TUGAS AKHIR
TUGAS AKHIR
Disetujui di
Medan, Mei 2018
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian Penentuan Kadar Asam Lemak Bebas dan Bilangan Asam
dalam RBD Palm Olein dan Minyak Zaitun (Olive Oil) dengan metode Titrasi Asam
Basa dan indikator phenolptalein. Dari hasil analisis diperoleh Kadar Asam Lemak
Bebas dalam RBD Palm Olein sebesar 0,86% dan Bilangan Asam dalam RBD Palm
Olein sebesar 1,88 mg KOH/g. Sedangkan Kadar Asam Lemak Bebas dalam Minyak
Zaitun A sebesar 1,36%, Minyak Zaitun B sebesar 1,39% dan Minyak Zaitun C
sebesar 1,30%. Dan Bilangan Asam dalam Minyak Zaitun A sebesar 2,70 mg
KOH/g, Minyak Zaitun B sebesar 2,76 mg KOH/g dan Minyak Zaitun C sebesar
2,59 mg KOH/g.
Kata Kunci : Kadar Asam Lemak Bebas, Bilangan Asam, Minyak Zaitun, RBD Palm
Olein
ABSTRACT
Has been researched Determination of Free Fatty Acid Content and Acid Number in
RBD Palm Olein and Olive Oil (Olive Oil) with Acid Base Titrations and Indicator
Phenolptalein. From the analysis results obtained of Free Fatty Acid Content in RBD
Palm Olein of 0,86% and Acid Number in RBD Palm Olein of 1,88 mg KOH/g.
While of Free Fatty Acid Content in Olive Oil A of 1,36%, Olive Oil B of 1,39% and
Olive Oil C of 1,36%. And Acid Number in Olive Oil A of 2,70 mg KOH/g, Olive Oil
B of 2,76 mg KOH/g and Olive Oil C of 2,59 mg KOH/g.
Keywords : Free Fatty Acid Content, Acid Number, Olive Oil, RBD Palm Olein
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pemurah dan
Maha Penyayang, dengan limpah karunia-Nya Penulis dapat menyelesaikan
penyusunan laporan tugas akhir ini dengan judul “Penentuan Kadar Asam Lemak
Bebas dan Bilangan Asam Pada RefinedDeodorized Palm Olein (RBD Palm Olein)
dan Minyak Zaitun (Olive Oil) di PT.Palmcoco Laboratories Medan”
Terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Drs.Albert Pasaribu, M.Sc
selaku pembimbing yang telah meluangkan waktunya selama penyusunan laporan
tugas akhir ini. Terima kasih kepada Bapak Dr.Minto Supeno,MS dan Ibu Nurhaida,
M.Si Pasaribu selau ketua program studi dan sekretaris program studi D-3 kimia
FMIPA-USU Medan, dekan dan wakil dekan FMIPA-USU, seluruh staf dan dosen
program studi D-3 kimia FMIPA-USU, pegawai dan rekan-rekan kuliah.Terima
kasih kepada Bapak Zul Alkaf, B.Sc selaku Kepala Laboratorium di PT.Palmcoco
Laboratories Medan yang telah membimbing kami menjalankan Praktek Kerja
Lapangan, karyawan PT.Palmcoco Laboratories Medan yang telah memberikan
tempat untuk melaksanakan Praktek Kerja Lapangan. Akhirnya tidak terlupakan
kepada Bapak, Ibu dan keluarga dan teman-teman D-3 kimia yang selama ini
memberikan bantuan dan dorongan yang diperlukan. Semoga Tuhan Yang Maha Esa
akan membalasnya.
Halaman
PENGESAHAN LAPORAN i
ABSTRAK ii
ABSTRACT iii
PENGHARGAAN iv
DAFTAR ISI v
DAFTAR GAMBAR viii
DAFTAR TABEL ix
DAFTAR LAMPIRAN x
DAFTAR SINGKATANxi
BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Permasalahan 3
1.3 Tujuan Penelitian 3
1.4 Manfaat Penelitian 3
3.1.1 Alat 16
3.1.2 Bahan 16
4.2 Pembahasan 25
5.2 Saran 26
DAFTAR PUSTAKA 27
LAMPIRAN 29
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lampiran Perhitungan 29
2. Sampel RBD Palm Olein 31
3. Sampel Minyak Zaitun A, B dan C 31
4. Perubahan Warna pada Sampel RBD Palm Olein 31
5. Perubahan Warna pada Sampel Minyak Zaitun 31
A, B dan C
6. Alat Titrasi 31
DAFTAR SINGKATAN
PENDAHULUAN
Minyak sawit dapat dipergunakan untuk bahan makanan dan industri melalui
proses penyulingan, penjernihan dan penghilangan bau. Disamping itu CPO dapat
diuraikan untuk produksi minyak sawit padat (RBD Palm Stearin) dan untuk
produksi minyak sawit cair (RBD Palm Olein). RBD Palm Olein terutama digunakan
untuk pembuatan minyak goreng (Gilbert, 2009).
