Anda di halaman 1dari 8

BAB III

Konsep Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses dimana kegiatan
yang dilakukan yaitu: mengumpulkan data, mengelompkan data dan
menganalisa data.Data fokus yang berhubungan dengan gastroenteritis.
Kaji data menurut Ambarwati Fitri Respati dan Nasution Nita
(2012) adalah :
a. Identitas pasien/biodata
Meliputi nama lengkap, tempat tinggal, jenis kelamin,
tanggal lahir, umur, tempat lahir, asal suku bangsa, nama
orang tua,pekerjaan dan No telpon
b. Keluhan utama
Buang air besar (Bab) lebih dari 3 kali sehari, Bab< 4 kali
dancair (GE tanpa dehidrasi), Bab4-10 kali dan cair
(dehidrasi ringan/sedang), atau Bab> 10 kali (dehidrasi
berat). Apabila GE berlangsung < 14 hari maka GE tersebut
adalah GE akut, sementara apabila langsung selama 14 hari
atau lebih adalah GE persisten.
c. Riwayat penyakit sekarang
1) Keadaan umum klien.suhu badanmungkin meningkat, nafsu
makanmenuruatau tidak ada, dan kemungkinan timbul
GEA.
2) Tinja makin cair, mungkin disertai lendir atau lendir dan
darah. Warna tinja berubah menjadi kehijauan karena
bercampur empedu.
3) Anus dan daerah sekitarnya timbul lecet karena sering
defekasi dan sifatnya makin lama makin asam.
4) Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah GEA.
5) Apabila telah banyak kehilangan cairan dan elektrolit, maka
gejala dehidrasi
6) Diuresis: terjadi oliguri (kurang 1 ml/kg/BB/jam) bila
terjadi dehidrasi

d. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat imunisasi terutama campak, karena GEA lebih
sering terjadi atau berakibat berat pada anak-anak dengan
campak atau yang baru menderita campak dalam 4 minggu
terakhir, sebagai akibat dari penurunan kekebalan pada
pasien.
2) Riwayat alergi terhadap makanan atau obat-obatan
(antibiotik) karena factor ini merupakan salah satu
kemungkinan penyebab GEA.
3) Riwayat penyakit yang terjadi sebelum, selama, atau setelah
GEA. Informasi diperlukan untuk melihat tanda dan gejala
infeksi lain yang menyebabkan GEA.
e. Riwayat Nutrisi
Riwayat pola makanan sebelum sakit GEA meliputi:
1) Konsumsi makananpenyebab GEA, pantangan makanan
atau makanan yang tidak biasa dimakannya.
2) Perasaan haus. Pada pasien yang GEA tanpa dehidrasi tidak
merasa haus (minum biasa).Pada dehidrasi ringan/sedang
pasen merasa haus dan ingin minum banyak. Sedangkan
pada dehidrasi berat, sudah malas minum atau tidak mau
minum.
f. Pemeriksaan Fisik
1) Pemeriksaan Umum
Keadaan umum yaitu baik atau buruknya yang dicatat adalah
tanta-tanda seperti :
a. Kesadaran Penderita : Kesadaran yang dialami klien apakah
Apatis, sopor, koma, gelisah, composmentis tergantung
pada keadaan klien.
b. Kesakitan, keadaan penyakit : akut, kronik, ringan, sedang,
berat dan pada kasus fraktur yang paling banyak dialami
adalah akut.
c. Pemeriksaan tanda-tanda vital seperti : Tekanan Darah, Nadi,
Suhu dan Respirasi.
2) Pemeriksaan Persistem
a. Sistem Pernafasan
Dikaji dengan cara inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi. Dalam
sistem ini perlu dikaji mengenai bentuk hidung, kebersihan hidung,
adanya sekret, adanya pernafasan cuping hidung, bentuk dada,
pergerakan dada simetris atau tidak, bunyi nafas, adanya suara nafas
tambahan atau tidak, frekuensi dan irama nafas.
b. Sistem Kardiovaskuler
Dikaji mulai dari warna konjungtiva, warna bibir, tidak terdapat
peningkatan JVP, terdapat peningkatan frekuensidan irama denyut
nadi, bunyi jantungtidak disertai suara tambahan, penurunan atau
peningkatan tekanan darah.
c. Sistem Pencernaan
Dikaji mulai dari mulut hingga anus, dalam sistem ini yang
perlu dikaji yaitu tidak adanya pembesaran tonsil, gusi tidak terjadi
perdarahan, mukosa mulut tidak pucat, bentuk abdomen datar,
simetris, tidak ada hernia, turgor kulit baik, hepar tidak teraba dan
suara abdomen terdengar timpani.
d.Sistem Perkemihan
Dikaji ada tidaknya pembengkakan dan nyeri pada daerah
pinggang, inspeksi dan palpasi pada daerah abdomen untuk mengkaji
adanya retensi urine, atau ada tidaknya nyeri tekan dan benjolan
serta pengeluaran urine apakah ada nyeri pada saat melakukan miksi
(proses pengeluaran urine) atau tidak.
e.Sistem Endokrin
Dalam sistem ini perlu dikaji apakah terdaapt pembesaran
kelenjar tiroid dan kelenjar getah bening.
f. Sistem Integumen
perlu dikaji keaadaan kulit dengan inspeksi (turgor, kebersihan,
pigmentasi, tekstur dan lesi) serta perlu dikaji kuku dan keadaan
rambut di sekitar kulit atau ekstremitas untuk mengidentifikasi
adanya udema atau tidak.pada fraktur biasanya Terdapat eritema,
suhu disekitar daerah trauma meningkat, bengkak, dan adanya nyeri
tekan.
2. pemeriksaan penunjang
1. Darah
Ht meningkat, leukosit menurun
2. Fases
Bakteri atau parasit
3. Elektrolit
Natrium dan Kalium menurun
4. Urinalisa
Urin pekat, BJ meningkat
5. Analisa Gas Darah
Antidosis metabolik (bila sudah kekurangan cairan

