Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH IPA 4

BORAKS DAN FORMALIN

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas dari Dosen Pengampu :

Devi Septiani, M.Pd.

Disusun oleh:

Oktavera Ani Dwi Nurromah (2018016003)

Siva Ramadina (2018016010)

Wuri Andina Juli Arfani (2018016022)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya kepada kami untuk dapat menyelesaikan
makalah dengan judul “Borak dan Formalin”. Penyusunan makalah ini
dimaksudkan untuk memenuhi tugas mata kuliah kimia lingkungan yang diampu
oleh Ibu Devi Septiani, M.Pd.

Makalah ini berisi mengenai pengertian boraks dan formalin, klasifikasi


makanan yang mengandung boraks dan formalin, perbedaan boraks dan formalin.

Mungkin dalam pembuatan makalah ini masih memiliki kekurangan baik


dari segi penulisan, isi dan lain sebagainya. Maka kami mengharapkan kritikan dan
saran guna memperbaiki pembuatan makalah di hari yang akan datang.

Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat diterima
dan bermanfaat bagi pembaca.

Banguntapan, 17 Februari 2021

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ................................................................................... i

KATA PENGANTAR .................................................................................. ii

DAFTAR ISI ................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................1

A. Latar Belakang ....................................................................................1


B. Rumusan Masalah ...............................................................................2
C. Tujuan Penulisan .................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................3

A. Pengertian Boraks dan Formalin........................................................3


B. Klasifikasi Makanan yang Mengandung Boraks dan Formalin .....4
C. Perbedaan Boraks dan Formalin .......................................................6

BAB III PENUTUP ........................................................................................8

A. Kesimpulan ...........................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................9

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Remaja ini banyak masyarakat yang semakin kreatif dan
inovatifyang menyebabkan semakinbanyak persaingan dalam bidang jual
beli. Hal tersebut menyebabkan penurunan pendapatan beberapa pedagang.
Banyak hal-hal yang dilakukan untuk meningkakan pendapatan atau
menekan biaya produksi untuk memperkecil pengeluaran.
Pedagang akan memeperhitungkan antaara biaya yang dikeluarkan
dengan biaya yang didapat atau laba. Dengan bahan makanan atau jualan
yang bahan utamanya mudah busuk atau mudah bereaksi dengan zat dan
mikroorganisme yang ada disekitarnya akan mempermudah pembusukan
dan menurunkan pendapatan atau untung dari penjualan. Tidak sedikit
pedagang yang menggunakan cara instan atau bahan tabahan yang
digunakan untuk meningkatkau daya tahan bahan dan menekan biaya
supaya dalam pembuatan tidak berulang ulang.
Banyak pedagang yang menggunakan boraks dan formalin yang
digunakan oleh pedagang untuk meningkatkan penghasilan. Dengan
memberikan formalin untuk mengawetkan bahan pangan yang dijual agar
tidak busuk sehingga jika tidak habis pada hari itu atau tidak habis pada
tangga yang seharusnya bahan pangan tersebut busuk atau menurun
kualitasnya dapat tetap dipertahankan agar dijual dihari selanjutnya agar
menekan rugi.
Selain formalin terdapat boraks yang banyak digunakan oleh
pedagang untuk meningkatkan hasil produksi jualan pedagang. Umumnya
boraks digunakan untuk menambah teksture makanan yang ditambahkan
boraks. Biasanya boraks digunakan untuk meningkatkan kekenyalan suatu
makanan, sehingga dapat menarik pelanggan.

1
Selain ha-hal tersebut banyak lagi penyalahgunaan boraks dan
formalin oleh masyarakat umum. Dan banyak yang belum diketahui tingkat
bahaya yang akan didaptkan ketika menggunakan bahan berbahaya yang
dicampurkan dalam makanan dan mempengaruhi tubuh. Hal tersebut akan
dibahas dalam makalah kali ini.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan boraks dan formalin?
2. Bagaimanakah formalin dan boraks itu seharusnya digunakan?
3. Bagaimanakah masyarakat menyalah gunakan boraks dan formalin?
4. Bagaimana reaksi yang ditimbulkan tubuh jika terpapar formalin dan
boraks?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi dari boraks dan formalin yang sebenarnya.
2. Untuk mengetahui penggunaan boraks dan formain dengan benar dan
sesuai dengan fungsinya.
3. Untuk mengetahui banyaknya masyarakat yang menyalahkan boraks
dan formalin dalam kehidupan sehari-hari.
4. Untuk mengetahui reaksi paparan yang dihasilkan dari penggunaan
boraks dan formalin

