Anda di halaman 1dari 17

LAMPIRAN 1

SK No. 12/AAJI/2004 Tanggal 24 Agustus 2004


Tentang
Kode Etik Agen Asuransi Jiwa Indonesia dan Ikrar Bersama Perusahaan Asuransi Jiwa Anggota AAJI

KODE ETIK
Merupakan Lampiran dari SE No. 18/AAJI/04 Tanggal 18 Februari
2004 Perihal Pelaksanaan Grandfathering Sertifikasi dan Lisensi
Sementara Keagenan Asuransi Jiwa

I. Misi & Philosopy Kode Etik

Latar Belakang

Kepercayaan dan Kepatuhan

Alat Bantu pengawasan penerapan Kode Etik

Garis Besar prinsip prinsip dalam Kode Etik

Panduan penerapan Kode Etik

II. Kode Etik Keagenan

Prinsip Umum

Penjelasan Polis Asuransi

Penyingkapan informasi

Penyerahan premi

III. Pelanggaran Terhadap Kode Etik & Sangsi

Sangsi kepada tenaga dan manager pemasaran

Sangsi kepada perusahaan asuransi jiwa

Deklarasi akan tunduk dan patuh kepada Kode Etik Keagenan dan Sangsi

Halaman 1 dari 17
LAMPIRAN 1
SK No. 12/AAJI/2004 Tanggal 24 Agustus 2004
Tentang
Kode Etik Agen Asuransi Jiwa Indonesia dan Ikrar Bersama Perusahaan Asuransi Jiwa Anggota AAJI

BAB I

I. Latar Belakang

1. Bisnis Asuransi adalah bisnis yang berdasarkan pembagian resiko, sehingga penting
sekali untuk memastikan bahwa keseluruhan kegiatan operationalnya dijalankan
dengan standar etika yang tinggi.

2. Bisnis ini juga berlandaskan kepercayaan dan kejujuran, sehingga dibutuhkan


tanggungjawab dan profesionalisme yang tinggi pada setiap pelaku bisnisnya.

3. Kerahasiaan dari para pemegang polis yang telah dipercayaka kepada para pelaku
bisnis Asuransi harus dijaga ketat.

4. Para pelaku bisnis Asuransi secara berkala harus memastikan bahwa bisnisnya telah
dijalankan dengan benar untuk menjaga keamanan keuangan para pemegang polis
dan menjaga kredibilitas perusahaan.

5. Para pelaku bisnis Asuransi harus selalu menjaga efisiensi dalam kinerjanya dan
dapat memberikan servis yang cepat kepada para pemegang polis serta dengan
niat yang baik dapat memberikan solusi yang dibutuhkan oleh para pemegang
polis.

II. Kepercayaan dan Kepatuhan.

Dalam bisnis Asuransi , aspek yang paling menonjol adalah kepercayaan, kepercayaan
yang diberikan kepada para pemegang polis akan keamanan tabungan dan kerahasiaan
informasi yang telah diberikan kepada perusahaan asuransi. Kepercayaan inilah yang
memungkinkan pemegang polis untuk berkeyakinan bahwa perusahaan asuransi akan
dapat menyediaakan informasi yang lengkap uang mereka butuhkan untuk mereka sendiri,
keluarga dan usaha mereka.
Cara terbaik untuk membangun kepercayaan adalah melalui tingkah laku yang etis dan
kosisten.
Jika kepercayaan merupakan cikal bakal dari tindakan yan etis dan konsisten, maka
kepatuhan dapat dianggap sebagai induk atau panduan yang memastikan satu diantara
beberapa hal, bahwa praktek penjualan adalah akurat, lengkap, berimbang dan memenuhi
etika standard.

III. Ruang Lingkup.

Dalam rangka meningkatkan kualitas seluruh kegiatan operational dari perusahaan


asuransi Jiwa di Indonesia maka Kode Etik ini disusun sebagai panduan standard minimum
yang diwajibkan untuk diterapkan oleh seluruh karyawan dan agen di semua perusahaan
Asuransi di Indonesia.
Panduan ini ditujukan kepada para top management dari perusahaan Asuransi Jiwa dalam
upayanya untuk menetapkan standard yang benar dalam kegiatan operasional di
perusahaannnya dan tidak akan membatasi mereka untuk membuat aturan aturan yang
lebih lengkap bila mereka menghendakinya.
Halaman 2 dari 17
LAMPIRAN 1
SK No. 12/AAJI/2004 Tanggal 24 Agustus 2004
Tentang
Kode Etik Agen Asuransi Jiwa Indonesia dan Ikrar Bersama Perusahaan Asuransi Jiwa Anggota AAJI

IV. Alat Bantu pengawasan.

Untuk memastikan penerapan panduan kode etik ini, maka management perusahaan
Asuransi Jiwa harus membuat alat Bantu pengawasan.
Hal hal yang harus dilakukan adalah :
a. Mewajibkan setiap karyawan menandatangani surat pernyataan bahwa mereka
telah membaca dan memahami panduan kode etik yang berlaku di perusahaan
(Bab I)
b. Mewajibkan semua pemasar asuransi dalam perusahaannya untuk
mendandatangani surat pernyataan bahwa mereka telah membaca dan memahami
panduan kode etik yang berlaku (Bab II)
c. Membentuk Departemen Kode Etik penjualan (Sales Compliance Department) atau
Dewan Kode Etik yang beranggotakan beberapa Kepala Bagian yang berhubungan
dengan Penjualan, langsung dibawah pengawasan salah satu Direktur, yang mana
diwajibkan memberikan laporan secara bulanan kepada Penanggung jawab Dewan
Kode Etik segala hal yang berkaitan kegiatan kode etik pemasar asuransi jiwa.
d. Dewan Kode Etik ataupun Sales Compliance Department wajib melaporkan kepada
AAJI pelanggaran Kode Etik yang dibarengi denga pencabutan lisensi pemasar
Asuransi kepada AAJI.
e. AAJI wajib menyebarkan segala informasi yang diperoleh dari anggota AAJI yang
berkaitan dengan pelanggaran Kode Etik pemasar Asuransi Jiwa.

V. Garis Besar prinsip prinsip dalam Kode Etik

(i) Menghindari adanya konflik kepentingan pribadi


(ii) Menghindari penyalah gunaan jabatan
(iii) Menjaga penyalahan gunaan informasi
(iv) Untuk memastikan kelengkapan dan ketepatan data yang diperlukan
(v) Untuk memastikan terjadinya transaksi dengan kerahasiaan yang tetap terjaga
antara perusahaan Asuransi Jiwa dengan pemegang polis dan kliennya.
(vi) Untuk memastikan adanya keadilan perlakuan yang sama pada seluruh
pemegang polis dengan yang pihak lain yang menggantungkan atau memiliki
hubungan bisnis dengan perusahaan asuransi.
(vii) Untuk menjalankan bisnis dengan niat baik dan integritas yang tinggi.

