DOSEN PENGAMPU :
MAHASISWA :
BAB 1
PENDAHULUAN
kawasan Kesawan Medan dan sampai saat ini bangunan yang dibangun pada masa
penjajahan Belanda masih berdiri dan memiliki nilai sejarah. Bangunan yang
masih tetap berdiri sampai sekarang antara lain Gedung Londsum, Bangunan
Tjong A Fie, Restoran Tip-Top, Kantor Pos Besar Medan, Gedung Bank
Kesawan sebagai kota tua yang terletak di tengah kota Medan masih dapat
kawasan tersebut untuk menjadi Landmark kota Medan. Selain itu kesawan
sebagai kota tua peninggalan penjajahan Belanda kondisinya kini sudah tak
zaman karena tidak ada yang menjaga kelestariannya, ditambah lagi bangunan
Di sekitar kawasan kesawan terdapat juga Pajak Ikan Lama yang dulunya
banyak sekali pedagang yang menjual pakaian, bakal kain dan buah tangan dari
Kota Medan. Dekatnya lokasi pasar dengan pusat kota membuat wisatawan lokal
maupun wisatawan asing dengan mudah menuju Pajak Ikan Lama. Akan tetapi
Pajak Ikan Lama memiliki tata letak tidak beraturan sehingga menimbulkan kesan
kumuh, ruas-ruas jalan yang seharusnya digunakan untuk berjalan kaki, disalah
Pajak Ikan Lama tidak kalah bersaing dengan pasar-pasar diluar negeri
seperti Malaysia (Petalling Street), Singapura (Kreta Ayer) dan Bangkok. Maka
dari itu perlu dilakukan sebuah revitalisasi agar Kawasan Pajak Ikan Lama lebih
tertata rapi.
yang berada di jalan kesawan mulai dari bangunan Tip-Top, Londsum, Kantor Pos
dan Gedung Bank Indonesia. Kawasan Pajak Ikan Lama mulai beroperasi dari
pagi hingga sore hari, para pedagang dan pekerja sudah tampak sepi pada malam
hari sehingga pajak ikan lama tidak mempunyai aktifitas lagi, sedangkan kawasan-
kawasan di sekitar Pajak Ikan Lama seperti Lapangan Merdeka dan Kesawan terus
tampak hidup mulai dari pagi hingga malam hari, salah satu bentuk revitalisasi
yang dapat diterapkan yaitu dengan menata kawasan Pajak Ikan Lama sedemikian
2. Rumusan Masalah
ini adalah :
kawasan ini
3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan
untuk mengatasi permasalahan yang ada. Perlunya mengungkap potensi yang ada
di kawasan ini agar dapat menjadi daya tarik bagi pengunjung. Apabila Pajak Ikan
Lama sudah dipadati pengunjung secara tidak langsung beberapa koridor jalan di
kawasan ini akan mengalami kemacetan dan secara tidak langsung parkir
kendaraan akan menjadi semrawut disetiap bahu jalan Pajak Ikan Lama. Selain
itu, dalam mengatasi permasalahan kebersihan perlu ditempatkan tong atau tempat
sampah yang memisahkan sampah basah dan sampah kering di setiap ruas jalan
tempatnya.
BAB II
PEMBAHASAN
bagian kota yang dulunya pernah vital/hidup, akan tetapi kemudian mengalami
revitalisasi sebuah kawasan mencakup perbaikan aspek fisik, aspek ekonomi dan
penyelesaian keindahan fisik saja, tapi juga harus dilengkapi dengan peningkatan
bukan sekedar ikut serta untuk mendukung aspek formalitas yang memerlukan
adanya partisipasi masyarakat, selain itu masyarakat yang terlibat tidak hanya
masyarakat dilingkungan tersebut saja, tetapi masyarakat dalam arti luas (Laretna,
2002).
yang terpelihara
• Bangunan yang ada tetap menyajikan ciri khas tradisional dan historis
kawasan.
• Tersedia ruang publik dan pedestrian yang menjadi ruang aktifitas publik
2004)
keunikan lokasi dan citra tempat) dengan penekanan terhadap penggalian potensi
kearifan lokal. Urban retrofitting mempunyai konsep adanya pinggiran kota yang
mulai menua dan ditinggalkan oleh masyarakat, bangunan- bangunan yang sudah
kesehatan publik dan meningkatkan ruang-ruang hijau yang ada pada kawasan.
adalah:
memvitalkan kembali suatu kawasan atau bagian kota yang dulunya pernah vital/hidup,
dikatakan sebagai salah satu pendekatan dalam meningkatkan vitalitas suatu kawasan
Teori ini mempelajari tentang fisik yang terlihat maupun yang memiliki
makna sosial dalam suatu kawasan tertentu, fungsi, sejarah atau bahkan dari
namanya. Teori ini akan mengulas tentang persoalan bentuk yang terlihat dan
diambil bahwa dalam bentuk desain yang sebenarnya harus digunakan untuk
memperkuat makna dan tidak meniadakan suatu makna yang sudah ada sebelum
suatu gejala (Tingkah laku ataupun peristiwa) dengan cara mengamati kawasan
penelitian. Data yang diperoleh didapat memalui hasil pengamatan yang dilakukan
Citra fisik sebuah kota atau sebuah kawasan dapat dilihat dan
diklarifikasikan ke dalam lima jenis elemen yaitu, pahts, edges, districs, nodes,
1.path
melakukan pergerakan umum yakni jalan, gang-gang utama, jalan transit, lintas
kereta api, saluran dan sebagainya. Path mempunyai identitas yang lebih baik
kalau memiliki tujuan yang besar, misalnya pohon, fasade dan lain-lain atau bisa
Path adalah elemen yang paling penting dalam citra kota. Kevin Lynch
menemukan dalam risetnya bahwa jika identitas elemen ini tidak jelas, maka
Path ini akan terdiri dari eksternal akses dan internal akses, yaitu jalan-jalan
penghubung antar kota dengan wilayah lain yang lebih luas. Jaringan jalan adalah
pengikat dalam suatu kota, yang merupakan suatu tindakan dimana kita menyatukan
semua aktifitas dan menghasilkan bentuk fisik suatu kota (Lynch, 1960:96).
