Anda di halaman 1dari 9

Aprilia et al., Berakhirnya Pemerintahan Presiden......

BERAKHIRNYA PEMERINTAHAN PRESIDEN SOEHARTO


TAHUN 1998

Penulis1 (Lilik Eka Aprilia), Penulis 2 (Drs. Kayan Swastika, M.si) (Drs. Sumarjono, M.Si)
Program Studi Pendididikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jember (UNEJ)
Jln. Kalimantan 37, Jember 68121
E-mail: lilikeka.aprilia@yahoo.com

Abstrak

Berakhirnya Pemerintahan Presiden Soeharto adalah akhir dari organisasi yang dipimpin oleh Presiden Soeharto 1966-
1998. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meneliti dan mengkaji lebih dalam tentang faktor berakhirnya Pemerintah
Presiden Soeharto dengan menggunakan metode sejarah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berakhirnya kekuasaan
Presiden Soeharto dipengaruhi oleh terjadinya krisis ekonomi diperparah oleh adanya virus korupsi, kolusi dan
nepotisme (KKN) yang dilakukan oleh keluarga dan kroni Presiden Soeharto. Krisis ekonomi yang terjadi kemudian
berkembang menjadi krisis politik, krisis sosial dan krisis budaya keamanan yang semakin memanas dan memperluas
permintaan agar Soeharto turun dari jabatannya sebagai Presiden.

Kata Kunci: Presiden Soeharto, KKN


Abstract

The end of President Suharto's Government is the end of the current organization led by President Suharto from 1966 to
1998. The purpose of this research is to investigate and examine more deeply about the end of President Suharto's
Government factor using the method of history. The results showed that the end of President Suharto's rule effected by
the onset of the economic crisis compounded by the presence of the virus of corruption, collusion and nepotism (KKN)
conducted by family and cronies of President Suharto. The economic crisis that happened later developed into a
political crisis, a social crisis and a crisis of security culture that is increasingly heating up and expanding demand
Soeharto down from his position as President.

Keywords: Presiden Soeharto, Crisis Ekonomi and Corruption, Collusion and Nepotism

Pendahuluan secara nasional maupun regional. Keamanan dalam negeri

Jenderal Soeharto membangun sebuah harus terjamin agar penanam modal asing yang

pemerintahan di Indonesia yang dikenal dengan masa diperlukan tidak terganggu. Presiden Soeharto

Orde Baru untuk membedakan dengan masa mempercayakan pembangunan ekonomi kepada kaum

pemerintahan Sukarno. Orde Baru merupakan suatu teknokrat (Adam, 2009:46).

pemerintahan baru yang dibangun berlandaskan pada Presiden Soeharto menstabilkan keadaan politik ketika
nilai-nilai luhur Pancasila dan Undang-Undang Dasar keadaan ekonomi sudah stabil, penataan dan penertiban
1945. Orde Baru sebagai suatu pemerintahan baru politik ini diserahkan kepada militer. ABRI terpaksa maju
mewarisi kehancuran ekonomi, sosial dan politik. kebidang politik karena ABRI adalah satu produk dari
Pemerintahan Orde Baru harus bisa mengambil langkah revolusi 45 yang masih utuh, yang wajib maju ke
dan tindakan yang tepat untuk keluar dari krisis, sebab lapangan politik untuk menyelamatkan bangsa dan negara
apabila Orde Baru bisa mengatasi berbagai macam krisis RI (Usman, Tanpa Tahun:69).
dengan baik, pemerintahan Orde Baru akan semakin kuat Pembangunan ekonomi, stabilitas politik dan keamanan
dan diterima secara menyeluruh oleh masyarakat. menjadi tolak ukur keberhasilan Soeharto, meskipun
Menurut Presiden Soeharto, untuk membangun ekonomi harus mengabaikan demokrasi dan hak asasi manusia
yang lebih maju diperlukan stabilitas keamanan baik