Minyak kelapa sawit merupakan bahan baku utama minyak goreng yang
banyak dipakai diseluruh dunia, Minyak kelapa sawit yang dihasilkan tergantung
pada kualitas minyak itu sendiri. Dengan kualitas yang baik, akan lebih mudah untuk
memasarkan minyak sawit tersebut kepada konsumen dengan harga yang sesuai dan
mampu bersaing secara sehat dengan minyak kelapa sawit lainnya (Risza, 1994).
Minyak zaitun atau olive oiladalah minyak lemak yang diperoleh dari buah
masak Olea Europea Linne (Familia Oleaceae), pohon tradisional dari basin
mediterania. Minyak zaitun berasal dai pohon zaitun yang tumbuh lambat, memiliki
batang keriput dan abu-abu ramping dengan cabang pecah-pecah. Pohon zaitun bisa
tumbuh hingga 50 meter di habitat alami mereka dan hidup selama lebih dari 500
tahun. Buah ini memiliki bentuk bulat gemuk dengan warna hijau ketika mentah dan
berubah menjadi kekuningan ketika sudah mulai masak (Aditya, 2010).
Minyak zaitun diperoleh dari pemerahan buah zaitun hingga menghasilkan minyak
yang berkhasiat. Manfaat minyak zaitun sangat banyak bagi kesehatan jantung,
karena kandungan asam lemak tak jenuh tungal yang tinggi (Orey, 2008).
Kadar asam lemak bebas yang terkandung dalam minyak nabati dapat
menjadi salah satu parameter penentu kualitas minyak tersebut. Besarnya asam
lemak bebas dalam minyak zaitun ditunjukkan dengan nilai angka asam. Angka asam
Asam lemak bebas di dalam minyak goreng merupakan asam lemak berantai
panjang yang tidak terseterifiksi. Asam lemak bebas mengandung asam lemak jenuh
berantai panjang. Semakin banyak konsumsi asam lemak bebas akan meningkatkan
kadar Low Density Lipoprotein (LDL) dalam darah yang merupakan kolestrol jahat.
Banyaknya asam lemak bebas didalam minyak menunjukkan penurunan kualitas
minyak (Sopianti dkk., 2017).
Kadar asam lemak bebas merupakan presentase jumlah asam lemak bebas
yang terdapat dalam minyak yang dinetralkan oleh NaOH atau KOH. Nilai kadar
asam lemak bebas dipakai untuk menghitung bilangan asam. Baik kadar asam lemak
bebas maupun bilangan asam digunakan untuk menentukan kualitas minyak.
Bilangan asam adalah menandakan jumlah mg/KOH yang dibutuhkan untuk
menetralkan 1 gram sampel minyak goreng (Suroso, 2013).
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Utami (2018) dalam Tugas
Akhir Penentuan Kadar Asam Lemak Bebas dalam Minyak Goreng Kenaikan asam
lemak bebas dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor misalnya, penyimpanan yang
terlalu lama dan pemanasan. Pemanasan dapat menyebabkan terjadinya reaksi
hidrolisis pada minyak. Hasil reaksi hidrolisis minyak sawit adalah gliserol dan asam
lemak bebas.
Apakah metode Titrasi Asam Basa dapat menentukan kadar Asam Lemak Bebas dan
Bilangan Asam pada RBD Palm Olein dan Minyak Zaitun
1.3. Tujuan
Untuk mengetahui kadar asam lemak bebas dan bilangan asam pada RBD Palm
Olein dan Minyak Zaitun.
I.4 Manfaat
Dapat memberikan informasi tentang kadar asam lemak bebas dan bilangan asam
yang terdapat dalam RBD Palm Olein dan Minyak Zaitun.