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Boraks dan Formalin


1. Boraks
Boraks atau bleng (dalam bahasa jawa yaitu sebutan yang biasa
diucapkan oleh masyarakat) yaitu serbuk berbentuk seperti kristal lunak
berwarna putih atau transparan yang mengandung boron, tidak berbau, dan
dapat larut dalam air.
Bentuk boraks sendiri yakni berbentuk kristal berwarna putih seperti
garam kasar yang sering kita jumpai untuk bumbu dapur. Boraks ini terjadi
dalam suatu endapan hasil proses penguapan hot spring (pancuran air panas)
atau danau garam. (Winarno dan Sulistyowati, 1994)
Boraks dengan nama ilmiahnya yaitu natrium tetraborate
decahydrate ini juga mempunya nama lain yaitu natrium biborat, natrium
piroborat, natrium tetraborat yang seharusnya barang ini hanya dapat
digunakan dalam industri non pangan. (Annisa: 2007)
Boraks ini biasanya digunakan untuk industri seperti keramik, gelas,
kertas, pengawet kayu, dan juga antiseptik pada kosmetik. (Nurhadi, 2012)
Boraks ini biasanya juga digunakan sebagai inteksida untuk
membunuh semut, kecoa, dan lalat dengan cara mencampurkannya dalam
gula. (Sugiyatmi, 2006)
Boraks juga dikenal masyarakat sebagai bahan pembasa preparat
farmasi, juga digunakan sebagai bahan bakterisida lemah dan astringen
ringan dalam pembuatan lotion, obat kumur dan pembersih mulut.
(Newman WA: 2002)
Boraks biasa digunakan di kalangan masyarakat untuk antiseptik dan
zat pembersih selain itu juga digunakan sebagai bahan baku pembuatan
detergen, pengawet kayu, antiseptik kayu, dan lainnya. (Company RM.
2008)

3
Jadi boraks merupakan bahan kimia yang yang umum digunakan
dimasyarakat. Namun tidak sedikit yang menyaahgunakan penggunaan
boraks. Pada umumnya boraks digunakan untuk bahan yang digunakan di
luar tubuh manusia atau non pangan. Boraks memiliki sifat yang banyak
digunakan untuk antiseptik untuk membunuh kuman dan insekta pada
benda-benda yang rawan dengan hean perusak.
2. Pengertian Formalin
Formalin merupakan larutan yang baunya menyengat dan tidak
berwarna. Formalin merupakan nama dagang dari bahan campuran
formaldehid dalam air yang mengandung sekitar 37 persen dan metanol
yang mengandung sekitar 15 persen yang digunakan sebagai pengawet.
Formalin biasanya digunakan sebagai bahan pembunuh hama
(desinfektan) atau sebagai pembersih lantai karena dapat membunuh kuman
dan banyak juga digunakan dalam dunia industri. Formalin juga dapat
digunakan sebagai bahan dalam pembuatan sutra buatan, zat pewarna,
cermin kaca, dan bahan peledak. Pembuatan produk parfum pun juga
menggunakan formalin sebagai bahannya. Dalam dunia kosmetik, formalin
ini digunakan sebagai pengawet dan pengeras kuku. Larutan ini juga dapat
digunakan sebagai cairan pengawet mayat. Formalin ini mempunyai
beberapa nama lain yakni methylene glycol, methyl oxide, paraforin, dan
lainnya.
Jadi formalin merupakan bahan kimia yang biasa digunakan untuk
mengawetkan mayat dan digunakan untuk membuneh hama. Sehingga jika
digunakan untuk bahan campuran pangan akan berbahaya bagi tubuh dan
memiliki kemungkinan efek samping yang berkepanjangan.

B. Identifikasi Bahan Makanan yang Mengandung Boraks dan Formalin


Boraks dan formalin adalah zat berbahaya bagi kesehatan
tubuh manusia. Makanan yang beredar di lingkungan sekitar memiliki
kemungkinan mengandung boraks atau formalin. Untuk itu diperlukan

