Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Barik, Vol. 1 No.

3, Tahun 2020, 1-15


https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/JDKV/

PERANCANGAN BUKU LATIHAN MEMBACA UNTUK ANAK USIA


5-6 TAHUN TEMA PERMAINAN TRADISIONAL BENDAWI

Ida Bagus Adhitya Anggradana P.1, Marsudi Janur2


1
Program Studi Desain Grafis, Program Vokasi, Universitas Negeri Surabaya.
email: ida.18025@mhs.unesa.ac.id
2
Program Studi Desain Grafis, Program Vokasi, Universitas Negeri Surabaya.
email: marsudi@unesa.ac.id

Abstrak
Perkembangan teknologi saat ini membuat banyak anak memilih untuk bermain dengan
gadgetnya, dimana hal ini membuat mereka terkadang malas membaca buku, sedangkan yang
menjadi dasar bagi anak untuk mendapat pengetahuan adalah kemampuan membaca yang baik.
Membaca memungkinkan seseorang untuk mampu mempertinggi daya pikirnya, mempertajam
daya pandangannya dan memperluas wawasan yang dimiliki. Untuk menanamkan membaca
sebagai sebuah pembiasaan dan menjadi budaya yang perlu sejak dini maka perlu disiasati
dengan buku latihan membaca. Tujuan perancangan ini adalah pembuatan buku latihan membaca
untuk memperkenalkan kata dan simbol agar mudah dimengerti oleh anak usia 5-6 tahun. Metode
perancangan yang digunakan adalah dengan melakukan studi literatur terhadap beberapa buku
latihan membaca dan buku gambar yang sudah terdapat di pasaran. Hasil media utama dari
perancangan ini berupa berupa buku latihan membaca yang berisikan 10 (sepuluh) permainan
tradisional bendawi tentang cara bermain beserta penjelasannya. Sedangkan media pendukung
yang dihasilkan berupa kaos dan poster yang bergambar permainan bendawi untuk
mempromosikan dan mengenalkan permainan bendawi kepada anak-anak.

Kata Kunci : Buku Latihan Membaca, Buku Ilustrasi, Permainan Tradisional Bendawi

Abstact
Current technological developments make many children choose to play with their gadgets,
where this makes them sometimes lazy to read books, while the basis for children to gain
knowledge is good reading skills. Reading allows a person to be able to heighten his thinking
power, sharpen his vision and broaden his horizons. To instill reading as a habit and become a
culture that needs to be early, it is necessary to deal with reading practice books. The purpose of
this design is to make a reading exercise book to introduce words and symbols so that they are
easily understood by children aged 5-6 years. The design method used is to conduct a literature
study on several reading practice books and picture books that are already on the market. The
results of the main media from this design are in the form of a reading exercise book which
contains 10 (ten) traditional material games on how to play and their explanations. While the
supporting media produced are t-shirts and posters with pictures of material games to promote
and introduce material games to children.

Keywords : Reading Practice Books, Illustration Books, Traditional Material Games


