Di
Oleh :
Kelompok : 4 (Empat)
Nama:
1. Hurriatud Darraini
2. Ramadhani
3. Maize Nurazlina
4. Riska Hanifa
5. Ahyar Mahmuda
6. Muhammad Ramadhan
7. Rasya Fatur Al-Munir
SMA N 1 SIGLI
Pertama kami mengucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT. yang
Maha Esa yang telah memberkati kami sehingga karya tulis ini dapat diselesaikan.
Kami juga ingin mengucapkan terima kasih bagi seluruh pihak yang telah
membantu kami dalam pembuatan karya tulis ini dan berbagai sumber yang telah
kami pakai sebagai data dan fakta pada karya tulis ini.
keterbatasan dalam berbagai hal. Oleh karena itu tidak ada hal yang dapat
diselesaikan dengan sangat sempurna. Begitu pula dengan karya tulis ini yang
telah kami selesaikan. Tidak semua hal dapat kami deskripsikan dengan sempurna
kemampuan.
Maka dari itu seperti yang telah dijelaskan bahwa kami memiliki
keterbatasan dan juga kekurangan, kami bersedia menerima kritik dan saran dari
pembaca yang budiman. Kami akan menerima semua kritik dan saran tersebut
sebagai batu loncatan yang dapat memperbaiki karya tulis kami di masa datang.
Sehingga semoga karya tulis berikutnya dan karya tulis lain dapat diselesaikan
Dengan menyelesaikan karya tulis ini kami mengharapkan banyak manfaat yang
dapat dipetik dan diambil dari karya ini. Semoga dengan adanya karya tulis ini
dapat mengurangi bahkan menghilangkan penggunaan boraks dan formalin
sebagai pengawet pada makanan. Dengan begitu maka kesehatan akan lebih
terjamin dan tidak ada lagi muncul berbagai penyakit baru yang diakibatkan
mengharapkan kinerja yang lebih baik dan tegas serta efektif dari pihak pengawas
Penulis
HALAMAN PERSEMBAHAN
Halaman Pengesahan……………………………………………………………..
…….1
Kata
Pengantar………………………………………………………………………….2
Halaman Persembahan………………………………………………………….…..
…..3
Daftar
Isi………………………………………………………………………………..3
Abstraksi……………………………………………………………………………
…….4
BAB I PENDAHULUAN
Masalah…………………………………………………………..4
……………………….4
1.3 Perumusan Masalah………………………………………………….…….
……….5
…………………….5
……………………………………………………… 5
1.6 Hipotesa…………………….………………………………………………….
….5
1.7 Manfaat…………….
………………………………………………………………6
…….6
…….8
…….8
………….8
3.4 Teknik Analisis Data…………………………………………………… .
……….8
BAB IV PEMBAHASAN
…………..9
Makanan………………………9
………………….10
dan formalin di
Indonesia………………………………………………………………12
BAB V PENUTUP……………………………………………..
………………….. .13
….14
ABSTRAKS
Karya tulis ini menjelaskan tentang bagaimana sekarang ini banyak kejadian
kedua bahan tersebut sangat dilarang digunakan sebagai bahan baku makanan.
berbagai penyakit terutama kanker dan bahkan kematian untuk tingkat yang lebih
lanjut. Hal ini telah menjadi hal yang cukup serius dan menjadi suatu masalah
yang berusaha diselesaikan dengan baik oleh berbagai pihak terutama pemerintah.
Sebagai pusat utama kelangsungan negara, pemerintah harus dapat dengan bijak
kasus pada pembuatan bakso dengan bahan pengawet boraks dan berbagai
makanan seperti ikan asin serta tahu yang diawetkan dengan menggunakan
formalin. Berbagai solusi kami tuliskan di sini. Tetapi solusi tersebut tidaklah
semuanya dapat dijalankan dengan hasil yang cepat dan ada kemungkinan banyak
dengan baik. Karena masalah ini harus kembali lagi kepada masyarakatnya yang
terlibat langsung.
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab I ini akan dijelaskan mengenai latar belakang masalah, pembatasan
manfaat.
Sekarang ini banyak sekali bahan kimia dan berbagai campuran-campuran lain
makanan lebih efektif dan efisien. Tetapi di samping untuk makanan dibuat juga
bahan kimia untuk pembuatan kebutuhan lain. Di mana bahan kimia tersebut tidak
Hal ini sangat penting dan juga memprihatinkan. Fenomena ini merupakan salah
satu masalah dan kebobrokan bangsa yang harus diperbaiki. Janganlah sampai
membiarkan hal ini terus berlarut dan akhirnya akibat menumpuk di masa depan.
