2021
I. PENDAHULUAN
Seleksi kesuburan pejantan dapat dilakukan untuk mendapatkan pejantan yang mampu
menghasilkan kualitas semen yang baik namun analisis kualitas semen tampaknya sulit
dilakukan dilapangan dan tidak praktis. Salah satu cara yang praktis dapat dilakukan adalah
melalui seleksi berdasarkan umur, karena umur merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
kualitas semen.
Domba mengalami pubertas pada umur 7-8 bulan, pada masa pubertas kualitas semen
belum cukup baik karena semakin bertambahnya umur akan meningkatkan ukuran organ
reproduksi yaitu testis. Ukuran testis yang semakin besar akan meningkatkan panjang tubuli
seminiferi yang merupakan tempat produksi spermatozoa. Pada umur 1-2 tahun proses
spermatogenesis akan meningkat sampai mencapai umur optimal dan pada umur tua aktivitas
proses spermatogenesis sudah semakin menurun. Informasi mengenai kualitas semen pada
Domba Lokal berdasarkan umur sejauh ini belum tersedia, oleh karena itu peneliti tertarik untuk
meneliti “Kualitas Semen Domba Lokal pada Berbagai Kelompok Umur”.
1.2 Tujuan
Tujuan dari proposal ini adalah untuk melakukan penelitian dan pengumpulan sampel
semen dari hewan kambing berbagai umur untuk karakterisasi bibit unggulan dalam persiapan
inseminasi buatan dan produksi massal bibit unggulan dari hewan kambing lokal.
1.3 Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari terlaksananya penelitian ini adalah berupa data empiris dan
data pendukung dalam kontrol kualitas semen dalam upaya pemijahan bibt hewan kambing yang
berkualitas.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Balai Inseminasi Buatan (BIB) Lembang, adalah Balai Inseminasi Buatan pertama
didirikan di Indonesia. BIB Lembang merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang dikelola
oleh Pemerintah Pusat, dalam hal ini Kementerian Pertanian. Balai ini dibangun pada tahun
1975, dan diresmikan oleh Menteri Pertanian Prof. DR. Ir. Toyib Hadiwidjaya dan Wakil
Perdana Menteri Selandia Baru Mr. Hon B Talboys, sebagai Balai Inseminasi Buatan (BIB)
pertama di Indonesia dan diresmikan pada tanggal 3 April 1976. BIB Lembang diberi mandat
pemerintah untuk memproduksi semen beku ternak sapi perah dan sapi potong, dalam rangka
memenuhi kebutuhan semen beku untuk Inseminasi Buatan (IB). Sebelum dibangun BIB
Lembang, Indonesia masih bergantung pada semen beku impor untuk kebutuhan IB. Melalui
keberadaan BIB Lembang, Indonesia telah mampu memenuhi sebagian kebutuhan semen beku
sapi secara mandiri. Sejak berdiri hingga saat ini BIB Lembang telah memproduksi semen beku
38 juta dosis dan didistribusikan ke daerah- daerah pelaksana IB sebanyak 34 juta dosis (BIB,
2021).
Kondisi Geografis
Balai Inseminasi Buatan Lembang terletak di Desa Kayu Ambon, Kecamatan Lembang,
Kabupaten Bandung Barat, tepatnya 17 km arah utara kota Bandung. Secara geografis, kondisi
lingkungan yang ada sangat kondusif untuk pengembangan dan pemeliharaan ternak sapi,
kambing dan domba untuk keperluan pemurnian dan grading up karena di dukung oleh lahan
yang subur serta kondisi iklim dan suhu lingkungan yang tidak jauh berbeda dengan tempat asal
ternak (impor/subtropis). Letak areal kantor, kandang dan kebun rumput pada ketinggian 1.100
m di atas permukaan laut dengan suhu berkisar 18- 22 oC dan curah hujan rata-rata berkisar
2.233 mm/tahun dengan tingkat kelembaban 70 – 90% (BIB, 2021) (BIB, 2021).
