Anda di halaman 1dari 5

Jopin Ghozali

20190101160

1
A. Sebelum akhirnya e-commerce karya anak bangsa itu melantai di Bursa Efek Indonesia
(BEI), berdasarkan dokumen Laporan Keuangan Bukalapak tahun 2020 dikutip Sabtu
(10/7/2021) pada 2018 Bukalapak mengalami kerugian sejumlah Rp 2,2 triliun. Kerugian
Bukalapak bertambah di tahun berikutnya yaitu pada 2019 sebesar Rp 2,8 triliun. Tahun itu,
beban pokok pendapatan perusahaan sebesar Rp 267 miliar, beban itu naik 100% dari 2018
karena di tahun itu beban pokok pendapatan perusahaan masih nihil. Kemudian beban
penjualan pada 2019, sebesar Rp 2,3 triliun. Nilai itu meningkat sebanyak Rp 325 miliar atau
sebesar 16,3% dari beban penjualan 2018 sebesar Rp 1,9 triliun. Sementara beban urusan
umum dan administrasi sebesar Rp 1,2 triliun meningkat sebanyak Rp 530 miliar atau 72%
dari beban umum dan administrasi 2018 sebesar Rp 736 miliar.
Beban terberat kedua untuk urusan umum dan administrasi sebesar Rp 1,4 triliun. Kemudian
beban pokok pendapatan sebesar Rp 123 miliar, dan beban lainnya Rp 48 miliar. Beban-
beban ini membuat Bukalapak mengalami rugi usaha sebesar Rp 1,8 triliun.
Di akhir 2020, Bukalapak mencatatkan aset sebesar Rp 2,5 triliun, jumlahnya naik dari tahun
2019 yang hanya mencapai Rp 2 triliun. Kemudian, total liabilitas Bukalapak di tahun 2020
sebesar Rp 985 miliar. Bukalapak berhasil melakukan aksi IPO. Bukalapak menargetkan bisa
meraup dana hingga Rp 21,9 triliun. Bukalapak akan melepas 25.765.504.851 lembar saham
biasa atas nama yang seluruhnya merupakan saham baru.
Saham ini dikeluarkan dari portofolio Bukalapak dengan nominal Rp 50. Ini artinya ada 25%
saham Bukalapak yang dilepas ke publik dalam IPO

B. BEI: IPO Bukalapak Dongkrak Kapitalisasi Pasar Modal Rp 87,6 Triliun, Kehadiran PT
Bukalapak.com di lantai bursa disebut berpotensi menambah nilai kapitalisasi pasar Bursa
Efek Indonesia hingga Rp87,6 triliun. Pun, aksi IPO tersebut dapat sekaligus menaikkan
bobot saham Indonesia di indeks MSCI.
C. - PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTEK) itu menggandeng Mandiri Sekuritas dan
Buana Capital Sekuritas sebagai joint lead managing underwriters
- underwriters domestik, Bukalapak menggandeng UBS Sekuritas Indonesia.
- UBS dan BofA Securities sebagai joint global coordinators. Sedangkan untuk proses
joint bookrunners menggandeng UBS, BofA Securities, dan Mandiri Sekuritas.
Referensi: market.bisnis.com
2
A. A. ITMG
Pandemi Covid-19 sepanjang tahun 2020 menyebabkan permintaan energi menurun dan
harga batubara merosot ke level terendah. Saat negara-negara di dunia menerapkan lockdown
pada bulan Maret tahun lalu, harga batubara tertekan hingga menyentuh angka terendah di
US$ 45 per ton.
Jopin Ghozali
20190101160

