Anda di halaman 1dari 3

Astigmatisme

Definisi :

Merupakan suatu keadaan dimana sinar yang masuk kedalam mata tidak terpusat pada satu titik
saja tetapi sinar tersebut tersebar menjadi sebuah garis.

Pada astigmata, berkas sinar tidak difokuskan pada satu titik dengan tajam retina akan tetapi
pada dua garis titik yang saling tegak lurus yang terjadi akibat kelainan kelengkungan
permukaan kornea.

Epidemiologi :

Prevalensi kejadian astigmata tahun 2003 adalah sekitar 30-70%.

Etiologi :

a. Perubahan kelengkungan kornea tanpa pemendekkan atau pemanjangan diameter anterior


posterior bolamata. Perubahan kelengkungan dapat disebabkan karena kelainan
kongenital, kecelakaan, luka atau parut di kornea, peradangan kornea dan akibat
pembedahan kornea.
b. Kelainan pada lensa Crystallin  penurunan daya akomodasi dan adanya kekeruhan
lensa.

Klasifikasi :

a. Berdasarkan letak titik astigmatismus


1. Astigmatisme irregular
Dalam bentuk astigmatisme ini, bentuk meridian utama bola matanya tidak saling
tegak lurus. Astigmatisme ini dapat disebabkan karena ketidakteraturan kontur
permukaan kornea ataupun lensa mata, kekeruhan tidak merata pada bagian dalam
bola mata ataupun lensa mata
2. Astigmatisme regular
Dikatakan regular jika meridian-meredian utamanya mempunyai arah yang saling
tegak lurus. Astigmatisme regular dapat dikoreksi dengan lensa silindris dan dapat
menghasilkan tajam penglihatan yang normal
Astigmatisme regular diklasifikasikan ;
I. Berdasarkan letak daya bias terkuatnya ;
a. Astigmatisme with the rule
b. Astigmatisme against the rule
II. Berdasarkan letak fokusnya terhadap retina
a. Astigmatisme myopicus simplex
b. Astigmatismus hipermetropicus simplex
c. Astigmatismus myopicus compositus
d. Astigmatismus hipermetropicus compositus
e. Astigmatismus mixtus
III. Berdasarkan arah axis lensa koreksinya
1. Astigmatisme simetris
Pada astigmatisme ini, kedua bola mata memiliki meridian utama yang
deviasinya simetris terhadap garis medial. Ciri yang mudah dikenali
adalah axis cylindris mata kanan dan kiri yang bila dijumlahkan akan
bernilai 180 derajat.
2. Astigmatisme asimetris

Pada astigmatisme ini, meridian utama kedua bola mata tidak memiliki hubungan
yang simetris terhadap garis medialnya.

3. Astigmatisme oblique
Merupakan astigmatisme yang meridian utama kedua bolamatanya cenderung
searah dan sama-sama memiliki deviasi lebih dari 20 derajat terhadap meridian
horizontal atau vertika.
b. Berdasarkan tingkat kekuatan Dioptri
a. Astigmatismus rendah
Astigmatismus rendah yang ukuran kekuatan dioptrinya 0,5 Dioptri. Umumnya
tidak membutuhkan koreksi kacamata.
b. Astigmatismus sedang

Astigmatismus yang kekuatan dioptrinya antara 0,75- 2,75 Dioptri.

c. Astigmatismus tinggi
Astigmatismus yang kekuatan dioptrinya . 3,00 Dioptri.

Manifestasi Klinis :

Astigmatismus tinggi :

 Memiringkan kepala atau disebut dengan “titling his head”, pada umumnya keluhan ini
sering terjadi pada penderita astigmatismus oblique yang tinggi.
 Memutarkan kepala agar dapat melihat benda jelas.
 Menyipitkan mata seperti halnya penderita myopia, hal ini dilakukan untuk mendapatkan
efek pinhole. Umumnya dilakukan mata saat bekerja dekat seperti membaca.
 Pada saat membaca, penderita memegang bacaan mendekati mata

Astigmatismus rendah :

 Sakit kepala pada bagian frontal.


 Penglihatan kabur saat melihat dekat.

Tata Laksana :

Koreksi lensa silinder  penderita akan dapat membiaskan sinar sejajar tepat diretina

Anda mungkin juga menyukai