Oleh karena itu, kami berusaha merangkum sedemikian rupa dan mencoba
membedah apa saja yang seharusnya dilakukan dan mengapa hal ini menjadi hal
Boraks adalah bahan kimia yang digunakan sebagai pengawet kayu, antiseptik
kayu dan pengontrol kecoa. Sedangkan formalin adalah bahan kimia yang
Kedua bahan kimia tersebut memang berguna jika digunakan sesuai fungsinya,
mana pangan itu merupakan segala sesuatu yang menjadi bahan makanan
manusia. Dan akibat dari penggunaan bahan-bahan kimia tersebut bisa jadi
Dalam karya tulis ini kami akan berusaha membahas pendeskripsian sedetail
mungkin dari boraks dan formalin itu sendiri serta bagaimana kedua bahan kimia
tersebut dapat digunakan sebagai salah satu bahan baku pembuatan pangan.
Begitu pula dengan berbagai akibat dari penggunaan boraks dan formalin pada
pangan tersebut serta bagaimana solusi yang harus dilakukan demi membasmi hal
2 Jenis pangan apa saja yang menjadi sasaran penggunaan boraks atau formalin
3 Bagaimana mengetahui suatu pangan dibuat dengan bahan pengawet dari boraks
atau formalin?
4 Apa akibat dari penggunaan boraks atau formalin pada produk pangan?
Mengetahui dampak negatif dari penggunaan boraks dan formalin pada produk
pangan.
Pada penulisan karya tulis ini kami menggunakan satu metode, yaitu dengan
angket. Di mana angket akan kami sebarkan dengan jumlah 40 lembar. Di mana
1.6 Hipotesa
untuk industri tekstil, kayu, dsb. Dapat juga digunakan sebagai pembasmi
serangga dan hal-hal lain yang sama sekali tidak ada kaitannya dengan makanan.
2 Jenis pangan yang menjadi sasaran penggunaan boraks atau formalin pada
3 Akibat dari penggunaan boraks atau formalin pada produk pangan adalah
berbagai gangguan pada saluran pencernaan, hati, saraf, otak, serta pada organ-
organ yang berselaput yang terkena secara langsung. Dan bila terjadi secara terus
pemerintah kurang tegas dan tidak tepat mengenai sasaran. Sehingga hingga
sekarang kita masih sering melihat orang-orang yang keracunan atau terkena
formalin.
1.7 Manfaat
Dapat mengetahui cirri-ciri makanan dengan bahan baku boraks atau formalin
Dapat menghindari secara langsung penggunaan boraks dan formalik pada produk
pangan.
BAB II
LANDASAN TEORI
nonpangan, khususnya industri kertas, gelas, pengawet kayu, dan keramik. Boraks
biasa berupa serbuk kristal putih, tidak berbau, mudah larut dalam air, tetapi
boraks tidak dapat larut dalam alkohol. Boraks biasa digunakan sebagai pengawet
dan antiseptic kayu. Daya pengawet yang kuat dari boraks berasal dari kandungan
Asam borat sering digunakan dalam dunia pengobatan dan kosmetika. Misalnya,
larutan asam borat dalam air digunakan sebagai obat cuci mata dan dikenal
sebagai boorwater. Asam borat juga digunakan sebagai obat kumur, semprot
hidung, dan salep luka kecil. Namun, bahan ini tidak boleh diminum atau
digunakan pada luka luas, karena beracun ketika terserap masuk dalam tubuh.
- Gangguan pencernaan
- Gangguan SSP : bingung dan bodoh
tekstil dan kayu. Formalin memiliki bau yang sangat menyengat, dan mudah larut
a. Jika terhirup akan menyebabkan rasa terbakar pada hidung dan tenggorokan ,
sukar bernafas, nafas pendek, sakit kepala, dan dapat menyebabkan kanker paru-
paru.
b. Jika terkena kulit akan menyebabkan kemerahan pada kulit, gatal, dan kulit
terbakar
c. Jika terkena mata akan menyebabkan mata memerah, gatal, berair, kerusakan
d. Jika tertelan akan menyebabkan mual, muntah-muntah, perut terasa perih, diare,
sakit kepala, pusing, gangguan jantung, kerusakan hati, kerusakan saraf, kulit
Boraks dan formalin akan berguna dengan positif bila memang digunakan sesuai
dengan seharusnya, tetapi kedua bahan itu tidak boleh dijadikan sebagai pengawet
makanan karena bahan-bahan tersebut sangat berbahaya, seperti telah diuraikan
umumnya, alasan para produsen menggunakan formalin dan boraks sebagai bahan
pengawet makanan adalah karena kedua bahan ini mudah digunakan dan mudah
didapat, karena harga nya relatif murah dibanding bahan pengawet lain yang tidak
berpengaruh buruk pada kesehatan. Selain itu, boraks dan formalin merupakan
yang bagus, misalnya bakso dan kerupuk. Beberapa contoh makanan yang dalam
Formalin dan boraks merupakan bahan tambahan yang sangat berbahaya bagi
racunnya akan mempengaruhi kerja syaraf. Secara awam kita tidak dapat
mengetahui seberapa besar kadar konsentrat formalin dan boraks yang digunakan
dalam suatu makanan. Oleh karena itu lebih baik hindari makanan yang
- Bakso yang menggunakan boraks memiliki kekenyalan khas yang berbeda dari
- Ikan basah yang tidak rusak sampai 3 hari pada suhu kamar, insang berwarna
merah tua
- Tahu yang berbentuk bagus, kenyal, tidak mudah hancur, awet hingga lebih dari
3 hari, bahkan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es, dan berbau menyengat khas
formalin.