TINJAUAN PUSTAKA
Trigliserida dapat berbentuk cair atau padat, tergantung asam lemak yang
menyusunnya. Trigliserida kan berbentuk cair jika mengandung sejumlah besar asam
lemak tidak jenuh yang mempunyai titik cair rendah. Secara ilmiah, asam lemak
tidak jenuh mengandung atom karbon C 1 -C 8 akan berbentuk cair, sedangkan jika
lebih dari C 8 maka akan berbentuk padat. Hal ini karena minyak sawit mengandung
sejumlah besar asam lemak tidak jenuh dengan atom karbon lebih dari C 8 . Sifat
fisika minyak kelapa sawit meliputi warna, baudan rasa (flavor), kelarutan, titik cair,
titik didih, bobot jenis, indeks bias, titik kekeruhan, titik nyala dan titik api
(Pahan,2006).
1. Hidrolisa
Dalam reaksi hidrolisa, minyak atau lemak akan diubah menjadi asam-asam
lemak bebas dan gliserol. Reaksi hidrolisa yang dapat mengakibatkan kerusakan
minyak atau lemak terjadi karena terdapatnya sejumlah air dalam lemak atau
minyak tersebut. Reaksi ini akan mengakibatkan ketengikan hidrolisa yang
menghasilkan flavor dan bau tengik pada minyak tersebut.
2. Oksidasi
Proses oksidasi dapat berlangsung bila terjadi kontak antara sejumlah
oksigen dengan minyak atau lemak. Terjadinya reaksi oksidasi ini akan
mengakibatkan bau tengik pada minyak dan lemak. Oksidasi biasanya dimulai
dengan pembentukan peroksida dan hidroperoksida menjadi aldehid dan keton
serta asam-asam lemak bebas (Ketaren,2008).
3. Hidrogenasi
Hidrogenasi adalah suatu tahap proses pemurnian minyak yang bertujuan
untuk menghilangkan bau dan rasa (flavor) yang tidak enak dalam minyak.
Prinsip proses deodorationyaitu penyulingan minyak dengan uap panas dalam
keadaan vakum. Proses ini dilakukan terhadap minyak yang digunakan sebagai
bahan pangan (Widjaya, 2005).
Minyak Kelapa Sawit diperoleh dari pengolahan buah kelapa sawit dengan
kandungan asam lemak yang bervariasi, baik dalam panjang maupun struktur rantai
karbonnya. Panjang rantai karbon dalam minyak kelapa sawit berkisar antara C 12 -
C 20 . Komposisi asam lemak dalam minyak kelapa sawit sangat menentukan sifat
fisik dan kimia minyak kelapa sawit (Fauzi, 2012).
Tabel 2.1. Komposisi Asam Lemak Minyak Sawit dan Minyak Inti Sawit
Proses pengolahan kelapa sawit menjadi minyak goreng sawit dimulai dari
proses pengolahan tandan buah segar menjadi crude palm oil (CPO).Setelah kelapa
sawit menjadi CPO, maka proses selanjutnya adala mengolah CPO menjadi minyak
goreeng sawit. Secara garis besar proses pengolahan CPO menjadi minyak goreng
sawit, terdiri dari dua tahap yaitu tahap pemurnian (refinery) dan pemisahan
(fractionation). Tahap pemurnian terdiri dari penghilangan gum (degumming).
Pemucatan (bleaching) dan penghilangan bau (deodorization). Tahap pemisahan
terdiri dari proses pengkristalan (crystalization) dan pemisahan fraksi. Pada proses
ini terjadi pemanasan CPO untuk mempermudah pemompaan CPO ke tangki
DBPO yang berasal dari tangki siwang dialirkan menuju ke deaerator. Dari
deaerator, DBPO dipompakan ke Spiral Heat Exchanger (SHE). Dalam proses ini
terjadi penambahan panas dengan temperatur 185-200°C. Dari SHE minyak dialirkan
ke flash vessel turun kepacked column. Setelah dari packed column, minyak dialirkan
menuju deodorize. Dalam proses ini terjadi penghilangan zat-zat yang dapat
menimbulkan bau seperti keton dan aldehid dengan pemanasan pada temperatur 240-
265°C. DBPO yang sudah hilang baunya dipompakan kembali ke SHE untuk
mengalami pertukaran panas. Dalam hal ini minyak sudah dalam bentuk RBD Palm
Olein (RBD Palm Olein) (Iyung, 2008).