Gambar 2.5
Contoh Path( Ilustrasi elemen path )
Sumber: internet ( Kevin Lynch, 1960 )
2. Edge (Tepian)
Edge adalah elemen linear yang tidak dipakai atau dilihat sebagai path.
Edge berada pada batas antara dua kawasan tertentu dan berfungsi sebagai
pemutus linear misalnya pantai, tembok, batasan antara lintasan kereta api,
topografi dan sebagainya. Edge lebih bersifat sebagai referensi dari pada elemen
identitas yang lebih baik jika kontinuitas tampak jelas batasnya. Demikian pula
Gambar 2.6
Contoh Edge( The Lake Front of Chicago )
Sumber: Internet ( Kevin Lynch, 1960 )
3. District (Kawasan)
Sebuah kawasan district memiliki ciri khas yang mirip (bentuk, pola dan wujudnya) dan
khas pula dalam batasnya, dimana orang merasa harus mengakhiri atau memulainya.
District dalam kota dapat dilihat sebagai referensi interior maupun eksterior. District
mempunyai identitas yang lebih baik jika batasnya dibentuk dengan jelas tampilannya dan
dapat dilihat homogen, serta fungsi dan posisinya jelas (introver/ekstrover atau berdiri
Gambar 2.8
Contoh District ( Bunker Hill )
Sumber: Internet ( Kevin Lynch, 1960 )
4.. Landmark
Landmark merupakan titik referensi elemen node, tetapi orang tidak masuk
kedalam nya karena bisa diliat dari luar letaknya. Landmark adalah elemen
eksternal dan merupakan bentuk visual yang menonjol dari kota, misalnya
gunung atau bukit, gedung tinggi, menara, tempat tinggi, tempat ibadah, pohon
tinggi dan sebagainya. Landmark adalah elemen penting dari bentuk kota karena
orang mengenali suatu daerah. Landmark mempunyai identitas yang lebih baik
jika bentuknya jelas dan unik dalam lingkungannya, dan ada sekuens dari
beberapa landmark (merasa nyaman dalam orientasi), serta ada perbedaan skala
Gambar 2.9
Contoh Landmark (The Piazza San Marco. Venice ) Sumber: Internet
( Kevin Lynch, 1960 )
5.Node (Simpul)
Node merupakan simpul atau lingkaran daerah strategis dimana arah dan
aktifitasnya saling bertemu dan dapat diubah ke arah atau ke aktifitas lain,
secara keseluruhan dalam skala makro (besar), pasar, taman, square dan
sebagainya. Node adalah satu tempat dimana orang memiliki perasaan “ masuk“
dan “keluar” di dalam tempat yang sama. Node mempunyai identitas yang lebih
baik jika tempatnya memiliki bentuk yang jelas karena lebih mudah diingat serta
Gambar 2.10
Contoh Nodes ( Washington and Summer Streets )
Sumber: Internet ( Kevin Lynch, 1960
1.B.. Tabel Indikator
Menurut (McGee dan Yeung, 1977) PKL didefinisikan sebagai orang- orang yang
menjajakan barang dan jasa untuk dijual di tempat yang merupakan ruang untuk
kepentingan umum, terutama di pinggir jalan dan trotoar. Istilah kaki lima diambil
dari pengertian tempat di tepi jalan yang lebarnya lima kaki (5 feet). Tempat ini
Gambar 2.11
Contoh Street Market (Kondisi PKL di Lorong Tuanku Abdul Rahman, Malaysia )
Sumber: Internet
Gambar 2.13
Contoh Street Market ( Indonesia )
Sumber: Internet
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
dan Jalan Perniagaan, Kecamatan Medan Barat,Sumatera Utara. Pajak Ikan Lama
merupakan salah satu pasar tekstil terbesar di Kota Medan. Lokasinya yang
terletak di jantung Kota Medan membuat pajak ikan lama ramai dikunjungi dari
berikut:
juga sebagai metode artistik karena proses penelitiannya lebih bersifat seni
(kurang terpola) dan disebut sebagai metode interpretive karena data hasil
keadaan yang ada pada periode saat penelitian dilakukan. Data-data yang-yang
dihasilkan menggunakan pengamatan langsung pada lokasi penelitian dan juga
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
merupakan sebagai atribut seseorang atau objek yang mempunyai variasi antara
satu orang dengan orang yang lain atau satu objek ke objek yang lain. (Sugiyono,
2013:38)
Table 3.1.