- Mie basah biasanya lebih awet sampai 2 hari pada suhu kamar (25 derajat
celcius), berbau
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bab 3 ini akan dijelaskan mengenai jenis penelitian, sumber data, teknik
ada. Sesuai dengan pengertian tersebut kami menghubungkan data-data yang kami
dapat antara yang satu dengan yang lain. Selain itu kami juga menghubungkan
data-data yang ada dengan landasan teori yang kami gunakan. Sehingga
diharapkan penelitian kami bisa menjadi penelitian yang benar dan tepat.
Sumber data kami adalah beberapa siswa SMA Kanisius, yang kira-kira kami
Adapun teknik pengumpulan data yang kami gunakan dalam penelitian ini adalah
koresponden yang menjawab dengan jawaban yang berbeda pada pertanyaan yang
memastikan bahwa semua data dan landasan teori yang diperlukan telah diperoleh
dengan baik. Lalu kami mulai menghitung jumlah data, setelah itu kami
dengan jenis penelitian kami, kami menghubungkan data-data yang satu dengan
yang lain dan juga dengan landasan teori yang ada. Langkah terakhir, kami
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai apa itu boraks dan formalin, dampak
penggunaan boraks dan formalin pada makanan dan jenis-jenis makanan yang
mengandung boraks dan formalin yang kesemuanya itu dilengkapi dengan hasil
angket sebelumnya.
itu boraks dan formalin adalah 29 orang dan yang tidak mengetahui begitu pasti
apa itu boraks dan formalin adalah 11 orang, dari total 40 angket yang dibagikan.
Hal itu menunjukkan bahwa responden yang mengetahui secara persis apa itu
boraks dan formalin lebih banyak daripada yang tidak mengetahui secara pasti.
boraks dan formalin, sedangkan 27,5 % lainnya tidak begitu mengetahui tentang
Hasil ini menunjukkan bahwa penyuluhan dan pengetahuan akan boraks dan
mengetahui secara pasti apa itu boraks dan formalin, sehingga dapat
dengan pengetahuan akan boraks dan formalin tersebut, kasus penggunaan boraks
dan formalin pada bahan makanan dapat dikurangi bahkan menghilang dari
masyarakat.
jumlah responden yang mengerti akan dampak angket hamper sama dengan
responden yang tidak begitu tahu tentang dampak boraks dan formalin pada
makanan. Adapun jumlah responden yang tahu dampak boraks dan formalin pada
makanan adalah 18 orang dan yang tidak begitu tahu sebanyak 20 orang
sedangkan yang sama sekali tidak tahu ada 2 orang. Jika dituangkan dalam
1. Jawaban A : 45%
2. Jawaban B : 5%
3. Jawaban C :50%
Dari hasil tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagian besar responden
masih rancu atau bingung tentang apa dampak boraks dan formalin bagi tubuh
tersebut.
Lalu apa sebenarnya dampak boraks dan formalin dalam makanan bila
a. Formalin
Akibatnya jika digunakan pada pangan dan dikonsumsi oleh manusia akan
kanker yang pada akhirnya akan mempengaruhi organ tubuh lainnya,serta gejala
lainnya.
Pengaruh Formalin Terhadap Kesehatan :
• Jika terhirup
Rasa terbakar pada hidung dan tenggorokan , sukar bernafas, nafas pendek, sakit
• Jika tertelan
Mual, muntah, perut perih, diare, sakit kepala, pusing, gangguan jantung,
b. Boraks
Efek toksiknya akan terasa bila boraks dikonsumsi secara kumulatif dan
Muntah, diare, merah dilendir, konvulsi dan depresi SSP (Susunan Syaraf Pusat)
- Gangguan pencernaan
Formalin dan boraks merupakan bahan tambahan yang sangat berbahaya bagi
racunnya akan mempengaruhi kerja syaraf. Secara awam kita tidak tahu seberapa
besar kadar konsentrat formalin dan boraks yang dianggap membahayakan. Oleh
karena ada baiknya kita hindari makanan yang mengandung formalin dan boraks.
Berdasarkan hasil penelitian melalui angket yang telah kami sebarkan, jumlah
responden yang menganggap bahwa tahu dan bakso adalah makanan yang paling
sering diberi formalin sebanyak 33 orang, sedangkan yang memilih ikan sebanyak
yang biasa mengandung boraks dan formalin yang biasanya mereka konsumsi,
jumlah responden yang memilih tahu dan bakso sebanyak 28 orang, 10 orang
bahwa tahu dan bakso merupakan makanan yang biasanya diberi formalin atau
boraks. Tahu dan bakso memang cukup dikenal sering diberi formalin maupun
boraks, namun bukan mereka makanan yang paling sering diberi formalin maupun
tahun 2005, penggunaan boraks formalin pada ikan dan hasil laut menempati
peringkat teratas. Yakni, 66 persen dari total 786 sampel. Sementara mi basah
menempati posisi kedua dengan 57 persen. Tahu dan bakso berada di urutan
Dan dari pertanyaan nomor tiga pada angket ternyata responden banyak
menjawab bahwa mereka paling sering mengkonsumsi tahu dan bakso. Padahal,
menurut kebanyakan dari mereka tahu dan bakso adalah makanan yang biasanya
sering mengandung formalin dan boraks? Mungkin hal ini disebabkan karena
siswa SMA Kanisius percaya bahwa para pedagang di Kanisius pasti tidak
Namun tetap saja, boraks dan formalin sangatlah berbahaya bila termakan.
