II
PEMBAHASAN
Secara umum kode etik sendiri dapat diartikan sebagai nilai, norma dan
aturan tertulis yang mengatur tentang apa yang seharusnya dilakukan dan yang
tidak harus dilakukan oleh profesional dalam bidang tertentu.
Menurut KH. M. Hasyim Asy'ari (1947) dalam merumuskan kode etik
guru, ia pertama-tama memandang guru sebagai profesi yang sangat sakral dan
sarat dengan nilai-nilai ibadah serta misi profetik (kenabian). Sehingga, selain
guru dituntut memiliki tugas, peran dan tanggung jawab secara profesional, ia
juga memiliki tanggung jawab kepada Tuhannya. Dengan demikian, tugas yang
terpenting bagi guru adalah mendidik manusia dalam arti yang hakiki sesuai
fitrahnya, baik sebagai hamba Allah maupun sebagai khalifah-Nya di muka bumi.
Tugas guru tidak hanya terbatas pada aktivitas yang mengatur sendiri,
tetapi juga memberi pendidikan dalam arti yang sebenarnya. Yakni mengarahkan
peserta didik agar memiliki karakter dan kepribadian luhur serta perilaku mulia
Dalam suatu jabatan atau profesi sering kita temukan istilah kode etik. Di
mana kode etik tersebut adalah sebagai kontrol dari semua aktivitas profesi yang
berhubungan dengan profesinya. Dalam buku Profesi Keguruan, kode etik pada
suatu profesi adalah untuk menjunjung tinggi martabat profesi, untuk menjaga
para anggota profesi. Guru diharapkan mampu berfungsi secara optimal terutama
meningkatkan pendidikan watak dan budi pekerti agar dapat mengembalikan
Maka, guru sebagai tenaga profesional dalam hal ini memerlukan baru
atau kode etik guru agar terhindar dari segala bentuk penyimpangan. Kode etik
menjadi masa kini untuk tetap profesional (sesuai dengan persyaratan dan
pendidik akan selalu berpegang pada kode etik guru. Sebab kode etik guru ini
sebagai salah satu ciri yang ada pada profesi itu sendiri. Sesuai dengan petugas
mematuhi dan terikat oleh kode etik jabatan, maka seorang guru sebagai petugas
profesional juga diwajibkan dan mematuhi menggunakan suatu kode etik dalam
Secara umum tujuan mengadakan kode etik adalah sebagai berikut (R. Hermawan S,
1979):
Dalam hal ini kode etik dapat menjaga pandangan dan kesan dari pihak luar atau
masyarakat, agar mereka jangan sampai memandang rendah atau remeh terhadap
profesi yang bersangkutan.
Tujuan lain kode etik dapat juga berkaitan dengan peningkatan kegiatan
pengabdian profesi, sehingga bagi para anggota profesi dapat dengan mudah
mengetahui tugas dan tanggung jawab pengabdiannya dalam melaksanakan
tugasnya. Oleh karena itu, kode etik merumuskan ketentuan-ketentuan yang perlu
dilakukan para anggota profesi dalam menjalankan tugasnya.
Untuk meningkatkan mutu profesi kode etik juga memuat norma-norma dan
anjuran agar para anggota profesi selalu berusaha meningkatkan mutu pengabdian
para anggotanya
A. Kesimpulan
1. Disimpulkan guru yang dapat ditiruhwa kode etik guru adalah aturan-aturan, nilai atau
norma yang telah disepakati dan diterima oleh guru seluruh Indonesia sebagai pedoman
2. Tugas guru bukan hanya mengajar tetapi guru juga bertugas untuk mendidik. Guru adalah
membimbing
B. Saran
Demikian makalah yang saya buat, tentu masih banyak kekurangan, penulis
mengharapkan masukan dan kritikan yang positif. Sebagai saran dari penulis agar para
pencinta ilmu keguruan, terutama guru yang dapat ditiru untuk senantiasa menelaah kitab-
kitab terkait kode etik guru, karena kitab-kitab tersebut menghidangkan kepada kita banyak
pengetahuan mengenai kode etik guru sebagai pemimpin yang ditiru, sehingga kita dapat