Lembar Pengesahan
Pembimbing I Pembimbing II
Guru Mata Pelajaran Wali Kelas 9 A
NIP : NIP :
Mengetahui
Kepala Sekolah
KATA PENGANTAR
Pertama-tama kami ingin mengucapkan puji dan sykur kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah
memberkati kami sehingga karya tulis ini dapat diselesaikan. Kami juga ingin mengucapkan
terima kasih bagi seluruh pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan karya tulis ini dan
berbagai sumber yang telah kami pakai sebagai data dan fakta pada karya tulis ini
Kami mengakui bahwa kami adalah manusia yang mempunyai keterbatasan dalam berbagai hal.
Oleh karena itu tidak ada hal yang dapat diselesaikan dengan sangat sempurna. Begitu pula
dengan karya tulis ini yang telah kami selesaikan. Tidak semua hal dapat kami deskripsikan
dengan sempurna dalam karya tulis ini. Kami melakukannya semaksimal mungkin dengan
kemampuan yang kami miliki. Di mana kami juga memiliki keterbatasan kemampuan.
Maka dari itu seperti yang telah dijelaskan bahwa kami memiliki keterbatasan dan juga
kekurangan, kami bersedia menerima kritik dan saran dari pembaca yang budiman. Kami akan
menerima semua kritik dan saran tersebut sebagai batu loncatan yang dapat memperbaiki karya
tulis kami di masa datang. Sehingga semoga karya tulis berikutnya dan karya tulis lain dapat
diselesaikan dengan hasil yang lebih baik.
Dengan menyelesaikan karya tulis ini kami mengharapkan banyak manfaat yang dapat dipetik
dan diambil dari karya ini. Semoga dengan adanya karya tulis ini dapat mengurangi bahkan
menghilangkan penggunaan boraks dan formalin sebagai pengawet pada makanan. Dengan
begitu maka kesehatan akan lebih terjamin dan tidak ada lagi muncul berbagai penyakit baru
yang diakibatkan penggunaan bahan-bahan terlarang sebagai bahan baku makanan. Kami juga
mengharapkan kinerja yang lebih baik dan tegas serta efektif dari pihak pengawas makanan yang
merupakan bagian dari kepemerintahan, sehingga makanan yang dihasilkan dari Indonesia dapat
lebih terjamin dan sehat.
Penulis
Prayogi Ramadhan
SEMBOYAN
Motto yang kami pegang dalam penulisan karya ilmiah Yang Kami Buat ini adalah :
"Tidak ada yang menghentikan saya ,bicara lebih sedikit berbuat lebih banyak"
Karya tulis ini menjelaskan tentang bagaimana sekarang ini banyak kejadian penggunaan boraks
dan formalin sebagai bahan pengawet makanan. Di mana kedua bahan tersebut sangat dilarang
digunakan sebagai bahan baku makanan. Dan jika penggunaannya terus dilakukan dan
dikonsumsi dapat menyebabkan berbagai penyakit terutama kanker dan bahkan kematian untuk
tingkat yang lebih lanjut. Hal ini telah menjadi hal yang cukup serius dan menjadi suatu masalah
yang berusaha diselesaikan dengan baik oleh berbagai pihak terutama pemerintah.
Sebagai pusat utama kelangsungan negara, pemerintah harus dapat dengan bijak memutuskan
dan bertindak bagaimana penanganan kasus tersebut. Terutama kasus pada pembuatan bakso
dengan bahan pengawet boraks dan berbagai makanan seperti ikan asin serta tahu yang
diawetkan dengan menggunakan formalin. Berbagai solusi kami tuliskan di sini. Tetapi solusi
tersebut tidaklah semuanya dapat dijalankan dengan hasil yang cepat dan ada kemungkinan
banyak faktor yang menyebabkan penyelesaian masalah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik.
Karena masalah ini harus kembali lagi kepada masyarakatnya yang terlibat langsung.
