Anda di halaman 1dari 6

OPTIMALISASIAN KETERLAKSANAAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

SD MUHAMMADIYAH KALANGAN UNTUK KETERCAPAIAN STANDAR


NASIONAL PENDIDIKAN

Oktaver Ani Dwi1


Pendidikan IPA FKIP Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
Oktaveraani25@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, hasil analisis diketahui bahwa hambatan dan
pendukung keterlaksanaan standar nasional pendidikan di SD MUHAMMADIYAH KALANGAN terdapat
beberafa faktor. Adapun hambatan yang terjadi adalah masih kurang adalah masih ada pengelompokan
yang dianggap bibit unggul yang mendapat penyikapan lebih dari kelas regguler. Sedangkan pada
pendukung keterlaksanaan standar nasional pendidikan di SD MUHAMMADIYAH KALANGAN telah
terpenuhi sehingga standar nasional dapat terlaksana sesuai dengan peraturan pemerintah.
Kata kunci: kekurangan, kelebihan, Standar pendidikan nasional.

PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan hal yang utama yang perlu dilakukan oleh manusia. Menurut Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sisten pendidikan nasional, pendidikan merupakan ujung tombak
dalam kehidupan untk mampu mengembangkan bakat dan potensi yang berada dalam diri. Pendidikan
merupakan tanggungjawab pemerintah daerah dan pusat dalam proses pengelolaannya. Walaupun sebuah
sekolah atau tempat pendidikan dikelola oleh pemerintah daerah maupun yayasan suatu sekolah tetap
harus berdasarkan standar pendidikan nasional.
Standar pendidikan nasional memiliki beberapa kriteria yang perlu dipenuhi, berdaarkan pasal 35
UU No. 20 Tahun 2003 standar pendidikan nasional minimal mencakup, 1) standar isi, 2) standar proses
3) standaar kompetensi lulusan 4) standar pendidik dan tenaga kependidikan 5) standar sarana dan
prasarana 6) standar pengelolaan, dan 8) standar penilaian pendidikan. Delapan hal tersebut perlu
diperhatikan setiap sekolah untu mampu menghasilkan pendidikan yang baik dan maksimal. Satu dengan
lain hal memiliki keterkaitan untuk memenuhi standar nasional pemerintah.
Standar nasional pendidikan adalah standar yang perlu dipenuhi oleh sebuah lembaga pendidikan
yang telah ditentukan oleh pemerintah. Sekolah atau lembaga pendidikan harus mampu memberikan
penjaminan kepada individu mengenai pendidikan yang dilakukan di lembaga pendidikan tersebut. Untuk
mengetahui bahwa SNP telah terpenuhi atau telah dijalankan dengan baik atau belum dengan melakukan
akreditasi sekolah yang dilakukan oleh badan akreditasi sekolah. Akreditasi akan menentukan
seberapakah standar sekolah memadahi dalam SNP.

METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian kulitatif yang pada penelitian ini peneliti
akan memaparkan hasil penelitiannya secara deskriptif. Menurut pemaparan dari Bogdan dan Biklen pada
1992 pendekatanan penelitin yang menggunakan kualitatif merupakan pendekatan yang pada hasil
akhirnya akan menghasilkan deskripsi kata-kata dalam bentuk lisan maupun tulisan dari hal-hal yang
diamatinya. Sedangkan Maleong pada 2005 menyampaikan bahwa penelitian secara kualitatif adalah
penelitian yang sebuah penelitian yang melihat keadaan secara langsung dan diartikan dengan metode
yang beermacam-macam. Berdasarkan pendekatan deskriptif kualitatif tersebut, penelitian ini berupaya
memberikan gambaran yang objektif mengenai optimalisasi ketercapaian standar proses pembelajaran
untuk meningkatkan mutu pendidikan SD MUHAMMADIYAH KALANGAN.