Artikel Hasil Penelitian Mahasiswa 2014


Aprilia et al., Berakhirnya Pemerintahan Presiden...... 2

yang menjadi landasan politik pemerintahan presiden faktor apa yang membuat Presiden Soeharto mengakhiri
Soeharto. Masyarakat merasa kecewa atas penyimpangan jabatannya sebagai Presiden Republik Indonesia.
yang dilakukan oleh pemerintahan presiden Soeharto. Berdasarkan alasan diatas peneliti bermaksud melakukan
Kekecewaan masyarakat terhadap pemerintah bertambah penelitian untuk mencari jawaban mengenai: 1) Faktor-
saat Indonesia mengalami krisis ekonomi. Krisis ini faktor apakah yang menjadi penyebab berakhirnya
bermula dari Thailand pada awal Juli 1997, sehingga pemerintahan Presiden Soeharto tahun 1998 ?; 2)
mempengaruhi nilai tukar rupiah yang menunjukkan Bagaimanakah proses berakhirnya pemerintahan Presiden
kecendrungan melemah. Indonesia meminta bantuan Soeharto tahun 1998 ? Penelitian ini menggunakan
kepada IMF untuk menstabilkan ekonomi Indonesia. metode penelitian sejarah dengan menggunakan teori
Menurut IMF krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia sistem dunia (world system). Teori sistem dunia
disebabkan oleh kegagalan pemerintahan Indonesia dalam digunakan untuk mengkaji berakhirnya pemerintahan
merekonstruksi ekonomi. Indonesia banyak melakukan presiden soeharto dilihat dari dinamika global.
alternatif-alternatif untuk menstabilkan ekonomi namun
usaha yang dilakukan hanyalah sia-sia (Luhulima, Pembahasan
2006:78).
1. Faktor-faktor Penyebab Berakhirnya
Kepercayaan rakyat mulai menurun melihat
Pemerintahan Presiden Soeharto.
perekonomian yang dibangun Orde Baru selama kurang
Ada beberapa faktor yang menyebabkan runtuhnya
lebih 32 tahun hancur. Harga-harga barang mulai naik,
kekuasaan Orde Baru dibawah kepemimpinan Soeharto
banyaknya hubungan kerja diputus sehingga
antara lain adalah krisis ekonomi, krisis politik, krisis
menyebabkan berkurangnya lapangan pekerjaan dan
keamanan dan krisis sosial budaya. Krisis ekonomi yang
maraknya virus KKN di Indonesia. Hal ini membuat
melanda Indonesia pada tahun 1997 yang bermula dari
mahasiswa dan rakyat Indonesia mengadakan demonstrasi
Thailand menyebabkan nilai tukar rupiah menjadi
untuk meminta Soeharto mundur dari kursi
menurun terhadap dollar AS. Turunnya nilai tukar rupiah
kepresidenannya karena dianggap tidak dapat
terhadap dollar AS mengakibatkan mahalnya harga-harga
menyelesaikan permasalahan yang terjadi di Indonesia.
bahan pokok di pasar, banyaknya PHK, meningkatnya
Usaha demonstrasi yang dilakukan mahasiswa hingga
angka pengangguran dan meningkatnya tindak
menewaskan 4 mahasiswa Trisakti dan usaha menduduki
kriminalitas dalam masyarakat. Keadaan tersebut
gedung DPR/MPR tidak sia-sia. Presiden Soeharto pada
mendorong mahasiswa menggelar aksi demonstrasi untuk
tanggal 21 Mei 1998 tepat jam 09.00 WIB dengan
menuntut presiden Soeharto. Penjelasan diatas akan
memakai pakaian sipil warna gelap dan peci hitam yang
dibahas lebih jelas di dalam sub bab di bawah ini.
didampingi wakil Presiden Bacharuddin Jusuf (B.J)
a. Krisis Moneter di Indonesia Tahun 1997
Habibie dan para ajudannya, akhirnya membacakan surat
Krisis moneter yang melanda Thailand pada awal Juli
pengunduran dirinya sebagai Presiden.
1997 merupakan permulaan peristiwa yang mengguncang
Berakhirnya pemerintahan Presiden Soeharto yang
nilai tukar mata uang negara-negara di Asia seperti
ditandai dengan pembacaan surat pengunduran diri
Malaysia, Filipina, dan juga Indonesia. Rupiah yang
tanggal 21 Mei 1998 merupakan kejadian yang bersejarah
berada pada posisi nilai tukar Rp2.500/US $ terus
bagi bangsa Indonesia karena Presiden Soeharto adalah
mengalami kemerosotan hingga 9 persen. Melemahnya
Presiden yang sangat lama dan kuat memimpin Indonesia
nilai tukar rupiah tersebut menjadi perhatian khusus
selama 32 tahun, hal ini yang membuat penulis tertarik
Presiden Soeharto. Meskipun demikian, Presiden masih
untuk meneliti masalah tersebut untuk mengetahui faktor-

