BAB2
BAB2
TINJAUAN PUSTAKA
Secara garis besar tulang dikenal ada dua tipe yaitu tulang korteks
kedua tulang tersebut merupakan tulang padat yang disebut korteks tulang dan
bagian dalamnya adalah tulang trabekular yang tersusun seperti bunga karang
mempunyai fungsi mekanik, modulus elastisitas yang kuat dan mampu menahan
tekanan mekanik berupa beban tekukan dan puntiran berat. Tulang korteks
sejajar permukaan tulang. Tulang korteks terdapat pada tulang panjang ekstremitas
lebih kecil dan mengalami proses resorpsi lebih cepat dibandingkan dengan tulang
korteks. Tulang spongiosa terdapat pada daerah metafisis dan epifisis tulang
berlapis (lamellar). Tulang woven adalah bentuk tulang yang paling awal pada
ireguler. Setelah dewasa tulang woven diganti oleh tulang berlapis yang terdiri dari
tulang korteks dan trabekular. Korteks tulang tersusun seperti osteon, yaitu lapisan
konsentris tulang yang dikelilingi oleh kanal dengan panjang > 2mm dan lebar 2
mm, didalamnya terdapat osteosit dan pembuluh darah untuk nutrisi. Tulang
trabekular terdiri dari unit tulang struktural. Pada tulang trabekular dan permukaan
setelah mencapai masa pubertas kematangan hormon estrogen pada wanita dan
nutrisi dan aktifitas fisik berat terutama saat puber sebelum menarche (atlit
tulang dan ancaman terjadinya osteoporosis dini (Downey, 2006; Rachman, 2006).
osteoblas, osteoklas, osteosit dan air. Matriks tulang korteks dan trabekula tersusun
atas matriks organik dan anorganik. Komponen anorganik merupakan 65% dari
seluruh masa tulang sedangkan komponen organik sekitar 20% dan air 10%.
ini berisi kapiler, arteriola, venula, nervi dan limfe. Tulang mendapat nutrisi
2.3.1. Osteoblas
Osteoblas berasal dari jalur sel mesenkim stroma sumsum tulang.
(PTH), IGF, dan Vit D3. Osteoblas saling berhubungan melalui gap
2005).
2.3.2. Osteoklas
makrofag dan monosit. Sel ini berpindah dari sumsum tulang lewat sirkulasi
atau migrasi direk. Sel prekursor osteoklas terdapat pada sumsum tulang dan
sirkulasi darah. Sel ini ditemukan pada permukaan tulang yang mengalami
Manolagas,1995).
2.3.3.Osteosit
akan tersimpan pada matriks tulang. Osteosit mempunyai satu inti, jumlah
organela bervariasi dan sel ini menjangkau permukaan luar dan dalam
prekursor mitogenik osteoklas. Fungsi ini diperkuat oleh TNF-α, bekerja secara
sinergis dengan PTH. Interleukin-6 (IL-6) merupakan protein fase akut yang
pada matriks tulang. TGF-β aktif selama proses pembentukan tulang, memperkuat
kolagen oleh osteoblas dan penurunan resorpsi tulang serta mempertahankan massa
tulang norma. Konsentrasi IGF-1 terpengaruh oleh hiperglikemia (Compston,
2001). Efek insulin di tulang yaitu sebagai anabolik efek dalam merangsang
tulang trabekular yang rusak. Insulin juga menstimulir sintesis kolagen, protein dan
reseptor yaitu insulin receptor substrate (IRS)-1 dan (IRS)-2 sebagai intraseluler
signaling pada insulin, IGF-1 dan sebagai regulator anabolik pada proses
Tulang secara fisiologis memiliki dua fungsi utama yaitu sebagai fungsi
organ-organ vital, tempat melekatnya otot dan menunjang gerak tubuh serta
2.6.1. Modeling
Modeling tulang adalah suatu proses untuk mencapai bentuk dan
Hal ini merupakan perubahan dari garis turunan sel mesenkim menjadi
primary spongiosum bone dan untuk tulang yang terletak di antara jaringan
2.6.2. Remodeling
(aging) dan akumulasi tulang tua. Proses remodeling diatur oleh sel
osteoblas dan osteoklas yang tersusun dalam struktur yang disebut bone
unik aktif saat modeling dan remodeling. Struktur BRU terdiri dari
1 juta BRU aktif bekerja sedangkan 2-3 juta BRU dalam keadaan non
aktif. BRU bekerja pada tulang kortikal maupun trabekular. Pada tulang
osteoklas dan menutup bekas galian tadi mengganti sel – sel yang rusak
membutuhkan waktu sekitar tiga bulan. Masa hidup BRU enam sampai
sembilan bulan, lebih lama dari masa hidup osteoblas yaitu tiga bulan dan
banyak sel osteoblas yang dibentuk oleh sel mesenkim dan osteoklas
Densitas tulang akan terus meningkat sampai pada dekade keempat atau
kelima dengan kecepatan paling tinggi pada massa pertumbuhan akil balik
dan mudah patah. Osteoporosis berasal dari kata osteo (tulang) dan porous
Essen,2007).
