Anda di halaman 1dari 14

USUL PENELITIAN

ANALISIS POTENSI KELAPA SAWIT TERHADAP


PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN ROKAN HULU

OLEH:
MONIKA SARI KRISTIN
1906113746

JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2021
USUL PENELITIAN

ANALISIS POTENSI KELAPA SAWIT TERHADAP


PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN ROKAN HULU

OLEH:
MONIKA SARI KRISTIN
1906113746

Diajukan sebagai salah satu syarat


untuk melaksanakan penelitian

JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2021
USUL PENELITIAN

ANALISIS POTENSI KELAPA SAWIT TERHADAP


PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN ROKAN HULU

OLEH:
MONIKA SARI KRISTIN
1906113746

Menyetujui
Setelah di seminarkan pada tanggal

Pembimbing

Ir. SAKTI HUTABARAT, M. Agr.Econ


196404281988031 003

Mengetahui
Ketua Jurusan

Kausar, S.Sos., M.Si


197407122008121002
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan

kesehatan dan kesempatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan usulan

penelitian yang berjudul “Analisis Potensi Kelapa Sawit Terhadap

Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Rokan Hulu”

Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen Dr. Ir. Rosnita, M.Si.

yang telah memberikan bimbingan, petunjuk dan motivasi hingga usulan

penelitian ini diselesaikan. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada rekan-

rekan yang telah banyak membantu penulis dalam penyelesaian usulan penelitian

ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.

Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan pada penulisan

usulan penelitian ini. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari

pembaca demi terciptanya usulan penelitian yang lebih baik. Akhirnya penulis

sangat mengharapkan agar usulan penelitian ini bermanfaat bagi kita semua baik

untuk masa kini maupun untuk masa akan datang.

Rokan Hulu, Oktober 2021

Penulis
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................... i
KATA PENGANTAR.............................................................................................. ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... v
I. PENDAHULUAN ...............................................................................................1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................5
1.3 Tujuan Penelitian...............................................................................................6
1.4 Manfaat Penelitian .............................................................................................6
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan salah satu misi

yaitu untuk mewujudkan kualitas hidup masyarakat yang tinggi, maju dan

sejahtera. Adapun upaya yang dilakukan agar misi tersebut terlaksana adalah

dengan pembangunan ekonomi yang berlandaskan pada keunggulan kekayaan

sumber daya alam yang dimiliki, sumber daya manusia , daya saing dan budaya

bangsa. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses mengembangkan

aktifitas ekonomi untuk meningkatkan taraf hidup (Income perkapita) dalam

jangka panjang (Subandi, 2012).

Dalam masa pembangunannya, Indonesia telah melakukan otonomi daerah

sejak dikeluarkannya Undang – Undang otonomi daerah tahun 1999 agar masing-

masing daerah bisa membangun daerahnya dengan mandiri. Otonomi daerah

sendiri menurut Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2004 Pasal 1 angka 5

memberikan definisi bahwa otonomi daerah merupakan hak, wewenang, dan

kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan

pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan

perundang-undangan.

Pembangunan ekonomi daerah tentunya akan mengelola sumber daya alam

dan manusia untuk membangun perekonomian daerah tersebut agar bisa mengurus

kebutuhan rumah tangganya sendiri. Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu

proses pemerintah daerah dan masyarakat mengelola sumber daya yang ada dan

membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor swasta
untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan

kegiatan ekonomi (pertumbuhan ekonomi) dalam wilayah tersebut (Lincolin

Arsyad 2010;374).

Kegiatan ekonomi yang dimaksud dapat dibagi menjadi dua kegiatan yaitu,

kegiatan basis dan non basis. Kegiatan basis adalah semua kegiatan yang

menghasilkan produk maupun penyedia jasa yang dapat mendatangkan uang

untuk wilayah. Lapangan kerja dan pendapatan di sektor basis adalah fungsi

permintaan yang bersifat exogenous (tidak tergantung pada kekuatan

intern/permintaan lokal). Sedangkan kegiatan non basis adalah untuk memenuhi

kebutuhan konsumsi lokal, karena untuk permintaan di sektor ini sangat

dipengaruhi oleh tingkat kenaikan pendapatan masyarakat setempat. Oleh

karenanya, sektor ini terikat terhadap kondisi ekonomi setempat dan tidak bisa

berkembang melebihi pertumbuhan ekonomi wilayah. Karena hal tersebut, satu –

satunya sektor yang bisa meningkatkan perekonomian wilayah melebihi

pertumbuhan alamiah adalah sektor basis.

