ABSTRACT
The aim of this study was to undstand chemical properties of different rattan species traded in Central Sulawesi Province. The chemical of
rattan were tested according to SII.1657-85 for wich character of holoselulosa, SII.0443-81 for wich character of -selulosa, SII.0528-81 for
wich character of lignin, and SII.1292.85 for wich character of silica. The study indicated that chemical properties of rattan varied amongst
the species. The differences are supposed to have important criteria in identifying different species of rattan species traded in Central
Sulawesi. Based on the result the highest quality of rattan is Calamus inops and the lowest is Calamus ornatus var. celebicus (lambang).
© 2008 Jurusan Biologi FMIPA UNS Surakarta
KANDUNGAN HOLOSELULOSA (%) KANDUNGAN ALPHA SELULOSA (%) KANDUNGAN HEMISELULOSA (%)
76 44 33
74 43 32
42 31
72
41 30
70
40 29
68
39 28
66 38 27
64 37 26
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9
J ENI S J ENI S J ENI S
KANDUNGAN LIGNIN (%) KANDUNGAN SILIKA (%) KANDUNGAN KIMIA TOTAL (%)
30 1.6 96
1.4 95
25
1.2 94
20
1
93
15 0.8
92
0.6
10
0.4 91
5 90
0.2
0 0 89
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9
J ENI S J ENI S J ENI S
Gambar 1. Kandungan kimia setiap jenis rotan di Sulawesi Tenggara: 1. C. dydimocarpus, 2. C. ornatus var. celebicus (buku dalam), 3. C.
symphisipus, 4. C. zollingerii, 5. C. inops, 6. C. leiocaulis, 7. C. Minahassae, 8. C. ornatus var. celebicus (lambang), 9. Calamus sp.
110 B I O D I V E R S I T AS Vol. 9, No. 2, April 2008, hal. 108-111
Kadar hemiselulosa rotan yang sangat tinggi (hampir selulosa 39,13-43,17%; hemiselulosa 20,22-32,26%; lignin
dua kali lipat lebih tinggi dari kadar hemiselulosa kayu) 18,42-24,08%; silika 0,87-1,41%; dan kandungan kimia
menyebabkan rotan setelah ditebang sangat mudah total 91,28-94,85%. Keenam sifat tersebut dapat dijadikan
terserang jamur terutama jamur pewarna dan mold, sebagai dasar penyusunan kunci determinasi tambahan
sehingga dapat diduga bahwa hemiselulosa rotan sebagian terhadap jenis-jenis rotan yang diperdagangkan di Sulawesi
besar terdiri dari polisakharida larut air seperti arabino- Tengah. Berdasarkan hasil penelitian ini, sifat kimia dapat
galaktan dan sebagian galaktoglukomanan. Unit gula dan dijadikan sifat pembeda setiap jenis rotan yang
asam yang menyusun hemiselulosa seperti arabino- diperdagangkan di Provinsi Sulawesi Tengah. Berdasarkan
piranosa, arabinofuranosa, galaktosa, asam metilglukuronat sifat kimia yang dianalisis, jenis rotan terbaik adalah
dan asam galakturonat merupakan jenis gula dan asam Calamus inops dan kualitas terendah adalah Calamus
yang menjadi sumber makanan jamur (Sanusi, 2003). ornatus var. celebicus (lambang).