Artikel Hasil Penelitian Mahasiswa 2014


Aprilia et al., Berakhirnya Pemerintahan Presiden...... 3

menyatakan keyakinannya bahwa Indonesia mampu nasional yang sudah dibangun selama 30 tahun (Sahdan,
menahan krisis yang bermula dari Thailand tersebut. 2004:269).
Merosotnya nilai mata uang rupiah yang pada bulan Kondisi perekonomian Indonesia yang semakin
Oktober 1997 berada di posisi Rp4.000 /US $, pada bulan memburuk merupakan kegagalan IMF di Indonesia yang
Januari 1998 rupiah terus melemah hingga level sekitar tidak menjalankan tugas dan fungsinya. Kebijakan IMF di
Rp 17.000 US $ (Poeponegoro dan Notosusanto, Indonesia mulai Oktober 1997 hingga turunnya Soeharto
2009:665). Krisis yang sangat hebat ini telah menunjukkan kegagalan institusi ini menangani krisis
mengakibatkan naiknya harga bahan-bahan kebutuhan ekonomi. Kegagalan IMF sebenarnya bukan saja karena
pokok, harga premium naik dua kali lipat, ribuan usaha memberikan diagnosa dan resep yang salah terhadap
bangkrut, meluasnya pengangguran, terjadinya PHK krisis ekonomi Indonesia bukan juga kesalahan dalam
secara besar-besaran dan membengkaknya jumlah orang membaca peta sosial politik Indonesia tapi IMF
miskin baru. Untuk mengatasi krisis ekonomi ini seluruh menginginkan adanya pergantian kepemimpinan di
sektor publik melancarkan berbagai macam kebijakan Indonesia.
seperti, Gerakan Cinta Rupiah (Gentar), Gerakan Krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia merupakan
Nasional Cinta Indonesia (Genta), Gerakan Cinta Pasar malapetaka bagi kekuasaan Soeharto, karena adanya krisis
Modal, Gerakan Cinta Reksa Dana dan kebijakan Menteri ekonomi Soeharto kehilangan sumber potensial untuk
Keuangan Mar’ie Mohammad mencantumkan harga memperkuat legitimasi bagi kekuasaannya karena
dalam denominasi rupiah sebagai dasar transaksi di pemerintahan Soeharto selama berkuasa hanya
wilayah Indonesia. (Sahdan, 2004:255-258). mengandalkan legitimasi kinerja ekonomi bukan
Pemerintah RI mulai Oktober 1997 meminta bantuan IMF legitimasi moral dan prosedural, maka krisis ekonomi
Karena tekanan US$ terhadap Rupiah semakin menguat merupakan pemicu utama menurunnya legitimasi
(Sahdan, 2004:259-260). Perjanjian pertama dengan IMF Soeharto. Paradigma trickle down effect atau efek menetas
pada tanggal 30 Oktober 1997, ternyata perjanjian ini ke bawah untuk pemerataan ekonomi merupakan formula
tidak mendapat hasil yang memuaskan. Keadaan krisis andalan Orde Baru dalam pembangunan ekonomi
ekonomi bertambah parah. Presiden Soeharto terpaksa nasional ternyata amat rentan dan tidak kokoh. Paradigma
menuruti nasihat Bill Clinton di Washington, Helmut tersebut tidak dapat dinikmati oleh rakyat banyak “kue
Kohl di Bonn, dan Hashimoto Ryutaro di Tokyo yang pembangunan nasional” lebih banyak dinikmati oleh
melakukan pembicaraan di telepon, serta mendapatkan segelintir orang, terutama orang yang memegang akses
kunjungan Goh Chok Tong dari Singapura, yang ekonomi dan politik di tingkat nasional, ini menyebabkan
semuanya mendesak Soeharto untuk menerima proposal kesenjangan sosial ekonom cukup besar sehingga rakyat
reformasi IMF. Tanggal 15 Januari, Soeharto tampaknya kecewa terhadap pemerintahan presiden Soeharto
menuruti nasihat tersebut dengan menandatangani (Urbaningrum, 1999:42). Soeharto kehilangan
perjanjian IMF (Ricklefs, 2005:651). Nilai tukar rupiah kepercayaan dari rakyat sehingga terjadi protes sosial
yang terus menurun hingga mencapai Rp 17.000 per US$ yang meluas. Rakyat menuntut agar Soeharto segera turun
memaksa Presiden Soeharto menandatangani LoI untuk dari jabatannya. Gerakan sektor massa yang massif dan
yang ketiga kalinya pada tanggal 10 April 1998. berskala besar ini menimbulkan kepanikan di tingkat elite
Meskipun kesepakatan dengan IMF berjalan terus sebagai yang dekat dengan Soeharto sehingga mereka lari
upaya pemulihan krisis, tetapi krisis terus berjalan meninggalkan Soeharto sendiri menghadapi massa yang
sehingga menghancurkan sendi-sendi perekonomian semakin besar. Protes sosial yang meluas merupakan
ungkapan kekecewaan massa terhadap berbagai kebijakan