Variabel Penelitian
No. Variabel Penelitian Metode Pengumpulan
Data
1. Apa yang menjadi daya tarik pajak ikan Pengamatan dan
lama Dokumentasi
2. Ketersediaan ruang terbuka Pengamatan dan
Dokumentasi
3. Kebutuhan Parkir Pengamatan dan
Dokumentasi
4. Lokasi untuk menerapkan Street Market Pengamatan dan
Dokumentasi
5. Menghubungkan kawasan Pajak Ikan Pengamatan dan
Lama dengan kawasan sekitar Dokumentasi
Sumber: Olah Pribadi
3.4. Metoda Analisis Data
datadata yang diperoleh dalam penelitian ini akan dianalisis secara kualitatif yaitu
Kutipan-kutipan yang ada didalam penulisan dan hasil pengamatan yang diperoleh
penelitian.
Jalan Kereta Api merupakan jalan utama jika kita menuju Pajak Ikan
Lama. Jalan ini dipadati kendaraan roda empat, roda dua maupun roda 3 dari pagi
hingga sore hari. Lebar badan jalan ± 8 meter dan pedestrian ± 1,5 meter. Kondisi
pedestrian di kawasan ini juga kurang terawat, masih banyak terlihat paving block
yang retak dan bolong sehingga dapat mengganggu pejalan kaki. Selain itu
lebarnya pedestrian di salah fungsikan oleh masyarakat, pedestrian seharusnya
jalur bagi pejalan kaki kini terlihat menjadi parkir kendaraan bagi masyarakat,
terlihat kendaraan roda dua dan becak parkir di bahu jalan Kereta Api sehingga
Gambar 4.1.1
Parkir dan Sirkulasi Kendaraan Jln. Kereta Api Sumber:
Observasi, 2021
Gambar 4.1.2
Kondisi kawasan di Jln. Kereta Api
Sumber: Observasi, 2021
Sirkulasi kendaraan yang berada di Jln. Kereta Api termasuk padat karena
kendaraan pribadi dan kendaraan umum memakai jalan ini untuk kegiatan sehari-hari. Di
sepanjang koridor terlihat bangunan bersejarah yang memiliki ketinggian 2-3 lantai,
sekarang di fungsikan untuk kios para penjual kain dan oleh-oleh dari Medan.
Jalan Perniagaan merupakan lokasi jalan yang paling dekat menuju Pajak Ikan Lama,
lokasi jalan yang berdekatan dengan Jln. Ahmad Yani 3 membuat jalan ini ramai dilalui
oleh kendaraan dan pejalan kaki. Di sepanjang koridor Jalan Perniagaan memiliki lebar
Gambar 4.2.1
Sirkulasi Kendaraan di Jalan Perniagaan
Sumber: Observasi, 2021
Kondisi kawasan Jalan Perniagaan terlihat becek pada saat hujan dapat terlihat pada
gambar 4.2.1 jalan ini tergenang air dan terdapat dedaunan sampah di sekitarnya. Hal
ini dikarenakan tersumbatnya pipa pembuangan air ke parit sehingga air tidak merata
Gambar 4.2.2
Parkir Kendaraan Jalan Perniagaan
Sumber: Observasi, 2021
Sirkulasi kendaraan yang ada di Jln. Perniagaan terlihat semrawut karna tidak ada
fasilitas parkir yang tersedia di kawasan Pajak Ikan Lama, hal ini mengakibatkan
pedagang dan pembeli memarkirkan kendaraan roda dua di bahu jalan kawasan ini. Untuk
parkir kendaraan roda empat masih memakai badan jalan dengan sudut kemiringan parkir
45º. Selain itu, marka jalan pada kawasan Perniagaan sudah mulai memudar. Pentingnya
marka jalan bagi masyarakat yg melewati kawasan ini demi keselamatan bersama
berkendara baik itu kendaraan roda dua maupun roda empat. Bentuk marka jalan antara
lain garis membujur, garis melintang, garis serong atau bisa pula berbentuk tanda.
Gambar 4.2.3
Pedagang kaki lima (Menggunakan Meja)
Sumber: Observasi, 2021
Pedagang kaki lima yang berada di Jln. Perniagaan banyak menggelar barang
dagangannya di trotoar jalan. Di kawasan ini terdapat beragam macam pedagang kaki
lima, barang dagangan yang dijual berupa kerupuk kulit, buah-buahan, dan aneka
gorengan. Kegiatan PKL ini biasanya menempati ruang-ruang publik (trotoar, taman, dan
pinggir badan jalan,) yang mengakibatkan ruang publik tersebut tidak dapat dimanfaatkan
oleh penggunanya dengan baik sesuai fungsinya. Hal ini membuat terganggunya kegiatan
di kawasan Pajak Ikan Lama akibat berkembangnya kegiatan pedagang kaki lima yang
tidak tertata.
Pedagang kaki lima seperti gambar 4.5 merupakan pedagang kaki lima yang
menggelar barang dagangannya menggunakan meja saja, selain itu barang dagangan juga
di tempatkan di atas trotoar jalan maupun di gantung pada dinding bangunan. Waktu
berdagang pedagang kaki lima mulai dari pukul 08:00 – 18:00, jenis dagangan yang di
jual berupa berbagai macam olahan kerupuk,mulai dari kerupuk biasa sampai kerupuk
kulit.