DAFTAR ISI
Halaman Cover………………………………..…………………………………… 1
Lembar Pengesahan……………………………….……...…………………… 2
Kata Pengantar……..…………………………………….………………………. 3
Motto Dan Harapan Penulis………………………………………………. 4
Daftar Isi………………………………………………………………...………… 5
BAB I
Bagian Tengah
Pada bab I ini akan dijelaskan mengenai latar belakang masalah, pembatasan masalah,
perumusan masalah, tujuan penulisan, metode penelitian, hipotesa dan manfaat.
Sekarang ini banyak sekali bahan kimia dan berbagai campuran-campuran lain dibuat dan
diciptakan untuk membuat pekerjaan manusia dalam membuat makanan lebih efektif dan efisien.
Tetapi di samping untuk makanan dibuat juga bahan kimia untuk pembuatan kebutuhan lain. Di
mana bahan kimia tersebut tidak boleh dipergunakan dalam pembuatan makanan dan dapat
berakibat fatal.
Hal ini sangat penting dan juga memprihatinkan. Fenomena ini merupakan salah satu masalah
dan kebobrokan bangsa yang harus diperbaiki. Janganlah sampai membiarkan hal ini terus
berlarut dan akhirnya akibat menumpuk di masa depan. Oleh karena itu, kami berusaha
merangkum sedemikian rupa dan mencoba membedah apa saja yang seharusnya dilakukan dan
mengapa hal ini menjadi hal yang sangat penting.
Boraks adalah bahan kimia yang digunakan sebagai pengawet kayu, antiseptik kayu dan
pengontrol kecoa. Sedangkan formalin adalah bahan kimia yang digunakan sebagai desinfektan,
pembasmi serangga dan dalam industri tekstil serta kayu lapis.
Kedua bahan kimia tersebut memang berguna jika digunakan sesuai fungsinya, tetapi menjadi
sangat berbahaya bila digunakan dalam pembuatan pangan. Di mana pangan itu merupakan
segala sesuatu yang menjadi bahan makanan manusia. Dan akibat dari penggunaan bahan-bahan
kimia tersebut bisa jadi sangatlah fatal, dari kanker hingga menyebabkan kematian.
Dalam karya tulis ini kami akan berusaha membahas pendeskripsian sedetail mungkin dari
boraks dan formalin itu sendiri serta bagaimana kedua bahan kimia tersebut dapat digunakan
sebagai salah satu bahan baku pembuatan pangan. Begitu pula dengan berbagai akibat dari
penggunaan boraks dan formalin pada pangan tersebut serta bagaimana solusi yang harus
dilakukan demi membasmi hal ini dan mencegah terjadi lagi.
Pada penulisan karya tulis ini kami menggunakan satu metode, yaitu dengan angket. Di mana
angket akan kami sebarkan dengan jumlah 40 lembar. Di mana angket itu berisi pertanyaan-
pertanyaan mengenai boraks dan formalin pada makanan mengacu pada tujuan yang telah ada.
1.6 Hipotesa
1 Boraks dan formalin merupakan bahan pengawet yang umumnya digunakan untuk industri
tekstil, kayu, dsb. Dapat juga digunakan sebagai pembasmi serangga dan hal-hal lain yang sama
sekali tidak ada kaitannya dengan makanan.
2 Jenis pangan yang menjadi sasaran penggunaan boraks atau formalin pada proses
pembuatannya adalah tahu, tempe, bakso dan ikan asin.
3 Akibat dari penggunaan boraks atau formalin pada produk pangan adalah berbagai gangguan
pada saluran pencernaan, hati, saraf, otak, serta pada organ-organ yang berselaput yang terkena
secara langsung. Dan bila terjadi secara terus menerus dapat menyebabkan kanker bahkan
kematian.
4 Sebenarnya pemerintah telah berperan dalam pemberantasan penggunaan boraks dan formalin
pada produk makanan. Tetapi tindakan-tindakan yang dilakukan pemerintah kurang tegas dan
tidak tepat mengenai sasaran. Sehingga hingga sekarang kita masih sering melihat orang-orang
yang keracunan atau terkena penyakit lainnya, disebabkan memakan makanan yang mengandung
boraks atau formalin.
1.7 Manfaat
Dapat mengetahui cirri-ciri makanan dengan bahan baku boraks atau formalin sebagai pengawet
sehingga dapat menghindarinya.
Dapat menghindari secara langsung penggunaan boraks dan formalik pada produk pangan.