Ida Bagus Adhitya Anggradana P., Jurnal Barik, Vol. 1 No. 3, Tahun 2020, 1-15

PENDAHULUAN cerita yang mudah dipahami dan sajian gambar


Perkembangan teknologi saat ini yang memudahkan anak-anak memahami kata-
membuat banyak anak memilih untuk bermain kata di dalamnya. Sejarah dan cara bermain
dengan gadgetnya. Hal ini membuat mereka permainan tradisional ini juga mengandung
terkadang malas membaca buku. Pada usia makna atau kisah pembelajaran hidup dan
enam atau tujuh tahun, kebanyakan anak dengan adanya gambar pada buku cerita akan
memperoleh tentang huruf, suku kata, simbol, memberikan gambaran imajinasi dan fantasi
dan kata yang diperlukan untuk membaca dari pada anak-anak yang membantu mengingat
lingkungan sekolah (Zuchdi, 1996). budaya tradisi lama yang hampir terlupakan.
Lingkungan sekolah merupakan salah satu Oleh karena itu anak-anak disarankan untuk
lingkungan yang baik bagi pengembangan diri gemar membaca buku.
anak. Lewat lingkungan sekolah, anak dapat Buku latihan membaca dan cerita
berinteraksi, bersosialisasi, dan memperoleh bergambar tentang permainan tradisional ini
banyak pengetahuan dan pengalaman. Hal yang memiliki banyak variasi pada tema
menjadi dasar bagi anak untuk mendapat permainannya, seperti permainan patil lele,
pengetahuan adalah kemampuan membaca yang nekeran, layang-layang, congklak, lompat karet,
baik. dan permainan lainnya. Bagi anak yang kurang
Membaca merupakan salah satu jenis suka dengan buku, dapat dimulai dengan buku
kemampuan berbahasa tulis yang reseptif. cerita bergambar permainan tradisional ini yang
Semua yang diperoleh melalui membaca itu dipandu oleh orang tua dari anak-anak. Anak-
akan memungkinkan orang tersebut mampu anak bisa mulai belajar membaca dengan
mempertinggi daya pikirnya, mempertajam melihat gambar yang ada, kemudian baru
daya pandangannya, dan memperluas wawasan belajar membaca isi dari cerita buku tersebut.
yang dimiliki. Dengan demikian membaca Kegiatan membaca buku masih kurang
merupakan kegiatan yang sangat penting bagi dilakukan dimana kebanyakan orang tua hanya
anak. melihatkan cerita dan video dari sosial media
Usia anak antara 1 sampai 5 tahun kepada anak-anak. Hal ini masih dianggap
sering disebut sebagai usia keemasan (golden kurang efisien karena tidak semua anak akan
age). Pada usia lima tahun pertama ini, memperhatikan dan juga kurang pemahaman.
pertumbuhan otaknya sudah 80% sempurna Anak-anak nantinya akan kurang mampu
(Hasan, 2010). Tidak hanya itu, potensi mengembangkan imajinasi dan mengemukakan
kecerdasan dan dasar-dasar perilaku anak juga ide atau pendapatnya.
sedang terbentuk. Anak sangat berpotensi Dalam perancangan ini, rumusan
mempelajari banyak hal secara cepat. Untuk masalah yang akan dibahas yaitu
mengoptimalkan usia keemasan ini, anak perlu memperkenalkan serta memilih kata dan simbol
mendapatkan stimulus atau rangsangan dari yang tepat agar mudah dimengerti oleh anak
lingkungan sekitarnya. usia 5-6 tahun. Tujuan perancangan dari
Anak akan belajar melalui peniruan dan pembuatan buku latihan membaca ini dibuat
pembiasaan yang diterapkan dalam untuk memberikan jawaban atau solusi dari
kesehariannya. Kegiatan membaca dapat rumusan masalah yang ada, yaitu menentukan
dijadikan sebagai sebuah pembiasaan dan kata yang disimbolkan menjadi gambar dengan
menjadi budaya yang perlu ditanamkan sejak tema permainan tradisional yang menggunakan
dini. Namun, untuk mengajarkan membaca alat, serta menyesuaikan kata dan simbol agar
mudah dimengerti oleh anak usia 5-6 tahun.
pada anak usia dini kita harus tahu kapan kira-
Kemampuan anak usia 5-6 tahun dalam
kira seorang anak itu sudah siap untuk diajarkan
membaca masih pada tahap mengenal kata dan
membaca. Kegiatan membaca dapat dijadikan
juga simbol atau gambar yang berasal dari kata.
sebagai sebuah pembiasaan dan menjadi budaya
Dengan membuat atau memvisualkan kata
yang perlu ditanamkan sejak dini. Hal itu dapat
menjadi gambar akan lebih mudah dimengerti
disiasati dengan buku latihan membaca.
oleh anak-anak sehingga lebih cepat
Buku latihan membaca sendiri memiliki
meningkatkan kemampuan membaca pada
beberapa kelebihan selain ada sejarah
anak, baik laki-laki maupun perempuan yang
permainan tradisional dan cara bermainnya,
bersamaan dengan kelas TK B dan B+ di kota
buku latihan membaca ini juga disertai gambar
Surabaya dan sekitarnya.
yang menarik perhatian anak-anak. Seperti
Ida Bagus Adhitya Anggradana P., Jurnal Barik, Vol. 1 No. 3, Tahun 2020, 1-15