Gambar 4.2.4
Pedagang kaki lima (Menggunakan Gerobak)
Sumber: Observasi, 2021
pedagang kaki lima menggelar barang dagangan dengan menggunakan gerobak sorong
dan payung untuk peneduh si penjual. Waktu berdagang pedagang kaki lima mulai dari
pukul 08:00 – 18:00, barang dagangan yang dijual berupa buah-buahan segar. Pedagang
kaki lima menggunakan pedestrian jalan untuk berjualan sehingga mengganggu sirkulasi
Gambar 4.2.5
Pedagang kaki lima (Menggunakan keranjang)
Sumber: Observasi, 2017
Pada gambar 4.2.5 pedagang kaki lima menggelar barang dagangan menggunakan
keranjang dan beberapa plastik saja, ini karena pedagang berjualan dengan cara berpindah
dari kawasan satu ke kawasan lain bergantung kepada keramaian pengunjung di suatu
kawasan. Waktu berdagang mulai dari pukul 12:00 – 18:00, dagangan yang di jual
Gambar 4.2.6
Pedagang kaki lima (Menggunakan meja dan keranjang)
Sumber: Observasi, 2021
Pada gambar 4.2.6 pedagang kaki lima jualan menggunakan meja dan bangku serta
payung untuk menghindari si penjual dari paparan sinar matahari. Waktu berdagang mulai
dari pukul 08:00-18:00, barang dagangan yang di jual berupa aneka macam buah dan
berbagai macam kerupuk kulit. Terlihat ramai pembeli disini karena merupakan jalur yang
sering di lewati pembeli untuk ke Pajak Ikan Lama, dari koridor ini juga pembeli bisa
difungsikan sebagai tempat komersil, terdapat pedagang kaki lima yang menjual bakal
kain dan pakaian siap pakai. Lebar badan jalan kawasan Ahmad Yani 3 ± 6 meter dan
lebar pedestrian kawasan ini ±1,5 meter, kondisi sirkulasi di koridor ini terlihat semrawut.
Pada Jalan Ahmad Yani 3 tidak terdapat fasilitas parkir, kendaraan roda dua parkir di
badan jalan koridor sehingga menyebabkan sempitnya badan jalan yang ada di kawasan
ini. Selain itu, terdapat loading lockdi kawasan Ahmad Yani 3. Kios-kios yang kehabisan
stok pakaian langsung di antar memakai mobil box, tidak terdapat fasilitas loading lock
pada mobil box sehingga kawasan ini terlalu padat dengan kendaraan roda dua maupun
roda empat.
Gambar 4.3.1
Koridor Jalan Ahmad Yani 3
Sumber: Observasi, 2021
Kondisi Jalan Ahmad yani 3 terlihat tidak tertata, dilihat dari marka jalan yang
sudah mulai memudar, pentingnya marka jalan yaitu demi keselamatan masyarakat dalam
berkendara baik itu kendaraan roda empat maupun roda dua. Selain itu, dilihat dari
gambar 4.8 kondisi alat pembatas kecepatan juga mulai hancur, ketinggian pembatas jalan
dengan trotoar sudah mulai sama. Fungsi pembatas kecepatan yaitu sebagai pertanda bagi
Gambar 4.3.2
Bangunan Heritage di Jalan Ahmad Yani 3
Sumber: Observasi, 2021
Banyak sekali bangunan tempo dulu atau heritage pada kawasan Pajak Ikan
Lama salah satunya yang terletak di Jalan Ahmad Yani 3, bangunan ini di fungsikan
sebagai tempat usaha penjual pakaian dan di lantai dua sebagai tempat tinggal.
Bangunan ini diapit oleh beberapa ruko yang menjulang tinggi sehingga terlihat
Sepanjang bangunan ini merupakan bangunan ruko 2-3 lantai, banyak terdapat bangunan
ruko yang di fungsikan untuk perdagangan. Di kawasan ini tidak banyak pedagang
membuka usaha dikarenakan beberapa bangunan yang mulai tak terawat dan kawasan
jalan yang sempit. Tidak ada area parkir di kawasan ini, pedagang dan pembeli
memarkirkan kendaraan mereka di bahu jalan sehingga membuat jalanan ini menjadi
sempit.
Gambar 4.4.
Parkir dan Sirkulasi Kendaraan Jln. Pembelian
Sumber: Observasi, 2021
Jalan Ahmad Yani 6 tidak jauh berbeda dengan jalan-jalan yang lainnya di daerah
Pajak Ikan Lama. Kondisi Jalan Ahmad Yani 6 termasuk yang bersih dibanding jalan yang
lainnya. Hal ini dapat dibuktikan dari foto yang ada dibawah.
Gambar 4.5.
Sirkulasi Kendaraan di Jln. Ahmad Yani 6
Sumber: Observasi, 2021
Jalan Ahmad Yani terdiri dari ruko-ruko yang lebih menyerupai satu dengan
lainnya. Kebanyakan ruko-ruko yang ada di jalan ini terdiri dari 3 lantai. Sirkulasi
kendaraan di Jln. Ahmad Yani 6 ramai pada jam-jam tertentu seperti di saat jam buka
toko-toko di pagi hari hingga siang menjelang sore. Pada saat sore hari, jalanan sudah
mulai sepi walaupun beberapa toko masih buka seperti butik baju dan toko kain.
