Anda di halaman 1dari 5

TUGAS KELOMPOK 4

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 3

Askep Pasien Prosedur Bedah Sendi (Synocvectomy, osteotomy)

Dosen Pengampu : Titi I Afelya, M.Kep.,Ns.,Sp.Kep.M.B

Disusun oleh :

1. Adysti Trias Cantika Pramesti (2019081024018)


2. Helsiana Pairingan (2019081024021)
3. Meysi K. Sawefkoi (2019081024039)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS CENDERAWASIH

JAYAPURA

2021
PASIEN PRA DAN PASCA BEDAH REKONSTRUKSI SENDI

PENDAHULUAN

Beberapa pasien yang mengalami gangguan musculoskeletal memerlukan pembedahan untuk


mengoreksi masalah yang dialami, sehingga dapat melakukan aktivitas seperti biasa. Masalah yang perlu
dikoreksi dengan pembedahan antara lain fraktur, deformitas, penyakit sendi, jaringan infeksi atau
nekrosis, gangguan peredaran darah (mis, syndrome kompartemen), atau adanya tumor.

Bedah rekonstruksi sendi meliputi :

1. artroplasti, memperbaiki masalah sendi dengan artroskop (suatu alat yang memungkinkan ahli
bedah mengoperasi dalamnya sendi tanpa irisan yang besar) atau melalui pembedahan sendi
terbuka.
2. Menisektomi adalah eksisi fibrokartilago sendi yang telah rusak.
3. Penggatian sendi, penggantian permukaan sendi dengan bahan logam atau sintesis.
4. Penggantian sendi total, penggantian kedua permukaan artikular dalam sendi dengan bahan
logam atau sintesis.
5. Transfer tendo, adalah pemindahan insersi tendo untuk memperbaiki fungsi atau gerakan.

Tujuan pembedahan antara lain :

1. Memperbaiki fungsi dengan mengembalikan gerakan dengan stabilitas


2. Mengurangi nyeri
3. Memperbaiki bentuk

ASUHAN KEPERAWATAN PRA BEDAH REKONSTRUKSI SENDI

Pengkajian

Pengkajian pasien pra bedah rekonstruksi sendi sama ada pasien pada umumnya, tetapi lebih
ditekankan pada :

1. Status hidrasi. Hidrasi yang adekuat merupakan hal yang sangat penting pada pasien system
musculoskeletal. Imobilisasi dan tirah baring dapat menyebabkan thrombosis vena profunda,
urine statis, dan infeksi kandung kemih, serta pembentukan batu. Hidrasi yang adekuat dapat
menurunkan kekentalan darah dan memperbaiki aliran air kemih dan membantu menncegah
terjadinya tromboflebitis dan masalah saluran air kemih. Pastikan status hidrasi praoperatif
dengan mengkaji warna kulit, tanda vital, pengeluran urine, dan hasil pemeriksaan
laboratorium.
2. Riwayat pemakaian obat, riwayat pemakaian obat dapat memberikan informasi untuk
penanganan perioperatif. Riwayat terapi steroid dapat memperburuk kemampuan tubuh
menghadapi stress operasi.pasien pada infeksi kronis (mis, arthritis reumathoid) sering
mendapatkan kortiko steroid. Oleh karena itu, perlu diberikan kortikosteroid pada praoperatif,
intraoperatif, dan pascaoperatif. Hal ini dimaksudkan agar kadar kortikosteroid dalam darah
adekuat dan mencegah terjadinya insufisiensi adrenal akibat supresi fungsi adrenal. Penggunaan
obat-obat lainya, seperti antikoagulan, obat kardiovaskuler, atau insulin, perlu dicatat dan
dibahas bersama ahli bedah dan ahli anestesiologi agar penangananya adekuat.
3. Kemungkinan infeksi.perlu diketahui :
1. Apakah pasisen mengalami sakit demam, infeksi gigi, salurankemih atau infeksi lain
dalam dua minggu sebelum operasi. Osteomielitis dapat terjadi melalui penyebaran
hematogen. Disabilitas permanen dapat terjadi akibat infeksi yang terjadi dalam tulang
dan sendi.
2. Jika terjadi infeksi, harus diobati sebelum dilakukan operasi atau pembedahan ortopedi
terencana.
3. Jika pasien perlu diberi obat praoperasi, obat tersebut harus diinjeksikan pada daerah
yang sehat karena absorpsi jaringan jauh lebih baik pada daerah yang tidak mengalami
trauma.