Metode

Pada penelitian ini pengambilan sampel melalui teknik purposive sampling, berdasarkan
teknik tersebut dapat ditentukan subjek penelitian adalah SD MUHAMMADIYAH KALANGAN karena:
(a) secara geografis sekolah tersebut berada di pinggiran kota (b) sekolah tesebut dapat sebagai tolak ukur
irisan dari sekolah yang berada di kota maupun di desa. Teknik Pengumpulan data dengan observasi,
wawancara, dan dokumen. Analisis data meliputi; analisis SWOT, reduksi data, penyajian data,
dan penarikan serta pengujian kesimpulan.
Kepala sekolah memiliki peran penting untuk memntukan kualitas sebuah lembaga pendidikan
yang dipimpin. Untuk menentukan langkah apa dan strategi apa yang harus diambil untuk meningkatkan
kualis pemimpin harus memiliki kualitas yang baik. Pemimpin atau kepala sekolah yang ideal
menerapkan pola kepemimpinan transformatif agar tercipta lingkungan dan suasana kerja yang
menyenangkan. Sebagaimana dikemukakan Leithwood (dalam Lie, hh. 81-82) pola kepemimpinan
transformatif cenderung untuk:
a. lebih kuat dalam menekankan visi, misi, nilai-nilai, dan budaya sekolah,
b. lebih memperhatikan dan mengupayakan pengembangan komitmen, karakter dan kompetensi
pribadi guru dan tenaga kependidikan dalam rangka meningkatkan produktivitas sekolah,
c. menyediakan ruang gerak yang lebih leluasa bagi bertumbuhnya kreativitas dan inovasi di
sekolah,
d. mendorong tumbuhnya semangat belajar dan kewirausahaan di antara para guru dan tenaga
kependidikan, dan masyarakat
e. lebih mudah beradaptasi terhadap perubahan.
Manajemen ideal harus dimiliki kepala sekolah untuk mengatur keadaan dan kemajuan sekolah
dengan kemandirian, kemitraan, partisipasi, keterbukaan, dan akuntabilitas. Dengan manajemen berbasis
sekolah, kepala sekolah akan banyak melibatkan pihak terkait untuk meningkatkan efisiensi, kualitas
proses dan hasil, serta partisipasi.

HASIL PENELITIAN
Hasil analisis SWOT ketercapaian standar proses pembelajaran yang dilaksnakan di SD
MUHAMMADIYAH KALANGAN dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1: Analisis Optimalisasi Ketercapian Standar Proses Pembelajaran SD MUHAMMADIYAH
KALANGAN.

Standar Nasional Pendidikan


1. Standar isi, Pada sekolah ini, LKS atau LKPD yang digunakan adalah buku LKS yang kertasnya
dengan kertas buram. Kemudian buku tersebut dibeli dari beberapa penerbit. Ada juga buku paket
setiap siswa diwajibkan untuk memiliki buku paket. Penerbitnya saat itu yudhistira dan erlangga.
Soal-soal yang dikerjakan adalah dari LKS semua dan beberapa dari buku paket.

2. Standar Proses, terdapat beberapa sumber pembelajaran, model dan metode, selain ceramah,
pembelajaran juga melalui uji coba, tuga terstruktur, yang nantinya akan dibahas dan diuji
kebwnarannya. Namun disekolah ini metode ceramah masih mendominasi.
3. Standar kompetensi lulusan, Dengan memberikan tugas terstruktur, ekstrakulikuler yang wajib dan
pilihan dapat menambah wawasan siswa. Sd ini juga memiliki beberapa unggulan ekstrakulikuler
yang tidak dimiliki oleh sd negri pada umumnya seperti MTQ, Tapak Suci, Hisbul Wathan,
Paduan Suara, drumbaban, tari, science class, kelas bahasa inggris, nembang jawa, dll.