4
kemampuan untuk mengidentifikasi bagaimana ciri-ciri atau klasifikasi dari
zat formalin serta boraks di dalam makanan.
Makanan seperti krupuk misalnya, dapat diketahui
kandungan boraksnya apabila krupuk tersebut tetap bertekstur renyah
walaupun sudah disimpan di ruangan yang terbuka selama seharian.
kemudian terdapat sensasi seperti getir setelah memakannya. Kemudian
pada bakso, apabila mengandung boraks maka teksturnya akan sangat
kenyal. kemudian warna daging pada bakso akan cenderung berwarna putih.
pada umumnya berwarna coklat. Formalin yang terkandung dalam mi basah
atau tahu dapat diketahui dengan melihat teksturnyanya yang kenyal, tidak
cepat busuk, tidak cepat hancur, dan memiliki aroma yang menyengat.
kemudian pada mi basah akan terlihat lebih awet, tidak cepat basi, dan
terlihat sangat berminyak (Aisyah Kamaliah, 2018).
Formalin yang digunakan pada makanan bertujuan agar
makanan tersebut tetap awet. Pada tahu, akan memiliki bau sepertibahan
kimia. Kemudian untuk mi basah akan saling terurai dan tidak lengket serta
selama berhari-hari akan awet dan tidak cepat busuk. Boraks kebanyakan
digunakan pada bahan makanan yang kenyal/dikenyalkan. Seperti pada
bakso, lontong, dan ketupat. Apabila bahan makanan tersebut tidak basi-
basi berarti memiliki indikasi mengandung boraks (Haidar Rais, 2020).
Mengidentifikasi kandungan boraks dalam makanan dapat
dilakukan dengan analisis sederhana menggunakan air kunyit/kunyit.
Caranya yaitu, pertama menghancurkan sampel bahan makanan yang akan
diuji untuk kemudian diletakkan pada tisu. Kunyit yang disediakan diparut
dan airnya atau ekstraknya diambil dan diteteskan pada sampel makanan
yang sudah disediakan. Parameter ujinya adalah; apabila makanan tersebut
mengandung boraks, maka akan berubah menjadi warna merah kecoklatan,
sedangkan apabila makanan tersebut tidak mengandung boraks, maka tidak
akan berubah warna atau tetap kuning kunyit (Arief Zainul, 2013).
Identifikasi formalin dan boraks dalam makanan dapat
dilakukan dengan uji kandungan menggunakan reagen kimia yaitu feahling

5
A dan feahling B. Langkahnya yaitu; bahan makanan yang akan diuji
dihaluskan dan ditetesi air panas dan dibiarkan sampai dingin. Kemudian
air hasil campuran makanan tadi diambil dan ditetesi feahling A sebanyak
4 tetes serta feahling B sebanyak 4 tetes. Selanjutnya dikocok sebentar dan
ditunggu 5-10 menit. Apabila warnanya berubah menjadi ungu, maka bahan
makanan yang sudah diuji mengandung formalin. Kemudian untuk uki
kandungan boraks langkahnya yaitu; melumatkan bahan makanan yang
diuji, kemudian diambil satu sendok dan dimasukan ke dalam gelas.
Kemudian meneteskan 10 tetes reagen cair dan 1 sendok makanan air
mendidih dan diaduk selama 1 menit. Selanjutnya kertas kuning dibasahkan
ke campuran tersebut dan dibiarkan sampai mongering. Apabila kertas
tersebut berubah menjadi merah, maka makanan yang diuji mengandung
boraks (Puspawiningtyas, dkk, 2017).
C. Bahaya boraks dan formalin pada kesehatan
1. Bahaya boraks jika terkandung pada makanan
Pada umumnya boraks digunakan sebagai sebagai bahan
pembuat gelas, untuk mematri logam, serta menjadi bahan pembuat
peptisida. Namun boraks banyak digunakan untuk ditambahkan pada
makaknan untuk digunakan mengawetkan dan meningkatkan
kerenyahan dan kekenyalan pada makanan. Tanpa memikirkan bahaya
yang terkandung pada boraks jika tubuh terpapar boraks.
Efek bahaya yang akan dirasakan tubuh jika tubuh terpapar
boraks, adanya rasa demam, muntah, mata merah, batuk, sakit
tenggorokan, sakit kepala, diare, sesak napas, pendarahan dari hidung.
Hal tersebut karena adanya reaksi boraks yang berbahaya yang dapat
merusak bagian lambung, usus, hati, hingga gagal ginjal akut. Efek yang
dirasakan masing-masing orang akan berbeda. Hal tersebut disebabkan
banyaknya konsentrasi boraks yang masuk kedalam tubuh dan daya
resistansi tubuh terhadap bahan kimia berbahaya boraks.

6
2. Bahaya formalin jika terkandung pada makanan
Formalin merupakan bahan yang sangat tidak boleh
digunakan pada bahan campuran makanan, apada umumnya formalin
digunakan untuk perabotan rumah tangga, bahan pembunuh hama, serta
bahan yang digunakan untuk mengawetkan mayat. Hal tersebut terlihat
jelas bahwa formalin tidak boleh sampai memapar oragantubuh
manusia.
Formalin merupakan bahan yang berbahaya berbau tajam
tanpa warna yang dapat meracuni manusia. Selain itu foemalin
merupakan bahan karsinogen, yaitu bahan yang dapat memicul aktifnya
sel kanker pada tubuh kita. Tubuh manusia dapat banyak cara dapat
terpapar mormalin dapat memalui pernapasan atau dengan terhirup,
bahkan deengan mengkonsumsinya dengan cara mengonsumsi makanan
yang mengandung formalin.
Efek samping yang akan disebabkan dari terpaparnya
formalin terhadap tubuh adalah pusing, batuk, iritasi kkulit, kanker, dan
bahaya yang lebih lanjut adalah menyebabkan kematian. reaksi tersbut
akan memiiki perbedaan pada masing-masing individu tergantung
terhadap konsentrasi formalin yang memapar dan resistensi tubuh
terhadap formalin. Jangka waaktu paparan formalinpun juga akan
mempengaruhi terhadap penyakit atau akibat yang diakibatkan formalin