Artikel Hasil Penelitian Mahasiswa 2014


Aprilia et al., Berakhirnya Pemerintahan Presiden...... 4

dan tindakan politik yang dibangun Soeharto selama sosial dan budaya. Pada bidang politik pemerintah
berkuasa yang selalu menghalau dan menyingkirkan memegang kendali kekuasaan atas lembaga legislatif
massa (Sahdan, 2004:244). (MPR/DPR), ABRI, dan partai politik utamanya Golkar.
b. Situasi dan Kondisi Sosial Politik Indonesia Di bidang ekonomi kekuasaan pemerintah terlihat pada
Presiden Soeharto menstabilkan keadaan politik Indonesia monopoli usaha keluarga dan kroni Presiden Soeharto
bekerjasama dengan tiga pilar utamanya yaitu ABRI, selain itu, di bidang hukum pemerintah juga
Birokrasi dan Golkar. Kerjasama yang dilakukan oleh mengendalikan kekuasaan kehakiman termasuk
Presiden Soeharto dan ketiga pilarnya ini dapat kekuasaan yudikatif, kemudian di bidang sosial,
menyelesaikan berbagai masalah politik serta ekonomi kekuasaan yang terpusat ditunjukan oleh adanya pola
yang diwarisi oleh pemerintahan sebelumnya. Soeharto patron-klien dalam organisasi kemasyarakatan.
memasukkan ABRI ke dalam ranah politik karena Sedangkan di bidang budaya terlihat dari kebiasaan untuk
menurut Soeharto ABRI dapat menjaga persatuan dan memperoleh arahan dari atas dan feodalisme (Salim
kesatuan bangsa serta mempertahankan Pancasila UUD dalam Gautama dan Boediono, 1998:34). Di bidang
1945 dari perubahan yang dilakukan oleh MPR/DPR RI, bisnis, Presiden memilih Direktur Utama Badan Usaha
setelah mampu mengatasi krisis pemerintah Soeharto Milik Negara (BUMN), kebijakan yang penting dari
melakukan fusi (penggabungan) partai-partai politik pada BUMN tersebut juga menunggu persetujuan Presiden
tahun 1973 yang sangat dipaksakan untuk menyingkirkan (Adam, 2009:50).
seluruh pesaing bagi partai pemerintah yaitu partai Golkar Masyarakat merasa pemerintah Orde Baru mengabaikan
(Ricklefs, 2005:594). Soeharto beranggapan bahwa partai- demokrasi dan kebebasan dalam berpendapat, tidak ada
partai politik merupakan sumber konflik dan pembelaan hak asasi manusia. Pers tidak dapat bergerak
ketidakstabilan politik seperti yang pernah dialami oleh bebas karena dicekal oleh Presiden Soeharto apabila
pemerintah sebelumnya, sehingga Soeharto memutuskan mencoba mengkritik kebijakan pemerintahan Orde Baru.
untuk melakukan fusi partai politik (Izzah, 1995:18). Dari Buku-buku dilarang beredar jika tidak sesuai dengan
10 partai politik di fusi menjadi 3 partai politik yaitu PPP kebijakan pemerintah. Banyak pengarang dan penerbit
yang didominasi oleh golongan yang berideologi Islam buku menjadi korban atas tindakan pemerintah melalui
dan Partai Demokrasi Indonesia umumnya beranggotakan Jaksa Agung. Tindakan ini menghalang munculnya para
golongan nasionalis dan Kristen dan partai politik pengarang yang kreatif dan jenius. Buku terakhir yang
pemerintah (Golkar) (Moedjanto, 1988:155). dilarang adalah Era Baru Pemimpin Baru, Badio
Proses politik pada masa Soeharto tidak transparan pola Menolak Rekayasa Orde Baru, buah karya mantan
kaderisasi masih bersifat nepotisme, hingga tidak pimpinan PSI (Radjab, 1999:17). Pemerintah memberikan
menjamin jenjang karir yang jelas bagi aktivis politik. ruang gerak yang sangat terbatas bagi masyarakat. Hal ini
Transparansi proses pengambilan keputusan sangat tidak dapat dengan mudah dilakukan oleh pemerintah Orde
jelas, segala hal dapat berlangsung secara mendadak Baru karena sistem pemerintahannya yang bersifat
sesuai keinginan pemerintah. Penyimpangan masa Orde sentralistis. Semua bidang kehidupan berbangsa dan
Baru terlihat juga pada tindakan Soeharto dalam bernegara di atur secara sentral dari pusat pemerintah,
memerintah bangsa Indonesia. Demokratisasi di Indonesia sehingga peranan pemerintah pusat sangat menentukan
pada masa Orde Baru masih belum terlaksana secara utuh. dalam berbagai bidang kehidupan masyarakat baik bidang
Dilihat dalam tatanan pemerintah pelaksanaan demokrasi sosial, ekonomi dan politik nasional (Gaffar, 2000:35).
pancasila belum berjalan dengan murni. Pemusatan Pemerintahan Soeharto mempunyai salah satu ciri politik
kekuasaan itu meliputi bidang politik, ekonomi, hukum, yang khas yaitu meluasnya KKN. Soeharto dengan leluasa