Komponen kimia merupakan komponen penyusun
utama dinding sel rotan, terdiri dari komponen primer dan
komponen sekunder. Komponen primer merupakan DAFTAR PUSTAKA
penyusun utama sifat kimia dan fisik dinding sel dan juga
membentuk bulk (volume per satuan berat). Komponen Alrasjid, H. 1980. Pedoman Penanaman Rotan. Bogor: Lembaga Penelitian
yang paling penting dari komponen primer ini adalah Hutan.
selulosa yang secara langsung berhubungan dengan sifat Astuti, S. 1991. Anatomi Perbandingan Batang Beberapa Jenis Rotan dari
Karangkamulyan dan Pananjung Pangandaran Jawa Barat. [Tesis].
fisik rotan secara keseluruhan. Komponen primer lainnya Bandung: FMIPA ITB.
seperti lignin juga mempunyai pengaruh terhadap sifat-sifat Cronquist, A. R., 1981. An Integrated System of Classification of Flowering
rotan, karena lignin berfungsi sebagai bahan perekat yang Plant. New York: Columbia University Press.
merekat molekul-molekul selulosa satu sama lain sehingga Departemen Perindustrian Republik Indonesia. 1981-1985. SII.0443-81;
SII.0528-81; SII.1292.85 dan SII.1657-85.
dinding sel menjadi keras dan kaku. Dransfield, J. 1974. A Short Guide to Rattans. Bogor: BIOTROP.
Lignin merupakan suatu bagian dari dinding sel Dransfield. J. 1979. A Manual of Rattans the Malay Peninsula. Malaysian
tumbuhan berkayu dan hanya terdapat dalam dinding sel Forestry Records No. 29. Kuala Lumpur: Forest Department, Ministry of
Primary Industries Malaysia.
spermatophyta, pteridophyta dan lumut. Kesembilan jenis Dransfield, J. 1984. The Rattans of Sabah. Sabah Forestry Records No. 13.
rotan yang diteliti mengandung lignin dengan kadar yang Kinabalu: Forest Department of Sabah.
bervariasi menurut jenis. Lignin dalam tumbuhan merupa- Hadikusumo, S.A. 1998. Properties and Potential Uses of Unexploited
kan suatu polimer amorphous yang dikenal sebagai native Rattan. Forestry Bulletin No. 34. Yogyakarta: Faculty of Forestry Gadjah
Mada University.
lignin atau protolignin. Protolignin bersifat termoplastik Mogea, J.P. 2006. Mengenal Jenis-Jenis Rotan. Materi Pelatihan
sehingga dengan sifat ini lignin memegang peranan di Pembekalan Guru SMK Negeri 5 Kota Palu khusus Kria Rotan,
dalam mengikat serabut satu sama lain. Protolignin sukar Kerjasama Pusdiklat Perindustrian dengan Puslitbang Hasil Hutan,
Jakarta 11-23 Desember 2006.
larut dan sangat rendah sifat hygroskopisnya, yaitu Parameswaran, N. and W. Liese. 1985. Fibre wall architecture in the stem of
kemampuannya menyerap air lebih rendah bila dibanding rattan manau. In: Rao, A.N. and I. Vongkaluang (eds.). Proceeding
dengan selulosa. Lignin ini bersifat sebagai bahan pengisi International Seminar on Rattan. Kuala Lumpur, October 2-4, 1984.
dan mengurangi perubahan dimensi dinding sel akibat Rachman, O. 1996. Peranan Sifat Anatomi, Kimia dan Fisik terhadap Mutu
Rekayasa Rotan. [Disertasi]. Bogor: Pascasarjana IPB.
adanya perubahan kadar air. Lignin memiliki hubungan Rachman, O. dan Jasni, 2006. Rotan, Sumberdaya, Sifat dan Pengelolaan-
dengan sifat fisik-mekanik rotan dan berperanan penting nya. Bogor: Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan, Pusat
terhadap kekuatan dan keawetan rotan. Makin tinggi kadar Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan, Departemen Kehutanan.
Rulliaty, S. 1996. Anatomi batang rotan manau (Calamus manan Miq.),
lignin maka rotan memiliki kualitas lebih tinggi. Penelitian ini semambu (Calamus scipionum Lour.), sega (Calamus caesius Bl.)
menunjukkan kadar lignin kesembilan jenis bervariasi, dari dan sabut (Daemonorops crinatus Bl.). Buletin Penelitian Kehutanan 1:
18,42-24,08%. Hasil tersebut menggambarkan bahwa 19-31.
tingkat kualitas rotan berdasarkan kadar kandungan lignin Sanusi, D. 2003. Rotan: Hasil Hutan Bukan Kayu. Makasar: Program Studi
Teknologi Hasil Hutan, Fakultas Pertanian dan Kehutanan, Universitas
bervariasi. Hasanuddin.