Manfaat perancangan buku latihan dan meningkatkan kualitas sosial anak-anak


membaca ini diharapkan dapat memberikan dengan bermain bersama-sama.
informasi kepada orang tua agar lebih mengerti
cara memberikan edukasi terhadap anak-anak Buku Latihan Membaca
dan bisa semangat untuk belajar membaca, serta Membaca adalah pemrosesan kata-
harapan untuk membantu mahasiswa lain kata, konsep, informasi, dan gagasan-gagasan
mengetahui ilmu-ilmu yang berhubungan yang dikemukakan oleh pengarang yang
dengan pemberian edukasi yang baik terhadap berhubungan dengan pengetahuan dan
anak usia 5-6 tahun dan bisa memberikan pengalaman awal pembaca. Dengan demikian,
tambahan pengetahuan untuk penulis lain. pemahaman diperoleh bila pembaca
mempunyai pengetahuan atau pengalaman
yang telah dimiliki sebelumya dengan apa
METODE PERANCANGAN
yang terdapat dalam bacaan. Farris (1993).
Supriyanto dan Muhsin (2008),
mengartikan data sekunder adalah bahan baku Fungsi Ilustrasi Untuk Buku Latihan
dari informasi atau simbol yang mewakili Membaca
kuantitas, fakta, yang dimana peneliti akan Menurut Rohidi (1984), pengertian
menghasilkan data yang didapatkan melalui gambar ilustrasi itu berkaitan dengan seni rupa
berbagai sumber daftar pustaka untuk yang merupakan suatu penggambaran sesuatu
menunjang pengumpulan data. dengan melalui elemen rupa untuk lebih
Metode yang digunakan dalam memperjelas dan menerangkan, menjelaskan
perancangan ini adalah dengan melakukan atau juga memerindah sebuah teks, supaya para
studi literatur terhadap buku-buku ilustrasi pembacanya itu dapat ikut merasakan dengan
dan buku latihan membaca untuk anak-anak. secara langsung melalui mata sendiri, sifat
Data primer dalam perancangan ini diperoleh gerak dan juga kesan dari cerita yang disajikan.
dari buku-buku yang telah diteliti oleh penulis
3 Ilustrasi yang digunakan pada buku
sedangkan data sekunder yang digunakan
latihan membaca ini dapat memudahkan anak-
dalam perancangan ini adalah macam-macam
anak mudah memahami isi dari permainan yang
permainan tradisional bendawi didapatkan
disampaikan.
dari internet dan studi literatur. Permainan
yang dipilih berjumlah 10 (sepuluh) Fungsi Layout Untuk Buku Latihan
permainan yang kemudian divisualisasikan Membaca
secara sederhana dalam bentuk karikatur. Menurut Murdifin dan
Dari hasil visualisasi tersebut Nurnajamuddin (2011), tata letak (layout)
ditambahkan penjejelasan masing-masing merupakan salah satu keputusan strategis
permaianan bendawi. Selain penjelasan juga operasional yang turut menentukan efisiensi
dibuat soal dengan menggunakan simbol- produk dan akan memberikan kontribusi
simbol dari hasil visualisasi pada tengah frasa terhadap peningkatan produk. Layout yang
yang harus digabungkan agar membentuk dibuat ini bertujuan agar memudahkan orang tua
kalimat sederhana. menjelaskan alur cerita permainan dan membuat
anak semakin semangat untuk terus belajar
membaca.
KERANGKA TEORETIK
Permainan Tradisional HASIL DAN PEMBAHASAN
Permainan tradisional dimiliki oleh Hasil dari perancangan ini berupa buku
setiap negara, menurut Danandjaja (1986) latihan membaca yang diisi dengan ilustrasi
dalam bukunya Folklor Indonesia, Permainan sederhana atau bentuk visual dari masing
tradisional disebarkan melalui tradisi lisan dan masing permainan tradisional bendawi, untuk
tersebar hampir tanpa bantuan orang dewasa. setiap halamannya akan berisi sejarah
Tujuan dari mengenalkan permainan permainan, cara bermain, panduan orang tua
tradisional kepada anak-anak adalah untuk dan halaman untuk latihan membaca yang
melestarikan budaya yang dimiliki Indonesia disertai gambar yang berbeda. Buku ini
menggunakan ukuran A4 (potrait), cover
Ida Bagus Adhitya Anggradana P., Jurnal Barik, Vol. 1 No. 3, Tahun 2020, 1-15

dicetak menggunakan kertas art paper 260 gasing, balap karung, ketapel, pletokan, dan
gram, dilaminasi glossy dan isi dari buku nglarak barak, dengan masing-masing
menggunakan bahan HVS 180 gram, serta permainan memiliki 3 (tiga) bagian utama yaitu
halaman buku latihan membaca ini berisi 43 gambar ilustrasi, penjelasan dan cara bermain,
halaman. serta soal-soal yang berjumlah 2 halaman untuk
Program yang digunakan untuk masing-masing permainan tradisional bendawi
membuat buku latihan membaca ini adalah
Adobe Illustrator untuk membuat ilustrasi
sebagai bentuk visual dari masing-masing
permainan tradisional bendawi dan ilustrasi
untuk latihan membaca, serta membuat layout
hingga finishing.