Kabupaten Rokan Hulu merupakan Kabupaten baru, pemekaran dari

Kabupaten Kampar dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 53 tanggal 4

Oktober tahun 1999, diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri pada 12 Oktober

1999 dan peresmian operasionalnya diresmikan oteh Gubernur Riau sekaligus

menetapkan Ibukota Kabupaten diberi nama Pasir Pangarayan. Potensi Kabupaten

Rokan Hulu cukup kuat untuk mendukung upaya pembangunan

perekonomiannya. Hal ini cukup beralasan terutama di lihat dari status Rokan

Hulu, kekayaan dan ragam sumber daya alam yang berada pada hinterland Rokan

Hulu, serta yang tak kalah penting adalah ketersediaan infrastruktur (prasarana
ekonomi) yang dapat menjamin kelangsungan proses produksi. Dalam

menjalankan pembangunan di Kabupaten Rokan Hulu, sektor-sektor potensi

ekonomi di Kabupaten Natuna harus dikelola dengan baik.

Tabel 1. Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan Tahun
2012 dan 2016 Menurut Lapangan Usaha (Miliar Rupiah)

SEKTOR 2016 2020

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 11.563,82 13.649,49


Pertambangan dan Penggalian 1.028,83 952,75
Industri Pengolahan 5.749,75 7.151,20
Pengadaan Listrik dan Gas 15,79 19,39
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah
dan Daur Ulang 1,65 1,72
Kontruksi 649,62 749,89
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi
Mobil dan Sepeda Motor 1.065,78 1.106,29
Transportasi dan Pergudangan 113,52 120,90
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 58,65 54,46
Informasi dan Komunikasi 239,16 308,90
Jasa Keuangan dan Asuransi 206,22 229,56
Real Estate 149,15 164,17
Jasa Perusahaan 1,02 0,95764
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan
Jaminan Sosial Wajib 725,51 719,30
Jasa Pendidikan 85,30 98,70
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 39,81 51,68
Jasa lainnya 99,38 100,50
Produk Domestik Regional Bruto 21.792,97 25.479,88
Sumber :BPS Kabupaten Rokan Hulu

Dari tabel PDRB diatas terlihat pada tahun 2016 sektor pertanian,

kehutanan dan perikanan memiliki tingkat PDRB kedua terbesar setelah industri

pengolahan. Pendapatan yang diperoleh oleh sektor industry pengolahan sangat

besar dari sektor lainnya, namun jumlah tersebut tidak secara langsung dirasakan

oleh masyarakat. Berbeda dengan sektor pertanian, perkebunan dan perikanan


yang produksinya berdampak secara langsung sepenuhnya oleh masyarakat.

Pertanian memiliki bermacam sub sektor seperti tanaman bahan makanan

(Tabama), perkebunan, perikanan, dan peternakan. Hasil produksi perkebunan

banyak dibutuhkan sebagai bahan baku oleh industri untuk diolah menjadi suatu

barang kebutuhan. Kabupaten Rokan Hulu merupakan salah satu kabupaten yang

mempunyai lahan kelapa sawit yang luas di Provinsi Riau. Hal ini terbukti dalam

pencatatan produksi kelapa sawit di Riau pada tahun 2019 memiliki produksi

yang cukup tinggi.