VI. Panduan penerapan Kode Etik.

Mengingat komitment kita terhadap seluruh pemegang polis, nasabah dan pemegang
saham serta perusahaan merupakan hal yang sangat penting, maka pelaksanaan Kode
Etik sangat diwajibkan kepada seluruh perusahaan Asuransi Jiwa.

Secara relatif akan mudah untuk menentukan bagaimana penerapan Kode Etik dalam
berbagai situasi,namun mungkin kita akan menjumpai situasi yang lebih kompleks. Pada kasus
seperti itu maka anda diharapkan untuk dapat memberikan penilaian yang terbaik dan
masuk akal, tanyakan pada diri sendiri pertanyaan- pertanyaan berikut yang akan
membantu kita untuk menerapkan Kode Etik :

Halaman 3 dari 17
LAMPIRAN 1
SK No. 12/AAJI/2004 Tanggal 24 Agustus 2004
Tentang
Kode Etik Agen Asuransi Jiwa Indonesia dan Ikrar Bersama Perusahaan Asuransi Jiwa Anggota AAJI

o Apakah ini adil ?


o Apakah hal ini legal/tidak bertentangan dengan hukum ?
o Apakah saya yakin bahwa hal ini tidak akan mempermalukan
perusahaan saya seandainya situasi ini diketahui masyarakat umum ?
o Apakah saya akan menyetujui tindakan ini seandainya saya adalah rekan
kerja, pemegang polis atau pemegang saham ?

Anda harus menjawab “YA pada setiap pertanyaan tersebut diatas.

Selain dari itu tenaga atau manager pemasaran asuransi jiwa harus menjunjung tinggi
penerapan Kode Etik ini dalam menjalankan bisnis dikarenakan bahwa tanggung jawab
dari tenaga atau manager pemasaran tersebut kepada;

1. Pemegang Polis (Nasabah). Tenaga pemasaran harus mementingkan kepentingan


nasabah diatas kepentingan pribadi.
2. Perusahaan Asuransi. Perusahaan asuransi harus melatih tenaga atau manager
pemasaran yang akan diterjunkan ke masyarakat dengan pendidikan yang cukup, minimal
sama dengan silabus yang sudah ditetapkan oleh AAJI dan lulus ujian dengan standar
yang ditetapkan oleh AAJI.
3. Masyarakat. Karena objek dari pemasaran produk asuransi ini adalah masyarakat
maka melalui perantara tenaga atau manager pemasaran inilah diharapkan pengetahuan
masyarakat akan pentingnya berasuransi menjadi meningkat.

Oleh karena itu, kontrol atas penerapan Kode Etik ini di industri dilakukan oleh perusahaan
asuransi dimana yang bersangkutan bekerja, Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia dan juga
dari masyarakat.

Halaman 4 dari 17
LAMPIRAN 1
SK No. 12/AAJI/2004 Tanggal 24 Agustus 2004
Tentang
Kode Etik Agen Asuransi Jiwa Indonesia dan Ikrar Bersama Perusahaan Asuransi Jiwa Anggota AAJI

BAB II

KODE ETIK KEAGENAN

Latar Belakang.

(i). Istilah “Asuransi Jiwa” dalam hal ini adalah semua produk yang dijual oleh
perusahaan Asuransi Jiwa, mulai dari produk Asuransi Jiwa tradisional, annuitas, unit
link dan termasuk asuransi kesehatan.

(ii) Yang dimaksudkan sebagai pemasar asuransi jiwa adalah para tenaga pemasaran
asuransi jiwa dari perusahaan asuransi jiwa ataupun agen independent yang memasarkan
produk produk asuransi jiwa dari satu perusahaan Asuransi Jiwa.

(iii) Seluruh anggota AAJI wajib mematuhi dan menerapkan kode etik ini dan berusaha
sebaik mungkin untuk memastikan seluruh tenaga pemasran dan karyawan mengikuti kode
etik dalam proses penjualannya.

Pasal 1. TANGGUNG JAWAB SEORANG AGEN

Untuk mematuhi semua peraturan dan hukum, anda harus memiliki gambaran yang jelas
mengenai kewajiban dan tanggung jawab anda sebagai wakil perusahaan. Tanggung
jawab ini dapat dikelompokkan ke dalam tiga hal, yaitu:

1.1. Tanggung Jawab Terhadap Pemerintah

Direktorat Asuransi, Departemen Keuangan yang bertugas mengatur industri asuransi di


Indonesia telah menerapkan standar hukum minimal untuk agen, mendefinisikan hal-hal
yang dapat mereka kerjakan dan tidak dapat mereka kerjakan. Peraturan ini dibuat untuk
melindungi kepentingan calon klien dan klien yang ada. Sebagai wakil perusahaan, anda
harus sepanjang waktu berpegang pada hukum/peraturan ini atau mengambil resiko yang
akan membahayakan bukan hanya untuk diri anda , akan tetapi yang lebih penting lagi
adalah klien anda.

1.2. Tanggung Jawab Terhadap Perusahaan

Dalam cakupan perjanjian keagenan anda dengan perusahaan, anda harus menunjukkan
kejujuran, niat baik dan kesetiaan dalam semua bisnis anda. Anda diharapkan untuk
membuka semua fakta penting yang berkaitan dengan hubungan agen dengan klien
seperti keterangan mengenai kesehatan klien sesuai dengan ketentuan Underwriting,
dengan menjual produk yang sesuai dalam situasi tertentu, dengan cara yang profesional
dan pantas, yang ditunjukkan oleh standar etika tertinggi.

Halaman 5 dari 17
LAMPIRAN 1
SK No. 12/AAJI/2004 Tanggal 24 Agustus 2004
Tentang
Kode Etik Agen Asuransi Jiwa Indonesia dan Ikrar Bersama Perusahaan Asuransi Jiwa Anggota AAJI

1.3. Tanggung Jawab Terhadap Klien Yang Sudah Ada dan Calon Klien

Sebagai wakil perusahaan, anda juga harus menerapkan standar profesional yang sama
seperti yang diharapkan oleh perusahaan. Anda ditugaskan dengan tanggung jawab legal
dan etis tentang kerahasiaan informasi, penyerahan aplikasi yang tepat waktu, saran yang
tepat dan penyerahan polis yang cepat. Sebagai pemasar asuransi, anda mendatangi calon
klien, untuk menawarkan produk atau jasa yang akan sangat menguntungkan orang
tersebut. Penjualan yang berdasarkan kebutuhan menuntut anda untuk terus menerus
mendapatkan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk melakukan analisa
dan membuat rekomendasi yang sesuai. Anda harus tahu jenis produk asuransi khusus
yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan khusus. Menyesuaikan produk dengan
kebutuhan klien akan membangun hubungan saling percaya.