Minyak zaitun merupakan satu satunya minyak dari tumbuhan yang dapat
langsung dikonsumsi setelah diperas dari buahnya. Umumnya minyak zaitun didapat
dengan cara memeras buah zaitun, tanpa melibatkan panas atau bahan kimia. Minyak
zaitun telah digunakan dalam obat salep, sabun serta telah digunakan menjadi obat
kapsul. Minyak zaitun telah digunakan secara luas dalam industri makanan sebagai
minyak goreng dan untuk menyiapkan salad dressing. Dalam kosmetik minyak
zaitun digunakan sebagai pelarut dan juga sebagai kondisioner rambut, produk
pembersih, lotion, dan lainnya. Analisa kadar minyak zaitun menunjukkan kadar
asam lemak tak jenuh yang tinggi (Assifa, 2013).
Secara umum, asam-asam lemak dalam minyak zaitun dibagi menjadi dua
bagian, yaitu :
1. Asam lemak tak jenuh dengan kadar 70-80%. Asam ini memiliki
keistimewaan yakni menjadi cair pada suhu normal. Asam lemak ini dibagi
menjadi asam oleat dan asam linoleat.
2. Asam lemak jenuh dengan kadar 8-10%. Asam ini memiliki kelebihan
memadat pada suhu normal. Asam lemak ini dibagi menjadi asam palmitat
dan asam stearat.
Minyak zaitun juga mengandung polifenol yang efeknya baik bagi kesehatan
jantung (Orey, 2008). Minyak zaitun murni ekstra (extra virgin olive oil) berasal dari
zaitun yang pertama kali diproses mengandung sejumlah polifenol dengan kadar
tinggi bila dibandingkan dengan minyak zaitun yang telah beberapa kali diproses
(refined olive oil). Polifenol berfungsi sebagai antioksidan yang dapat menjaga
elastisitas dinding pembuluh darah (Orey, 2006).
Lemak dan minyak termasuk dalam kelompok senyawa yang disebut dengan
lipida, yang umumnya mempunyai sifat sama yaitu tidak larut dalam air. Dalam
penanganan dan pengolahan bahan pangan perhatian lebih banyak ditunjukkan pada
Lemak atau minyak umumnya umumnya memiliki sifat khusus yaitu tidak
larut dalam air. Berdasarkan tingkat kejenuhannya, asam lemak dibagi menjadi dua
jenis, yaitu :
1. Asam lemak jenuh, berarti dalam struktur kimia molekulnya tidak memiliki
ikatan rangkap.
2. Asam lemak tak jenuh memiliki ikatan rangkap
Sifat fisikokimia lemak dan minyak berbeda satu sama lain, tergantung pada
sumbernya. Secara umum, bentuk trigliseruda lemak dan minyak sama, tetapi
wujudnya berbeda. Dalam pengertian sehari-hari disebut lemak jika berbentuk padat
pada suhu kamar dan disebut minyak jika berbentuk cair pada suhu kamar.
1. Kelarutan
Lemak dan minyak tidak dapat larut dalam air. Namun karena adanya suatu
substansi tertentu, yang dikenal sebagai agen pengemulsi, dimungkinkan
terbentuknya campuran yang stabil antara lemak dan air.
2. Pengaruh Panas
Jika lemak dipanaskan akan terjadi perubahan-perubahan nyata pada tiga titik
suhu yaitu sebagai berikut :
a. Titik Cair
Lemak mencair jika dipanaskan karena lemak adalah campuran trigliserida
yang tidak mempunyai titik cair tetapi akan mencair pada suatu rentangan
suhu. Lemak mencair pada suhu antara 30°C dan 40°C
b. Titik Asap
Lemak atau minyak dipanaskan sampai suhu tertentu, kebanyak lemak dan
minyak mulai berasap pada suhu diatas 232°C. Pada umumnya minyak nabati
mempunyai titik asap lebih tinggi daripada lemak hewani.
c. Titik Nyala
Jika lemak dipanaskan hingga suhu yang cukup tinggi akan menyala. Suhu
ini dikenal sebagai titik nyala.
3. Plastisitas
Lemak bersifat plastis pada suhu tertentu, lunak dan dapat dioleskan.
Plastisitas lemak disebabkan karena lemak merupakan campuran trigliserida yang
masing-masing mempunyai titik cair sendiri dan sebagian dari lemak akan cair dan
sebagian lagi dalam bentuk kristal-kristal padat (Gaman, 1992).