sampai tiga kali lebih banyak menderita osteoporosis jika dibandingkan dengan
laki-laki. Lebih kurang 35% wanita post menopause menderita osteoporosis dan
adalah puncak massa tulang dan kecepatan penyusutan tulang saat amenorea atau
densitas tulang dan kecepatan penyusutan tulang, beberapa prediksi yang relevan
terhadap kejadian osteoporosis dilihat pada (gambar 2.6) algoritma faktor risiko
total dalam serum kurang dari 8,5 mg/dL (2,2 mmol/L) atau kadar kalsium ion
kurang dari 1,0 mmol/L (Rujianto, 2001). Defisiensi calcium besar tejadi
selama periode pertumbuhan cepat tulang (modeling) sampai puncak massa tulang
leptin mencegah deposisi lemak di jaringan non adipose. Leptin bisa menjadi
mediator antara lemak tubuh dan tulang oleh karena sirkulasi leptin berkorelasi
positif dengan massa lemak pada orang sehat. Leptin dapat menunjukan ekspresi
aktifitas osteogenik pada sumsum tulang manusia, Pada fetal leptin membantu
pertumbuhan tulang. Leptin berpotensial efek anabolic pada tulang, namun leptin
dengan densitas massa tulang belum bisa dijelaskan secara rinci (Blain H, 2002).
Efek jangka panjang hormon tiroid pada tulang adalah meningkatkan produksi
R, 1999). Keganasan baik itu tumor padat atau keganasan hematologi dapat
memberikan efek pada tulang melalui sitokin proinflamasi IL-1 dan IL-6 yang
diperkuat oleh IL-6 yang akan mengaktifkan NK-κβ RANK-L dan TNF-α
menjadi lebih lama, dan terjadi kematian sel alamiah yaitu apoptosis (Dispenziari
A, 2004).
2.10. Postmenopause
menopause pada usia < 50 tahun. Menurut Bromberger dkk rata-rata seorang
kulit hitam di Amerika Serikat berumur 49,3 tahun. Sedangkan di Inggris dan
estradiol sehingga endometrium menjadi atrofi dan tidak haid. Pada wanita gemuk
masih dapat ditemukan kadar estradiol darah yang tinggi, oleh karena jaringan
masih belum dipahami alasan seperti itu sepenuhnya. Bila amenore kurang dari
usia 40 tahun disebut sebagai menopause prekoks dan apabila seorang perempuan
mengalami menopause lebih awal dari usia rata – rata seorang menopause antara
prekoks hal ini disebut sebagai menopause awal (Carr, 2001; Lane, 2001; Luzuy,
2007).
2.11. Perubahan densitas mineral tulang sesuai umur dengan status menstruasi.
Pada beberapa orang penyusutan tulang lebih cepat dari pada orang
normal (< 3% pertahun). Pada wanita dengan siklus menstruasi yang teratur,
setelah usia ini densitas tulang tidak bertambah atau berkurang, atau apabila
penyusutan terjadi maka tidak lebih dari 0,5 % pertahun. Walaupun penyusutan
(0,5-1,0%) jumlah total penyusutan tulang kira-kira 15% dari jumlah massa
1996).
Penyusutan tulang terjadi bila resorpsi tulang lebih besar dari pada
pembentukan (formasi) tulang
d
Trabekula tulang ( vertebra leher femur, distal radius)
puncak massa tulang tercapai
i sampai usia 35-40 tahun
penyusutan tulang terjadi mulai usia 40-45 tahun
k
40-50 tahun 0,5-1,0 % pertahun
50-60 tahun 3,0-5,0%upertahun
>60 tahun o,5 -10,0% pertahun
t
Korteks tulang ( tulang panjang dari lengan dan tungkai)
i
puncak massa tulang tercapai sampai usia 35-40 tahun
penyusutan tulang mulai
p usia 40-45 tahun, dengan kecepatan penyusutan
rata-rata 0,5-1,0 % pertahun.
menjadi cepat selama beberapa tahun. Tetapi estrogen juga mempunyai potensial
penggabungan awal dari epifisis dengan batang dari tulang panjang. Efek ini lebih
kuat pada perempuan dibandingkan dengan efek serupa dari testoteron pada pria.
kasim (eunuch), yang sama sekali tidak memproduksi estrogen biasanya tumbuh
beberapa inci lebih tinggi dari pada perempuan dewasa normal, karena epifisisnya
berkurangnya matriks tulang dan berkurangnya deposit kalsium dan fosfat tulang.
Pada beberap wanita efek ini sangat hebat sehingga menyebabkan osteoporosis.