Tabel 2. Luas Areal dan Produksi Kelapa Sawit Provinsi Riau Tahun 2019

Wilayah Luas Areal (Ha) Produksi (Kg)

Riau 2.537.375 7.466.260


Kuantan Singingi 128.750 450.804
Indragiri Hulu 118.969 469.273
Indragiri Hilir 227.802 731.009
Pelalawan 325.241 1.339.609
Siak 317.552 1.098.665
Kampar 418.236 955.735
Rokan Hulu 480.665 1.195.460
Bengkalis 186.724 334.066
Rokan Hilir 282.289 813.832
Kepulauan Meranti 0 0
Pekanbaru 12.714 36.612
Dumai 38.433 41.195
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Riau, 2019

Berdasarkan tabel diatas, Kabupaten Rokan Hulu memiliki luas lahan

perkebunan kelapa Sawit 480.665 Ha. Dengan luas lahan yang cukup besar di

Riau tersebut pada tahun 2019 jumlah hasil kelapa sawit yang ada di daerah

Kabupaten Rokan Hulu sebanyak 1.195.460 Kg pertahun. Kelapa sawit


merupakan salah satu komoditas yang memiliki peran dalam menghasilkan

pendapatan asli daerah, produk domestik bruto, dan kesejahteraan masyarakat.

Keberadaan pertanian kelapa sawit diharapkan dapat menambahpenghasilan

masyarakat sehingga penduduk mendapat penghasilan tambahan. Kondisi

perekonomian di Kabupaten Rokan Hulu belum merata. Hal ini disebabkan

distribusi pendapatan yang belum merata pula. Selain itu, pembangunan Industri

pengolahan kelapa Sawit di Kabupaten Rokan Hulu sangat diperlukan untuk

memaksimalkan kegunaan dari produksi kelapa sawit. Jika potensi kelapa tersebut

dimaksimalkan dengan baik maka dapat meningkatkan perekonomian masyarakat

di Kabupaten Rokan Hulu.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas maka dikemukakan rumusan masalah sebagai

berikut:

1. Kecamatan mana saja yang mempunyai potensi daya saing kompetitif

dan spesialisasi produksi kelapa sawit dalam di Kabupaten Rokan

Hulu?

2. Kecamatan mana saja yang memiliki komoditi perkebunan kelapa sawit

dalam sebagai sektor basis ekonomi ?

3. Apakah dalam tahun yang akan datang kelapa sawit masih menjadi

potensi ekonomi ?

4. Kecamatan mana yang dapat dikembangkan potensi kelapa sawit

dalamnya untuk meningkatkan hasil produksi kelapa dalam di

Kabupaten Rokan Hulu?


5. Apakah kelapa sawit dalam di masing-masing kecamatan memiliki

kontribusi terhadap ekonomi Kabupaten Rokan Hulu ?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun dari tujuan penelitian ini, diantaranya:

1. Untuk mengetahui potensi daya saing kompetitif dan spesialisasi

produksi kelapa sawit dalam masing-masing kecamatan di Kabupaten

Rokan Hulu.

2. Untuk mengetahui kecamatan mana yang memiliki komoditi kelapa

sawit dalam sebagai sektor basis ekonomi.

3. Untuk mengetahui apakah potensi kelapa sawit pada masa yang akan

datang masih menjadi sektor basis ekonomi.

4. Untuk mengetahui tingkat kepotensialan komoditi kelapa sawit dalam

di masing-masing kecamatan Kabupaten Rokan Hulu.

5. Untuk mengetahui apakah kelapa sawit dalam memiliki kontirbusi

terhadap ekonomi Kabupaten Rokan Hulu.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini diantaranya:

1. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan bagi penulis dalam

menerapkan ilmu yang dipelajari selama menjadi mahasiswa Agribisnis

Fakultas Pertanian Universitas Riau juga untuk melengkapi salah satu syarat

untuk melakukan penelitian di Fakultas Pertanian Universitas Riau.


2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan pemerintah sebagai bahan

pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan untuk dapat

memaksimalkan pengelolaan kelapa yang ada di Kabupaten Rokan Hulu.

3. Bagi para pembaca agar dapat menjadi bahan kepustakaan untuk penelitian

selanjutnya yang terkait kelapa sawit.

Anda mungkin juga menyukai