Diagnosa Keperawatan

Berdasarkan data pengkajian keperawatan, diagnosis keperawatan praoperatif meliputi :

1. Nyeri yang berhubungan dengan fraktur, masalah orthopedic, pembengkakan atau inflamasi.
2. Perubahan perfusi jaringan perifer yang berhubungan dengan pembengkakan, alat yang
mengikat dan gangguan aliran balik vena.
3. Hambatan mobilitas fisik yang berhubungan dengan nyeri, pembengkakkan dan alat imobilisasi.
4. Hambatan pemeliharaan kesehatan yang berhubungan denga hilangnya kemandirian
5. Gangguan citra tubuh dan harga diri yang berhubungan dengan dampak masalah
musculoskeletal.

Intervensi dan Impelemntasi

No. Diagnosa NIC NOC


1. Nyeri yang berhubungan  Imobilisasi daerah yang  Meningkatkan
dengan fraktur, masalah mengalami inflamasi kenyamanan, sehingga
orthopedic, sendi. nyeri berkurang
pembengkakan atau  Tinggikan ekstremitas  Memperbaiki aliran
inflamasi. yang bengkak karena balik vena sehinggan
posisi. mengurangi rasa tidak
 Beri kirbet es atau nyaman
kompres dingin.  Mengurangi
pembengkakan dan
secara langsung dapat
mengurangi ketidak
nyamanan.
 Ajarkan metode  Persepsi nyeri dapat
distraksi,pemfokusan, terkontrol
imajinasi terpimpin.  Nyeri terkontrol
 Ciptakan lingkungan yang  Nyeri berkurang
tenang  Nyeri terkontrol
 Masase punggung karena
dapat merangsang
hormone endorphin.
 Beri analgetik jika perlu
untuk mengontrol nyeri
akut akibat cidera atau
spasme otot.

2. Perubahan perfusi  Kaji status neuro vascular  Mempertahankan


jaringan perifer yang (warna kulit, suhu, perfusi jaringan adekuat
berhubungan dengan pengisian kapiler, denyut  Agar sirkulasi adekuat
pembengkakan, alat yang nadi, nyeri, edema,  Melancarkan perearan
mengikat dan gangguan parestesi, gerakan) pada darah
aliran balik vena. ekstremitas
 Tinggikan ekstremitas
 Balutan yang terlalu
kencang, kendorkan
sesuai kebutuhan

3. Hambatan mobilitas fisik  Bantu pasien  Peningkatan mobilitas


yang berhubungan menggerakkan bagian fisik
dengan nyeri, yang cedera dengan  Mengurangi
pembengkakkan dan alat memberi sokongan yang pembengkakan
imobilisasi. adekuat  Peningkatan
 Tinggikan ekstremitasyang kemandirian
bengkak dan sokong
dengan bantal
 Anjurkan melakukan
gerakan dalam batas
imobilitas terapeutik

4. Hambatan pemeliharaan  Bantu pasien dalam setiap  Meningkatkan


kesehatan yang kegiatan atau aktifitas kesehatan dan
berhubungan dengan yang dapat meningkatkan memelihara kesehatan
hilangnya kemandirian kesehatan  Mengoptimalkan fungsi
 Merokok harus dihentikan respirasi
selama periode  Mengoptimalkan fungsi
praoperasi respirasi
 Ajarkan batuk efektif dan  Untuk meminimalkan
menarik napas dalam- risiko infeksi
dalam
 Pembersihan kulit dengan
sabun dan air sebelum
dilakukan pembedahan.
5. Gangguan citra tubuh  Kaji penyebab gangguan Meningkatkan konsep diri yang
dan harga diri yang citra tubuh positif
berhubungan dengan  Kembangkan hubungan
dampak masalah saling percaya dengan
musculoskeletal. pasien
 Beri kesempatan pasien
mengekspresikan
perasaanya
 Bantu klien dalam
berpartisipasi dalam
pengambilan keputusan

Evaluasi Keperawatan

Setelah dilakukan intervensi keperawatan diharapkan pasien :

1.Melaporkan nyeri terkontrol

 Menggunakan banyak pendkatan untuk mengurangi nyeri


 Menyatakan bahwa obat yang dipakai efektif dalam mengontrol nyeri

2.Memperlihatkan perfusi jaringan yang adekuat

 Warna kulit normal dan kulit hangat


 Respons pengisian kapiler normal
 Bengkak berkurang

3.Peningkatan kesehatan

 Makan diet seimbang yang memadai


 Memelihara hidrasi yang adekuat
 Berhenti merokok
 Melakukan latihan nafas
 Melibatkan diri dalam latihan yang dianjurkan

4.Memaksimalkan mobilitas dalam batas terapeutik

 Meminta bantuan jia akan bergerak


 Meninggian ekstremitas bengkak
 Menggunakan alat imobilisasi dan alat bantu sesuai kebutuhan

5.Mengekspresian konsep diri yang positif

 Mampu menerima perubahan citra tubuh, baik sementara maupun menetap


 Mendiskusikan perubahan kinerja peran
 Berpartisipasi dalam pengambilankeputusan dan rencana keperawatan

Anda mungkin juga menyukai