Dapat menambah wawasan dengan mengetahui dampak yang diakibatkan dari penggunaan
boraks dan formalin pada produk pangan.
Dapat membantu pencegahan dan pemberantasan penggunaan boraks dan formalin dengan
berbagai solusi yang telah dipikirkan.
BAB II
LANDASAN TEORI
Boraks merupakan garam natrium yang banyak digunakan di berbagai industri nonpangan,
khususnya industri kertas, gelas, pengawet kayu, dan keramik. Boraks biasa berupa serbuk
kristal putih, tidak berbau, mudah larut dalam air, tetapi boraks tidak dapat larut dalam alkohol.
Boraks biasa digunakan sebagai pengawet dan antiseptic kayu. Daya pengawet yang kuat dari
boraks berasal dari kandungan asam borat didalamnya.
Asam borat sering digunakan dalam dunia pengobatan dan kosmetika. Misalnya, larutan asam
borat dalam air digunakan sebagai obat cuci mata dan dikenal sebagai boorwater. Asam borat
juga digunakan sebagai obat kumur, semprot hidung, dan salep luka kecil. Namun, bahan ini
tidak boleh diminum atau digunakan pada luka luas, karena beracun ketika terserap masuk dalam
tubuh. Berikut beberapa pengaruh boraks pada kesehatan.
a. Tanda dan gejala akut :
Muntah-muntah, diare, konvulsi dan depresi SSP(Susunan Syaraf Pusat)
b. Tanda dan gejala kronis
- Nafsu makan menurun
- Gangguan pencernaan
- Gangguan SSP : bingung dan bodoh
- Anemia, rambut rontok dan kanker.
Sedangkan formalin merupakan cairan tidak berwarna yang digunakan sebagai desinfektan,
pembasmi serangga, dan pengawet yang digunakan dalam industri tekstil dan kayu. Formalin
memiliki bau yang sangat menyengat, dan mudah larut dalam air maupun alkohol. Beberapa
pengaruh formalin terhadap kesehatan adalah sebagai berikut.
a. Jika terhirup akan menyebabkan rasa terbakar pada hidung dan tenggorokan , sukar bernafas,
nafas pendek, sakit kepala, dan dapat menyebabkan kanker paru-paru.
b. Jika terkena kulit akan menyebabkan kemerahan pada kulit, gatal, dan kulit terbakar
c. Jika terkena mata akan menyebabkan mata memerah, gatal, berair, kerusakan mata, pandangan
kabur, bahkan kebutaan
d. Jika tertelan akan menyebabkan mual, muntah-muntah, perut terasa perih, diare, sakit kepala,
pusing, gangguan jantung, kerusakan hati, kerusakan saraf, kulit membiru, hilangnya pandangan,
kejang, bahkan koma dan kematian.
Boraks dan formalin akan berguna dengan positif bila memang digunakan sesuai dengan
seharusnya, tetapi kedua bahan itu tidak boleh dijadikan sebagai pengawet makanan karena
bahan-bahan tersebut sangat berbahaya, seperti telah diuraikan diatas pengaruhnya terhadap
kesehatan. Walaupun begitu, karena ingin mencari keuntungan sebanyak-banyaknya, banyak
produsen makanan yang tetap menggunakan kedua bahan ini dan tidak memperhitungkan
bahayanya. Pada umumnya, alasan para produsen menggunakan formalin dan boraks sebagai
bahan pengawet makanan adalah karena kedua bahan ini mudah digunakan dan mudah didapat,
karena harga nya relatif murah dibanding bahan pengawet lain yang tidak berpengaruh buruk
pada kesehatan. Selain itu, boraks dan formalin merupakan senyawa yang bisa memperbaiki
tekstur makanan sehingga menghasilkan rupa yang bagus, misalnya bakso dan kerupuk.
Beberapa contoh makanan yang dalam pembuatannya sering menggunakan boraks dan formalin
adalah bakso, kerupuk, ikan, tahu, mie, dan juga daging ayam.