Artikel Hasil Penelitian Mahasiswa 2014


Aprilia et al., Berakhirnya Pemerintahan Presiden...... 5

memanfaatkan hasil-hasil pertumbuhan dan Jakarta malah membantu massa menjarah barang-barang
pembangunan (Sahdan, 2004:147). Soeharto dengan (Anderson, 1998:22-24). Intensitas konflik yang terjadi di
menggunakan konsep “kekeluargaan yang harmonis” masyarakat mengalami peningkatan, ini disebabkan oleh
memanfaatkan Pancasila untuk berbagai kepentingan kekecewaan masyarakat terhadap pemerintah Orde Baru
pribadinya memperlancar bisnis milik keluarga dan yang banyak melakukan penyimpangan politik. Proses
kroninya (Winters, 1999:18). demokratisasi masih jauh dari apa yang diharapkan.
Maraknya praktek KKN dalam tubuh birokrasi, lembaga- Demokrasi yang menjadi landasan politik negara
lembaga negara dan perusahaan negara yang dilakukan Indonesia masih belum terlaksana secara utuh (Rais,
oleh kroni dan keluarga Soeharto menambah tingkat 1998:12).
kesenjangan sosial semakin meningkat dalam masyarakat. Keamanan Indonesia seringkali mendapat sorotan dari
Kesenjangan ini terjadi karena fasilitas yang diberikan dunia internasional yang berkaitan dengan hak-hak asasi
pemerintah kepada pengusaha rakyat biasa tidak sama manusia. Contoh kasus yang ramai diperbincangkan
dengan fasilitas yang diberikan kepada kroni dan hingga sampai ke luar negeri adalah kasus Marsinah yang
keluarganya sehingga menyebabkan kecemburuan sosial terjadi pada bulan Mei 1993 Marsinah seorang aktivis
(Urbaningrum, 1999:4). buruh wanita yang diculik kemudian diperkosa secara
Mahasiswa sangat prihatin saat melihat ketidakadilan brutal dan disiksa hingga tewas (Ricklefs, 2005:640).
yang terjadi di masyarakat. Keadaan ini memberikan Bahkan, Soeharto mendapatkan peringatan langsung dari
kesempatan kepada mahasiswa untuk melakukan protes negara-negara barat mengenai pelanggaran HAM yang
secara radikal terhadap pemerintahan Orde Baru. terjadi di Dili pada tanggal 12 November 1991. Dimana
Penyampaian protes ini dilakukan dengan cara ABRI tampak menembaki puluhan warga sipil Timor-
demonstrasi. Aksi-aksi yang dilakukan mahasiswa ini Timur di pemakaman Santa Cruz. Akibat kejadian ini
berlangsung di berbagai kota seluruh Indonesia (Sanit, banyak korban yang berjatuhan ada 19 orang terbunuh
1999:173). dan 50 orang mengalami luka-luka (Forrester, 2002:160-
c. Situasi Kondisi Keamanan di Indonesia 162).
Krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia tahun 1997 Keadaan keamanan di Indonesia semakin memanas ketika
menyebabkan terjadinya pergolakan dalam tatanan politik aparat keamanan pada tahun 1996 menunjukkan sikap
dan keamanan bangsa Indonesia, akibatnya timbul arogannya dalam menangani lawan politik yaitu peristiwa
tekanan dari rakyat agar dilakukan pergantian penyerbuan kantor DPP PDI Megawati pada tanggal 27
kepemimpinan nasional untuk menangani krisis ekonomi Juli 1996 oleh aparat, hal ini disebabkan sikap Megawati
dan memperbaiki perpolitikan bangsa Indonesia. yang secara terbuka berani mengkritisi kinerja pemerintah
Keresahan dalam mempertahankan hidup menjadi yang akhirnya Megawati mendapat dukungan dari
kerusuhan massal di berbagai tempat. Rakyat mengamuk masyarakat Indonesia. Peristiwa penyerbuan kantor DPP-
di Ibukota mengambil barang-barang apa saja yang bisa PDI Megawati berubah menjadi kerusuhan massal di
mereka bawa untuk mempertahankan hidup. Para pelaku Jakarta (Winters, 1999:38).
kriminalitas melakukan pembakaran semau mereka. d. Situasi Kondisi Sosial Budaya
Sasaran utama para pelaku kriminalitas adalah etnis Cina Persoalan ekonomi yang terjadi di Indonesia dalam waktu
yang selama ini lebih menguasai perekonomian Indonesia. yang relatif singkat menjalar ke krisis sosial budaya.
Militer tidak dapat berbuat banyak saat massa menjarah Krisis yang terjadi di Indonesia menghancurkan seluruh
toko-toko milik orang Cina. Pasukan keamanan yang sektor korporasi, seperti perbankan dan perusahaan-
diminta untuk mengamankan pusat distribusi Indofood perusahaan berskala besar dan menghilangkan