1. Hidrolisa
Dalam proses hidrolisa, minyak atau lemak akan diubah menjadi asam-asam lemak
bebas dan gliserol. Reaksi hidrolisa yang dapat mengakibatkan kerusakan minyak
atau lemak terjadi karena terdapatnya sejumlah air dalam minyak atau lemak tersebut
dapat dilihat pada gambar 2.3.
Gambar 2.3 Reaksi hidrolisa yang terjadi pada minyak dan lemak
2. Oksidasi
Proses oksidasi dapat berlangsung bila terjadi kontak antara sejumlah oksigen
dengan minyak atau lemak. Terjadinya reaksi oksidasi ini akan mengakibatkan bau
tengik pada minyak dan lemak dapat dilihat pada gambar 2.4. Ketengikan
menyatakan rusaknya lemak dan minyak. Ini terjadi karena hasil reaksi antara
trigliserida tidak jenuh dan oksigen diudara. Lemak dan minyak yang sangat tengik
mempunyai keasaman yang sangat rendah.
Gambar 2.4 Reaksi oksidasi yang terjadi pada minyak dan lemak
Proses hidrogenasi sebagai suatu proses industri yang bertujuan untuk menjenuhkan
ikatan rangkap dari karbon asam lemak bebas pada minyak atau lemak. Reaksi
hidrogenasi ini dilakukan dengan menggunakan hidrogen murni dan ditambahkan
serbuk nikel sebagai katalisator dapat dilihat pada gambar 2.5. Setelah proses
hidrogenasi selesai, minyak didinginkan dan katalisator dipisahkan dengan cara
penyaringan. Hasilnya adalah minyak yang bersifat plastis atau keras tergantung
pada derajat kejenuhannya (Ketaren, 1986).
Gambar 2.5 Reaksi hidrogenasi yang terjadi pada minyak dan lemak
Asam lemak bebas dalam konsentrasi tinggi yang terikut dalam minyak sawit
sangat merugikan. Tingginya asam lemak bebas ini mengakibatkan rendemen
minyak turun. Untuk itulah perlu dilakukan usaha pencegahan terbentuknya asam
lemak bebas dalam minyak sawit. Kenaikan kadar ALB disebabkan adanya reaksi
hidrolisa reaksi hidrolisa pada minyak. Hasil reaksi hidrolisa minyak sawit adalah
gliserol dan ALB. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan peningkatan kadar ALB
yang relatif tinggi dalam minyak sawit antara lain :
1. Pemanenan buah sawit yang tidak tepat waktu.
2. Keterlambatan dalam pengumpulan dan pengangkutan buah.
3. Pemupukan buah yang terlalu lama.
4. Proses hidrolisa selama pemrosesan di pabrik
Pemetikan buah sawit pada saat belum matang akan menghasilkan gliserida sehingga
mengakibatkan terbentuknya ALB dalam minyak sawit. Sedangkan pemetikan
setelah batas tepat panen yang ditandai dengan buah yang berjatuhan dan
menyebabkan pelukaan pada buah yang lainnya, akan menstimulir penguraian
enzimatis pada buah sehingga menghasilkan ALB dan akhirnya terikut dalam buah
sawit yang masih utuh sehingga kadar ALB meningkat (Tim Penulis, 1992).
Ada beberapa metode penentuan yang digunakan untuk menentukan kadar asam
lemak bebas dan bilangan asam yaitu :
Titrasi asam basa merupakan reaksi netralisasi. Oleh karena itu titrasi asam
basa biasa disebut titrasi netralisasi. Metode analisis titrimetri berdasarkan pada
reaksi kimia antara larutan analit dengan larutan titran. Larutan analit pada titrasi
netralisasi bisa berupa asam lemah, maupun basa. Adapun larutan yang bertindak
sebagai tutran (larutan standar) adalah asam kuat atau basa kuat. Jika larutannya
adalah basa kuat maka disebut titrasi alkalimetri. Pada saat melakukan titrasi asam
Titrasi secara digital yaitu dengan menggunakan buret digital. Buret digital
didasarkan pada desain syringe. Laras dan plunger mungkin terbuat dari kaca.