Formalin dan boraks merupakan bahan tambahan yang sangat berbahaya bagi manusia karena
merupakan racun. Bila terkonsumsi dalam konsentrasi tinggi racunnya akan mempengaruhi kerja
syaraf. Secara awam kita tidak dapat mengetahui seberapa besar kadar konsentrat formalin dan
boraks yang digunakan dalam suatu makanan. Oleh karena itu lebih baik hindari makanan yang
mengandung formalin dan boraks. Berikut adalah beberapa cara mengidentifikasi makanan yang
menggunakan formalin dan boraks.
- Bakso yang menggunakan boraks memiliki kekenyalan khas yang berbeda dari kekenyalan
bakso yang menggunakan banyak daging.
- Kerupuk yang mengandung boraks kalau digoreng akan mengembang dan empuk, teksturnya
bagus dan renyah.
- Ikan basah yang tidak rusak sampai 3 hari pada suhu kamar, insang berwarna merah tua
dan tidak cemerlang, dan memiliki bau menyengat khas formalin.
- Tahu yang berbentuk bagus, kenyal, tidak mudah hancur, awet hingga lebih dari
3 hari, bahkan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es, dan berbau menyengat khas formalin.
- Mie basah biasanya lebih awet sampai 2 hari pada suhu kamar (25 derajat celcius), berbau
menyengat, kenyal, tidak lengket dan agak mengkilap.
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bab 3 ini akan dijelaskan mengenai jenis penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data
dan teknik analisa data.
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai apa itu boraks dan formalin, dampak penggunaan boraks
dan formalin pada makanan dan jenis-jenis makanan yang mengandung boraks dan formalin
yang kesemuanya itu dilengkapi dengan hasil angket sebelumnya.
b. Boraks
Efek toksiknya akan terasa bila boraks dikonsumsi secara kumulatif dan penggunaannya
berulang-ulang. Pengaruh terhadap kesehatan :
· Tanda dan gejala akut :
Muntah, diare, merah dilendir, konvulsi dan depresi SSP (Susunan Syaraf Pusat)
· Tanda dan gejala kronis
- Nafsu makan menurun
- Gangguan pencernaan
- Gangguan SSP : bingung dan bodoh
- Anemia, rambut rontok dan kanker.
Formalin dan boraks merupakan bahan tambahan yang sangat berbahaya bagi manusia karena
merupakan racun. Bila terkonsumsi dalam konsentrasi tinggi racunnya akan mempengaruhi kerja
syaraf. Secara awam kita tidak tahu seberapa besar kadar konsentrat formalin dan boraks yang
dianggap membahayakan. Oleh karena ada baiknya kita hindari makanan yang mengandung
formalin dan boraks. Jauhkan anak-anak dari makanan yang mengandung boraks dan formalin.
Formalin dan boraks tidak boleh digunakan dalam makanan.
B. Tahu
Tahu merupakan makanan yang banyak digemari masyarakat, karena rasa dan kandungan
gizinya yang tinggi. Namun dibalik kelezatannya kita perlu waspada karena bisa saja tahu
tersebut mengandung bahan berbahaya. Perhatikan secara cermat apabila menemukan tahu yang
tidak mudah hancur atau lebih keras dan kenyal dari tahu biasa, kemungkinan besar tahu tersebut
mengandung bahan berbahaya, bisa formalin maupun boraks. Selain itu, tahu yang diberi
formalin tidak akan rusak sampai tiga hari pada suhu kamar (25 derajat Celsius) dan bertahan
lebih dari 15 hari pada suhu lemari es ( 10 derajat Celsius). Tahu juga akan terlampau keras,
namun tidak padat. Bau agak mengengat, bau formalin.
C. Bakso
Bakso tidak rusak sampai lima hari pada suhu kamar ( 25 derajat Celsius). Teksturnya juga
sangat kenyal.
D. Ikan segar
Ikan segar yang diberi formalin tekstur tubuhnya akan menjadi kaku dan sulit dipotong. Ia tidak
rusak sampai tiga hari pada suhu kamar ( 25 derajat Celsius). Warna insang merah tua dan tidak
cemerlang, bukan merah segar dan warna daging ikan putih bersih.