ikan dan hasil laut, namun jumlah 16 persen dan 15 persen tetap merupakan
jumlah yang besar. Kita harus berhati-hati dalam memilih makanan yang akan kita
formalin.
Oleh karena itu, di bawah ini kami paparkan mengenai ciri-ciri dari beberapa
A. Mi basah
dua hari pada suhu kamar ( 25 derajat Celsius) dan bertahan lebih dari 15 hari
pada suhu lemari es ( 10 derajat Celsius). Baunya agak menyengat, bau formalin.
Tidak lengket dan mie lebih mengkilap dibandingkan mie normal. Penggunaan
B. Tahu
Tahu merupakan makanan yang banyak digemari masyarakat, karena rasa dan
kandungan gizinya yang tinggi. Namun dibalik kelezatannya kita perlu waspada
karena bisa saja tahu tersebut mengandung bahan berbahaya. Perhatikan secara
cermat apabila menemukan tahu yang tidak mudah hancur atau lebih keras dan
kenyal dari tahu biasa, kemungkinan besar tahu tersebut mengandung bahan
berbahaya, bisa formalin maupun boraks. Selain itu, tahu yang diberi formalin
tidak akan rusak sampai tiga hari pada suhu kamar (25 derajat Celsius) dan
bertahan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es ( 10 derajat Celsius). Tahu juga
akan terlampau keras, namun tidak padat. Bau agak mengengat, bau formalin
C. Bakso
Bakso tidak rusak sampai lima hari pada suhu kamar ( 25 derajat Celsius).
D. Ikan segar
Ikan segar yang diberi formalin tekstur tubuhnya akan menjadi kaku dan sulit
dipotong. Ia tidak rusak sampai tiga hari pada suhu kamar ( 25 derajat Celsius).
Warna insang merah tua dan tidak cemerlang, bukan merah segar dan warna
E. Ikan asin
Ikan asin yang mengandung formalin akan terasa kaku dan keras, bagian luar
kering tetapi bagian dalam agak basah karena daging bagian dalam masih
mengandung air. Karena masih mengandung air, ikan akan menjadi lebih berat
daripada ikan asin yang tidak mengandung formalin. Tidak rusak sampai lebih
dari 1 bulan pada suhu kamar ( 25 derajat Celsius). Tubuh ikan bersih, cerah.
Walaupun penyebaran boraks dan formalin di Indonesia sudah luas sekali dan
sudah menjadi umum, pemerintah masih tidak mengambil langkah yang tegas
dalam menangani hal ini. Buktinya bisa didapat, bahwa ternyata penggunaan
melalui Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM). Beberapa langkah sudah
diambil oleh BPOM, seperti : melarang panganan permen merek white rabbit
creamy, kiamboy, classic cream, black currant, dan manisan plum; mengeluarkan
permenkes no. 722/1998 tentang bahan tambahan yang dilarang digunakan dalam
diizinkan dalam proses produksi makanan & minuman sesuai UU No. 23/1992
untuk aspek keamanan pangan, & UU No. 71/1996. Tetapi upaya yang dilakukan
Badan POM tersebut, hanya dianggap gertakan oleh para pedagang, karena Badan
POM hanya mengeluarkan undang-undang dan aturan. Tetapi Badan POM tidak
melakukan tindakan tegas seperti memberi sanksi tegas bagi pedagang yang masih
menggunakan boraks dan formalin, bahkan badan ini masih kurang gencar dalam
melakukan razia.
sudah lumayan, dan terakhir 19 orang menjawab upaya pemerintah tidak ada sama
sekali.
Dari hasil angket diatas, dapat disimpulkan bahwa upaya pemerintah masih
kurang, karena lebih banyak orang yang beranggapan bahwa upaya pemerintah
masih sangat kurang. Ini mungkin disebabkan karena memang pemerintah kurang
serius / tegas dalam menangani masalah ini, padahal ini adalah masalah yang
BAB V
PENUTUP
a. Sebagian besar dari kita telah mengetahui tentang boraks dan formalin secara
pasti, tetapi ada juga sebagian kecil lainnya yang belum begitu mengetahui apa itu
b. Masih ada sebagian dari kita yang belum mengetahui secara pasti dampak
penggunaan boraks dan formalin pada produk makanan, walaupun sebagian ada
c. Menurut responden tahu dan bakso adalah makanan yang paling sering menjadi
sasaran penggunaan boraks dan formalin. Tetapi menurut penelitian BPOM pada
tahun 2005, ikan adalah bahan makanan yang paling sering menjadi sasaran
d. Pemerintah masih sangat kurang dan tidak tegas dalam mengatasi masalah
penggunaan boraks dan formalin, sehingga masih banyak kasus mengenai hal ini
terjadi.