Dengan cairan yang menimbulkan korosi pada kaca, termasuk larutan alkali, laras
dan plunger terbuat dari polietilena atau bahan plastik tahan lainnya. Laras dipegang
dalam posisi tetap dan plunger dipindahkan secara bertahap baik dengan memutar
roda ratcheted dengan tangan, atau dengan menggunakan langkah. Volume
ditampilkan pada layar digital. Sebuah jarum suntik presisi tinggi dapat digunakan
untuk mengirimkan aliquot yang sangat tepat. Digital buret dapat dikontrol oleh
komputer misalnya titrasi dapat direkam secara digital dan kemudian diproses secara
numerik untuk menemukan titer pada titik akhir (Mendhamet al, 2000).
METODE PENELITIAN
3.1.1 Alat
1. Buret 10 ml Pyrex
2. Statif dan Klem -
3. Erlenmeyer 100 ml Pyrex
4. Gelas Ukur 10 ml Pyrex
5. Neraca Analitis Kern Abs
6. Beaker Glass 50 ml Pyrex
7. Labu Takar 100 ml Pyrex
8. Pipet Volume 5 ml Pyrex
9. Hot Plate Guo-Hua
10. Magnetic Stirer -
11. Oven Memmert 30-23˚C
12. Desikator -
13. Pipet Volume -
14. Pipet tetes -
3.1.2 Bahan
Sampel yang diperlukan untuk analisa Bilangan Asam dan Kadar asam Lemak Bebas
adalah Refined Bleached Deodorized Palm Olein (RBD Palm Olein) dan Minyak
Zaitun (Olive Oil). Sebelum dilakukan analisa, maka sampel RBD Palm Olein dan
Minyak Zaitun terlebih dahulu dikocok untuk menghomogenkan sampel tersebut,
kemudian dimasukkan kedalam oven pada suhu 60-80˚C agar sampel lebih homogen.
Setelah itu dilakukan penelitian Bilangan Asam dan Kadar Asam Lemak Bebas
sesuai dengan prosedur analisa masing-masing sampel. Dimana setiap sampel yang
diteliti sebanyak 3 kali perlakuan dan setelah melakukan analisa sampel maka kita
dapat menghitung Bilangan Asam dan Kadar Asam Lemak Bebas yang terdapat pada
sampel.
3.3.2 Pembuatan Larutan Pereaksi untuk Analisa Kadar Asam Lemak Bebas
3.3.2.2. Prosedur Pembuatan Larutan KOH 0,1115 N dalam Labu Takar 100 ml
V1 x N1 = V2 x N2
Dimana :
V 1 = 5 ml N 1 = 0,1 N
V 2 = 4,88 ml N2 = ?
V1 x N1 = V2 x N2
5 ml x 0,1 N = 4,88 ml x N2
0,5
N2 =
4,48
N2= 0,1115
1. Ditimbang 2,5 gram sampel Minyak Zaitun dan 5 gram sampel RBD Palm
Olein kedalam erlenmeyer
2. Ditambahkan n-heksan sebanyak 10 ml dengan gelas ukur
3. Ditambahkan alkohol netral sebanyak 25 ml dengan gelas ukur
Perhitungan :
= 0,84 %
1. Ditimbang 2,5 gram sampel Minyak Zaitun dan 5 gram sampel RBD Palm
Olein kedalam erlenmeyer
2. Ditambahkan n-heksan sebanyak 10 ml dengan gelas ukur
3. Ditambahkan alkohol netral sebanyak 25 ml dengan gelas ukur
4. Dihomgenkan
5. Ditambahkan 3 tetes indikator Phenolpthalein 1%
6. Dititasi dengan KOH 0,1115 N sampai terjadi perubahan warna dari kuing
pucat menjadi merah lembayung
7. Dilakukan perlakuan yang sama sebanyak 3 kali untuk setiap sampel
8. Dicatat hasil yang diperoleh
= 1,92 mg KOH/g
Tabel 4.1.1 Data Hasil Penelitian Kadar Asam Lemak Bebas dalam RBD Palm Olein
Berat ALB
Nama Kode Normalitas V.Sampel FFA (%)
Sampel (% As.
Sampel Sampel KOH (ml) Rata-Rata
(g) Palmitat)
Keterangan :
A1-A2-A3 = Sampel RBD Palm Olein
Tabel 4.1.2 Data Hasil Penelitian Bilangan Asam dalam RBD Palm Olein
Bilangan Bilangan
Berat
Nama Kode Normalitas V.Sampel Asam Asam (mg
Sampel
Sampel Sampel KOH (ml) (mg KOH/g)
(g)
KOH/g) Rata-Rata
Keterangan :
A1-A2-A3 = Sampel RBD Palm Olein
Keterangan :
Keterangan :
Sedangkanpadabilanganasampadatabel 4.1.4untuksampelMinyakZaitun A,
MinyakZaitun B, danMinyakZaitun C.
