9600 19089 1 SM
9600 19089 1 SM
Indria F Ismail
Rina Kundre
Jill Lolong
ABSTRAK Mahasiswa dinilai memiliki tingkat intelektualitas yang tinggi serta cara berfikir
yang cerdas, di mana mereka dituntut untuk menyelesaikan pendidikan dengan cara
menyelesaikan sebuah tugas akhir yang disebut skripsi. Tingkat stres sangat rentan terjadi
pada mahasiswi yang dapat memicu atau memperberat terjadinya dismenorea. Tujuan
penelitian ini menganalisis hubungan tingkat stres dengan kejadian dismenorea pada
mahasiswi semester VIII Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas
Sam Ratulangi Manado. Desain Penelitian dalam penelitian ini adalah deskriptif analitik
dengan pendekatan cross sectional. Sampel diambil dengan teknik Total Sampling yang
berjumlah 31 responden. Hasil Penelitian dengan menggunakan uji fisher diperoleh nilai p
value = 1,000 yang lebih besar dari α = 0,005. Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu, tidak
ada hubungan yang signifikan antara tingkat stres dengan kejadian dismenorea pada
mahasiswi semester VIII Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas
Sam Ratulangi Manado. Saran bagi peneliti lain diharapkan dapat melakukan peneltian lebih
lanjut agar dapat menggali lebih dalam sebab-sebab yang dapat mempengaruhi terjadinya
dismenorea.
Kata kunci : Kesehatan, Tingkat Stres, Dismenorea, Mahasiswi
ejournal Keperawatan (e-Kp) Volume 3 Nomor 2, Oktober 2015
Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Tingkat stres juga dapat diatasi dengan
Manado dengan menggunakan 31 mempersiapkan diri menghadapi stressor,
sampel dengan teknik total sampling. misalnya dengan cara melakukan
Terdapat 31 responden dengan umur perbaikan diri secara psikis atau mental,
20-21 tahun berjumlah 22 responden fisik dan sosial. Perbaikan diri secara
(71%) sedangkan umur 22-23 tahun hanya psikis atau mental yaitu dengan
berjumlah 9 responden (29%). Di mana pengenalan diri lebih lanjut, penetapan
pada umur ini mahasiswi sudah berada tujuan hidup yang lebih jelas, pengaturan
pada perkuliahan semester VIII dan waktu yang baik. Perbaikan diri secara
dituntut untuk menyelesaikan proposal- fisik dengan menjaga tubuh tetap sehat
skripsi yang merupakan suatu syarat untuk yaitu dengan memenuhi asupan gizi yang
mendapatkan kelulusan yang dapat mejadi baik, olahraga teratur, istirahat yang
pencetus terjadinya stres pada mahasiswi. cukup. Perbaikan diri secara sosial dengan
Tingkat stres mahasiswi semester VIII melibatkan diri dalam suatu kegiatan,
Program Studi Ilmu Keperawatan FK acara, organisasi dan kelompok social
UNSRAT, yaitu ringan sebanyak 26 (Chomaria, 2009).
responden (83,9%) dan sedang sebanyak 5 Mahasiswi yang mengalami
responden (16,1%). Penelitian ini sejalan dismenorea dalam penelitian ini sebanyak
dengan penelitian yang dilakukan oleh 19 responden (61,3%) dan yang tidak
Sulastri (2013) di mana hampir seluruh mengalami dismenorea sebanyak 12
responden (79,8%) mengalami tingkat responden (38,7%). Hasil penelitian ini
stres yang ringan. juga sejalan dengan penelitian yang
Dalam penelitian ini tidak terdapat dilakukan oleh Meilina (2011) dan Sulastri
responden yang mengalami tingkat stres (2013) di mana sebagian besar responden
berat. Jika dibandingkan dengan penelitian mengalami dismenorea, baik itu
yang dilakukan oleh Meilina Saputri dismenorea primer maupun dismenorea
(2011) hasil yang ditemukan oleh peneliti sekunder.
berbeda karena responden dalam Hal ini sesuai dengan apa yang
penelitian Meilina cenderung mengalami dikatakan oleh Anna (2005) dalam Novia
tingkat stres sedang, berbeda dengan dan Puspitasari (2008) yang menunjukkan
responden dalam penelitian ini di mana bahwa penderita dismenorea dapat
mahasiswi Program Studi Ilmu mencapai 60-70% wanita di Indonesia.
Keperawatan Fakultas Kedokteran Demikian juga data dari WHO yang
Universitas Sam Ratulangi Manado mendapatkan kejadian sebesar 1.769.425
cenderung mengalami tingkat stres ringan. jiwa (90%) wanita mengalami dismenorea
Hal ini mungkin disebabkan karena dengan 10-15% mengalami dismenorea
kesiapan mahasiswi dalam menghadapai berat.
proposal-skripsi sudah terbilang siap dan Nyeri haid atau dismenorea merupakan
adanya konseling yang diterima oleh masalah umum yang sering dikeluhkan.