Konsep Buku
Buku latihan membaca yang dirancang
adalah buku latihan membaca tentang cara
mengajarkan pada anak usia dini dengan
menyertakan ilustrasi permainan tradisional
bendawi. Format ukuran dari buku latihan
membaca ini menggunakan ukuran A4 (potrait) Gambar 1. Mockup buku latihan membaca anak yang
dibaca dengan pendampingan orangtua (Sumber: Putra,
dengan jumlah halaman kurang lebih 43
2021)
halaman. Buku ini memberikan edukasi tentang
permainan tradisional, yang dilihat dari era saat
ini. Isi dari buku ini berisi tentang 10 permainan
tradisional, yaitu (1)patil lele, (2)nekeran,
(3)layangan, (4)congklak, (5)lompat karet,
(6)gasing, (7)balap karung, (8)ketapel,
(9)pletokan, dan (10)nglarak barak, yang
disajikan dalam gambar ilustrasi. Sedangkan
materi dalam buku meliputi sejarah permainan
tradisional bendawi, cara bermain dan panduan
orangtua, serta latihan membaca yang dipandu
dengan gambar agar memudahkan anak-anak
untuk belajar membaca. Teknik visualisasi Gambar 2. Mockup buku latihan membaca anak
ilustrasi dari perancangan ini akan (Sumber: Putra, 2021)
menggunakan sketsa digital menggunakan
aplikasi Adobe Illustrator. Untuk layout buku
ini juga menggunakan Adobe Illustrator

Hasil karya : Media Utama

Buku latihan membaca ini diisi dengan


ilustrasi sederhana atau bentuk visual dari
masing -masing permainan tradisional bendawi.
Cover yang terdapat pada buku ini berisi judul
buku “Buku Belajar Membaca 5-6 th” dengan
pemilihan font Sans Serif pada judul dan Gambar 3. Mockup buku latihan membaca anak yang
pewarnaan judul dan sub judul dengan pallete dibaca dengan pendampingan orangtua (Sumber: Putra,
2021)
warna full color dengan warna yang dipilih
kuning, pink, dan biru.
Di dalam buku ini terdapat 10 (sepuluh)
permainan tradisional bendawi yaitu patil lele,
nekeran, layangan, congklak, lompat karet,
Ida Bagus Adhitya Anggradana P., Jurnal Barik, Vol. 1 No. 3, Tahun 2020, 1-15

Gambar 6. Hasil visualisasi permainan nekeran


(Sumber: Putra, 2021)

Permainan nekeran merupakan


permainan yang paling sering ditemui di
daerah-daerah di Indonesia. Permainan ini
dilakukan dengan menggunakan sebuah batu
berbentuk bulat yang disebut neker atau
kelereng. Permainan dilakukan dengan
Gambar 4. Mockup buku latihan membaca anak yang melempar neker atau kelereng hingga
dibaca dengan pendampingan orangtua (Sumber: Putra,
2021) mengenai kelereng lain, salah satu cara untuk
memenangkan permainan ini adalah dengan
Sedangkan untuk isi mockup untuk banyak kelereng yang didapatkan dengan
masing-masing permainan tradisional yang mengenai kelereng milik pemain lain.
tercantum dalam buku latihan membaca
adalah sebagai berikut:

Gambar 7. Hasil visualisasi permainan layangan


(Sumber: Putra, 2021)
Gambar 5. Hasil visualisasi permainan patil lele
(Sumber: Putra, 2021) Permainan layangan berasal dari cina
sekitar 2500 SM. Alat permainan ini dibuat
Permainan patil lele merupakan dengan menggunakan 2 batang bambu dan
permainan tradisional dari jawa timur yang kertas yang terbuat dari daun kolope yang di
menggunakan tongkat kayu. Permainan patil satukan dengan menggunakan lidi dari kulit
lele sendiri dilakukan dengan memukul batang waru. Permainan ini dapat dilakukan
tongkat kayu dan pemenangnya ditentukan sendiri maupun berkelompok. Terdapat
dengan jarak dari tongkat kayu yang dipukul. beberapa jenis permainan yang dilakukan
dengan layang-layang salah satunya adalah
saling adu ketinggian dari layang-layang,
pada jenis permainan ini pemenang
ditentukan dengan tingkat ketinggian layang-
layang.
Ida Bagus Adhitya Anggradana P., Jurnal Barik, Vol. 1 No. 3, Tahun 2020, 1-15

Gambar 8. Hasil visualisasi permainan congklak Gambar 10. Hasil visualisasi permainan gasing
(Sumber: Putra, 2021) (Sumber: Putra, 2021)

Congklak adalah permainan yang Gasing adalah permainan yang


berasal dari arab yang lebih dikenal dengan berasal dari daerah riau dan Sulawesi utara.
nama dhakon di daerah jawa. Permainan ini Permainan ini menggunakan peralatan yang
dilakukan oleh 2 orang. Pemain secara disebut gasing. Permainan ini dapat dilakukan
bergiliran memindahkan biji congklak ke tiap sendiri maupun berkelompok. Permainan ini
tiap lubang secara berurutan. Permainan ini dilakukan dengan cara tali dililitkan pada
dimenangkan dengan mendapat biji congklak kepala gasing, lalu setelah dililitkan beberapa
yang paling banyak. kali tali ditarik dengan kuat agar gasing dapat
berputar. Terdapat beberapa jenis permainan
dengan menggunakan gasing, salah satunya
adalah lama waktu gasing berputar. Jenis
permainan ini dimenangkan dengan waktu
terlama gasing dapat berputar.

Gambar 9. Hasil visualisasi permainan lompat karet


(Sumber: Putra, 2021)

Lompat karet merupakan permainan


yang sudah ada semenjak belanda menjajah
Indonesia. Permainan ini dilakukan minimal Gambar 11. Hasil visualisasi permainan balap karung
oleh 3 orang dengan 2 orang memegang karet (Sumber: Putra, 2021)
dan 1 orang yang melakukan lompatan.
Permainan ini tidak memiliki objektif Permainan balap karung
kemenangan, namun terdapat level pada tiap diperkenalkan saat masa penjajahan belanda.
lompatannya yang semakin lama semakin Permainan balap karung digunakan untuk
tinggi. memperingati kerja keras dan ekonomi yang
lemah pada saat penjajahan terdahulu.
Permainan ini dilakukan oleh 2 orang atau
lebih dengan cara orang masuk ke dalam
Ida Bagus Adhitya Anggradana P., Jurnal Barik, Vol. 1 No. 3, Tahun 2020, 1-15

karung dan melompat menuju ke garis finish. bambu yang tengahnya diberi lubang. Pemain
Permainan ini dimenangkan oleh pemain yang memasukan amunisi berupa kertas basah yang
paling cepat mencapai garis finish. dibentuk menjadi bulat yang lalu ditiup
hingga mengenai lawannya. Permainan ini
dapat dilakukan dengan minimal 2 orang,
semakin banyak orang yang bermain maka
semakin seru permainan ini. Salah satu cara
memenangkan permainan ini adalah dengan
mengenai lawan.

Gambar 12. Hasil visualisasi permainan ketapel


(Sumber: Putra, 2021)

Permainan ketapel ditemukan oleh


bangsa Yunani pada 300 SM. Ketapel dibuat
dengan menggunakan dahan kayu berbentuk
Y yang masing-masing ujungnya diikat Gambar 14. Hasil visualisasi permainan nglarak barak
dengan sebuah karet. Permainan ketapel dapat (Sumber: Putra, 2021)
dilakukan sendiri atau berkelompok.
Permainan ini dilakukan dengan Nglarak blarak merupakan permainan
menggunakan semacam amunisi yang tradisional yang berasal dari kabupaten Kulon
berbentuk batu atau kertas untuk mengenai Progo Yogyakarta, permainan ini diciptakan
sebuah objek. Permainan ini tidak memiliki oleh bapak Joko Mursito. Permainan ini
objektif kemenangan dan juga tidak menggunakan pelepah pohon kelapa yang
diperbolehkan untuk digunakan untuk digunakan sebagai kereta untuk dinaiki 1
melukai sesama teman bermain. orang. Permainan ini dilakukan oleh minimal
2 kelompok yang masing-masing
beranggotakan 6 orang.2 orang pertama
bertugas mengambil batok kelapa untuk
diberikan kepada orang yang naik ke atas
daun kelapa. Lalu 3 orang bertugas menarik
pelepah kelapa dan 1 orang bertugas untuk
mengambil batang bambu di tengah lapangan.
Permainan dimengkan oleh kelompok yang
paling cepat mengambil batang bambu di
tengah lapangan.

