Hand Out MMAU sm2 (Repaired)
Hand Out MMAU sm2 (Repaired)
DINAS PENDIDIKAN
SMK NEGERI 12 BANDUNG
PROGRAM STUDI KEAHLIAN
TEKNOLOGI PESAWAT UDARA
Jl. Pajajaran No. 92 Telp. (022) 6038055 Bandung 40173
HAND OUT Edisi : A
F.IK PPB – 05 PEMESINAN PESAWAT UDARA Revisi : 1
Home page : www.terbang12.sch.id Email: smkn..12bdg@yahoo.com
Alat ukur standar /presisi adalah alat ukur yang dapat digunakan untuk mengkalibrasi dan
mempunyai tingkat ketelitian yang lebih tinggi dari alat ukur biasa.
Yang termasuk alat ukur standar /presisi antara lain :
Block gauge
Angle gauge
Roll gauge
Ball gauge
Pengukuran yang dapat dilakukan dengan alat ukur standar /presisi antara lain :
Mengukur panjang
Mengukur sudut
Mengukur tirus
Mengukur diameter
Mengukur radius
Pengukuran yang akan dilakukan tentunya pengukuran yang presisi dan sulit atau tidak dapat
dilakukan dengan alat ukur biasa. Pengukuran ini biasanya dilakukan dengan bantuan alat ukur
langsung dan alat bantu pengukuran.
A. MENGUKUR PANJANG.
Mengukur panjang yang dimaksud adalah ukuran panjang, lebar, tinggi, celah, alur dll.
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur ukuran ini adalah Block gauge ( Balok ukur ).
Block gauge mempunyai dua muka ukur yang sangat halus, rata, sejajar dan mempunyai
ukuran tertentu. Karena kehalusan dan kerataan muka ukurnya maka block gauge dapat
disusun sedemikian rupa sehingga dapat bersatu dan saling melekat antara yang satu
dengan yang lainya.Sifat lekat inilah yang disebut dengan Wringability.
Block gauge terbuat dari bahan baja karbon tinggi yang diproses melalui proses
perlakuan panas, sehingga tahan aus ,tahan karat dan mempunyai kesetabilan dimensi
yang baik.
Blok ukur tersedia dalam satu set dengan berbagai jumlah dan ukuran. Menurut
standar metris jumlah satu set blok ukur : 27 , 33 , 50 , 87 , 105 dan 112 buah.
Contoh satu set blok ukur yang berjumlah 112 buah dengan ketebalan 1 mm :
Contoh satu set blok ukur yang berjumlah 112 buah dengan ketebalan 2 mm :
Masing masing set blok ukur dibuat menurut kualitas tertentu dan disesuaikan dengan
kualitas toleransi pembuatannya ( ISO ) .
Untuk megukur panjang block gauge dilengkapi dengan gauge block accessories
atau alat tambahan. Alat tambahan tersebut antara lain :
Pemegang / Holder
Rahang datar / Plain jaw
Rahang setengah bulat / Half round jaw
Penggores titik / Sciber
Penitik pusat / Centre point
Pengecek kerataan / Straight edge
Alas pemegang / Holder base.
Beberapa Block gauge disusun diantara plain jaw dan dipasang pada holder.
Banyaknya balock gauge yang disusun disesuaikan dengan ukuran panjang benda yang
akan diukur.
Contoh : Jika ukuran panjang benda 42,35 mm, maka block gauge yang kita susun
adalah 25mm+ 16 mm + 1,35 mm.
Mengukur panjang
Mengukur tinggi
H ( Ha−Hb ) L
= H= (Ha−Hb)
L l l
H d
sin θ 1= sin θ 2=
L l
H d
Jadi sudut θ 1=arc sin sudut θ 2=arc sin
L l
Kemudian menyusun block gauge setinggi 49,52 mm. Setelah block gauge dan
batang sinus tersusun, selanjutnya benda ukur diletakan pada batang sinus
selanjutnya diperiksa menggunakan jam ukur. Apabila ternyata terdapat selisih tinggi
antara titik a dan titik b sebesar -0,02mm, berarti terjadi penyimpangan negatif (-d ).
H 49,52
Jadi : sin θ 1= = =0,4952 mm
L 100
d 0,02
sin θ 2= = =0,0008 mm
l 25
∝ BC
Jika tan =
2 AB
L1−L2
BC=
2
AB=H 1−H 2
Dalam satu set Balok sudut tersedia beberapa ukuran balok sudut, yaitu :
a. Dalam ukuran derajat : 1⁰, 3⁰, 9⁰, 27⁰, 41⁰ = 5 buah
b. Dalam ukuran menit : 1’, 3’, 9’, 27’ = 4 buah
c. Dalam ukuran detik : 3”, 6”, 20” 30” = 4 buah
BC = H
BC
sin ∝= →
AB
H
sin ∝=
d
H
Jadi sudut ∝=arc sin
d
∝ BD
sin =
2 AB
d h d +h
BD= + =
2 2 2
d d
AB= + =d
2 2
∝ d +h
sin =
2 2d
d+ h
Jadi sudut ∝=2 arc sin
2d
AD=H
∝ AD H
cos = =
2 AB d
Jadi sudut
H
∝=2 arc cos
d
L2−L1
AB=
2
BC=H
∝ AB L2−L1
tan = =
2 BC 2H
Jadi sudut
L2−L1
∝=2 arc tan
2H
C. MENGUKUR TIRUS
1. Mengukur lubang tirus diameter kecil.
Mengukur lubang tirus ini dapat dilakukan dengan menggunakan dua buah bola yaitu
bola dengan ukuran diameter d1 dan d2. Ukuran diameter tersebut disesuaikan
dengan besarnya lubang tirus. Pengukuran dilakukan secara bergantian.
Pada posisi 1 kedalaman bola 1 diukur dengan micrometer kedalaman yang
menghasilkan ukuran h1.
Pada posisi 2 kedalaman bola 2 diukur dengan micrometer kedalaman yang
menghasilkan ukuran h2.
Apabila posisi bola 2 menonjol ke permukaan tirus maka pada permukaan tirus
diletakan dua buah blok ukur.
d 2−d 1
O 2 S=
2
d2 d1
O 1O 2=h 1−h 2− +
2 2
2 ( h 1−h2 ) ( d 2−d 1 )
¿ −
2 2
O 2S
sin ∝/2=
O1 O 2
d 2−d 1
sin ∝/2=
2 ( h 1−h 2 )−( d 2−d 1)
d 2−d 1
Jadi sudut ∝=2 arc sin
2 ( h 1−h2 ) −( d 2−d 1)
AB
Lihat ∆ ABC → =sin (θ /2+ β)……….I
AC
AE
∆ ACE → =sin ¿ ¿………..II
AC
Dari rumus matematika sin ( θ/2+ β )=sin θ /2 cosβ +cos θ/2 sinβ
AB + AE AB+ AE
jadi 2 sin θ/2. cosβ = → sin θ/2=
AC 2 AC cosβ
( D 2−D 1 )+ ( d 2−d 1 )
sin θ/ 2=
2 ( H 1−H 2 ) −D2+ D 1
D. MENGUKUR
DIAMETER
Yang dimaksud
mengukur diameter disini adalah mengukur diameter yang sulit dilakukan dengan
menggunakan alat ukur langsung. Seperti mistar sorong, micrometer dsb.
1. Mengukur diameter lubang dengan dua buah Bola.
Caranya Ukurlah kedalaman alas lubang benda terhadap permukaan benda (H1).
Masukan bola (d1) kedalam lubang kemudian masukan bola (d2) dan ukurlah
kedalaman permukaan bola (d2) terhadap permukaan benda (H2).
d 1+ d 2
Diman AC= =r 1+r 2
2
BC=H 1−H 2−r 1−r 2
2 (d 1+d 2)
AB 2=(r 1+r 2)2−( H 1−H 2 ) +2 ( H 1−H 2 ) −¿
2
d 1+d 2
Besarnya diameter lubang adalah D= + AB
2
d 1+d 2 2
Jadi D= +¿ √ ( H 1−H 2 ) (d 1+d 2)−( H 1−H 2 )
2
AD 2= L2− p2
AD=√ L2− p2
L2
Jadi besarnya diameterdalam lubang adalah D=
√ L 2 − p2
E. MENGUKUR RADIUS
1. Mengukur radius luar menggunakan dua buah Roll.
Letakan benda kerja di atas meja rata, kemudian letakan roll disebelah kanan dan
sebelah kiri benda kerja hinnga merapat terhadap benda kerja dan meja rata. Ukurlah
jarak kedua buah roll (M).
M −d
Sedangkan AC=
2
d
AB=R+
2
d
BC=R−
2
Masukan ke dalam persamaan di atas
M −d 2 d 2 2
d
( 2 ) ( ) (
= R+ − R−
2 2 )
M −d 2 2 2
d d d d
( 2 ) {= R2 +2 R +
2 2( )} { − R2−2 R +( )}
2 2
(M −d)2
¿ 2 Rd
4
( M −d )2
Jadi besarnya radius benda kerja adalah R=
8d
Lihat ∆ ACD → AC =d
CD=S
AD 2=AC 2−CD 2
AD 2=d 2−S2
d
Sedangkan pada ∆ ABD → AB=R−
2
d
BD=R−S−
2
AB2=BD2 + AD 2
d 2 d 2 2 2
( R− ) =( R−S− ) +d −S
2 2
2
d d d 2 d d
2
R −2 R +
2 2() { () 2 2
= R +S +
2 2 2}
−2 RS−2 R +2 S + d2 −S 2
2 2
d d d d
R −2 R + ( ) =R +S +( ) −2 RS−2 R + Sd +d −S
2 2 2 2 2
2 2 2 2
2 RS=Sd+ d 2
Soal - Soal
1. Susunlah Blok Gauge yang ada pada table di bawah ini dengan ukuran :
a. 29,381 mm
b. 277,999mm
2. Susunlah Angle Gauge yang ada pada table di bawah ini dengan ukuran :
Dalam ukuran derajat : 1⁰, 3⁰, 5⁰, 15⁰, 30⁰, 45⁰ = 6 buah
Dalam ukuran menit : 1’. 3’, 5’, 20’, 30’ = 5 buah
Dalam ukuran detik : 1”, 3”, 5”, 20”, 30” = 5 buah
a. 89° 29’27”
b. 44° 17’5”
3. Dari hasil pengukuran menggunakan Sinus Bar seperti gambar di bawah ini adalah sbb:
Ha= 46,5 mm
Hb= 38 mm
L = 100 mm
l = 25 mm
Sudut θ=¿ ……….. ?