Pasal 2. AGEN SEBAGAI PIHAK YANG DIPERCAYA (FIDUSIA)

Fidusia (pihak yang dapat dipercaya) adalah seseorang yang posisi dan tanggung
jawabnya melibatkan kepercayaan dan keyakinan yang tinggi. Perusahaan menempatkan
kepercayaan dan keyakinan yang sangat tinggi kepada agennya, tentunya, seorang agen
harus bersikap adil dan dengan niat baik yang cukup tinggi dan bertindak demi
kepentingan perusahaan.

Dengan penunjukannya, seorang agen asuransi umumnya diberi wewenang dan


mengungkapkan wewenangnya untuk bertindak atas perusahaan dengan /melalui:

 Pengisian aplikasi untuk menutup pertanggungan melalui suatu penjualan berdasarkan


kebutuhan.
 Menjelaskan pertanggungan dan ketentuan-ketentuan polis kepada calon klien dan
menjelaskan cara polis tersebut dapat dibeli.
 Menagih premi dan menyetor premi tersebut dengan segera.
 Memberikan pelayanan kepada calon klien dan pemegang polis asuransi.
 Mematuhi ketentuan-ketentuan Underwriting dan New Business, khususnya yang
berkaitan dengan informasi diri klien.
● Memastikan bahwa terdapat hubungan yang berarti antara tertanggung
dengan pemilik polis

Menjalankan fungsi Fidusia menuntut standar etika dan hasil kerja yang tinggi. Pada
kenyataannya, mereka yang tergantung pada agen sebagai pihak yang dipercaya (fidusia)
menuntut satu standar yang lebih tinggi dari yang diperlukan dibandingkan dengan
tindakan yang biasa/umum. Seorang agen sebagai pihak yang dipercaya (fiducia)
bertindak sesuai dengan standar etis, tidak hanya karena itu merupakan hal yang benar
untuk dilakukan, tapi karena ia harus melakukan seperti itu. Itulah inti dari peran fidusia.

Pasal 3. MENGHORMATI PRIVASI DAN KERAHASIAAN

Perusahaan menghormati privasi dan kerahasiaan informasi pribadi yang terkumpul dalam
pelaksanaan bisnis. Sebagai wakil dari perusahaan, anda diharapkan untuk berpegang
pada kebijakan ini. Informasi rahasia klien adalah informasi yang berkaitan dengan klien
tersebut dan memungkinkan orang tersebut diidentifikasi. Ini termasuk semua fakta yang
berkaitan dengan klien, dan analisa ataupun pendapat yang berdasarkan pada fakta
tersebut. Ini termasuk (tetapi tidak terbatas pada) nama, alamat, nomor telpon,

Halaman 6 dari 17
LAMPIRAN 1
SK No. 12/AAJI/2004 Tanggal 24 Agustus 2004
Tentang
Kode Etik Agen Asuransi Jiwa Indonesia dan Ikrar Bersama Perusahaan Asuransi Jiwa Anggota AAJI

pendapatan, aset, hutang, tujuan investasi dan rencana pembiayaan. Pada saat
mengumpulkan informasi pribadi, silakan berpedoman pada hal-hal berikut ini:

 Kumpulkan semua informasi yang penting dan relevan yang diperlukan untuk
melengkapi transaksi bisnis.

 Kumpulkan informasi melalui jalur yang legal

 Kumpulkan informasi langsung dari calon klien atau klien yang ada. Apabila diperlukan
untuk memastikan ketepatan informasi atau klien tidak memiliki informasi, klien dapat
memberikan wewenang pada orang ketiga untuk menginformasikannya. Dalam kasus
ini, anda harus mencatat identitas orang ketiga tersebut dalam file.

 Beritahu orang tersebut siapa yang memberikan informasi :


- mengapa anda membutuhkan informasi
- bagaimana informasi akan digunakan
- dimana informasi akan disimpan dan hak klien untuk mengakses dan
memperbaiki.

 Membentuk dan melakukan langkah-langkah pengamanan untuk memastikan


kerahasiaan informasi.

 Pastikan bahwa informasi yang anda peroleh adalah yang terbaru dan akurat pada
saat dipakai untuk membuat keputusan berkenaan dengan orang tersebut.

 Pada saat tujuan dari pengumpulan informasi tersebut dicapai, anda tidak boleh
menggunakan informasi tersebut untuk tujuan lain tanpa persetujuan tertulis dari yang
bersangkutan. Persetujuan ini harus diberikan dengan bebas, dipahami dengan baik
dan diberikan untuk tujuan khusus. Persetujuan tertulis dari klien, yang
mengotorisasikan penyebaran informasi rahasia klien harus disimpan.

 Pastikan bahwa staf di kantor anda menggunakan informasi yang anda kumpulkan
hanya untuk tujuan yang diperlukan.

Pasal 4. PERILAKU KRIMINAL PADA SAAT MENJALANKAN BISNIS

Walaupun kegiatan kriminal sangat luas cakupannya, namun berikut ini adalah hal-hal
yang erat berkaitan dengan perilaku dalam bisnis jasa keuangan. Jika, bukti-bukti
diperoleh untuk mendukung tuduhan dari kategori di bawah ini, agen yang bertanggung
jawab atas perbuatan tersebut harus dilaporkan.

4.1 Penipuan
Ayat ini mengacu pada penipuan yang disengaja atau mis-representasi
(penjelasan yang salah) yang sudah diketahui oleh seseorang sebagai hal yang
salah atau tidak diyakini sebagai hal yang benar. Hal ini dapat diketahui bahwa
dapat membahayakan pihak lain dan dapat mengakibatkan keuntungan yang
tidak sah bagi diri sendiri atau orang lain.

4.2 Penyalahgunaan dana klien


Ayat ini berkaitan dengan mengambil uang atau harta benda lain yang
diterima dari klien untuk tujuan khusus dan secara salah dialokasikan untuk
Halaman 7 dari 17
LAMPIRAN 1
SK No. 12/AAJI/2004 Tanggal 24 Agustus 2004
Tentang
Kode Etik Agen Asuransi Jiwa Indonesia dan Ikrar Bersama Perusahaan Asuransi Jiwa Anggota AAJI

tujuan/keperluan yang lain. Penundaan penyetoran premi yang diterima dari


klien kepada perusahaan dalam batas waktu yang telah ditetapkan oleh
perusahaan termasuk dalam ayat ini.