5.2 Saran
fungsinya.
Ø Pengawasan yang lebih ketat oleh pemerintah dan pengambilan tindakan tegas,
Ø Masyarakat harus lebih jeli dalam memilih makanan dan tidak membelinya bila
kepada yang berwajib jika melihat ada orang lain yang sengaja menggunakan
boraks dan formalin pada makanan yang dijualnya, dan juga tidak secara
pembeliannya.
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
Di
S
U
Oleh :
Kelompok : 4 (Empat)
Nama:
1. Hurriatud Darraini
2. Ramadhani
3. Maize Nurazlina
4. Riska Hanifa
5. Ahyar Mahmuda
6. Muhammad Ramadhan
KATA PENGANTAR
Pertama-tama kami ingin mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha
Esa yang telah memberkati kami sehingga karya tulis ini dapat diselesaikan. Kami
juga ingin mengucapkan terima kasih bagi seluruh pihak yang telah membantu
kami dalam pembuatan karya tulis ini dan berbagai sumber yang telah kami pakai
Kami mengakui bahwa kami adalah manusia yang mempunyai keterbatasan dalam
berbagai hal. Oleh karena itu tidak ada hal yang dapat diselesaikan dengan sangat
sempurna. Begitu pula dengan karya tulis ini yang telah kami selesaikan. Tidak
semua hal dapat kami deskripsikan dengan sempurna dalam karya tulis ini. Kami
Maka dari itu seperti yang telah dijelaskan bahwa kami memiliki keterbatasan dan
juga kekurangan, kami bersedia menerima kritik dan saran dari pembaca yang
budiman. Kami akan menerima semua kritik dan saran tersebut sebagai batu
loncatan yang dapat memperbaiki karya tulis kami di masa datang. Sehingga
semoga karya tulis berikutnya dan karya tulis lain dapat diselesaikan dengan hasil
Dengan menyelesaikan karya tulis ini kami mengharapkan banyak manfaat yang
dapat dipetik dan diambil dari karya ini. Semoga dengan adanya karya tulis ini
sebagai pengawet pada makanan. Dengan begitu maka kesehatan akan lebih
terjamin dan tidak ada lagi muncul berbagai penyakit baru yang diakibatkan
mengharapkan kinerja yang lebih baik dan tegas serta efektif dari pihak pengawas
Penulis
HALAMAN PERSEMBAHAN
DAFTAR ISI
Halaman Pengesahan……………………………………………………………..
…….1
Kata
Pengantar………………………………………………………………………….2
Halaman Persembahan………………………………………………………….…..
…..3
Daftar
Isi………………………………………………………………………………..3
Abstraksi……………………………………………………………………………
…….4
BAB I PENDAHULUAN
Masalah…………………………………………………………..4
……………………….4
……….5
…………………….5
1.5 Metode Penelitian………….
……………………………………………………… 5
1.6 Hipotesa…………………….………………………………………………….
….5
1.7 Manfaat…………….
………………………………………………………………6
…….6
…….8
…….8
………….8
……….8
BAB IV PEMBAHASAN
…………..9
4.2 Dampak Penggunaan Boraks dan Formalin Pada
Makanan………………………9
………………….10
dan formalin di
Indonesia………………………………………………………………12
BAB V PENUTUP……………………………………………..
………………….. .13
….14
ABSTRAKS
Karya tulis ini menjelaskan tentang bagaimana sekarang ini banyak kejadian
kedua bahan tersebut sangat dilarang digunakan sebagai bahan baku makanan.
berbagai penyakit terutama kanker dan bahkan kematian untuk tingkat yang lebih
lanjut. Hal ini telah menjadi hal yang cukup serius dan menjadi suatu masalah
yang berusaha diselesaikan dengan baik oleh berbagai pihak terutama pemerintah.
Sebagai pusat utama kelangsungan negara, pemerintah harus dapat dengan bijak
kasus pada pembuatan bakso dengan bahan pengawet boraks dan berbagai
makanan seperti ikan asin serta tahu yang diawetkan dengan menggunakan
formalin. Berbagai solusi kami tuliskan di sini. Tetapi solusi tersebut tidaklah
semuanya dapat dijalankan dengan hasil yang cepat dan ada kemungkinan banyak
dengan baik. Karena masalah ini harus kembali lagi kepada masyarakatnya yang
terlibat langsung.
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab I ini akan dijelaskan mengenai latar belakang masalah, pembatasan
manfaat.
Sekarang ini banyak sekali bahan kimia dan berbagai campuran-campuran lain
makanan lebih efektif dan efisien. Tetapi di samping untuk makanan dibuat juga
bahan kimia untuk pembuatan kebutuhan lain. Di mana bahan kimia tersebut tidak
Hal ini sangat penting dan juga memprihatinkan. Fenomena ini merupakan salah
satu masalah dan kebobrokan bangsa yang harus diperbaiki. Janganlah sampai
membiarkan hal ini terus berlarut dan akhirnya akibat menumpuk di masa depan.