4. Standar pendidik dan kependidikan, Guru yang ada memgajar bervareasi terdapat yang senior dan
muda. Hampir selurih guru merupakan lulusan pendidikan yang min. memiliki title S.Pd. Sehingga
pembelajaran dapat tersampaikan lebih maksimal.
5. Standar sarana dan prasarana, Sarana dan prasarana sudah cukup baik, hal tersebut dikarenakan
masing masing ruang memiliki fungsi untuk masing masing kegiatan yang digunakan dengan
tepat. Namun kekurangan sarana dan prasarana adalah karena sekolah terlalu luas dan menyebar,
tidak ada pagar yang digunakan untuk pengamanan, pengawasan sulit dilakukan oleh guru ketika
istirahat karena ada beberapa kelas yang jauh dari ruang guru.
6. Standar pengelolaan, Stakeholder yang ada sudah berjalan dengan baik. Pada perencanaan,
pelaksanaan, serta pengawasan dalam proses pembelajaran sudah terlaksana.
7. Standar pembiayaan, Pembiayaan dalam sekolah sudah diatur atau direncanakan dengan baik.
Penggunaan dana siswa dijelaskan secara transparan. Pembiayaan digunakan untuk gaji
pengelolaan sarpras dan sebagainya. Dan pada sekolah ini belum ada bantuan untuk siswa yang
kirang mampu. Hampir seluruh kegiatan sekolah membayar. Dna dalam pembayaran terpish
menjadi dua bagian satu terdapat iuran SPP dan gedung serta terdapat pembayaran ekstrakulikuler
wajib dan pilihan.
8. Standar penilaian, Penilaian dilaksanakan seperti UTS, UAS, dan ujian akhir sekolah. Ujian yang
dilakukan sudah sesuai standar. Diawasi oleh beberapa guru. Penilaian terhadap siswa juga
dilakukan secara praktik, tidak hanya tertulis saja. Namun ada yang secara lisan.

Observasi yang dilakukan di SD MUHAMMADIYAH KALANGAN menghaasilkan bahwa lebihan dan


kekurangan sekolah dapat dianalisis sebagai berikut, kekurangan sekolah pada bagian infrastuktur
penyabaran sekolah yang masih kurang. Terlalu luasnya sekolah sehingga siswa sulit diawasi dari satu
titik. Sedangkan pada kelebihannya sekolah sudah mengikuti kurikulum yang ada. Banyak menggunakan
metode dan mmodel dalam pembelajaran. Terdapat alat pendukung pembelajaran sehingga
mempermudah dalam belajar. Terdapat berbagai macam ekstrakulikuler yang mendukung
mengembangkan kreatifitasan siswa.