4.3 Pemalsuan
dapat dikategorikan sebagai dengan sengaja/secara sadar membuat
dokumen palsu dengan maksud bahwa (a) dokumen tersebut harus
digunakan atau seolah-olah digunakan sebagai dokumen yang asli, untuk
atau (b) beberapa orang dibujuk dengan keyakinan bahwa hal/dokumen
tersebut adalah asli/orisinal, untuk melakukan atau menahan diri tidak
melakukan tindakan apapun.

Pasal 5. PERILAKU TIDAK PANTAS DILAKUKAN DALAM BISNIS

Pelanggaran terhadap Kode Etik Keagenan dan tindakan-tindakan yang tidak pantas
adalah sebagai berikut:

Menahan Informasi

Prinsip yang mendasari hukum dan peraturan yang mengatur penjualan dan iklan dari
polis asuransi jiwa adalah bahwa klien tidak boleh disesatkan. Prinsip ini semua
diterapkan pada informasi produk dan juga sikap yang ditampilkan oleh anda. Seorang
agen yang secara sengaja menyesatkan klien, melalui kartu bisnis, peralatan kantor
atau iklan, berkaitan dengan kepercayaan atau jabatan atau kemampuan memberikan
saran atau jasa harus dilaporkan, diinvestigasi dan harus diambil tindakan.

Menempatkan kepentingan agen di atas kepentingan klien

Kepentingan klien harus selalu mendapat prioritas di atas kepentingan agen. Klien
harus selalu ditangani dengan niat baik dan kejujuran. Agen harus selalu terbuka
terhadap calon klien atas semua benturan kepentingan atau potensi benturan
kepentingan yang berkaitan dengan transaksi atau rekomendasi. Termasuk dalam ayat
ini adalah agen yang membayarkan premi klien dengan menggunakan uangagen
sendiri untuk tujuan memenangkan kontes, menjaga persistency untuk mendapatkan
bonus atau untuk mempertahankan kotrak kerjanya.

5.3 Pemberian potongan/diskon Premi (Premium Rebating)

Memberikan potongan/diskon dalam pembayaran premi terjadi pada saat seorang agen
membuat kesepakatan tentang jumlah premi yang harus dibayar untuk satu polis
lebih rendah dari jumlah premi yang tertera dalam polis sebagai alat untuk
membujuk/mendorong untuk membeli satu polis dari agen. Disamping itu, seorang
agen mungkin tidak memberikan (atau menawarkan untuk memberikan) potongan dari
seluruh atau sebagian dari premi yang tertera dalam polis atau pertimbangan lain atau
satu benda yang berharga yang dimaksudkan seperti memberikan potongan premi.
Memberikan potongan dalam pembayaran premi dilarang dan setiap agen yang
memberikan potongan premi akan dilaporkan, diinvestigasi, dan segera diambil
tindakan yang sepantasnya. Tujuan dari peraturan anti pemberian diskon premi adalah
untuk memastikan bahwa semua orang yang diasuransikan diperlakukan dengan baik
(misalnya orang yang diasuransikan melalui klasifikasi penyeleksian yang sama harus
diperlakukan dengan cara yang sama pula). Tujuan lainnya adalah untuk memelihara
Halaman 8 dari 17
LAMPIRAN 1
SK No. 12/AAJI/2004 Tanggal 24 Agustus 2004
Tentang
Kode Etik Agen Asuransi Jiwa Indonesia dan Ikrar Bersama Perusahaan Asuransi Jiwa Anggota AAJI

persaingan sehat di antara para agen. Pemberian diskon premi dapat menyebabkan
sengketa di antara para agen. Misalnya, seorang agen mungkin melakukan pekerjaan
ekstensif pada satu kasus besar dan agen kedua bergabung pada menit terakhir dan
menawarkan pemberian diskon premi dan terjadi penjualan.walaupun tidak dengan
cara penjualan yang profesional Pelayanan terhadap klien menjadi tidak baik karena
agen yang memberi sebagian komisinya, tidak mampu menyediakan pelayanan yang
sebenarnya. Akibatnya adalah tingginya angka keluar masuk seorang agen

5.4. Penggantian (Replacements)

5.4.(i) Penggantian yang tidak terbuka dan sistematis


(Undisclosed/Systematic Replacements)
Dari diri mereka sendiri, penggantian produk bukan merupakan perilaku
yang tidak layak. Penggantian produk dapat ditolerir hanya jika mereka
tidak terlalu merugikan klien. Tetapi, agen yang melakukan penggantian
internal/eksternal sistimatis yang membahayakan klien harus dilaporkan,
diinvestigasi dan tindakan seperlunya harus diambil.

5.4 (ii) Pemutarbalikan (Twisting)


Pemutarbalikan adalah tindakan tidak etis dalam membujuk seorang
pemegang polis untuk melepas/menebus polisnya dari perusahaan lain
dengan tujuan menjual polis yang lain tanpa memperhatikan kerugian yang
mungkin terjadi terhadap pemegang polis. Ini juga dapat melibatkan
penggunaan nilai tunai polis, baik melalui peminjaman polis atau dividen
dari polis untuk membeli polis yang lainnya. Setiap agen yang terbukti
melakukan tindakan pemutarbalikan harus diinvestigasi dan dilaporkan.

5.4.(iii) Pencampuradukan (Churning)


Pencampuradukan terjadi pada saat seorang agen, melakukan kontrol atas
banyaknya dan seringnya penjualan, menyalahgunakan kepercayaan
nasabah untuk tujuan pribadi melalui transaksi yang berlebihan dilihat dari
karakter transaksi dan tujuan pribadi klien. Setiap agen yang terbukti
melakukan tindakan pencampuradukan harus di investigasi dan dilaporkan.

5.5. Pernyataan tidak benar (Misrepresentation and Disclosure)

5.5.(i) Ilustrasi
Diharapkan bahwa para agen menyediakan informasi mengenai satu produk
secara tepat, jujur, lengkap dan dalam bahasa yang sederhana dengan
mengacu pada ketentuan dari perusahaan melalui materi atau alat yang
telah disediakan. Jika seorang agen membuat perubahan yang vital
terhadap ilustrasi yang disediakan perusahaan atau jika seorang agen
memanipulasi perangkat lunak diluar parameter untuk menciptakan satu
harapan yang tidak masuk akal, agen harus diinvestigasi dan tindakan yang
seperlunya harus diambil.

5.5. (ii) Pernyataan yang menyesatkan


Agen harus berusaha meyakinkan bahwa mereka tidak membuat
pernyataan yang menyesatkan dalam proses penjualan atau iklan mereka.
Informasi yang penting sebagai dasar pengambilan keputusan harus secara
penuh dan akurat diungkapkan sebelum penjualan dilakukan. Jika suatu
Halaman 9 dari 17
LAMPIRAN 1
SK No. 12/AAJI/2004 Tanggal 24 Agustus 2004
Tentang
Kode Etik Agen Asuransi Jiwa Indonesia dan Ikrar Bersama Perusahaan Asuransi Jiwa Anggota AAJI

pola pengungkapan informasi yang diberikan tidak akurat atau jika


informasi penting tidak diungkapkan terjadi, maka agen harus diinvestigasi
dan tindakan seperlunya harus di ambil.