2. Diagnosa Keperawatan

Masalah keperawatan yang dapat muncul pada klien dengan


gastroenteritis adalah :

a. Diare berhubungan dengan proses infeksi inflamasi, iritasi,


malabsorbsi, parasite
b. Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit
c. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan kelembaban
dibuktikan dengan kerusakan lapisan kulit, kemerahan.
3. Intervensi Keperawatan
a. Diare b.d proses infeksi inflamasi, iritasi, malabsorbsi, parasite.

Intervensi :

Observasi

 Identifikasi penyebab diare (mis. Inflamasi gastrointestinal, iritasi


gastrointestinal)
 Identifikasi riwayat pemberian makanan
 Identifikasi gejala invaginasi
 Monitor warna, volume, frekwensi, dan konsistensi tinja.
 Monitor tanda dan gejala hipovolemia
 Monitor iritasi dan ulserasi kulit didaerah perineal
 Monitor jumlah pengeluaran diare
 Monitor keamanan penyiapan makanan
Terapeutik
 Berikan asupan cairan oral
 Pasang jalur intravena
 Berikan cairan intravena
 Ambil sampel darah untuk pemeriksaan darah lengkap dan
elektrolit
 Ambil sampel feses untuk kultur, jika perlu
Edukasi
 Anjurkan makanan porsi kecil dan sering secara bertahap
 Anjurkan menghindari makanan,  pembentuk gas, pedas, dan
mengandung lactose
 Anjurkan melanjutkan pemberian ASI
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian obat antimotilitas
 Kolaborasi pemberian obat antispasmodic/ spasmolitik
 Kolaborasi pemberian obat pengeras feses.
b. Hipertermi b.d proses penyakit

Intervensi :

Observasi

 Identifikasi penyebab hipertermia


 Monitor suhu tubuh
 Sediakan lingkungan yang dingin
 Longgarkan atau lepaskan pakaian
 Lakukan kompres hangat
 Ganti linen setiap hari atau lebih sering jika mengalami
hiperhidrosis (keringat berlebih)
 Anjurkan tirah baring
Terapeutik
 Sediakan lingkungan yang dingin
 Longgarkan atau lepaskan pakaian
 Basahi dan kipasi permukaan tubuh
 Berikan cairan oral
 Ganti linen setiap hari atau lebih sering jika mengalami
hiperhidrosis (keringat berlebih)
 Lakukan pendinginan eksternal (mis. selimut hipotermia atau
kompres dingin pada dahi, leher, dada, abdomen,aksila)
 Hindari pemberian antipiretik atau aspirin
 Batasi oksigen, jika perlu
Edukasi
 Anjurkan tirah baring

Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena,jika perlu.
c. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan kelembaban dibuktikan
dengan kerusakan jaringan dan atau lapisan kulit, kemerahan

Intervensi :
Observasi
 Identifikasi penyebab gangguan integritas kulit (mis. Perubahan
sirkulasi, perubahan status nutrisi, peneurunan kelembaban, suhu
lingkungan ekstrem, penurunan mobilitas)

Terapeutik
 Ubah posisi setiap 2 jam jika tirah baring
 Lakukan pemijatan pada area penonjolan tulang, jika perlu
 Bersihkan perineal dengan air hangat, terutama selama periode
diare
 Gunakan produk berbahan petrolium atau minyak pada kulit
kering
 Gunakan produk berbahan ringan/alami dan hipoalergik pada kulit
sensitif
 Hindari produk berbahan dasar alkohol pada kulit kering
Edukasi
 Anjurkan menggunakan pelembab (mis. Lotin, serum)
 Anjurkan minum air yang cukup
 Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
 Anjurkan meningkat asupan buah dan saur
 Anjurkan menghindari terpapar suhu ektrime
 Anjurkan menggunakan tabir surya SPF minimal 30 saat berada
diluar rumah

4. Implementasi

Untuk implementasi, disesuaikan dengan rencana tindakan yang


telah ditetapkan sesuai diagnosa. Tindakan keperawatan adalah
pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang telah
disusun pada tahap perencanaan. Pada tahap ini perawat yang akan
memberikan perawatan kepada pasien dan sebaiknya tidak bekerja
sendiri tetapi juga melibatkan tenaga medis yang lain untuk memenuhi
kebutuhan pasien. (Padila, 2013).

5. Evaluasi

Tahap penilaian atau evaluasi adalah perbandingan yang sistematis


dan terencana tentang kesehatan pasien dengan tujuan/kriteria hasil
yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara berkesinambungan
mdengan melibatkan tenaga medis yang lain agar mencapai
tujuan/kriteria hasil yang telah ditetapkan. Evaluasi pada asuhan
keperawatan dilakukan secara sumatif dan formatif.

Anda mungkin juga menyukai