7
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Formalin dan boraks merupakan bahn kimia yang memiliki ciri-ciri
yang berbeda yang umumnya digunakan pada bahan campuran untuk
antiseptik atau tambahan insetisida dan membunuh hama serta tidak
digunakan campuran pangan.
2. Boraks memiliki fungsi untuk campuran membunuh insekta, untuk
campuran antiseptik. Sedangkan formalin memliki fungsi untuk
mengawetkan mayat, speciment hewan, serta digunakan untuk
pembasmi hama.
3. Boraks dan formalin banyak disalah gunakan untuk bahan campuran
makanan. Pada borak digunakan untuk mengawetkan makan setna
meningkatkan kekenbyalan dan kerenyahan makanan. Sedangkan pada
formalin biasa digunakan untuk mengawetkan makanan
4. Bahaya penyalahgunaan boraks dan ormalin memiliki bahaya yang
akan mempengaaruhi kesehatan organ tubuh mamnusia. Pada tahapan
lanjut dapat menyebabkan kematia pada orang yang terpapar.

8
DAFTAR ISI
Kamaliah Aisyah.2018.Hobi Kuliner Harus Tahu Ciri Makanan
Mengandung Boraks dan Formalin.detikHealth:
https://health.detik.com/berita-detikhealth/d- 4054377/hobi-kuliner-harus-
tahu-ciri-makanan-mengandung-boraks- dan-formalin.Diakses pada 21
Februari 2021.
Rais, Haidar.2020.Ini Cara Bedakan Panganan yang Kandung Formalin,
Boraks, dan Pewarna Tekstil dengan Kasatmata.prfmnews.id.
https://prfmnews.pikiran-rakyat.com/gaya-hidup/pr-
13378638/ini-cara- bedakan-panganan-yang-kandung-formalin-boraks-
dan-pewarna- tekstil-dengan-kasatmata. Diakses pada 21 Februari 2021.
Puspawiningtyas, E., Pamungkas, R. B., & Hamad, A. (2017). Upaya
meningkatkan pengetahuan bahan tambahan pangan melalui pelatihan
deteksi kandungan formalin dan boraks. JPPM (Jurnal Pengabdian
dan Pemberdayaan Masyarakat), 1(1).
Arief Zainal.2013.Analisis Sederhana Kandungan Boraks dalam Makanan
Menggunakan Air Kunyit.Widyaiswara Balai Diklat
Keagamaan Surabaya.
Annisa. Identifikasi dan Penetapan Kadar Natrium Tetraboraks dengan
Metode
Asidimetri. 2007.Company Rm. What is boric acid? USA2008. Available
from: http://natbat.com/what is boric Acid.pdf.
https://www.liputan6.com/health/read/2127154/bpom-mataram-amankan-
1200 boraks-bleng diakses pada Rabu, 17 Februari 2021 pukul 13.55 WIB.
Nurhadi, M. 2012. Kesehatan Masyarakat Veteriner (Higiene Bahan
Pangan Asal Hewan dan Zoonosis). Yogyakarta: Gosyen Publishing.
Newman WA. Kamus Kedokteran Dorland. 29 ed. Jakarta: EGC; 2002.
https://www.pom.go.id/new/view/more/berita/88/FORMALIN.html
diakses pada Rabu, 17 Februari 2021 pukul 13.43 WIB.

9
Sitiopan T, Henny Putri. 2012. JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT,
Volume 1, Nomor 2, Halaman 983 – 994 diakses pada Rabu, 17 Februari
2021 pukul 14.08 WIB.
Sugiyatmi, S. 2006. Analisis Faktor-Faktor Risiko Pencemaran Bahan
Toksik Boraks dan Pewarna pada Makanan Jajanan Tradisional yang
Dijual di Pasar-Pasar Kota Semarang Tahun 2006 (skripsi). Semarang:
Universitas Diponegoro Semarang.
Winarno, FG dan Sulistyowati, T. 1994. Bahan Tambahan untuk Makanan
dan Kontaminan. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
https://www.alodokter.com

10

Anda mungkin juga menyukai