5.5.(iii) Perbandingan yang tidak lengkap


Agen yang memberikan perbandingan yang tidak lengkap dari setiap polis
dari perusahaan asuransi lainnya dengan niat untuk meyakinkan klien untuk
mengakhiri atau menebus polis, harus di investigasi dan tindakan
seperlunya harus di ambil.

5.6. Kenali kebutuhan klien anda atau kecocokan produk dengan klien.

Agen harus terus berusaha untuk memastikan bahwa mereka telah berorientasi bisnis
dan tekun untuk menganalisa kebutuhan, tujuan dan masalah keuangan klien untuk
menentukan ketepatan rekomendasi produk kepada klien. Jika satu penjualan ditutup
tanpa memperhatikan kesesuaian produk terhadap kebutuhan klien, agen harus
diinvestigasi dan tindakan sepantasnya harus diambil.

5.7 Pernyataan menyesatkan, penghapusan atau pernyataan tidak benar


kepada perusahaan

Informasi yang padat, lengkap dan tepat harus disediakan oleh agen kepada
perusahaan asuransi. Pernyataan tidak benar, penghapusan atau penyataan
menyesatkan yang sangat penting/berpengaruh, harus diinvestigasi dan tindakan
sepantasnya harus diambil.

5.8 Pemaksaan dan pengaruh yang tidak baik

Agen yang menggunakan kekuasaan, pengaruh, posisi, dan/atau moralnya terhadap


calon klien untuk mempengaruhi pembelian atas asuransi jiwa harus diinvestigasi dan
diambil tindakan sepantasnya.

5.9 Pembujukan

Agen yang telah melakukan pembayaran atau memberi hadiah, atau menawarkan
untuk membayar atau memberi hadiah secara langsung atau tidak langsung berupa
uang atau barang-barang berharga sebagai bujukan untuk meyakinkan calon klien
untuk membeli asuransi, agen tersebut harus diinvestigasi dan diambil tindakan
sepantasnya.

5.10 Pernyataan kasar

Pernyataan kasar terhadap pesaing untuk menutup penjualan merupakan pelanggaran


terhadap Kode Etik Bisnis Industri Asuransi. Agen yang terbukti melakukan ini harus
diinvestigasi dan harus diambil tindakan sepantasnya.

5.11 Penandatanganan Formulir Kosong

Formulir perusahaan yang resmi yang digunakan dalam transaksi bisnis dengan klien
menjadi file resmi dari klien dengan perusahaan. Klien harus mempunyai pengetahuan
tentang isi dan tujuan dari setiap dokumen yang dia tanda tangani. Ini adalah

Halaman 10 dari 17
LAMPIRAN 1
SK No. 12/AAJI/2004 Tanggal 24 Agustus 2004
Tentang
Kode Etik Agen Asuransi Jiwa Indonesia dan Ikrar Bersama Perusahaan Asuransi Jiwa Anggota AAJI

kebijakan perusahaan bahwa dokumen yang ditandatangani oleh klien harus dijawab
dengan lengkap sebelum agen meminta tanda tangan klien. Anda TIDAK BOLEH
meminta klien anda menandatangani formulir kosong untuk menghemat waktu di
kemudian hari. Merupakan praktek bisnis yang tidak etis meminta klien untuk
menandatangani formulir kosong, tentang perubahan polis atau formulir lainnya,
sepertinya anda membutuhkan tanda tangan tersebut di kemudian hari. Jika seorang
klien ingin mengubah atau mengambil pinjaman atau apapun, bicarakan masalah ini
dengan klien anda dan dapatkan tanda tangan yang semestinya pada saat transaksi
akan dilaksanakan. Penandatanganan formulir kosong oleh klien adalah melanggar
peraturan dan setiap agen yang melakukan ini harus diinvestigasi dan tindakan
sepantasnya harus diambil.

Pasal 6. PROSES PENJUALAN

Perusahaan mengharuskan anda untuk mengutamakan kepentingan klien di atas


kepentingan diri sendiri. Ini berarti anda harus:

6.1 Menjual berdasarkan kebutuhan klien

Pada saat wawancara pertama dengan calon klien, anda perlu meluangkan cukup
waktu untuk membicarakan konsep asuransi ataupun perencanaan keuangan dan
melakukan analisa kebutuhan.

Prinsip/aturan “KENALI NASABAH ANDA” menuntut anda untuk menilai tingkat


ketertarikan klien anda terhadap informasi yang diberikan yang berhubungan dengan
kebutuhan asuransi atau tabungan dari klien.

Tanggung jawab anda adalah mengajukan pertanyaan yang tepat untuk menentukan
jika satu produk cocok untuk klien anda. Penting untuk mendengarkan minat klien
anda, tujuan dan kebutuhan yang diungkapkan untuk dapat menilai produk yang
cocok untuk klien. Tanggung jawab agen untuk menyesuaikan produk yang tepat
untuk memenuhi kebutuhan klien.

Untuk menilai secara tepat apakah satu produk yang disarankan cocok untuk klien,
informasi berikut dapat diperoleh:

 Apa pekerjaan, usaha dan posisi dari calon klien anda?


 Berapa usia calon klien?
 Dimana dia tinggal? Apakah lingkungan tempat tinggalnya di kalangan atas?
 Apa status pernikahannya?
 Apa hobby calon klien anda? Apakah hobby tersebut umum?
 Berapa penghasilan calon klien anda?
 Siapa dan berapa banyak jumlah tanggungannya?

6.2. Menjelaskan secara lengkap bagaimana produk berfungsi

Pada saat menjelaskan produk Asuransi yang telah dipilih sesuai dengan
kebutuhan klien, Agen harus menjelaskan secara terperinci dan jelas
mengenai:

 Produk fitur
Halaman 11 dari 17
LAMPIRAN 1
SK No. 12/AAJI/2004 Tanggal 24 Agustus 2004
Tentang
Kode Etik Agen Asuransi Jiwa Indonesia dan Ikrar Bersama Perusahaan Asuransi Jiwa Anggota AAJI

 Manfaat produk bagi klien


 Persyaratan persyaratan yang berkaitan dengan produk tersebut

6.3. Memelihara tingkat profesionalisme dengan selalu memiliki informasi


terbaru

Disarankan bahwa informasi ini diperbarui secara rutin (minimal pertahun).