Oleh karena itu, kami berusaha merangkum sedemikian rupa dan mencoba
membedah apa saja yang seharusnya dilakukan dan mengapa hal ini menjadi hal
kayu dan pengontrol kecoa. Sedangkan formalin adalah bahan kimia yang
Kedua bahan kimia tersebut memang berguna jika digunakan sesuai fungsinya,
mana pangan itu merupakan segala sesuatu yang menjadi bahan makanan
manusia. Dan akibat dari penggunaan bahan-bahan kimia tersebut bisa jadi
Dalam karya tulis ini kami akan berusaha membahas pendeskripsian sedetail
mungkin dari boraks dan formalin itu sendiri serta bagaimana kedua bahan kimia
tersebut dapat digunakan sebagai salah satu bahan baku pembuatan pangan.
Begitu pula dengan berbagai akibat dari penggunaan boraks dan formalin pada
pangan tersebut serta bagaimana solusi yang harus dilakukan demi membasmi hal
3 Bagaimana mengetahui suatu pangan dibuat dengan bahan pengawet dari boraks
atau formalin?
4 Apa akibat dari penggunaan boraks atau formalin pada produk pangan?
Mengetahui dampak negatif dari penggunaan boraks dan formalin pada produk
pangan.
angket. Di mana angket akan kami sebarkan dengan jumlah 40 lembar. Di mana
1.6 Hipotesa
untuk industri tekstil, kayu, dsb. Dapat juga digunakan sebagai pembasmi
serangga dan hal-hal lain yang sama sekali tidak ada kaitannya dengan makanan.
2 Jenis pangan yang menjadi sasaran penggunaan boraks atau formalin pada
3 Akibat dari penggunaan boraks atau formalin pada produk pangan adalah
berbagai gangguan pada saluran pencernaan, hati, saraf, otak, serta pada organ-
organ yang berselaput yang terkena secara langsung. Dan bila terjadi secara terus
pemerintah kurang tegas dan tidak tepat mengenai sasaran. Sehingga hingga
sekarang kita masih sering melihat orang-orang yang keracunan atau terkena
formalin.
1.7 Manfaat
Dapat menghindari secara langsung penggunaan boraks dan formalik pada produk
pangan.
BAB II
LANDASAN TEORI
dalam air, tetapi boraks tidak dapat larut dalam alkohol. Boraks biasa digunakan
sebagai pengawet dan antiseptic kayu. Daya pengawet yang kuat dari boraks
Misalnya, larutan asam borat dalam air digunakan sebagai obat cuci mata dan
dikenal sebagai boorwater. Asam borat juga digunakan sebagai obat kumur,
semprot hidung, dan salep luka kecil. Namun, bahan ini tidak boleh diminum atau
digunakan pada luka luas, karena beracun ketika terserap masuk dalam tubuh.
o Gangguan pencernaan
tekstil dan kayu. Formalin memiliki bau yang sangat menyengat, dan mudah larut
dalam air maupun alkohol. Beberapa pengaruh formalin terhadap kesehatan
a. Jika terhirup akan menyebabkan rasa terbakar pada hidung dan tenggorokan ,
sukar bernafas, nafas pendek, sakit kepala, dan dapat menyebabkan kanker paru-
paru.
b. Jika terkena kulit akan menyebabkan kemerahan pada kulit, gatal, dan kulit
terbakar
c. Jika terkena mata akan menyebabkan mata memerah, gatal, berair, kerusakan
d. Jika tertelan akan menyebabkan mual, muntah-muntah, perut terasa perih, diare,
sakit kepala, pusing, gangguan jantung, kerusakan hati, kerusakan saraf, kulit
Boraks dan formalin akan berguna dengan positif bila memang digunakan sesuai
dengan seharusnya, tetapi kedua bahan itu tidak boleh dijadikan sebagai pengawet
umumnya, alasan para produsen menggunakan formalin dan boraks sebagai bahan
pengawet makanan adalah karena kedua bahan ini mudah digunakan dan mudah
didapat, karena harga nya relatif murah dibanding bahan pengawet lain yang tidak
berpengaruh buruk pada kesehatan. Selain itu, boraks dan formalin merupakan
yang bagus, misalnya bakso dan kerupuk. Beberapa contoh makanan yang dalam
Formalin dan boraks merupakan bahan tambahan yang sangat berbahaya bagi
racunnya akan mempengaruhi kerja syaraf. Secara awam kita tidak dapat
mengetahui seberapa besar kadar konsentrat formalin dan boraks yang digunakan
dalam suatu makanan. Oleh karena itu lebih baik hindari makanan yang
- Bakso yang menggunakan boraks memiliki kekenyalan khas yang berbeda dari
- Ikan basah yang tidak rusak sampai 3 hari pada suhu kamar, insang berwarna
merah tua
- Tahu yang berbentuk bagus, kenyal, tidak mudah hancur, awet hingga lebih dari
3 hari, bahkan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es, dan berbau menyengat khas
formalin.