Artikel Hasil Penelitian Mahasiswa 2014


Aprilia et al., Berakhirnya Pemerintahan Presiden...... 6

penghasilan dari sebagian besar warga negara yang semakin hari sikap anti pemerintah terus bermunculan.
terkena dampak pemutusan hubungan kerja (PHK) yang Ditambah lagi dengan aksi-aksi mahasiswa yang
dilakukan secara besar-besaran. Pemicu utamanya adalah menuntut presiden Soeharto turun dan segera
naiknya harga-harga barang kebutuhan pokok dan laju melaksanakan reformasi. Para tokoh politis, tokoh
inflasi. masyarakat dan mahasiswa semakin berani berkonfrontasi
Keadaan sosial budaya di Indonesia pada saat menjelang dengan Presiden Soeharto dan ABRI sebagai kekuatan
runtuhnya pemerintahan Soeharto sangat kacau hal ini Orde Baru.
didorong oleh krisis politik dan krisis ekonomi. a. Gerakan Mahasiswa Tahun 1998
Ketidakpercayaan masyarakat terhadap pemerintah serta Pelaku gerakan mahasiswa dari kalangan intern kampus
krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia mendorong mulai menonjol pada akhir Februari 1998. Faktor
munculnya perilaku yang negatif dalam masyarakat dan penggerak bagi kalangan organisasi intern mahasiswa dan
masyarakat mudah dihasut untuk melakukan tindakan civitas academica yang selama ini pasif melawan
anarkis. Pertikaian yang terjadi sepanjang tahun 1996 pemerintah adalah keresahan masyarakat akibat
telah memicu munculnya kerusuhan antar agama dan melangitnya harga-harga sembako dan ancaman putus
etnis. Intensitas konflik yang terjadi di masyarakat kuliah serta masa depan yang suram di kalangan
mengalami peningkatan, ini disebabkan oleh kekecewaan mayoritas mahasiswa (Sumitro, Tanpa Tahun:9).
masyarakat terhadap pemerintah Orde Baru yang banyak Demonstrasi mahasiswa yang dilakukan pada sebelum
melakukan penyimpangan politik. Proses demokratisasi dan sesudah SU MPR membawa beberapa tuntutan yaitu
masih jauh dari apa yang diharapkan. Demokrasi yang pertama, harga sembako lebih rendah sebab, harga
menjadi landasan politik negara Indonesia masih belum kebutuhan pokok menanjak naik sejak sejak Juli 1997,
terlaksana secara utuh (Rais, 1998:12). Bulan Oktober kedua, mahasiswa juga menuntut agar MPR tidak
1996, lima orang tewas ketika umat Islam di Situbondo, memepertahankan Soeharto yang menjadi Presiden
Jawa Timur membakar 9 gereja Kristen. Kejadian serupa sebanyak tujuh kali berturut-turut, ketiga, mahasiswa
terjadi di Tasikmalaya, Jawa Barat pada bulan Desember, menuntut reformasi politik dan ekonomi setelah MPR
yang mengakibatkan empat orang meninggal dunia dan memilih Soeharto sebagai Presiden dan BJ. Habibie
harta benda milik orang Cina dihancurkan. Akhir tahun sebagai wakil presiden (Forrester, 2002:174).
1996 dan awal tahun 1997 muncul laporan-laporan dari Mahasiswa tidak semata-mata bergerak sendiri dalam
Kalimantan Barat bahwa suku Dayak dan Melayu menyuarakan reformasi, melainkan memperoleh
setempat sedang membunuh kaum pendatang Madura. dukungan yang kuat dari elemen-elemen kelas menengah.
Beberapa sumber melaporkan lebih dari seribu orang Para rektor, dekan dan dosen yang sebelumnya harus
tewas atas kejadian itu, dan suku Dayak terus melakukan tunduk pada birokratis kampus di berbagai perguruan
praktik memenggal kepala korban mereka (Ricklefs, tinggi ramai-ramai mendukung suara reformasi
2005:645). mahasiswa. Ketua Umum Muhammadiyah Amien Rais
juga mendukung gerakan mahasiswa untuk menuntut
2. Proses Berakhirnya Pemerintahan Presiden diadakannya reformasi (Sahdan, 2004:246).
Soeharto Tahun 1998 Aksi mahasiswa yang terjadi sepanjang Februari 1998
Pemerintahan presiden Soeharto melakukan berbagai memuncak pada tanggal 12 Mei 1998 di Kampus
penyimpangan sehingga membuat rakyat merasa kecewa Universitas Trisakti di Jalan Kyai Tapa, Grogol, Jakarta.
terhadap tindakan yang dilakukan oleh pemerintah. Peristiwa ini telah merenggut nyawa empat orang
Kebencian rakyat tidak dapat dipendam lagi sehingga mahasiswa Trisakti akibat tembakan peluru tajam oleh