Informasi dapat diberi tanggal untuk membantu memonitor relevansi atas
informasi tersebut.

6.4 Pengisian Formulir Aplikasi Asuransi

Pada saat anda mengisi formulir aplikasi asuransi dengan klien, penting untuk
melakukannya tepat di depan klien anda. Anda harus mengajukan setiap
pertanyaan yang terdapat dalam aplikasi, memastikan bahwa klien memahami
pertanyaan yang anda ajukan. Anda harus yakin bahwa informasi yang anda
kumpulkan adalah akurat sebelum meminta tandatangan klien.

Formulir aplikasi asuransi harus diisi/dilengkapi sebelum meminta tandatangan


klien. Jika tidak, klien akan menyetujui bahwa hal itu adalah benar tanpa
menyaksikan apa yang telah dicatat. Bagian formulir aplikasi yang masih
kosong pada saat penandatanganan dapat menyebabkan keraguan mengenai
bagian mana yang sebenarnya telah diisi sebelum penandatanganan. Ini
sebenarnya mengurangi perlindungan yang anda dan perusahaan miliki
sebagaimana tercantum dalam kontrak.

Setelah menyelesaikan formulir aplikasi, anda harus menjelaskan mengenai


keanekaragaman untuk yang kedua kalinya, memastikan bahwa klien
memahami setiap bagian. Anda harus meminta klien untuk menandatangan di
tempat yang tepat pada formulir aplikasi.

Jelaskan secara penuh peraturan dari Tanda Terima/Kuitansi Sementara kepada


klien sebelum memohon titipan premi pertama dari klien sebagai pembayaran
titipan premi pertama atas diri calon tertanggung pada aplikasinya untuk
asuransi.

6.5 Penyerahan Polis

Setelah aplikasi disetujui oleh perusahaan dan diterbitkan polis maka adalah
menjadi tanggung jawab agen untuk mengirim polis secepat mungkin kepada
klien dan meminta bukti penerimaan polis. Penyerahan polis menyelesaikan
proses penjualan dan memastikan keabsahan dari kontrak.

Pada saat bertemu klien, akan sangat baik bila meluangkan waktu untuk
memastikan bahwa klien anda memahami produk yang dibeli dan mengapa
produk tersebut dibeli. Tinjau kembali polis dan ilustrasi penjualan dengan
klien. Proses ini akan meyakinkan klien atas keputusannya.

Sebagai langkah pengawasan, anda disarankan untuk melakukan


dokumentasi/mencatat, bila memungkinkan, setiap alasan untuk penundaan
dalam pengiriman kontrak.

Halaman 12 dari 17
LAMPIRAN 1
SK No. 12/AAJI/2004 Tanggal 24 Agustus 2004
Tentang
Kode Etik Agen Asuransi Jiwa Indonesia dan Ikrar Bersama Perusahaan Asuransi Jiwa Anggota AAJI

BAB III

PELANGGARAN TERHADAP KODE ETIK DAN SANGSI

Sangsi atas pelanggaran Kode Etik dibedakan dalam 2 hal yaitu;

1. Pelanggaran yang dilakukan oleh tenaga atau manager pemasaran perusahaan asuransi jiwa
dalam mejalankan tugasnya sebagai advisor kepada nasabah, dan
2. Pelanggaran yang dilakukan oleh perusahaan asuransi jiwa.

I. SANGSI KEPADA TENAGA DAN MANAGER PEMASARAN.

Umumnya pelanggaran Kode Etik oleh tenaga dan manager pemasaran asuransi jiwa dapat
dibedakan sbb;

1. Perilaku yang bersifat kriminal seperti: Penipuan, Penyalahgunaan dana nasabah dan
Pemalsuan dokumen.
2. Perilaku yang bersifat menyesatkan seperti: Menahan informasi, mementingkan kepentingan
pribadi diatas kepentingan nasabah, Rabating, Replacement, Mispresentasi dll.

Guna mengefektifkan pelaksanaan dari sangsi ini, maka setiap perusahaan asuransi harus
membentuk satu departemen/unit kerja yang menangani implementasi dari Kode Etik ini,
seperti Department Kepatuhan (CD) yang melapor langsung ke CEO serta harus
berkoordinasi dengan AAJI.

Sangsi atas pelanggaran Kode Etik oleh tenaga dan manager pemasaran asuransi jiwa adalah sbb;

a. Pelanggaran yang bersifat Kriminal bersadarkan kontrak kerjasama yang berlaku diperusahaan
dimana tenaga atau manager perusahaan tersebut bernaung yaitu dengan memutuskan kontrak
kerja sama dan memprosesnya sesuai dengan UU Republik Indonesia Nomor 2 Tahun
1992 TENTANG USAHA PERASURANSIAN, pasal 21, ayat 1 s/d 5 dan perusahaan tempat
tenaga atau manager pemasaran tersebut bekerja harus segera melaporkan ke AAJI (black list)
untuk disirkulasikan kepada semua anggota.
b. Pelanggaran yang bersifat Menyesatkan berdasarkan kontrak kerjasama yang berlaku
diperusahaan asuransi jiwa dimana tenaga atau manager pemasaran tersebut bernaung, bobot
kesalahannya ditentukan oleh Departemen Kepatuhan (CD) dari perusahaan tersebut dan
tindakan yang diambil adalah sbb:

SEBAGAI TENAGA PEMASARAN

1. Surat Peringatan 1 (cc ke AAJI), diancam dengan UU RI Nomor 2 Tahun 1992 dan tidak
diberikan kesempatan masuk ke jalur management selama 2 tahun.
2. Surat Peringatan 2 (cc ke AAJI), diancam dengan UU RI Nomor 2 Tahun 1992 dan tidak
diberikan kesempatan masuk jalur management selama 4 tahun dan
3. Surat Peringatan 3, diancam dengan UU RI Nomor 2 Tahun 1992kemudian dikeluarkan dari
perusahaan, dilaporkan ke AAJI (black list) dan disirkulasikan kepada semua anggota
asosiasi.

Halaman 13 dari 17
LAMPIRAN 1
SK No. 12/AAJI/2004 Tanggal 24 Agustus 2004
Tentang
Kode Etik Agen Asuransi Jiwa Indonesia dan Ikrar Bersama Perusahaan Asuransi Jiwa Anggota AAJI

SEBAGAI MANAGER

1. Surat Peringatan 1 (cc ke AAJI), diancam dengan UU RI Nomor 2 Tahun 1992 dan
diturunkan levelnya 1 tingkat.
2. Surat Peringatan 2 (cc ke AAJI), diancam dengan UU RI Nomor 2 Tahun1992 dan
diturunkan menjadi tenaga pemasaran, tidak boleh diberikan kesempatan masuk jalur
management selama 4 tahun.
3. Surat Peringatan 3, diancam dengan UU RI Nomor 2 Tahun 1992, kemudian dikeluarkan
dari perusahaan asuransi jiwa, dilaporkan ke AAJI (black list) dan disirkulasikan kepada
semua anggota asosiasi.