E. Ikan asin
Ikan asin yang mengandung formalin akan terasa kaku dan keras, bagian luar kering tetapi
bagian dalam agak basah karena daging bagian dalam masih mengandung air. Karena masih
mengandung air, ikan akan menjadi lebih berat daripada ikan asin yang tidak mengandung
formalin. Tidak rusak sampai lebih dari 1 bulan pada suhu kamar ( 25 derajat Celsius). Tubuh
ikan bersih, cerah.
4.4 Peran pemerintah dalam memberantas boraks dan formalin di Indonesia
Walaupun penyebaran boraks dan formalin di Indonesia sudah luas sekali dan sudah menjadi
umum, pemerintah masih tidak mengambil langkah yang tegas dalam menangani hal ini.
Buktinya bisa didapat, bahwa ternyata penggunaan formalin dan boraks sebagai bahan pengawet
makanan masih merajalela.
Sebenarnya, pemerintah sudah berusaha mengambil tindakan, yaitu dengan melalui Badan
Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM). Beberapa langkah sudah diambil oleh BPOM, seperti :
melarang panganan permen merek white rabbit creamy, kiamboy, classic cream, black currant,
dan manisan plum; mengeluarkan permenkes no. 722/1998 tentang bahan tambahan yang
dilarang digunakan dalam pangan; dan melakukan sosialisasi penggunaan bahan tambahan
makanan yang diizinkan dalam proses produksi makanan & minuman sesuai UU No. 23/1992
untuk aspek keamanan pangan, & UU No. 71/1996. Tetapi upaya yang dilakukan Badan POM
tersebut, hanya dianggap gertakan oleh para pedagang, karena Badan POM hanya mengeluarkan
undang-undang dan aturan. Tetapi Badan POM tidak melakukan tindakan tegas seperti memberi
sanksi tegas bagi pedagang yang masih menggunakan boraks dan formalin, bahkan badan ini
masih kurang gencar dalam melakukan razia.
Dari data angket yang kami sebarkan ke beberapa responden, terdapat pertanyaan : “Menurut
anda apakah peran pemerintah sudah ada dalam pemberantasan formalin? “ Dan dari pertanyaan
itu, sebanyak 4 orang menjawab upaya pemerintah sudah banyak, sebanyak 17 orang menjawab
upaya pemerintah sudah lumayan, dan terakhir 19 orang menjawab upaya pemerintah tidak ada
sama sekali.
Dari hasil angket diatas, dapat disimpulkan bahwa upaya pemerintah masih kurang, karena lebih
banyak orang yang beranggapan bahwa upaya pemerintah masih sangat kurang. Ini mungkin
disebabkan karena memang pemerintah kurang serius / tegas dalam menangani masalah ini,
padahal ini adalah masalah yang serius, karena dapat membahayakan kesehatan manusia.
Pemerintah seharusnya lebih gencar dalam menangani masalah ini.
BAB V
PENUTUP
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan dan keseluruhan makalah ini kami ingin memberikan beberapa saran
sebagai berikut:
Ø Berikan penyuluhan lebih lanjut kepada masyarakat mengenai boraks dan formalin,
pengertian, fungsinya, serta dampaknya apabila tidak digunakan sesuai fungsinya.
Ø Pengawasan yang lebih ketat oleh pemerintah dan pengambilan tindakan tegas, seperti
mengirimkan pengawas-pengawas pemerintah ke daerah-daerah tertentu dan membuat undang-
undang mengenai boraks dan formalin.
Ø Masyarakat harus lebih jeli dalam memilih makanan dan tidak membelinya bila sepertinya
mengandung bahan formalin maupun boraks.
Ø Kesadaran dari masyarakat untuk membantu pemberantasan dan pencegahan penggunaan
boraks dan formalin pada bahan makanan. Seperti melaporkan kepada yang berwajib jika
melihat ada orang lain yang sengaja menggunakan boraks dan formalin pada makanan yang
dijualnya, dan juga tidak secara sembarangan menjual boraks dan formalin, tanpa mengetahui
latar belakang pembeliannya.
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
http://www.beritaindonesia.co.id
http://www.depkes.go.id
http://www.disnakkeswan-lampung.go.id
http://id.wikipedia.org
http://www.gizi.net
LAMPIRAN :
PENYUSUN
Nama Anggota Kelompok :