Anda di halaman 1dari 2

“KATA ORANG KAMU PEMBAWA BENCANA

TAPI KATA KU KAMU MEMBAWA KEBERUNTUNGAN”

Namaku Syifa, Aku berasal dari salah satu provinsi di Indonesia. Provinsi yang terletak
dibagian timur dan memiliki kepadatan penduduk yang berjumlah 5,326 juta jiwa. Tempat
tinggalku sangat terkenal dengan keindahan alamnya, orang-orang sering mengatakan tempat
ku ini sebagai syurganya dunia. Bagaimana tidak? Banyak turis lokal maupun turis
mancanegara mengunjungi tempatku ini. Siapa saja yang mengunjungi pasti akan takjub dan
langsung jatuh cinta dengan keindahannya.

Berbeda dengan tahun sebelum yang pastinya mengalami peningkatan pengunjungan. Tahun
ini yaitu tahun 2021 dimana seluruh belahan dunia ini mengalami suatu wabah atau penyakit
yang dapat membunuh semua orang dan tidak membeda-bedakan dia muda atau tua, dia miskin
atau kaya. Wabah penyakit ini mengakibatkan banyak orang yang meninggal dan banyak orang
kehilangan mata pencarian mereka. Ooooo sampai lupa nama virusnya apa! Perkenalkan
namanya Virus Corona.

Virus ini tidak dapat dilihat tapi cuman virus inilah yang membuat dunia berubah. Virus ini
juga membuat mata pencarian bapak dan ibuku tersendat. Dulunya bapak ku berprofesi sebagai
penjaga sekolah tapi sekarang berubah dan menjadi petani di kebun menanam singkok, kelapa,
dan kakao. Ibuku membantu perekonomian ayah dengan melakukan usaha tenun ikat tapi tidak
berjalan lancar karena kurangnya pesanan dari konsumen. Jadi ibuku juga membantu ayah di
kebun. Aku juga memiliki seorang saudari yang masih kuliah dan masih memerlukan bantuan
dari orangtuaku. Aku tidak ingin menyusahkan kedua orangtua lagi dengan memaksakan
keinginan untuk kuliah seperti saudariku dan teman-teman yang lain. Aku bersabar pasti ada
waktu untuk aku merasakan indahnya waktu kuliah.

Tapi, kesabaraku juga ada batasnya. Kesabaranku diuji ketika aku melihat teman-teman ku
lewat didepan rumahku dengan memakai Almamater mereka, aku hanya bersedih dan lebih
parahnya lagi mereka lewat dengan menatapku sinis dan tidak menyapa ku lagi seperti waktu
kami sekolah dulu. Dari sini aku mulai sadar untuk mulai berusaha mecari informasi-informasi
tentang kampus yang membuka pendaftarn beasisiwa dan kampus yang melayani pendaftaran
ujian tesnya secara online, setelah aku mendapat informasi yang cukup aku coba mendaftar di
salah satu kampus yang cukup terkenal, aku mulai giat belajar dan mengerjakan soal-soal
latihan aku pun tidak lupa untuk selalu berdoa .

setelah selesai aku melakukan ujian tes aku hanya bisa berharap dan berdoa. Hari berganti
minngu, minggu berganti bulan dan tibalah saatnya pengumuman kelulusan. Aku mulai
mebuka websait pengumumannya dengan hati yang berdebar-debar dan saat aku melihat
hasilnya alhamdulillah aku lulus dan bukan hanya itu aku juga lulus Beasiswa, ternyata doa
dan usahaku mebuahkan hasil yang tidak mengecewakan.

Berhentilah bersedih saatnya kita harus mulai berusaha dan berdoa untuk tercapainya keinginan
kita.

Anda mungkin juga menyukai