Silika termasuk senyawa anorganik tumbuhan berkayu Schmitt, U., G. Weiner and W. Liese. 1995. The fine structure of the steg-
disebut stegmata. Tomlinson (1961) yang meneliti anatomi mata in Calamus axillaris during maturation. IAWA Journal, 16:61-68.
Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 54/Kpts-II/1985, tentang Klasifikasi
monocotyledon menyatakan bahwa silika semakin banyak Kualitas Rotan.
terdapat pada bagian ke arah kulit. Silika yang terdapat di Tellu, A. T., 2003. Daya tahan daya tahan jenis-jenis rotan hasil hutan
dalam stegmata disebut badan-silika (silica-bodies). Ada Sulawesi Tengah dengan menggunakan fermetrin terhadap serangan
dua tipe badan-silika yang berguna untuk diagnostik, yaitu bubuk Dinoderus minitus farb. Sci&tech. 4: 35-46.
Tellu, A. T. 2005. Kunci identifikasi rotan (Calamus spp.) asal Sulawesi
bentuk topi (hat) dan bentuk bola (spherical). Kedua tipe Tengah berdasarkan struktur anatomi batang. Biodiversitas 2: 113-117.
silika tersebut ditemukan dalam penelitian ini. Menurut Tellu, A.T. 2006. Kladistik beberapa jenis rotan Calamus sp. asal Sulawesi Tengah
Schmitt at al. (1995), silika berkaitan erat dengan ikatan berdasarkan sifat fisik dan mekanik batang. Biodiversitas 7: 221-225.
Tellu, A.T. 2007. Penentuan jenis dan kualitas rotan yang diperdagangkan di
pembuluh karena partikel silika yang diendapkan dalam Sulawesi Tengah berdasarkan ciri morfologi batangnya. Eukariotik 5: 7-12.
stegmata paling banyak terdapat di antara sel parenkim Tomlinson, P.B. 1961. Anatomy of Monocotyledoneae II. Palmae. London:
yang bersebelahan dengan sel-sel serat. Dengan demikian, Oxford University Press.
kenaikan kerapatan ikatan pembuluh akan meningkatkan Uhl, N. W. dan Dransfield, J. 1987. Genera Palmarhum. Kansas: Allen Press.
Weiner, G. and W. Liese. 1988. Anatomical structures and differences of
kadar silika dan sekaligus meningkatkan kekuatan rotan. rattan genera from Southeast Asia. Journal of Tropical Forest Science 1:
122-132.
Weiner, G. and W. Liese. 1990. Rattan stem anatomy and taxonomic
implications. Jawa Bulletin 11: 61-70.
KESIMPULAN Winarni, I. dan Barly. 2006. Analisa Kimia Rotan. Materi Pelatihan
Pembekalan Guru SMK Negeri 5 Kota Palu khusus Kria Rotan.
Kerjasama Pusdiklat Perindustrian dan Puslitbang Hasil Hutan. Jakarta,
Sifat kimia jenis rotan yang diperdagangkan di Sulawesi 11-23 Desember 2006.
Tengah bervariasi menurut jenis sehingga dapat dijadikan Yudodibroto, H. 1984. Anatomy, strength properties and the utiliztion of some
sebagai penciri jenis. Sifat tersebut meliputi kandungan Indonesian rattans. In: Rao, A.N. and I. Vongkaluang (eds.). Proceeding
International Seminar on Rattan. Kuala Lumpur, October 2-4, 1984.
holoselulosa dengan rerata umum 68,56-75,43%; -