https://investasi.kontan.co.id/news/harga-jual-meningkat-laba-indo-tambangraya-itmg-
melesat-191
TBIG
EBITDA perseroan juga tumbuh cukup solid dari Rp4,01 triliun di tahun 2019 menjadi
Rp4,61 triliun. Untuk ebitda margin tahun lalu sebesar 86,7 persen dari sebelumnya 85,4
persen.
"Peningkatan ebitda marjin akibat dari peningkatan kolokasi untuk menara yang sudah ada,"
ujar Herman dalam keterangan resminya, Jumat (28/5/2021).
Kemudian, dari sisi aset TBIG tergolong kuat bahkan mengalami peningkatan meski di
tengah pandemi. Tercatat total asetnya mencapai Rp36,52 triliun dari sebelumnya Rp30,87
triliun.
“Sementara liabilitas perseroan Rp27,21 triliun dari sebelumnya Rp25,34 triliun. Untuk
ekuitas kita juga naik dari Rp4,99 triliun menjadi Rp8,70 triliun," tandasnya.(RAMA)
https://www.google.co.id/amp/s/www.idxchannel.com/amp/market-news/tbig-raih-
pendapatan-rp532-triliun-di-2020
EXCL
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, nilai laba bersih per saham juga mengalami
minus Rp 131,90 dari sebelumnya positif Rp 288,74.
Kerugian ini terjadi kendati pendapatan perusahaan mengalami kenaikan 6,92% secara
tahunan (year on year/YoY). Kenaikan tersebut membuat pendapatan perusahaan di tahun
lalu menjadi senilai Rp 27,92 triliun, dari tahun 2019 sebesar Rp 26,11 triliun.
https://www.cnbcindonesia.com/market/20210305103228-17-228055/saham-excl-dkk-
kompak-ambles-kenapa-nih

B.

N Price Earning Price Book Earning per Debt to Equity Return on


Emiten
o Ratio (PER) Value (PBV) Share (EPS) (DER) Equity (ROE)

1 ITMG 19.45  11.723,53  869.96   6.96% 10.65 

2 TBIG  63.36 3.180  50.19  310.71%   33.74%

3 EXCL  6.19 2.670  -77.78   165.63% -4.13% 

Jika saya mempunyai uang Rp. 10,000.000,- saya akan memilih saham
Tower Bersama Infrastructure (TBIG) berhasil mencetak rekor penutupan harga baru setelah
mampu close di atas level 3250, sehingga membuka peluang bagi kenaikan lebih lanjut.
Indikator teknikal MACD yang potensi golden cross lagi, mengindikasikan bahwa saham ini
cenderung bergerak

3
Jopin Ghozali
20190101160

A. Secara khusus Alpha JWC Ventures, Valar Ventures, dan East Ventures melihat
perubahan struktural pada model bisnis startup terjadi, akibat dari pandemi yang
menyebabkan perubahan dalam perilaku dan pola konsumsi konsumen. Pelaku bisnis
kemudian ‘dipaksa’ untuk mencari cara-cara baru untuk mempertahankan relevansi mereka di
mata konsumen termasuk perubahan dalam proses akuisisi pelanggan, inovasi user
experience, dan pencarian sumber-sumber baru untuk monetisasi. Hal lain yang kemudian
menjadi perhatian adalah, pentingnya fundamental bisnis dan finansial yang kuat. Istilah
‘growing at all cost’ bukan lagi merupakan satu-satunya hal utama bagi startup. Startup kini
dituntut untuk menunjukkan perhitungan unit economics yang sehat dan rencana bisnis yang
jelas untuk mencapai profitabilitas.
B. Alpha JWC (Alpha) merupakan perusahaan modal ventura yang fokus berinvestasi pada
perusahaan rintisan (startup) berbasis teknologi di Indonesia. Perusahaan ini didirikan
Chandra Tjan bersama Jefrey Joe dan Will Ongkowidjaja pada awal 2015. Sebelum
mendirikan Alpha, Chandra yang sempat berkiprah sebagai bankir selama 10 tahun,
merupakan salah satu pendiri modal ventura. East Ventures Perusahaan mulai berinvestasi
dengan modal awal US$ 50 juta. Kini, perusahaan juga mengelola pendanaan lainnya sebesar
US$ 100 juta. Sebelum menyuntikkan dana ke Goola, Alpha telah masuk ke 30 startup, dua
di antaranya sudah dilepas. Perusahaan mulai berinvestasi dengan modal awal US$ 50 juta.
Kini, perusahaan juga mengelola pendanaan lainnya sebesar US$ 100 juta. Sebelum
menyuntikkan dana ke Goola, Alpha telah masuk ke 30 startup, dua di antaranya sudah
dilepas. Perusahaan mulai berinvestasi dengan modal awal US$ 50 juta. Kini, perusahaan
juga mengelola pendanaan lainnya sebesar US$ 100 juta. Sebelum menyuntikkan dana ke
Goola, Alpha telah masuk ke 30 startup, dua di antaranya sudah dilepas. workspace WeWork,
platform pinjam meminjam Modalku, dan e-commerce di bidang mobil bekas Carro.
4.
A.