- Mie basah biasanya lebih awet sampai 2 hari pada suhu kamar (25 derajat
celcius), berbau
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bab 3 ini akan dijelaskan mengenai jenis penelitian, sumber data, teknik
Jenis penelitian yang kami gunakan adalah penelitian korelatif. Yang di maksud
ada. Sesuai dengan pengertian tersebut kami menghubungkan data-data yang kami
dapat antara yang satu dengan yang lain. Selain itu kami juga menghubungkan
data-data yang ada dengan landasan teori yang kami gunakan. Sehingga
diharapkan penelitian kami bisa menjadi penelitian yang benar dan tepat.
3.2 Sumber data
Sumber data kami adalah beberapa siswa SMA Kanisius, yang kira-kira kami
Adapun teknik pengumpulan data yang kami gunakan dalam penelitian ini adalah
koresponden yang menjawab dengan jawaban yang berbeda pada pertanyaan yang
Cara kami dalam menganalisis data yang kami dapat yaitu dengan pertama-tama
memastikan bahwa semua data dan landasan teori yang diperlukan telah diperoleh
dengan baik. Lalu kami mulai menghitung jumlah data, setelah itu kami
dengan jenis penelitian kami, kami menghubungkan data-data yang satu dengan
yang lain dan juga dengan landasan teori yang ada. Langkah terakhir, kami
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai apa itu boraks dan formalin, dampak
penggunaan boraks dan formalin pada makanan dan jenis-jenis makanan yang
mengandung boraks dan formalin yang kesemuanya itu dilengkapi dengan hasil
angket sebelumnya.
pasti apa itu boraks dan formalin adalah 29 orang dan yang tidak mengetahui
begitu pasti apa itu boraks dan formalin adalah 11 orang, dari total 40 angket yang
dibagikan.
Hal itu menunjukkan bahwa responden yang mengetahui secara persis apa
itu boraks dan formalin lebih banyak daripada yang tidak mengetahui secara pasti.
dan formalin harus lebih sering disosialisasikan, agar diharapkan kita semua
mengetahui secara pasti apa itu boraks dan formalin, sehingga dapat
dengan pengetahuan akan boraks dan formalin tersebut, kasus penggunaan boraks
dan formalin pada bahan makanan dapat dikurangi bahkan menghilang dari
masyarakat.
Melalui hasil angket yang telah kami sebarkan sebelumnya, didapat hasil
bahwa jumlah responden yang mengerti akan dampak angket hamper sama
dengan responden yang tidak begitu tahu tentang dampak boraks dan formalin
pada makanan. Adapun jumlah responden yang tahu dampak boraks dan formalin
pada makanan adalah 18 orang dan yang tidak begitu tahu sebanyak 20 orang
sedangkan yang sama sekali tidak tahu ada 2 orang. Jika dituangkan dalam
1. Jawaban A : 45%
2. Jawaban B : 5%
3. Jawaban C :50%
Dari hasil tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagian besar
responden masih rancu atau bingung tentang apa dampak boraks dan formalin
Lalu apa sebenarnya dampak boraks dan formalin dalam makanan bila
a. Formalin
Akibatnya jika digunakan pada pangan dan dikonsumsi oleh manusia akan
kanker yang pada akhirnya akan mempengaruhi organ tubuh lainnya,serta gejala
lainnya.
• Jika terhirup
kebutaan
• Jika tertelan
Mual, muntah, perut perih, diare, sakit kepala, pusing, gangguan jantung,
b. Boraks
Efek toksiknya akan terasa bila boraks dikonsumsi secara kumulatif dan
Muntah, diare, merah dilendir, konvulsi dan depresi SSP (Susunan Syaraf
Pusat)
o Gangguan pencernaan
bagi manusia karena merupakan racun. Bila terkonsumsi dalam konsentrasi tinggi
racunnya akan mempengaruhi kerja syaraf. Secara awam kita tidak tahu seberapa
besar kadar konsentrat formalin dan boraks yang dianggap membahayakan. Oleh
karena ada baiknya kita hindari makanan yang mengandung formalin dan boraks.
Jauhkan anak-anak dari makanan yang mengandung boraks dan formalin.
jumlah responden yang menganggap bahwa tahu dan bakso adalah makanan yang
paling sering diberi formalin sebanyak 33 orang, sedangkan yang memilih ikan
makanan yang biasa mengandung boraks dan formalin yang biasanya mereka
konsumsi, jumlah responden yang memilih tahu dan bakso sebanyak 28 orang, 10
beranggapan bahwa tahu dan bakso merupakan makanan yang biasanya diberi
formalin atau boraks. Tahu dan bakso memang cukup dikenal sering diberi
formalin maupun boraks, namun bukan mereka makanan yang paling sering diberi
Makanan Indonesia tahun 2005, penggunaan boraks formalin pada ikan dan hasil
laut menempati peringkat teratas. Yakni, 66 persen dari total 786 sampel.