Jalan Ahmad Yani terletak di samping Jalan Perniagaan. Kondisi Jalan Ahmad
Yani bersih dan terawat diantara jalan yang lainnya. Hal ini dikarenakan karena jalan ini
termasuk daerah wisata baik itu bangunannya maupun kulinernya. Terlihat Restoran Tip
Top, Bangunan Tjong A Fie dan lainnya. Bahkan jika diteruskan akan dijumpai
gedunggedung lama seperti gedung Lonsum, Bank Indonesia, Kantor Pos dan Lapangan
Gambar 4.6.1
Sirkulasi Kendaraan di Jln. Ahmad Yani
Sumber: Observasi, 2021
kawasan ini terlihat macet apabila pagi hari ketika orang-orang mulai melakukan aktivitas
dan sore hari ketika orang-orang mulai pulang dari aktivitas. Badan jalan kawasan Ahmad
Yani juga terlihat lebar sehingga memudahkan kendaraan untuk berlalu lalang.
Gambar 4.6.2. Parkiran kendaraan di jalan Ahmad Yani
Sirkulasi parkir di Jalan. Ahmad Yani terlihat tidak tertata hanya saja badan jalan yang
lebar mampu menampung kendaraan pedagang dan pembeli. Kendaraan yang parkir di
bahu jalan berupa mobil dan kendaraan beroda dua. Trotoar jalan juga kerap kali
digunakan untuk parkir kendaraan beroda dua sehingga jalanan ini terlihat cukup
semrawut.
Jalan Guang Jou terletak di antara Jalan Pembelian dan Jalan Ahmad Yani 6, jalan ini
sering di padati kendaraan roda empat maupun roda dua dari pagi hingga sore hari. Jalan
ini jarang sekali terlihat orang memarkirkan kendaraannya karena Jalan Guang Zou tidak
Sirkulasi kendaraan di Jalan. Guang Jou terlihat padat pada jam-jam tertentu, hal
ini dikarenakan kesibukan masyarakat berlalu lalang di kawasan ini, badan jalan yang
lebar membuat kawasan ini tidak terlalu menimbulkan kemacetan. Parkir kendaraan yang
ada di Jalan Guang Jou tidak terlihat begitu semrawut tidak banyak kendaraan beroda
empat maupun beroda dua untuk memarkirkan kendaraannya di kawasan ini. Hal ini
menjadikan kawasan Guang Jou terlihat lenggang dan tidak macet pada jam-jam tertentu.
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
Menurut Kevin Lynch (1960), citra kota dapat dilihat berdasarkan lima elemen yaitu
:Node, Edge, Path, District, dan Landmark. Peneliti melakukan penelitian di kawasan
Pajak Ikan Lama, Medan. Sesuai dengan yang disebut Kevin Lynch, maka peneliti akan
yaitu metode observasi yang didukung dari pengumpulan data sekunder dan data primer.
Perniagaan beserta elemen pembentuknya yaitu Paths, Nodes, Edges, District dan
5.1.1. Edge
Gambar: 5.1
Peta kawasan elemen edge
Sumber: Observasi, 2021
Lynch (1960) menyatakan bahwa edge merupakan pembatas antar daerah. Pada
koridor Jalan Perniagaan terdapat pembatas yang memisahkan antara pedestrian dengan
badan jalan. Pedestrian dengan badan jalan juga pembatas antara dua kegiatan yang
berbeda, pedestrian bertujuan untuk jalur pejalan kaki yang ingin berbelanja di kawasan
Pajak Ikan Lama sedangkan badan jalan bertujuan untuk jalur sirkulasi berkendara.
Edges berada pada batas antara dua kawasan tertentu dan berfungsi sebagai
untuk masuk. Edges juga merupakan pengakhiran dari sebuah district yang lebih baik
jika tampak jelas batasnya. Demikian pula fungsi batasnya harus jelas membagi atau
menyatukan. Edges juga merupakan elemen linier yang dikenali manusia pada saat dia
berjalan, tapi bukan merupakan jalur/ paths. Batas bisa berupa pantai, dinding, deretan
bangunan, atau jajaran pohon/ landscape. Batas juga bisa berupa antara badan jalan
dengan pedestrian, Fungsi dari elemen ini adalah untuk memberikan batasan terhadap
suatu area dalam menjaga privasi dan identitas kawasan, meskipun pemahaman elemen
Gambar 5.2
Elemen Edges di jalan Perniagaan
Sumber: Observasi, 2021
Seperti pada gambar 5.2 di Jl. Perniagaan terdapat pembatas antara pedestrian dan
badan jalan masih berfungsi dengan baik dilihat tidak ada pembatas yang rusak pada
koridor ini. Kondisi koridor jalan ini digunakan untuk parkir kendaraan roda dua maupun
roda empat, selain itu ada juga para pedagang yang berjualan di bahu jalan kawasan ini.
Selain itu, banyak parkir kendaraan roda dua tepat di depan toko-toko sehingga hal ini
membuat hak pejalan kaki terganggu untuk melewati koridor pada kawasan tersebut.
Kondisi pedestrian di kawasan ini juga terlihat memiliki beberapa lubang yang cukup
mengganggu sehingga pejalan kaki yang melewati kawasan ini lebih memilih jalan yang
tidak berlubang.
Gambar 5.3
Elemen Edges di jalan Perniagaan
Sumber: Observasi, 2021
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, bahwa di kawasan ini memiliki cukup
berlubang sudah diperbaiki. Selain itu, parkir kendaraan roda dua tidak terlihat dan lebih
yang berfungsi sebagai jalur air hujan menuju selokan untuk mencegah terjadinya banjir.