Balai Inseminasi Buatan Lembang didukung oleh berbagai macam komponen baik secara
fisik maupun non fisik. Secara fisik, BIB Lembang dibangun diatas lahan milik BIB Lembang
seluas 56.550 m2 yang didalamnya dilengkapi dengan berbagai macam sarana dan prasarana
yang mendukung antara lain : gedung perkantoran, aula, mess/guest house, ruang promosi, ruang
perpustakaan, ruang pertemuan, kandang, gudang, laboratorium produksi, laboratorium
pengujian, arena penampungan, klinik hewan, padang penggembalaan (line bull), kebun rumput,
peralatan pertanian, peralatan umum, peralatan laboratorium, infrastruktur pendukung seperti
transportasi, komunikasi, sarana olahraga, mesjid dan lain-lain. Sedangkan komponen non fisik
yang dimiliki oleh balai meliputi berbagai macam Kebijakan atau Surat Keputusan yang
berkaitan dengan penyelenggaraan produk barang/jasa, serta piagam penghargaan sebagai bentuk
prestasi yang diperoleh antara lain piala Piala Abdibaktitani tahun 2003 dan 2010, piala Satlak PI
Sangat Handal terbaik I, Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) sejak tahun 2009 s/d 2015, dan
UPT dengan kinerja “Sangat Baik”
Ternak yang dipelihara di balai merupakan pejantan yang bersertifikat yang merupakan
hasil seleksi dan Uji yaitu dengan Uji Zuriat pada sapi perah, dan Uji Performans pada sapi
potong, serta secara rutin melaksanakan replacement (peremajaan) agar dapat menghasilkan
pejantan yang produktif. Jenis ternak yang ada saat ini adalah sapi perah, sapi potong, kambing
dan domba unggul. Alokasi kebun rumput seluas 19,9 hektar untuk penanaman rumput Gajah
dan rumput Afrika (African star grass) serta penanaman legume perdu dan pohon sebagai
sumber protein sebagai green Concentrate (BIB, 2021)
Struktur Organisasi
Tugas pokok melaksanakan produksi dan pemasaran semen beku benih unggul ternak
serta pengembangan Inseminassi Buatan (IB). Fungsi utama yaitu penyusunan progerja dan
anggaran, pelaksanaan kerjasama, serta penyiapan evaluasi dalam rencana pelaporan,
pelaksanaan pemeliharaan pejantan ternak unggul, pelaksanaan produksi dan penyimpanan
semen beku ternak unggul, pelaksanaan pengujian dan pengawasan semen beku ternak unggul,
pelaksanaan pengujian keturunan dan fertilitas calon pejantan ternak unggul, pelaksanaan
pengujian keturunan dan peningkatan mutu genetik pejantan ternak unggul, pelaksanaan dan
pengembangan teknik metode inseminasi buatan, pemeliharaan dan pemeriksaan kesehatan
hewan, serta pelaksanaan diagnosa penyakit hewan, penyediaan pakan ternak dan pengelolaan
hijauan pakan ternak, pelaksanaan pengawasan mutu pakan ternak, pemberian bimbingan teknis
produksi semen beku ternak unggul, pemberian pelayanan teknis pemeliharaan ternak,
pemberian pelyanan pengujian mutu semen, pemberian pelayanan teknis produksi dan
penyimpanan semen beku ternak unggul, pelaksanaan distribusi dan pemasaran semen beku
ternak unggul, pemberian informasi dan dokumentasi ternak pejantan unggul, serta pelaksaan
urusan tata usaha dan rumah tangga BIB (BIB, 2021).
Definisi
Data Makroskopis
Data makroskopis yang diamati dalam menentukan kualitas semen terdiri atas
pengamatan bentuk fisiologi individu kambing, proses Ejakulasi semen, Volume, Warna semen,
Aroma semen, Konsistensi (kekentalan semen) dan pH (Mokoagow, 2021).
Data Mikroskopis
Data makroskopis yang diamati dalam menentukan kualitas semen terdiri dari Viabilitas,
Motilitas, Mortalitas, Konsentrasi dan Morfologi sel sperma (Toelihere, 1993).
III. METODELOGI
3.1. Alat
Adapun daftar alat-alat yang akan digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut:
- Cawan kramik/kaca
- Counter
- Haemocytometer
- Kaca dan penutup Objek
- Mikroskop
- Vial
- Pipet tets
Penelitian ini dilakukan Stasiun Reproduksi Ternak, Balai Inseminasi Buatan, Lembang.
Bahan Penelitian
Materi yang digunakan pada penelitian adalah domba lokal jantan yang dipelihara di
Stasiun Reproduksi Ternak, Balai Inseminasi Buatan, Lembang yang berjumlah 20 ekor dengan
umur < 12 bulan-72 bulan.
Metode Penelitian
P2 = 13-24 bulan
P3 = 25-36 bulan
P4 = 37-48 bulan
masing-masing kelompok terdapat empat ekor sebagai ulangan. Parameter yang diamati
meliputi pengamatan makroskopis (volume, warna, konsistensi, bau dan pH semen) dan
mikroskopis (konsentrasi spermatozoa total, motilitas dan abnormalitas sperma).
3.2. Alur Kerja Penelitian
(ada di lampiran)
Adapun untuk di subtitusikan dalam penelitian ini, maka perhitunganya menjadi sebagai
berikut:
Dra. Noortiningsih, dkk. 2014. Modul Praktikum Fisiologi Hewan. Universitas Nasional:
Jakarta.
Toelihere. 1993. Inseminasi Buatan pada Ternak. Cetakan keenam. Angkasa. Bandung
Sastrosupadi, Adji. 1995. Rancangan Percobaan Praktis untuk Bidang Pertanian. Cetakan
Pertama. Kanisius. Yogyakarta.