Catatan: *) Pelaksanaan tindakan diatas tergantung dari bobot kesalahan dan ini ditentukan oleh
Depertement Kepatuhan (CD) dan sangat memungkinkan langsung diambil poin ke 3 tanpa proses
melewati poin 1 atau 2.

II. SANGSI KEPADA PERUSAHAAN ASURANSI JIWA

Sangsi Atas Pelanggaran Kode Etik Asuransi Jiwa ini mengacu kepada Surat Keputusan
Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 421/KMK.06/2003 yang mengatur
tentang KEMAMPUAN DAN KEPATUTAN BAGI DIREKSI DAN KOMISARIS
PERUSAHAAN PERASURANSIAN dan Nomor 426/KMK.6/2003 yang mengatur
tentang PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN ASURANSI
DAN PERUSAHAAN REASURANSI yang sudah berlaku sejak September 2003.

Sangsi ini tidak berlaku terhadap tenaga atau manager pemasaran perusahaan asuransi jiwa
yang telah DIBERHENTIKAN oleh perusahaan asuransi jiwa dimana yang bersangkutan
bekerja. Namun, bila pemberhentian tersebut inisiatifnya datang dari tenaga atau manager
pemasaran yang bersangkutan, maka MASA TUNGGU 6 (ENAM) BULAN, sesuai
dengan Pasal 38, ayat 2, Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
426/KMK.06/2003 HARUS diberlakukan sebelum diperkecualikan dari aturan tersebut.

Oleh karena itu, perusahaan asuransi jiwa harus memberikan laporan daftar nama tenaga
atau manager pemasaran yang telah diberhentikan oleh perusahaan kepada AAJI maksimum
31 hari sejak tenaga atau manager pemasaran tersebut diberhentikan. Perusahaan asuransi
harus menarik kembali Kartu Keanggotaan AAJI dari tenaga atau manager pemasaran yang
telah diberhentikan tersebut dan mengembalikannya ke AAJI.

Masa tunggu 6 bulan tersebut berawal sejak tanggal surat pengundurkan diri dari perusahaan
asuransi jiwa lama sampai dengan tanggal penanda-tanganan kontrak asuransi jiwa dari perusahaan
asuransi jiwa yang baru.

Halaman 14 dari 17
LAMPIRAN 1
SK No. 12/AAJI/2004 Tanggal 24 Agustus 2004
Tentang
Kode Etik Agen Asuransi Jiwa Indonesia dan Ikrar Bersama Perusahaan Asuransi Jiwa Anggota AAJI

ATURAN MEMPEKERJAKAN TENAGA DAN MANAGER PEMASARAN

1. a) Perusahaan asuransi jiwa dilarang menawarkan perjanjian kerja kepada calon


tenaga atau manager pemasaran perusahaan asuransi jiwa lain yang manfaatnya
diatas ketentuan regulator yang berlaku dan paket manfaat lainnya berdasarkan aturan
yang berlaku di perusahaan asuransi jiwa guna mempengaruhi tenaga atau manager
pemasaran perusahaan asuransi jiwa lainnya ATAU menawarkan manfaat tambahan
termasuk tapi tidak terbatas pada pinjaman lunak, fasilitas kredit lainnya, pembagian
laba dan lain-lain dalam bentuk apapun kepada tenaga atau manager pemasaran
perusahaan asuransi lain.

Bentuk pelanggaran apapun seperti yang diuraikan di atas akan dikenakan denda
seperti yang diatur dalam item 4 dibawah ini.

b) Perusahaan asuransi jiwa dilarang menunjuk/mengangkat tenaga atau manager


pemasaran perusahaan asuransi jiwa lainnya dengan posisi/benefit yang lebih tinggi
dari yang dijabat/didapat dari perusahaan asuransi jiwa sebelumnya, kecuali sudah
menjalani posisi yang sama dengan perusahaan asuransi jiwa sebelumnya di
perusahaan asuransi jiwa yang baru tersebut minimal selama 6 bulan.

c) Pengecualian untuk dapat memperkerjakan tenaga pemasaran atau manager dari


perusahaan asuransi lain, hanya dan hanya dimungkinkan bila;

- Tenaga atau manager pemasaran tersebut telah menunjukan surat pengunduran


diri dari perusahaan asuransi jiwa yang lama dan perusahaan asuransi jiwa yang
lama mengeluarkan persetujuannya untuk pengunduran diri tersebut,
- Jika perusahaan asuransi jiwa tempat tenaga dan manager pemasaran tersebut
berada dalam kondisi akuisisi, merger atau diambil alih oleh perusahaan asuransi
jiwa lain, yang mengakibatkan kontrak perjanjian yang sudah ditandatangani
sebelumnya tidak berlaku sampai dengan tanggal tertentu dalam perjanjian
pengambilalihan tersebut sehingga tenaga atau manager pemasaran tersebut
mengundurkan diri dan perusahaan asuransi jiwa yang baru tersebut menyetujui
pengunduran diri tersebut.

Note: Perusahaan asuransi jiwa yang sudah menerima surat pengunduran diri dari tenaga atau manager pemasarannya
harus memberikan respon atas surat pengunduran diri tersebut maksimum 31 hari sejak surat pengunduran diri tersebut
diterima. Bila dalam waktu 31 hari belum memberikan persetujuan tertulisnya, maka akan dianggap telah disetujui.

2. Mengacu kepada poin 1 bagian b diatas, tanpa perlu dilakukan pembuktian sebelumnya,
perusahaan asuransi jiwa akan dianggap melanggar Aturan Kode Etik Asuransi Jiwa
dengan kondisi-kondisi di bawah ini;

a. Sebuah perusahaan asuransi telah menunjuk/mempekerjakan lebih dari 2 manager


pemasaran dari perusahaan asuransi jiwa lain, baik dari perusahaan yang sama maupun
berbeda, dalam perioda waktu 6 bulan sejak penanda-tanganan kontrak dengan manager
yang pertama, atau
b. Perusahaan asuransi telah menunjuk/mempekerjakan lebih dari 4 supervisor/leader/tenaga
pemasaran dari perusahaan asuransi lain, baik dari perusahaan yang sama maupun berbeda,
dalam perioda waktu 6 bulan sejak penanda-tanganan kontrak dengan
supervisor/leader/tenaga pemasaran yang pertama.