Rating adalah suatu penilaian yang terstandarisasi terhadap kemampuan suatu negara atau
perusahaan dalam membayar utang-utangnya. Karena terstandardisasi artinya rating suatu
perusahaan atau negara dapat dibandingkan dengan perusahaan atau negara yang lain
sehingga dapat dibedakan siapa yang mempunyai kemampuan lebih baik, siapa yang kurang.

Rating dikeluarkan oleh perusahaan pemeringkat, dan biasanya untuk menjadi perusahaan
pemeringkat harus mendapat izin resmi dari pemerintah. Di Indonesia, perusahaan yang
mendapat izin serta menjadi market leader dalam pemberian rating adalah PT Pefindo
(Pemeringkat Efek Indonesia).

Selain itu, terdapat juga perusahaan yang memiliki bidang usaha serupa yaitu Fitch Ratings
Indonesia dan ICRA (Indonesia Credit Rating Agency). Informasi  perusahaan pemeringkat
tersebut bisa anda baca di www.icraindonesia.com dan www.pefindo.com.

Umumnya perusahaan yang mendapat izin dari pemerintah Indonesia hanya memeringkat
perusahaan-perusahaan yang beroperasi di Indonesia. Sementara rating terhadap kemampuan
membayar utang suatu negara dilakukan oleh perusahaan pemeringkat yang mendapat
pengakuan internasional.
Jopin Ghozali
20190101160

Dahulu perusahaan pemeringkat ini didominasi oleh 3 pemain besar seperti Standard & Poor,
Moody’s Investor Service, dan Fitch Ratings. Namun seiring berkembangnya waktu juga
semakin bermunculan perusahaan pemeringkat yang ratingnya juga diakui selain 3 pemain
besar di atas.

Sebagai contoh, jika Anda melihat di website bank Indonesia, selain ketiga perusahaan di atas
juga terdapat 2 perusahaan pemeringkat lain yaitu JCRA (Japan Credit Rating Agency) dan
Rating & Information Service Inc.

B. Iya, Lembaga pemeringkat kredit seperti halnya Moody's telah menjadi sasaran kecaman
sebagai penyebab kerugian besar pada pasar obligasi beragun aset (collateralized debt
obligation-CDO)) yang terjadi walaupun diberikan peringkat tinggi oleh lembaga
pemeringkat kredit. Sebagai contohnya, kerugian atas obligasi beragun aset sebesar 340,7 juta
USD yang diterbitkan oleh kelompok usaha Credit Suisse yang masih bertambah lagi dengan
125 juta USD, dimana peringkat yang diberikan oleh Moody's adalah Aaa