Artikel Hasil Penelitian Mahasiswa 2014


Aprilia et al., Berakhirnya Pemerintahan Presiden...... 7

aparat kepolisian (Zon, 2004:39). Tanggal 13-15 Mei Pukul 15.20 WIB, ketua DPR RI Harmoko yang
1998 diadakan aksi keprihatinan dan berkabung atas didampingi para Wakil Ketua DPR, yakni Ismail Hasan
gugurnya mahasiswa Trisakti. Kerusuhan yang terjadi Metaareum (F-PP), Abdul Gafur (F-KP), Fatimah Achmad
tanggal 13-15 Mei 1998 menyebabkan lebih dari seribu (F-PDI), dan Syarwan Hamid (F-ABRI), menyatakan
orang tewas di Jakarta. Ratusan orang tewas ketika bahwa sebaiknya presiden Soeharto lebih baik
mereka berusaha menjarah ratusan pusat-pusat mengundurkan diri.
pembelanjaan. Keesokan hari tanggal 19 Mei 1998 pukul 09.00 di
Keadaan Tanah Air yang tidak menentu menyebabkan Gedung MPR/DPR diselenggarakan Rapat Pimpinan DPR
Presiden Soeharto mempersingkat kunjungannya di Kairo, dan pimpinan fraksi-fraksi untuk membahas soal
yang dijadwalkan pulang pada tanggal 16 Mei 1998, permintaan pimpinan DPR kepada Presiden Soeharto
namun Presiden memutuskan untuk pulang pada tanggal untuk mundur yang dikemukakan Ketua DPR Harmoko.
15 Mei 1998. Presiden Soeharto mengadakan pertemuan Pertemuan yang berlangsung selama lima jam ini
dengan para pembantu-pembantunya di kediamannya di akhirnya pimpinan fraksi-fraksi mendukung permintaan
Jalan Cendana untuk meminta laporan kondisi terakhir di pimpinan DPR kepada Presiden Soeharto untuk
dalam negeri. Pemerintah memutuskan untuk mengundurkan diri secara hormat dan dilaksanakan
menurunkan harga BBM pada keesokan harinya. Presiden secara konstitusional (Luhulima, 2006:153).
juga berjanji akan melakukan reformasi di segala bidang Harmoko dan pimpinan MPR kembali meminta Soeharto
dan segera mereshuffle Kabinet Pembangunan VII yang untuk mundur pada tanggal 20 Mei. Presiden Soeharto
dipimpinnya. Langkah-langkah kebijakan ini tidak menolak mundur dari jabatannya sehingga Harmoko
mampu meredam situasi yang terjadi pada saat itu. memberi ultimatum kepada Soeharto, mundur pada hari
Tanggal 18 Mei gerakan mahasiswa memutuskan untuk jum’at (22/5) atau menghadapi siding istimewa pada hari
menduduki Gedung DPR/MPR (Notosusanto, 2009:670). Senin (25/5). Soeharto akhirnya mau menyerah setelah
b. Mahasiswa Menduduki Gedung DPR/MPR menerima jaminan bahwa keluarga dan hartanya akan
Peristiwa penembakan empat mahasiswa Trisakti 12 Mei dilindungi.
1998 yang kemudian diikuti dengan kerusuhan besar di c. Soeharto ditinggalkan Kroninya
ibukota Jakarta dari 13-15 Mei mencapai puncaknya pada Menjelang akhir pemerintahannya, Presiden Soeharto
tanggal 18 Mei 1998 saat mahasiswa menduduki gedung mulai ditinggalkan pembantu-pembantunya di Kabinet.
DPR RI. Ketika massa di luar gedung melakukan aksi Tanggal 20 Mei Harmoko dan anggota-anggota Golkar
unjuk rasa menyampaikan tuntutannya, di dalam gedung yang dulu loyal pada Soeharto mengancam Presiden untuk
DPR pimpinan DPR dan fraksi-fraksi mengadakan rapat diminta pertanggung jawabannya melalui sidang istimewa
dengan mahasiswa yang diwakili oleh Forum Komunikasi MPR. Dua Mantan wakil Presiden Soeharto Letjen
Senat Mahasiswa se Jabotabek (FKSMJ) untuk membahas Sudharmono dan Jenderal Try Soetrisno juga
situasi bangsa (Soemardjan, 1999:175). Keputusan meninggalkan mantan bosnya. Soeharto tidak lagi mampu
tersebut diambil mengingat keadaan bangsa Indonesia membujuk siapa pun untuk bergabung dalam
semakin tidak terkendali dan sangat membahayakan pemerintahannya atau komite reformasi yang
kesatuan bangsa. Siangnya masyarakat tiba-tiba diusulkannya. Basis kekuatan Soeharto yang sudah
dikejutkan dengan pernyataan Harmoko yang sebelumnya berantakan itu memicu keengganan pihak militer untuk
sangat dikenal sebagai pengikut setia Soeharto membantu Presiden (Anderson, 1999:68). Pada saat itu
menyerukan kepada Presiden agar mengundurkan diri pula dukungan internasional kepada Soeharto untuk
demi persatuan dan kesatuan bangsa (Anderson, 1999:41). bertahan juga sudah sirna. Menlu Amerika Serikat

Artikel Hasil Penelitian Mahasiswa 2014


Aprilia et al., Berakhirnya Pemerintahan Presiden...... 8

Madelaine Albright sebelum tengah malam menyiarkan pemerintah yang banyak melakukan peyimpangan, hal ini
pernyataan melalui jaringan televise CNN agar Soeharto membuat mahasiswa mengadakan demonstrasi menuntut
mundur demi kepentingan transisi menuju demokrasi presiden Soeharto untuk segera mengundurkan diri.
(Notosusanto, 2009:673). Menteri Luar negeri melakukan Melihat keadaan Indonesia yang semakin lama semakin
hal tersebut karena menyesal dan kecewa terhadap tidak menentu akhirnya presiden Soeharto mengundurkan
kejadian Trisakti 12 Mei 1998. Menteri pertahanan diri pada tanggal 21 Mei 1998 yang langsung digantikan
menyerukan agar semua kerjasama militer AS dengan oleh B.J Habibie.
ABRI dihentikan sampai batas waktu yang tidak Saran
ditentukan (Zon, 2004:91). 1. Bagi pembaca, skrispsi ini masih jauh dari
Soeharto tambah tergoncang saat para menterinya yang kesempurnaan sehingga, penulis mengharapkan para
dipimpin oleh Akbar Tanjung dan Ginandjar pembaca agar memberikan masukan terhadap hasil
Kartasasmita, mengadakan rapat dan menyusun penulisan skripsi ini agar menghasilkan sebuah karya
pernyataan bahwa mereka tidak bersedia menjabat dalam tulis ilmiah yang lebih baik dan lebih maksimal;
kabinet baru serta mendesak Presiden untuk turun 2. Bagi mahasiswa calon guru, diharapkan dapat dijadikan
(Notosusanto, 2009:672). sumber belajar yang memberikan keterangan
Soeharto memerintah Mensesneg Saadillah Mursjid untuk lengkap mengenai Sejarah Nasional
segera mempersiapkan proses pengundurun dirinya
Indonesia khususnya
sebagai Presiden secara konstitusional. Soeharto juga
memerintahkan agar pengunduran dirinya dilakukan di Pemerintahan Soeharto;
istana Merdeka. Massa bersorak gembira saat mendengar 3. Bagi Masyarakat umum, karya ini diharapkan dapat
bahwa Soeharto bersedia mundur dari jabatannya. Kamis
memberikan pelajaran yang berarti agar
tanggal 21 Mei 1998 Presiden Soeharto membacakan
surat pengunduran dirinya yang kemudian dilanjutkan tidak melakukan penyimpangan dan kesalahan seperti
pelantikan dan pengambilan sumpah BJ. Habibie untuk yang dilakukan oleh pemerintahan Soeharto;
jabatan Presiden RI di hadapan para pejabat negara.
4. Bagi FKIP Universitas Jember, karya ini
Setelah Soeharto usai membacakan surat pengunduran
dirinya secara langsung dilakukan upacara sumpah diharapkan dapat memberi informasi dalam rangka
pengangkatan BJ. Habibie sebagai presiden RI. pengembangan Ilmu Pengetahuan sebagai wujud nyata