Namun terlihat pada gambar 5.3 banyaknya sampah yang menutupi saluran air pada
kawasan ini.Menurut hasil penelitian elemen edges yang ada di Jalan Perniagaan sudah
cukup baik tetapi warna cat pembatas jalan terlihat sudah mulai pudar. 5.1.2. Landmark
Gambar:5.5
Peta kawasan elemen Landmark Sumber:
Observasi 2021
Landmark merupakan salah satu elemen yang juga dapat digunakan sebagai alat
orientasi bagi masyarakat, karena posisi elemen tersebut dapat dengan mudah diketahui.
Landmark bisa juga disebut sebagai ikon atau ciri khas suatu kota atau kawasan. Elemen
ini umumnya di definisikan sebagai bangunan, penanda, toko atau gunung. Disekitar
kawasan Pajak Ikan Lama terdapat 3 landmark yaitu Bangunan Tjong A Fie, Gedung
Gambar 5.6
Elemen Landmark jalan Perniagaan (Tjong A Fie)
Sumber: Observasi, 2021
Gambar 5.7
Elemen Landmark di jalan Ahmad Yani (Tjong A Fie)
Sumber: Observasi, 2021
antara Jalan perniagaan dan Jalan Ahmad Yani, bangunan ini adalah salah satu bentuk
fisik sebuah penanda di kawasan ini. Bangunan ini dulunya adalah sebuah rumah milik
keluarga pengusaha ternama di Kota Medan, bahkan hingga sekarang pun generasi
penerusnya masih menempati kediaman Tjong A Fie tersebut. Rumah ini merupakan
bangunan yang didesain dengan gaya arsitektur Tionghoa, Eropa, Melayu dan Art Deco
menjadi salah satu ikon kota Medan. Gedung Londsum dibangun dengan Lima Lantai dan
secara keseluruhan gedung ini berwarna putih. Bentuk Gedung Lonsum bergaya dan
mirip rumah-rumah di London pada abad 18-19. Model arsitekturnya pun dipengaruhi
gaya Eropa seperti yang terlihat pada bentuk jendela di sisi kiri dan sisi kanan. Sementara
gaya arsitektur kolonial Belanda terlihat dari bentuk jendela panjang dan lebar plus
Ahmad Yani tepat di pusat kota dan merupakan titik nol Kota Medan seperti yang
ditetapkan pemerintah Kota Medan. Lapangan Merdeka mudah dikenal karena ruang
5.1.3. Node
Gambar:5.10
Peta kawasan elemen node
Sumber: Observasi 2021
Node merupakan simpul atau lingkaran daerah strategis dimana arah atau aktifitasnya
saling bertemu dan dapat di ubah kearah atau aktifitas lainnya, elemen ini dapat berfungsi
sebagai penghubung, taman, perempatan atau persimpangan jalan. Di kawasan Pajak Ikan
Lama juga terdapat nodes yang terletak di sebelah utara jalan perniagaan dan sebelah
Gambar 5.11
Elemen Node di Jalan Perniagaan
Sumber: Observasi, 2021
Gambar 5.12
Elemen Node di Jalan Perniagaan
Sumber: Observasi, 2021
strategis yaitu di tengah kawasan yang dikelilingi bangunan heritage dan gedung
perkantoran yang berada di pusat kota. Fungsi nodepada Jalan Perniagaan memiliki
karakter jalan linier sebagai penghubung antara Jalan Palang Merah dan Jalan Pulau
Pinang.
merupakan pusat kegiatan yang didalamnya terjadi aktifitas yang memenuhi kebutuhan
hidup masyarakat. Lokasi jalan yang berdekatan dengan Jln. Ahmad Yani 3 membuat
jalan ini ramai dilalui oleh kendaraan dan pejalan kaki. Di sepanjang jalan perniagaan ini
Jalan perniagaan merupakan pertemuan dari beberapa jalan yang lebar trotoarnya 8
meter, koridor ini memiliki jalan yang lebar sehingga sangat baik apabila di jadi kan
node pada kawasan ini. Selain itu di sepanjang kawasan ini terdapat pusat perdagangan
Gambar:5.13
Peta kawasan elemen district
Sumber: Observasi 2021
karena memiliki beberapa kesamaan karakter. Distrik juga dapat digunakan untuk
referensi eksterior jika terlihat dari luar kawasan. Sebagian besar orang menstrukturkan
kota mereka kedalam beberapa tingkatan dengan cara elemen dominan seperti distrik.
Contoh bangunan distrik seperti Pusat perdagangan ditandai oleh bangunan- bangunan
bertingkat dengan lalu lintas yang padat serta kawasan khusus atau bersejarah yang terdiri
bangunan memiliki luasan lahan yang kecil. Sebagian besar kawasan Pajak Ikan Lama
merupakan perkantoran, pertokoan dan bangunan-bangunan bersejarah. Terdapat deretan
Gambar 5.14
Elemen District di Jalan Ahmad Yani 3
Sumber: Observasi, 2021
Pada Jalan Ahmad Yani 3 terdapat district Syang mempunyai aktifitas yang padat karena
terdapat banyak kios yang menjual pakaian sehingga kawasan ini mempunyai karakter
Gambar 5.15
Elemen District di Jalan Pembelian
Sumber: Observasi, 2021
Pada Jalan Pembelian terdapat bangunan-bangunan bersejarah yang memiliki ciri
khas yang mirip (bentuk, pola dan wujudnya). Kawasan ini memiliki bangunan ruko yang
Gambar 5.16
Foto bangunan di Jalan Pembelian
Sumber: Observasi, 2021
Gambar 5.17
Elemen District di Jalan Guang Jou
Sumber: Observasi, 2021
Terlihat bangunan pada gambar 5.16 mempunya bentuk pola dan wujudnya yang sama
dan memiliki ornamen khas Tionghoa pada fasadnya. Orang-orang dapat masuk ke Jalan
Pembelian dan mengakhiri pada Jalan kereta Api atau pun Jalan Perniagaan.
Pada Jalan Guang Jou terdapat aktifitas perkantoran yang memiliki ketinggian 23
lantai, orang-orang dapat masuk ke Jalan Guang Jou dan keluar ke jalan Ahmad Yani
maupun ke Jalan Perniagaan. Terdapat pola, bentuk dan wujud yang sama pada
Gambar 5.18
Elemen District di Jalan Ahmad Yani 6
Sumber: Observasi, 2021
bangunan ini sekitar 2-3 lantai. Orang-orang dapat masuk ke Jalan Pembelian dan
mengakhiri jalan melalui Jalan Kereta Api atau pun Jalan Perniagaan. Bangunan lama
pada kawasan ini memiliki fasad yang sama, terlihat jendela yang mempunyai bentuk
Gambar:5.19
Peta kawasan elemen Path
Sumber: Observasi 2021
Path merupakan jalur yang digunakan untuk melakukan pergerakan secara umum
atau berpindah pindah tempat. Jalur dapat berbentuk jalan, jalur pedestrian, jalur transit
dan lain- lain.. Hal ini merupakan elemen dominan yang berpengaruh bagi image sebuah
kawasan. Jalur merupakan penghubung sirkulasi manusia serta kendaraan dari sebuah
ruang ke ruang lain di dalam kota. Contoh Path seperti jalan, lintasan kereta api, gang-
Gambar 5.21
Elemen Path di Jalan Ahmad Yani 3
Sumber: Observasi, 2021
Pada kawasan Pajak Ikan Lama terdapat elemen Path yaitu di Jalan Guang Zou,
karena di kawasan ini terdapat rute sirkulasi dan gang-gang utama yang digunakan untuk
melakukan pergerakan secara umum. Lebar badan jalan kawasan Guang Jou ± 6 meter
dan lebar pedestrian kawasan ini ±1,5 meter, pada sebagian kawasan ini terdapat pohon
di sepanjang pedestrian, jalur mempunyai identitas yang baik jika memiliki penampakan
Pada Jalan Ahmad Yani 3 terdapat elemen path, jalur yang digunakan untuk melakukan
pergerakan secara umum dan berpindah tempat. Lebar badan jalan kawasan Ahmad Yani
3 ± 6 meter dan lebar pedestrian kawasan ini ±1,5 meter. Jalur sirkulasi yang berada di
Jalan Ahmad Yani 3 terlihat macet karena tidak ada lahan parkir yang di sediakan pada
kawasan ini sehingga pengguna kendaraan memarkirkan di bahu jalan kawasan ini.
Gambar 5.22
Elemen Path di Jalan Pembelian
Sumber: Observasi, 2021
Pada jalan Pembelian jalur sirkulasi terlihat baik karena pedestrian dan badan
jalan tidak ada yang hancur. Lebar badan jalan kawasan Pembelian ± 5 meter dan lebar
pedestrian kawasan ini ±1 meter. Pada kawasan ini tidak terdapat pepohonan sebagai
Pada Jalan Ahmad Yani 6 terdapat elemen path, jalur sirkulasi terlihat kurang
baik karena pedestrian pada kawasan ini sudah mulai rusak. Lebar badan jalan kawasan
Pembelian ± 6 meter dan lebar pedestrian kawasan ini ± 1 meter. Di kawasan Ahmad
Yani 6 merupakan jalur sirkulasi yang menghubungkan pada Jalan Perniagaan dan Jalan
Kereta Api.
KONSEP PERANCANGAN
6.1 Edge
Elemen Edge berupa pembatas antara pedestrian dan badan jalan, didalam konsep
ini di design area ruang hijau untuk pepohonan dan sculpture gunanya untuk lebih
Gambar 6.1
Konsep perancangan ( Elemen Edge)
Sumber: Olah Pribadi
Gambar 6.2
Elemen Edges di jalan Perniagaan
Sumber: Sumber: Observasi, 2021
Pada kawasan Pajak Ikan Lama terdapat beberapa pedestrian yang sudah mulai
hancur dan di perbaiki kembali, pada konsep perancangan pedestrian di design semenarik
mungkin agar pejalan kaki merasa senang melewati setiap koridor jalan kawasan Pajak
Ikan Lama.