5
A.
1. Analis Panin Sekuritas William Hartanto mengungkapkan, saham-saham blue chips
menjadi pemberat IHSG karena rebalancing indeks dan perpindahan arus dana
terhadap saham-saham non-blue chips. Misalnya, aliran arus dana terhadap saham-
saham perbankan kecil karena sentimen bank digital.
2. nilai transaksi saham diprediksi turun, terutama karena libur Lebaran serta masih
menunggunya pelaku pasar terhadap publikasi laporan keuangan emiten di bursa.
3. IHSG masih diperberat kondisi pertumbuhan ekonomi kuartal I 2021 yang negatif.
Padahal, pelaku pasar berekspektasi indikator tingkat konsumsi minimal sebaik
dengan periode November ataupun Desember tahun lalu. Walau tidak dipungkiri,
kinerja di bulan tersebut memang tertopang momentum perayaan Natal dan Tahun
Baru. Kendati dalam tren penurunan, Ike melihat pergerakan IHSG masih sejalan
dengan skenario. "Dengan berkurangnya kepercayaan investor dan sudah tingginya
harga-harga saham, maka IHSG memang sudah sewajarnya bergerak di level 5.800-
an," imbuh Ike.
4. Seperti diketahui IHSG ditutup melemah 0,28% ke level 6.005,60 pada perdagangan
Senin (5/7). Investor asing juga masih mencatatkan aksi jual dengan nilai bersih Rp
324,71 miliar di seluruh pasar. Analis Artha Sekuritas Dennies Christoper Jordan
bahkan berpendapat, penurunan IHSG hari ini juga disebabkan oleh implementasi
PPKM Darurat yang tidak sesuai ekspektasi dan bahkan menimbulkan kerumunan.
Kondisi ini dapat menyebabkan semakin tingginya potensi penularan Covid-19 di
Indonesia.
Referensi: investasi.kontan.co.id
1.  6 - 13 Mei 2021 : Pelemahan bursa regional asia, spekulasi kenaikan suku
bunga.
2.  7 - 8 June 2021 : Pelemahan harga komoditas dan ekspektasi kenaikan inflasi.
3.  17-18 June 2021 : Sinyal kenaikan suku bunga the Fed
4.  16 July 2021 : Menjelang pengumuman perpanjangan PPKM
Jopin Ghozali
20190101160

B.
1. laporan keuangan kuartal I/2021 dan perkembangan Covid-19 juga menjadi faktor
penggerak IHSG pada Mei 2021. Kenaikan harga komoditas sebagai faktor penggerak
IHSG bulan ini berkaitan dengan kenaikan harga komoditas yang cukup fantastis pada
April 2021
2. Percepatan pemulihan ekonomi tentu sangat bergantung pada stimulus fiskal.
Sehingga, hal ini menjadikan tekanan pada pergerakan IHSG sepanjang bulan ini
3. Peningkatan tertinggi pada pekan ini terjadi pada rata-rata volume transaksi harian
Bursa yang mengalami peningkatan sebesar 4,18 persen menjadi 19,346 miliar saham
dari 18,570 miliar saham selama sepekan yang lalu. Mengutip laporan Monthly
Market Review PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Kamis (8/7/2021), pasca
melemah 0,8% pada bulan Mei 2021, selama bulan Juni 2021 IHSG menguat 0,6%,
ke level 5.985. Di mana level IHSG tertinggi dan terendah berada di rentang 6.096
sampai 5.885. Sejak awal tahun, IHSG naik tipis 0,1%.
4. kinerja IHSG pekan ini bisa dikatakan cukup stabil dan cenderung menguat, dimana
ada sentimen PPKM darurat yang diperpanjang yang sebelumnya sempat
dikhawatirkan akan membuat IHSG koreksi hingga dibawah level 6.000
5. Selain itu, laporan keuangan yang telah dirilis sebagian besar memang menunjukan
pertumbuhan kinerjanya. Hal ini cukup baik menimbang bahwa tahun ini, ekonomi
baik Indonesia maupun secara global masih dibayangi masalah pandemi Covid-19.
Referensi: marketbisnis.com & idxchannel.com
 23 May - 2 May 2021 : Kasus Covid yang stabil, positif wall street, Neraca perdagangan
 29 June - 2 July 2021 : Optimisme vaksinasi diatas 1 juta orang per hari.
 12 July 2021 : Wall street positif dan kenaikan harga komoditas

Anda mungkin juga menyukai