Halaman 15 dari 17
LAMPIRAN 1
SK No. 12/AAJI/2004 Tanggal 24 Agustus 2004
Tentang
Kode Etik Agen Asuransi Jiwa Indonesia dan Ikrar Bersama Perusahaan Asuransi Jiwa Anggota AAJI

(Catatan: Dalam klausul ini, tidak diperlukan pembuktian ada tidaknya bujukan atau “bajakan” pada saat
sebuah perusahaan asuransi jiwa telah mengangkat lebih dari jumlah yang telah ditetapkan dari tenaga
pamasaran atau manager dalam waktu 6 bulan dari perusahaan asuransi jiwa lain).

3. Chief Executive Officer (CFO)/President Direktur perusahaan asuransi jiwa yang terdaftar
sebagai anggota Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) harus menandatangani sebuah
deklarasi di hadapan Notaris yang ditunjuk bahwa dia, yang bertindak atas nama
perusahaan dimana yang bersangkutan dipekerjakan, tidak diperkenankan melakukan
aktivitas, baik secara langsung maupun tidak langsung, yang dianggap melanggar aturan
dasar dan semangat dari pelaksanaan Sangsi Atas Pelanggaran Kode Etik Asuransi Jiwa
ini.

4. Sangsi dan besarnya denda yang dibelakukan atas pelanggaran yang disebutkan diatas adalah
sbb;

a. Departemen Keuangan dalam hal ini Direktur Asuransi setelah berkoordinasi dengan AAJI
akan mengevaluasi atau meninjau ulang atau membatalkan hasil penilaian Kepatutan dan
Kepantasan (Fit and Proper Test) direksi perusahaan asuransi yang melakukan pelanggaran
dengan mengacu kepada surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
421/KMK.06/2003 tentang PENILAIAN KEMAMPUAN DAN KEPATUTAN BAGI
DIREKSI DAN KOMISARIS PERUSAHAAN PERASURANSIAN, Bab V, PROSEDUR
PENILAIAN, Pasal 7, bagian (3), poin b, c dan d.
b. Sejumlah denda yang dihitung dari rata-rata produksi FYAP dalam waktu 3 tahun (atau
jumlah tahun seorang manager dipekerjakan di perusahaan asuransi lama, bila yang
bersangkutan bekerja kurang dari 3 tahun) ATAU Rp 425.000.000, manapun yang lebih
tinggi, yang harus dibayar oleh perusahaan asuransi yang mempekerjakannya untuk setiap
manager yang diterima;
c. Sejumlah denda yang dihitung dari rata-rata produksi FYAP dalam waktu 3 tahun (atau
jumlah tahun seorang tenaga pemasaran dipekerjakan di perusahaan asuransi lama, bila yang
bersangkutan bekerja kurang dari 3 tahun) ATAU Rp 170.000.000, manapun yang labih
tinggi, yang harus dibayar oleh perusahaan asuransi yang mempekerjakannya untuk setiap
tenaga pemasaran yang diterima.
d. Pengulangan atas pelanggaran yang terjadi di poin b. dan c. diatas akan dikenakan
denda dan Surat Peringatan kepada CEO/President Director perusahaan asuransi jiwa yang
melakukan pelanggraran tersebut sbb;

- Pelanggaran Pertama: Denda poin a. atau b. + Surat Peringatan 1


- Pelanggaran Kedua : Denda poin a. atau b. X 125 % + Surat Peringatan 2
- Pelanggaran Ketiga : Denda poin a. atau b. X 150 % + Pemberhentian CEO dan/atau
Deportasi dan tindakan ini diambil oleh Dep Keu.

Denda dari poin a, b dan c diatas dibayarkan kepada Asosiasi Asuransi Jiwa
Indonesia (AAJI) yang kemudian disalurkan kepada AAJI yang untuk selanjutnya
digunakan untuk Dana Pengembangan Agency Trainning (Agency Trainning
Development Fund) dibawah naungan AAJI.

5. Dalam rangka mengefektifkan pelaksanaan dari Kode Etik dan Sangsi dan guna
menghindari ketidakmengertian tenaga atau manager pemasaran, maka perusahaan
asuransi jiwa harus mengambil langkah-langkah dibawah ini;
a) Perusahaan asuransi, khususnya Training Departement harus memastikan bahwa
tenaga atau manager pemasarannya betul-betul mengerti dan memahami konteks
dan makna dari Kode Etik dan Sangsi, baik untuk tenaga atau manager pemasaran

Halaman 16 dari 17
LAMPIRAN 1
SK No. 12/AAJI/2004 Tanggal 24 Agustus 2004
Tentang
Kode Etik Agen Asuransi Jiwa Indonesia dan Ikrar Bersama Perusahaan Asuransi Jiwa Anggota AAJI

yang sudah ada sejak aturan ini dikeluarkan maupun tenaga atau manager
pemasaran yang baru direkrut. Hal ini harus dilakukan dengan penandatanganan
Deklarasi Akan Tunduk dan Patuh Kepada Kode Etik Keagenan dan
Sangsi pada poin III dibawah ini dan lembaran yang ditandatangani tersebut
harus disimpan oleh perusahaan dimana tenaga atau manager pemasaran tersebut
bekerja. Apabila terjadi pelanggaran Kode Etik oleh tenaga atau manager
pemasaran dan dikenakan sangsi oleh perusahaan dan/atau AAJI, maka bukti
otentik atas pemahaman dan tunduk kepada Kode Etik Keagenan dan Sangsi yang
sudah disepakati oleh anggota AAJI merupakan persyaratan yang dipakai oleh
perusahaan dan AAJI, namun penyelesaian permasalahan tersebut ada di
perusahaan asuransi dimana tenaga atau manager pemasaran tersebut bekerja.
b) Perusahaan asuransi sangat disarankan membuat Buku Panduan yang memuat
panduan Kode Etik dan Sangsi ini dan didistribusikan kepada semua tenaga atau
manager pemasaran yang ada.
c) Perusahaan harus mengambil langkah-langkah antisipatif untuk menjegah
penggunaan wakil tenaga pemasaran untuk mengelak dari sangsi ini.
d) Perusahaan asuransi jiwa harus memasukan sebuah pasal dalam kontrak perjanjian
kerjanya, baik untuk tanaga maupun manager pemasaran yang menyatakan bahwa
tenaga atau manager pemasaran yang terlibat dalam penggunaan wakil tenaga
pemasaran harus diputuskan kontrak kerjanya sesegera mungkin.

III. DEKLARASI AKAN TUNDUK DAN PATUH KEPADA KODE ETIK


KEAGENAN DAN SANGSI.

DEKLARASI TENAGA ATAU MANAGER PEMASARAN

Nama Agen :
No. Keagenan dari Perusahaan :
Kode Perusahaan :
Tanda Tangan Agen :

Tanggal :

Halaman 17 dari 17

Anda mungkin juga menyukai