PEMBAHASAN
Dalam meningkatkan mutu, hal yang pertama harus disepakati semua pihak adalah melaksanakan
komitmen penjaminan mutu sekolah. Sekolah memanfaatkan semua potensi, baik yang ada di dalam
maupun di luar sekolah untuk menunjang peningkatan mutu sekolah. Secara terus menerus berupaya
meningkatkan mutu sekolah di segala aspek, terutama mengacu pada 8 standar. Sekolah menyusun
rencana dan program kerja sekolah sesuai dengan kebutuhan sekolah, dan direalisasikan dengan benar.
Rencana kerja dan anggaran sekolah yang disusun untuk jangka satu tahun maupun jangka menengah
atau empat tahun.
Dalam membuat perencanaan perlu diperhatikan target kerja yang terukur sesuai kemampuan
sekolah. Program kerja yang sudah ditetapkan perlu direview setiap tahun.Kepala sekolah membentuk tim
penjaminan mutu sekolah yang melibatkan semua unsur sekolah, yang mendorong dan mengawasi
perkembangan kualitas sekolah. Kepala sekolah menciptakan teamwork yang solid dalam pengelolaan
sekolah. Kepala sekolah juga membentuk tim pelaksana setiap kegiatan yang mampu bekerjasama dan
solid dalam meningkatkan mutu sekolah. Di samping itu kepala sekolah perlu membentuk tim sosialisasi
dan pemasaran sekolah.Dalam pembelajaran, setiap guru membenahi perangkat-perangkat pembelajaran
sesuai dengan standar, meningkatkan kegiatan pengembangan diri untuk merangsang siswa berprestasi,
baik akademik maupun non akademik, serta mengoptimalkan proses pelaksanaan kurikulum yang
berlaku. Sekolah juga perlu menegakkan tata tertib sekolah untuk meningkatkan disiplin siswa. Sekolah
perlu meningkatkan fasilitas kegiatan ekstra kurikuler dan kegiatan lomba yang merangsang dan
meningkatkan bakat dan minat siswa, melakukan studi banding ke sekolah yang sudah baik, dan
meningkatkan kegiatan business center.
Untuk mendukung peningkatan mutu sekolah, kepala sekolah memperluas kerjasama dengan
DU/DI untuk menunjang kegiatan magang, prakerin, dan menyerap lulusan untuk bekerja. Kepala
sekolah mendorong dan memfasilitasi guru dan tenaga kependidikan dalam meningkatkan kompetensi,
keterampilan dan profesionalismenya. Mendayagunakan SDM sesuai kemampuan dan
tanggungjawabnya, dengan berpedoman pada POS bagi guru dan tenaga kependidikan dalam
melaksanakan tugas. Kepala sekolah juga
Untuk menghasilkan kompetensi dan keterampilan siswa yang baik, perlu peningkatan sarana dan
prasarana pembelajaran teori dan praktek. Kepala sekolah mengajukan proposal kepada berbagai pihak
untuk membantu melengkapi sarana dan prasarana sekolah, sehingga standar dapat terpenuhi. Sekolah
mengelola pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana yang ada dalam mendukung
pembelajaran. Sekolah harus berupaya meningkatkan anggaran biaya sekolah, yang bersumber dari
berbagai pihak, baik pemerintah maupun swasta. Termasuk upaya mengajukan beasiswa dari berbagai
sumber untuk membantu siswa yang kurang mampu, dan mengupayakan dana untuk membantu lulusan
berwirausaha.
Kepala sekolah perlu mengadakan pertemuan rutin (setiap bulan) dengan komite sekolah, dan
mensosialisasikan setiap kegiatan sekolah ke semua pihak yang terkait. Di samping itu sekolah perlu
mempromosikan hasil lulusan yang sudah bekerja dan sukses bekerja.Untuk menjamin kualitas
pelaksanaan kegiatan, kepala sekolah mengevaluasi setiap kegiatan yang sudah dilaksanakan, berdasarkan
POS yang sudah ditetapkan. Kepala sekolah juga mengevaluasi kinerja guru dan tenaga kependidikan.
Sekolah perlu memberikan penghargaan bagi guru dan tenaga kependidikan yang berprestasi. Sebagai
bukti pelaksanaan kegiatan, dilakukan pendokumentasian seluruh bukti kegiatan sekolah, akademik
maupun non-akademik.
SIMPULAN
Optimalisasi yang dilakukan di sekolah tersebut telah baik setelah ditinjau dari segi standar nasional
pendidikan. Hal tersebut dapat dilihal dari tabel hasil penelitian yang telah dikemukakan bahwa hampir
semua standar pendidikan telah terpenuhi. Hanya dalam perangkat pembelajaran yang belum diketahui
apakah dari aspek KI dan KD sudah terpenuhi secara maksimal atau pun belum. Hal tersebut belum dapat
dipastikan karena keterbatasan hasil penelitian.
Selain itu didalam pengoptimalisasian Standr pendidikan dilakukan oleh selutuh stageholder yang ada
disekolah. Termasuk tugas kepala sekolah yang memiliki hak otoritas untuk mengaatur dan memerintah
apa yang boleh dan tidak dikembangkan dalam sekolah. Hal tersebut dapat dilihat dari output siswa dan
dapat dilihat dari sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah. Sehingga dapat disimpulkan bahwwa
optimalisasian standar nasional pendidikan disekolah tersebut dikatakan sangat baik.

DAFTAR PUSTAKA
Sallis, E., (1993.). Total quality management in education, Kogan Page Limited: London.

Schlechty, P.C. (2009). Leading for learning, how to transform schools into learning organizations.
Jossey-Bass: San Francisco.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 63 Tahun 2009 Tentang Sistem Penjaminan Mutu
Pendidikan.

Bogdan, H. R. & Biklen, S.K., (1992). Qualitative Research for Education: An Introduction to Theory and
Methods. New York: The Macmillan Publishing Company.

Departemen Pendidikan Nasional, (2006). Panduan Sistem Penyelenggaraan Sekolah Berstandar


Internasional Untuk Pendidikan Dasar dan Menengah.Jakarta
Undang–undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Lie, A., dkk, (2014). Menjadi sekolah terbaik. Tanoto Foundation: Jakarta.

Peningkatan Manajemen Melalui Penguatan Tata Kelola dan Akuntabilitas di Sekolah/ Madrasah (Materi
Pelatihan Satuan Pendidikan Dasar tahun 2011), Kerjasama Kemdiknas, Kemenag dan Ausaid.

Glesne, Corrine & Peshtein Alan, (1992). Becoming Qualitative Researcers. Longman, New York,
USA

Anda mungkin juga menyukai