MenunjukkanbahwapersentasebilanganasampadaMinyakZaitun B memiliki nilai
yang lebihtinggidibandingkanMinyakZaitun A danMinyakZaitun C
dikarenakanterjadinya proses hidrolisistrigliseridapada Minyak Zaitun B
sehinggaasamlemak yang dihasilkanoleh Minyak Zaitun B lebihtinggi.
5.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian Penentuan Kadar Asam Lemak Bebas dan Bilangan Asam pada
RBD Palm Olein dan Minyak Zaitun dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Kadar Asam Lemak Bebas RBD Palm Olein (0,88%) lebih kecil dari pada
Minyak Zaitun A (1,23%), Minyak Zaitun B (1,26%), dan Minyak Zaitun C
(1,18%).
2. Kadar Bilangan Asam pada RBD Palm Olein (0,86 mg KOH/g) lebih kecil
dari pada Minyak Zaitun A (2,70 mg KOH/g), Minyak Zaitun B (2,76 mg
KOH/g), dan Minyak Zaitun C (2,59 mg KOH/g).
5.2. Saran
Penggunaan metode Titrasi Asam Basa masih banyak mempunyai kekurangan selain
tingkat keakuratannya yang rendah juga memakan waktu yang relatif lebih lama.
Disarankan agar analis menggunakan metode seperti Titrasi dengan alat digital agar
hasil yang didapat lebih akurat dan waktu pengerjaannya yang lebih singkat.
Aditya, M. 2010. Pengaruh Minyak Zaitun Murni Ekstra (Ekstra Virgin Olive Oil)
Terhadap Kadar Kolesterol Total Tikus Putih (Rattus Norvegicus) Yang
Dikondisikan Hiperkolesterolemia
Assifa, P. 2013. Analisis Minyak Babi Pada Krim Pelembab Wajah Yang
Mengandung Minyak Zaitun Dengan Menggunakan Spektroskofi Fourier
Transform Infrared (FTIR). [Skripsi]. Jakarta: Uin Syarif Hidayatullah
Jakarta, Program Sarjana
Fauzi, Y. 2002. Kelapa Sawit : Budidaya Pemanfaatan Hasil Limbah dan Limbah
Analisa Usaha dan Pemasaran. Jakarta: Penebaran Swadaya
Gaman, M. 1992. Ilmu Pangan Pengantar Ilmu Pangan Nutrisi dan Mikrobiologi.
Edisi II. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press
Gilbert, A. 2006. Penentuan Bilangan Iodin dalam Crude Palm Stearin dan Refined
Bleached Deodorized Palm Stearine [Tugas Akhir]. Medan. Universitas
Sumatera Utara. Program Diploma
Hart, H., Craine, L.E., Hart, D.J. 2003. Kimia Organik. Jakarta: Penerbit Erlangga
Iyung, P. 2008. Kelapa Sawit. Jakarta : Penebar Swadaya
Mendham, J., Denney, R. C., Barnes, J.D., Thomas, M. 2008. Vogel’s Quantitative
Chemical Analysis. New York : Prentice Hall
Orey, C. 2008. Khasiat Minyak Zaitun Resep Umur Panjang Ala Mediterania.
Penerbit Hikmah (PT Mizan Publika). Jakarta
Pahan, Y. 2012. Panduan Lengkap Kelapa Sawit : Manajemen Agribisnis dari Hulu
Hingga Hilir. Jakarta: Penebaran Swadaya.
Sopianti, D.S, Herlina, Saputra, H.T. 2017. Penetapan Kadar Asam Lemak Bebas
Pada Minyak Goreng. Jurnal Katalisator. Volume 2 No 2
Suroso, A.S. 2013. Kualitas Minyak Goreng Habis Pakai Ditinjau dari Bilangan
Peroksida, Bilangan Asam dan Kadar Air
Tim Penulis, PS. 1992. Kelapa Sawit : Usaha Budidaya Pemanfaatan Hasil dan
Aspek Pemasarannya. Jakarta: PT. Penebar Swadaya
Winarno, F.G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka
Utama
= 0,84 %
= 1,92 mg KOH/g
= 1,25 %
= 2,75 mg KOH/