Kesimpulan dalam rangka pelaksanaan Tri Dharma Perguruan


Tinggi yaitu Dharma Penelitian.
Berdasarkan hasil analisis dan interpretasi
sumber yang peneliti lakukan, maka kesimpulan yang
Daftar Bacaan
dapat diambil adalah berakhirnya pemerintahan presiden
Soeharto karena dilatarbelakangi krisis ekonomi, krisis
Adam, A. W. 2009. Membongkar manipulasi Sejarah.
politik, krisis sosial budaya dan keamanan Indonesia yang Jakarta: Kompas.
semakin tidak menentu. Krisis ekonomi yang melanda
Anderson, B. dkk. Soeharto Lengser Perspektif Luar
Indonesia mengakibatkan turunnya nilai tukar mata Negeri. Terjemahan oleh Farid Wahdiyono. 1998.
rupiah terhadap dollar hingga menyebabkan naiknya Yogyakarta : LKiS.
kebutuhan sehari-hari, banyak terjadinya PHK di Forrester, G. 2002. The Fall of Soeharto. Australia: C.
perusahaan-perusahaan. Keadaan ini membuat Hurst & Co Ltd ISBN.
masyarakat menjadi lebih agresif dan mudah marah Gaffar, A. 2000. Politik Indonesia Menuju Demokrasi.
sehingga banyak terjadi tindak kriminalitas. Selain itu Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
yang membuat masyarakat marah adalah kelakuan

Artikel Hasil Penelitian Mahasiswa 2014


Aprilia et al., Berakhirnya Pemerintahan Presiden...... 9

Gautama, S & Boediono, A. 1999. Moralitas Politik dan


Pemerintahan Yang Bersih Menurut Empa Tokoh
Reformasi : Amien Rais, Emil Salim, Nurcholis Madjid,
dan Yusril Ihza Mahendra. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.

Izzah, L. 1995. “Pemerintah Indonesia awal Orde Baru”.


Tidak diterbitkan. Laporan penelitian. Jember: Universitas
Jember.

Luhulima. 2006. Hari-Hari Terpanjang Mundurnya


Presiden Soeharto dan Beberapa Peristiwa Terkait.
Jakarta.

Moedjanto G. 1988. Indoneisa abad ke-20. Yogyakarta:


Penerbit Kanisius.

Poesponegoro, M. D. & Notosusanto. N. 2009. Sejarah


Nasional Indonesia VI. Jakarta: Balai Pustaka.

Radjab, S. A. 1999. Praktik Culas Bisnis Gaya Orde


Baru. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia

Rais, M. A. 1998. Suksesi & Keajaiban Kekuasaan.


Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ricklefs, M. C. 2005. Sejarah Indonesia Modern 1200-


2004. Jakarta : PT Ikrar Mandiri Abadi.

Sahdan, G. 2004. Jalan Transisi Demokrasi. Bantul:


Pondok Edukasi.

Sanit, A. 1999. Pergolakan Melawan Kekuasaan Gerakan


Mahasiswa Antara Aksi Moral dan Politik. Yogyakarta:
INSIST press.

Soemardjan, S. 1999. Kisah Perjuangan Reformasi.


Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Urbaningrum, A. 1999. Ranjau-Ranjau Reformasi “Potret


Konflik Pasca Kejatuhan Soeharto”. Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada.

Usman, S. (TanpaTahun). Mengapa Rakyat Indonesia


Mendukung Presiden Suharto?. Jakarta: C.V Djakarta.

Winters, J. A. 1999. Dosa-dosa Politik Orde Baru. Jakarta


: Djambatan.

Zon, F. 2004. Politik Huru-Hara Mei 1998. Jakarta:


Institute for Policy Studies.

Artikel Hasil Penelitian Mahasiswa 2014

Anda mungkin juga menyukai