Media Pendukung
Media pendukung yang dihasilkan
Gambar 13. Hasil visualisasi permainan pletokan berupa kaos dan poster untuk mempromosikan
(Sumber: Putra, 2021) dan mengenalkan permainan bendawi kepada
anak-anak lain. Media pendukung yang berupa
Permainan pletokan adalah permainan kaos memiliki desain berupa gambar permainan
tradisional yang berasal dari Jakarta. tradisional bendawi dalam bentuk karikatur.
Permainan ini menggunakan peralatan dari Pengenalan permainan dengan media kaos
Ida Bagus Adhitya Anggradana P., Jurnal Barik, Vol. 1 No. 3, Tahun 2020, 1-15

tersebut dapat membuat anak semangat untuk


belajar membaca dan membuat anak-anak lain
mengerti permainan tradisional bendawi. kaos
akan dicetak menggunakan bahan Cotton
Combed 30s dengan bahan sablon Plastisol.
Sedangkan media pendukung poster ini
berisi gambar pengenalan huruf abjad dan
disertai gambar permainan tradisional bendawi,
yang didesain dengan kertas berukuran A3
portrait dan dicetak menggunakan bahan Art
Paper 210 gram full color serta menggunakan
laminasi doff. Poster dapat dipasang di kelas
maupun ruang belajar anak agar anak dapat
Gambar 17. Mockup poster tema permainan patil lele
dengan cepat mengingat nama permainan dan
(Sumber: Putra, 2021)
simbol yang dimiliki permainan tradisional
bendawi tersebut.
SIMPULAN DAN SARAN
Dengan buku latihan membaca dan
media pendukung yang berupa kaos dan
poster anak dapat mengetahui macam-macam
permainan tradisional bendawi. Selain
pengetahuan terkait permainan tersebut anak-
anak juga mendapatkan pengetahuan tentang
arti dari simbol-simbol yang telah
digambarkan sehingga anak-anak dapat
mengetahui nama peralatan yang digunakan
dalam permaian tradisional bendawi
contohnya ketapel. Buku Latihan permainan
tradisional ini juga berfungsi untuk
Gambar 15. Mockup kaos tema permainan ketapel melestarikan budaya Indonesia dengan
(Sumber: Putra, 2021) mengenalkan permainan-permainan
tradisional kepada generasi muda.
Saran untuk buku latihan membaca
ini adalah perlunya media pendukung berupa
peralatan untuk masing-masing permainan
agar anak-anak dapat mencoba permainan
tradisional tersebut secara langsung.
Penjelasan cara bermain juga perlu dibuat
dalam bentuk media video agar anak-anak
dapat melihat bagaimana cara bermain
masing-masing permainan yang benar.

REFERENSI
Gambar 16. Mockup kaos tema permainan layangan Rohidi, T. R. (1984). Lintasan peristiwa &
(Sumber: Putra, 2021)
tokoh seni rupa Indonesia Baru. Indonesia:
IKIP Semarang Press.
Danandjaja, J. (1986). Folklor Indonesia,
Cetakan ke-2. Jakarta: Grafitipres.
Farris, P. (1993). Language arts. Brown &
Benchmark.
Zuchdi D., Budiasih. (1996). Pendidikan
bahasa dan sastra Indonesia di kelas
rendah. Jakarta: Depdikbud.
Ida Bagus Adhitya Anggradana P., Jurnal Barik, Vol. 1 No. 3, Tahun 2020, 1-15

Supriyanto, W., Muhsin, A. (2008). Teknologi


informasi perpustakaan. Kanisius.
Hasan, M. (2010). PAUD (Pendidikan Anak
Usia Dini). Jogjakarta: Diva Press.
Haming, M., Nurnajamuddin M. (2011).
Manajemen Produksi Modern Operasi
Manufaktur dan Jasa. Bumi Aksara Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai