Anda di halaman 1dari 2

Peran Indonesia dalam Forum G20

Image not found or type unknown

Guna meningkatkan pemahaman publik tentang partisipasi Indonesia dalam forum G20, Sherpa G20
Indonesia yang dijabat Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Internasional Kementerian Koordinator
Bidang Perekonomian Rizal Affandi Lukman mengundang pemimpin redaksi media massa nasional.

“Forum G20 merupakan wadah strategis bagi sejumlah negara kunci di dunia untuk menentukan arah
kebijakan ekonomi global,” ujar Rizal Affandi saat membukaacara “Lunch with the Media: Dialogue on
G20”, di Jakarta, Jumat (27/1).

Pada kesempatan tersebut, Sherpa Indonesia didampingi oleh Direktur Pembangunan, Ekonomi, dan
Lingkungan Hidup (PELH) Kementerian Luar Negeri selaku Sous Sherpa, Muhsin Syihab; Direktur
Kebijakan Internasional Bank Indonesia, Harmanta; dan Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Multilateral
dan Pembiayaan Kemenko PerekonomianRizal Edwin Manansang. Acara ini juga dihadiri perwakilan
Kementerian/Lembaga yang menjadi focal points nasional sejumlah working groups di G20.

G20 memiliki nilai strategis karena terdiri dari negara-negara yang menguasai 85% total Produk Domestik
Bruto (PDB) dunia, berkontribusi terhadap 79% perdagangan global, dan memiliki 65% (atau sekitar 2/3)
dari jumlah total penduduk dunia.

Sebagai the only premier economic forum, G20 beranggotakan: Argentina, Australia, Brasil, Kanada,
Tiongkok, Perancis, Jerman, India, Indonesia, Italia, Jepang, Korea, Meksiko, Rusia, Arab Saudi, Afrika
Selatan, Turki, Inggris dan Amerika Serikat, serta Uni Eropa.

Indonesia telah menjadi anggota G20 sejak tahun 1999. Sejumlah pertimbangan menjadi dasar dilibatkannya
Indonesia ke dalam forum G20. Mulai dari pengalaman mengatasi krisis ekonomi di Asia akhir tahun
1990an, resiliensi Indonesia dalam menghadapi tekanan krisis ekonomi global pada tahun 2008, posisi
Indonesia sebagai negara demokrasi terbesar ketiga di dunia dengan penduduk mayoritas Muslim, negara
dengan jumlah populasi terbanyak ke-empat, serta sebagai pemimpin di ASEAN.

“Nilai-nilai dan postur socio-political and economic Indonesia tersebut tentu menjadi aset bagi diplomasi
Indonesia di G20,” lanjut Rizal.

Pada G20 tahun ini yang berlangsung di bawah Presidensi Jerman, secara garis besar prioritas Indonesia
diarahkan pada upaya untuk mengatasi kesenjangan ekonomi dan sosial di masyarakat. Hal ini sesuai dengan
arahan Presiden pada Sidang Kabinet di awal tahun ini.

Untuk itu, diplomasi pemerintah di G20 saat ini menekankan pada sejumlah agenda prioritas yang sejalan
dengan agenda Presidensi Jerman. Beberapa agenda tersebut di antaranya digitalisasi, ketenagakerjaan, dan
pertumbuhan ekonomi.

Secara khusus, Indonesia juga akan berbagi pengalaman dalam mengelola transisi ekonomi digital dengan
memperkuat peran serta masyarakat melalui success story antara lain di sektor transportasi publik.

Partisipasi Indonesia dalam G20 ini juga sejalan dengan Nawa Cita Presiden Jokowi. Selain itu, keterlibatan
Indonesia dalam forum ini penting untuk mendukung prioritas kebijakan dalam negeri, seperti
pemberlakuan automatic exchange of information (AEoI) secara tepat waktu pada tahun 2018 yang dapat
mendorong upaya Pemerintah meningkatkan pendapatan dari sektor perpajakan.
Pada acara ini juga diluncurkan website resmi Sherpa G20 Indonesia (sherpag20indonesia.ekon.go.id).
Website ini menjadi sarana penyebaran informasi mengenai perkembangan pembahasan isu di G20 kepada
masyarakat luas. Sekaligus sebagai web-based communication platform untuk mendukung koordinasi dan
diseminasi informasi secara cepat antar K/L yang terlibat di dalam forum G20. (ekon)

***

Anda mungkin juga menyukai