Sementara mi basah menempati posisi kedua dengan 57 persen. Tahu dan bakso
Dan dari pertanyaan nomor tiga pada angket ternyata responden banyak
menjawab bahwa mereka paling sering mengkonsumsi tahu dan bakso. Padahal,
menurut kebanyakan dari mereka tahu dan bakso adalah makanan yang biasanya
mengandung boraks atau formalin. Mengapa mereka masih tetap sering
sering mengandung formalin dan boraks? Mungkin hal ini disebabkan karena
siswa SMA Kanisius percaya bahwa para pedagang di Kanisius pasti tidak
Namun tetap saja, boraks dan formalin sangatlah berbahaya bila termakan.
Indonesia tahun 2005 penggunaan boraks dan formalin paling banyak adalah pada
ikan dan hasil laut, namun jumlah 16 persen dan 15 persen tetap merupakan
jumlah yang besar. Kita harus berhati-hati dalam memilih makanan yang akan kita
formalin.
Oleh karena itu, di bawah ini kami paparkan mengenai ciri-ciri dari beberapa
A. Mi basah
sampai dua hari pada suhu kamar ( 25 derajat Celsius) dan bertahan lebih dari 15
hari pada suhu lemari es ( 10 derajat Celsius). Baunya agak menyengat, bau
formalin. Tidak lengket dan mie lebih mengkilap dibandingkan mie normal.
kenyal.
B. Tahu
dan kandungan gizinya yang tinggi. Namun dibalik kelezatannya kita perlu
waspada karena bisa saja tahu tersebut mengandung bahan berbahaya. Perhatikan
secara cermat apabila menemukan tahu yang tidak mudah hancur atau lebih keras
dan kenyal dari tahu biasa, kemungkinan besar tahu tersebut mengandung bahan
Selain itu, tahu yang diberi formalin tidak akan rusak sampai tiga hari
pada suhu kamar (25 derajat Celsius) dan bertahan lebih dari 15 hari pada suhu
lemari es ( 10 derajat Celsius). Tahu juga akan terlampau keras, namun tidak
C. Bakso
Bakso tidak rusak sampai lima hari pada suhu kamar ( 25 derajat Celsius).
D. Ikan segar
Ikan segar yang diberi formalin tekstur tubuhnya akan menjadi kaku dan
sulit dipotong. Ia tidak rusak sampai tiga hari pada suhu kamar ( 25 derajat
Celsius). Warna insang merah tua dan tidak cemerlang, bukan merah segar dan
Ikan asin yang mengandung formalin akan terasa kaku dan keras, bagian
luar kering tetapi bagian dalam agak basah karena daging bagian dalam masih
mengandung air. Karena masih mengandung air, ikan akan menjadi lebih berat
daripada ikan asin yang tidak mengandung formalin. Tidak rusak sampai lebih
dari 1 bulan pada suhu kamar ( 25 derajat Celsius). Tubuh ikan bersih, cerah.
dan sudah menjadi umum, pemerintah masih tidak mengambil langkah yang tegas
dalam menangani hal ini. Buktinya bisa didapat, bahwa ternyata penggunaan
langkah sudah diambil oleh BPOM, seperti : melarang panganan permen merek
white rabbit creamy, kiamboy, classic cream, black currant, dan manisan plum;
makanan yang diizinkan dalam proses produksi makanan & minuman sesuai UU
No. 23/1992 untuk aspek keamanan pangan, & UU No. 71/1996. Tetapi upaya
yang dilakukan Badan POM tersebut, hanya dianggap gertakan oleh para
Tetapi Badan POM tidak melakukan tindakan tegas seperti memberi sanksi tegas
bagi pedagang yang masih menggunakan boraks dan formalin, bahkan badan ini
sudah lumayan, dan terakhir 19 orang menjawab upaya pemerintah tidak ada sama
sekali.
masih kurang, karena lebih banyak orang yang beranggapan bahwa upaya
pemerintah kurang serius / tegas dalam menangani masalah ini, padahal ini adalah
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
a. Sebagian besar dari kita telah mengetahui tentang boraks dan formalin secara
pasti, tetapi ada juga sebagian kecil lainnya yang belum begitu mengetahui
b. Masih ada sebagian dari kita yang belum mengetahui secara pasti dampak
c. Menurut responden tahu dan bakso adalah makanan yang paling sering
BPOM pada tahun 2005, ikan adalah bahan makanan yang paling sering
d. Pemerintah masih sangat kurang dan tidak tegas dalam mengatasi masalah
penggunaan boraks dan formalin, sehingga masih banyak kasus mengenai hal
ini terjadi.
5.2 Saran
sesuai fungsinya.
c. Masyarakat harus lebih jeli dalam memilih makanan dan tidak membelinya
kepada yang berwajib jika melihat ada orang lain yang sengaja menggunakan
boraks dan formalin pada makanan yang dijualnya, dan juga tidak secara
pembeliannya.
DAFTAR PUSTAKA
Meitasi, Anggun. 2010. Karya Tulis Mengenal Politektik Kelapa Sawit Citra
Yogyakarta.
http://www.depkes.go.id
http://www.disnakkeswan-lampung.go.idh