Gambar 6.3
Konsep perancangan ( Elemen Edge) Sumber:
Olah Pribadi
Gambar 6.4
Elemen Edges di jalan Perniagaan
Sumber: Observasi, 2021
6.2 Node
Elemen node terletak di sebelah Utara Jalan Perniagaan dan di sebelah Selatan
Jalan Perniagaan, elemen node merupakan arah atau aktifitasnya saling bertemu dan
dapat diubah ke aktifitas lain. Elemen ini dapat berfungsi sebagai penghubung, taman,
Gambar 6.5
Konsep Perancangan (Elemen Node)
Sumber: Olah Pribadi
Gambar 6.6
Elemen Node di Jalan Perniagaan
Sumber: Observasi, 2021
6.2.1 Welcome Gate
Gambar 6.7
Welcome Gate di Jalan Perniagaan
Sumber: Olah Pribadi
Dalam konsep perancangan elemen node pada kawasan Perniagaan di design tugu
sebagai Welcome Gate pertanda dalam memasuki kawasan maupun keluar dari kawasan
Pajak Ikan Lama. Fungsi Welcome Gate pada kawasan ini yaitu untuk mempertegas
Gambar 6.8
Welcome Gate di Jalan Perniagaan
Sumber: Olah Pribadi
6.3 District
District merupakan bagian dari sebuah kawasan, sebagian besar kawasan Pajak
Ikan Lama merupakan perkantoran, pusat perdagangan dan bangunan bersejarah. Pada
kawasan Guang Jou terlihat marka jalan yang sudah mulai hilang, lampu jalan yang belum
mencukupi penerangan di setiap kawasan dan Kurangnya peneduh pada tempat ini. Oleh
sebab itu, pada konsep perancangan di design marka jalan yang baru, dan di pasangnya
lampu jalan di setiap kawasan agar dapat menerangi kawasan pada malam hari, selain itu
Kurangnya peneduh bagi pejalan kaki membuat mereka terkena langsung sinar matahari
dan mengurangi kenyamanan pejalan kaki, maka dari itu di letakkan pohon agar terlihat
kawasan lebih teduh dan di design sculpture agar membuat kawasan lebih menarik.
Gambar 6.9
Konsep District di jalan Guang Jou
Sumber: Olah Pribadi
Gambar 6.10
Elemen District di Jalan Guang Jou
Sumber: Observasi, 2021
Gambar 6.11
Konsep perancangan elemen District
Sumber: Olah Pribadi
Tampak atas kawasan Pajak Ikan Lama terlihat beberapa distrik antara lain jalan
Ahmad Yani 3 dan jalan Pembelian. Kawasan Pajak Ikan lama mempunyai beberapa blok
yang menciptakan beberapa distrik, blok-blok tersebut memberikan pilihan rute dan
6.4 Path
Path merupakan jalur penghubung sirkulasi manusia serta kendaraan dari sebuah
ruang ke ruang lain di dalam kota. Pada kawasan Ahmad Yani 3 terlihat ramai aktifitasnya
sehari-hari, sehingga membuat sirkulasi di kawasan ini menjadi padat. Elemen pendukung
Jalan Ahmad Yani 3 terlihat kurang baik karena tidak didukung dengan penerangan yang
kurang baik dan pedestrian yang terlihat sempit
Gambar 6.12
Elemen Paths di Jalan Ahmad Yani 3
Sumber: Olah Pribadi
Gambar 6.13
Elemen Path di Jalan Ahmad Yani 3
Sumber: Observasi, 2021
Gambar 6.14
Elemen Paths tampak atas
Sumber: Olah Pribadi
Dalam konsep perancangan di design pedestrian yang baik bagi pejalan kaki serta
elemen pendukung seperti lampu jalan untuk menerangi kawasan tersebut. Pada gambar
6.13 terlihat penampakan yang kuat seperti pohon dan belokan yang jelas seperti
7.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa dan konsep perancangan pada bab sebelumnya maka didapatlah
Jalan ini difungsikan sebagai lokasi parkir kendaraan roda dua maupun becak.
Parkir kendaraan roda dua dan becak terletak di Jln. Ahmad Yani 3 dan Jln. Guang
Penataan pada koridor jalan ini yaitu memperbaiki jalur pejalan kaki sehingga
membuat penggunanya merasa aman dan nyaman ketika melewati koridor ini.
Penataan pada koridor jalan ini yaitu dengan memperbaiki kondisi trotoar
sehingga nyaman digunakan para pejalan kaki apabila ingin berkeliling melihat
bangunan-bangunan heritage dan juga melihat bakal kain yang ada di kawasan
Pajak Ikan Lama. Di kawasan ini nantinya juga terletak beberapa street market
yang dibuka mulai dari sore hingga malam hari. Street market diharapkan dapat
menjadi salah satu ikon yang dapat menarik perhatian masyarakat berkunjung ke
Penataan pada koridor ini yaitu dengan memperbaiki jalur pejalan kaki di sekitar
kawasan.
• Jalan Perniagaan
untuk menyambut pengunjung dan juga sebagai pemisah antara Pajak Ikan Lama
dan kawasan lainnya. Selain itu kendaraan beroda empat terletak di koridor ini.
Koridor jalan ini dipilih karena jalan yang cukup lebar dan juga koridor jalan yang
panjang serta koridor ini sering dilalui oleh pengendara maupun pejalan kaki.
Penataan pada koridor ini yaitu dengan memperbaiki jalur pejalan kaki di sekitar
pedestrian tersebut.
• Jalan Pembelian
Penataan pada koridor jalan ini yaitu memperbaiki jalur pejalan kaki sehingga
membuat penggunanya merasa aman dan nyaman ketika melewati koridor ini.
7.2. Saran
maka di perlukan suatu ide-ide menarik yang membuat masyarakat lebih aman
dan nyaman jika berjalan ke Pajak Ikan Lama. Ada banyak cara merevitalisasi
Pajak Ikan Lama salah satunya dengan menata kawasan agar menjadi destinasi
pusat perbelanjaan kain terbesar di Kota Medan dan menghilangkan kalau kesan
pajak tidak selalu semrawut, becek dan kotor. Penulis berharap penelitian
inindapat menjadi bahan kajian bagi pemerintah maupun tenaga pendidik dalam