mahasiswi membuat tingkat stres Derajat rasa nyerinya bervariasi mencakup
mahasiswi cenderung ringan. ringan yang berlangsung beberapa saat dan
Stres membutuhkan koping dan masih dapat meneruskan aktivitas sehari-
adaptasi. Sindrom adaptasi umum atau hari, sedang yang memerlukan obat untuk
Teori Selye menggambarkan stres sebagai menghilangkan rasa sakit tetapi masih
kerusakkan yang terjadi pada tubuh tanpa dapat meneruskan pekerjaannya, dan berat
mempedulikan apakah penyebab stres yang memerlukan istirahat dan pengobatan
tersebut positif atau negatif. Respons untuk menghilangkan nyerinya (Manuaba,
tubuh dapat diprediksi tanpa 2008).
memperhatikan stresor atau penyebab Tingkat stres dan kejadian dismenorea
tertentu (Isaac, 2004) yang diteliti pada mahasiswi semester VIII
ejournal Keperawatan (e-Kp) Volume 3 Nomor 2, Oktober 2015
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas secara teratur seperti jalan sehat, berlari,
Kedokteran Universitas Sam Ratulangi bersepeda, menari atau senam, menaiki
Manado dilakukan dengan menggunakan tangga ataupun berenang pada saat
lembar kuesioner DASS dan interview. sebelum dan selama haid, dapat membuat
Dari hasil lembar kuesioner dan aliran darah pada otot sekitar rahim
interview di dapatkan hasil p value = menjadi lancar, sehingga rasa nyeri dapat
1,000 di mana nilai ini > 0,005, maka teratasi atau berkurang. Justru saat seorang
penelitian ini menunjukkan tidak adanya wanita tidak pernah berolahraga dapat
hubungan yang bermakna antara tingkat menjadi pencetus terjadinya dismenorea
stres dengan kejadian dismenorea. atau memperberat rasa nyeri saat
Penelitian dengan hasil yang berbeda dismenorea (Icesma, 2013).
dilakukan oleh Meilina Saputri (2011) Dalam buku Diyan (2013) menjelaskan
pada siswi SMK Negeri 1 Karanganyar. bahwa anemia dan kondisi tubuh yang
Berdasarkan hasil analisis data diperoleh menurun dapat menyebabkan gangguan
nilai yang menunjukkan ada hubungan haid, terutama nyeri haid atau dismenorea.
positif yang kuat dan signifikan antara Hal ini akan pulih dengan sendirinya saat
stres dengan kejadian dismenorea. hormon tubuh lebih stabil atau perubahan
Penelitian yang dilakukan oleh Meilina posisi rahim setelah menikah dan
tidak sejalan dengan penelitian yang melahirkan. Potter dan Perry (2005)
dilakukan oleh Sulastri (2013) dengan menyatakan, bahwa ada beberapa metode
judul hubungan antara tingkat stres, non farmakologi yang dapat digunakan
keaktifan olahraga dengan kejadian untuk mengurangi intensitas nyeri seperti
dismenore pada mahasiswi Prodi S1 pengaturan posisi, massase, distraksi, atau
Keperawatan Stikes Dehasen Bengkulu relaksasi nafas dalam.
dengan pendekatan cross sectional dan Hal yang sama juga dijelaskan oleh
menggunakan uji chi square. Hasil dari Lusa (2010), bahwa pada kondisi rileks
penelitian tersebut menunjukkan tidak ada tubuh akan menghentikan produksi
hubungan yang bermakna antara tingkat hormon adrenalin dan semua hormon yang
stres dengan kejadian dismenorea, dan ada diperlukan saat stres. Rileks dibutuhkan
hubungan yang bermakna antara keaktifan untuk memberikan kesempatan bagi tubuh
olahraga dengan kejadian dismenorea. dalam memproduksi hormon yang penting
Stres bukanlah menjadi satu-satunya untuk mendapatkan haid yang bebas dari
penyebab dismenorea karena Wiknjosastro rasa nyeri.
(2008) mengatakan, bahwa meningkatnya Gizi yang berlebih pun dapat
Prostaglandin adalah penyebab utama menimbulkan dismenorea. Apa lagi jika
terjadinya dismenorea, namun selain itu, hal ini didukung dengan kebiasaan
penyakit menahun dan anemia juga dapat mengkonsumsi makanan yang tidak sesuai,
menyebabkan atau memberatkan rasa seperti mengkonsumsi junk food baik
nyeri saat menstruasi. Terdapat juga teori sebagai kudapan atau makanan besar.
yang mengatakan bahwa faktor, seperti Mengkonsumsi makanan yang berlemak
menarche pada usia lebih awal, lama dapat meningkatkan hormon prostaglandin
menstruasi yang lebih dari tujuh hari, yang dapat menyebabkan nyeri dibagian
kurangnya pengetahuan tentang kejadian perut bawah atau dismenorea (Novia &
dismenorea kebiasaan merokok dan faktor Puspitasari, 2008).
usia juga dapat memicu terjadinya Peneliti menyimpulkan, bahwa hasil
dismenorea. penelitian ini dipengaruhi oleh beberapa
Faktor lain yang juga dapat menjadi faktor salah satunya adalah perbedaan
alasan terjadinya dismenorea, yaitu gaya jumlah sampel pada setiap penelitian yang
hidup yang dilakukan oleh seorang wanita. telah dilakukan, dimana Meilina memiliki
Membiasakan olahraga dan aktivitas fisik sampel sebanyak 485 responden, Sulastri
ejournal Keperawatan (e-Kp) Volume 3 Nomor 2, Oktober 2015