Estrogen berperan dalam menghambat sekresi berbagai sitokin seperti IL-1, IL-6
dan TNF-α oleh karena sitokin berperan dalam mestimulasi prekusor mitogenik
Estrogen pada tulang mempunyai dua signal reseptor estrogen (ER) yaitu
ER-α dan ER-β. ER-α berasal dari translasi 6,8-kilobase mRNA mempunyai
kandungan 8 exon yang merupakan derivat dari gen rantai panjang kromosom 6,
berat molekul diperkirakan sebesar 66000 dengan 595 asam amino, half life
diperkirakan 4-7 jam dan merupakan protein rapid turnover. Sedangkan ER-β
lokasi gen yang berasal dari kromosom 14, q22-q24, memiliki 96% asam amino
hampir sama dengan ER-α. ER-α predominan secara isoform pada tulang korteks
dan didistribusi secara luas dan cepat pada osteoblas dan osteoklas sedangkan
Progesteron sintetik dibagi dalam dua bentuk, yaitu struktur kimia menyerupai
progesteron dan struktur kimianya mirip dengan struktur kimia testoteron.
dalam 2 bentuk yaitu gugus etinil dan non etinil. Kelompok gugus etinil dibagi
Progesteron disimpan dalam lemak diberikan dalam dosis tinggi (150mg) akan
yang terikat dan mengaktifkan reseptor. Berat molekul A adalah 94.000 dan B
114.000 dengan 933 asam amino, 164 asam amino lebih besar dari B. Reseptor A
keadaan yang kritis dan akan berlanjut pada aktivator transkripsi yang esensial.
Reseptor B merupakan segmen teratas yang unik dengan (128-165 asam amino
segmen yang berada pada ujung atas DNA binding domain. TAF-2 berlokasi di
hormon binding domain. Aktifitas transkrip pada hormon binding domain akan
transkrip gen sesudah terikat dengan DNA. TAF-1 dapat menstimulasi transkrip
hormon yang menyatu dengan DNA dan meningkatkan ikatan DNA dengan
reseptor yang utuh. TAF-2 efektif karena dikelilingi suatu ligand dan reseptor
estrogen tergantung pada aktif ikatan estrogen yang kuat. Komponen progesteron
progesteron pada metabolisme tulang belum diketahui pasti dan masih sedikit
menyusui, mereka yang tidak dapat atau tidak menginginkan untuk memakai
tahun 1992 telah dipakai di USA. Selain menghambat terjadinya ovulasi, DMPA
2005).
Menurut Lo, apabila DMPA diberikan dalam waktu lebih dari dua
Mishell,1995).
2.16. Epidemiologi
bervariasi. Usia, jenis kelamin, ras, keseimbangan kadar calsium dan fosfor, gaya
malnutrisi merupakan faktor penentu massa tulang dan risiko patah tulang. Pada
suatu ras campuran Afrika- Amerika memiliki massa tulang tertinggi, sedangkan
ras kulit putih, khususnya keturunan dari Eropa Utara, memiliki massa tulang
massa otot yang lebih besar dan memiliki kaitan dengan massa tulang. Penurunan
massa tulang pada wanita Afrika-Amerika cenderung lebih lambat daripada wanita
kulit putih disebabkan oleh perbedaan hormon diantara kedua ras tersebut (Lane,
2001).
Pada penelitian di RSUP Dr. Kariadi Semarang yang menghubungkan
index / QUI yang lebih tinggi apabila dibandingkan dengan kelompok tanpa
dalam jangka waktu lebih dari 2 tahun akan terjadi penurunan densitas tulang
2.17. Diagnosis
Diagnosis secara klinis sulit dinilai karena tidak ada rasa nyeri pada tulang
metabolisme tulang, riwayat perubahan tinggi dan berat badan, riwayat fraktur
sebelumnya, riwayat sistem reproduksi, riwayat endokrin, faktor diet dan lain-lain.
tinggi badan, adanya buffalo hump, stria mungkin suatu sindroma cushing, sklera
menggunakan radiasi sinar foton yang dihasilkan oleh tabung sinar X (paparan
radiasi < 3 mrem), sedangkan energi yang digunakan adalah 70 dan 140 kv, waktu
pemeriksaan singkat dan dosis radiasi rendah. Pengukuran dilakukan pada tulang
vertebra, femur, radius dan seluruh tubuh. DXA presisi yang lebih tinggi (<1%),
mudah dipakai, bebas dari artefak teknis dan dapat dipakai untuk anak anak.
mineral tulang orang dewasa etnis yang sama disebut T-score dalam %, T-score
pembanding. Jika dibandingkan dengan kadar rerata densitas tulang orang dengan
umur yang sama dan etnis yang sama disebut Z-score dalam %. Berdasarkan
indikasi pemeriksaan densitas mineral tulang salah satunya adalah pada wanita
Klasifikasi T-score
tulang merupakan faktor utama terjadinya fraktur oleh trauma ringan atau bahkan
tanpa trauma sama sekali. Massa tulang dapat diperiksa pada seluruh tulang
rangka atau pada bagian-bagian tertentu misalnya tulang belakang, tulang femur
untuk menilai tulang kortikal karena 80% rangka manusia terdiri dari
tulang kortikal. Pada pengukuran Total Body memiliki ROI yaitu kepala
(head), vertebra (spine), lengan (arms), tungkai (legs), pelvis ( pelvis) dan
digunakan untuk menilai komposisi tubuh misalnya lean body mass atau
persentasi lemak tubuh. Dalam hal yang terakhir ini diperlukan piranti
femur, dan tulang ultra distal radius (Fogelman, 2000; Rachman, 2006;
Setiyohadi, 2006b).