Disusun oleh:
Ishlahil Akmalia (160321210008)
Leni Paramita (160321210011)
Dosen Pembimbing:
Dr. Sri Tjahajawati, drg., M.Kes, AIFM
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................2
2.1 Pergerakan Gigi.............................................................................................2
2.1.1 Teori Pergerakan Gigi.............................................................................2
2.1.2 Jenis Pergerakan Gigi.............................................................................5
2.1.3 Mekanisme Pergerakan Gigi...................................................................8
2.2 Nutrisi..........................................................................................................12
2.2.1 Fungsi Nutrisi........................................................................................13
2.2.2 Macam-Macam Nutrisi.........................................................................14
2.2.3 Mekanisme Penyerapan Nutrisi............................................................17
2.3. Mekanisme Hubungan Nutrisi terhadap Pergerakan Gigi..........................18
2.3.1 Peran Protein dalam Pergerakan Gigi Ortodontik................................18
2.3.2 Peran Lipid dalam Pergerakan Gigi Ortodontik...................................19
2.3.3 Peran Vitamin C dalam Pergerakan Gigi Ortodontik...........................19
2.3.4 Peran Vitamin D dalam Pergerakan Gigi Ortodontik...........................21
BAB III PEMBAHASAN......................................................................................23
BAB IV KESIMPULAN.......................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................26
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
BAB I
PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN
Perawatan ortodonti adalah bentuk perawatan dalam bidang kedokteran
gigi yang berperan penting untuk memperbaiki susunan gigi sehingga dapat
ortodonti dapat dilakukan dengan menggerakan gigi yang ada pada rongga mulut
(Iskandar, 2010).
Pada proses pergerakan gigi ortodonti terjadi perubahan pada jaringan gigi
dan paradental, termasuk pulpa gigi, ligamen periodontal, tulang alveolar dan
gingiva. Paparan mekanik dengan berbagai tingkat besar, frekuensi, dan durasi
ini (Krishnan, 2009). Pergerakan gigi ini dipengaruhi oleh sejumlah faktor, seperti
termasuk tulang dan gigi. Terdapat beberapa zat yang berperan penting dalam
tubuh seperti protein yang mengandung banyak asam amino menjadi unsur
yang berperan dalam seluruh proses metabolisme tulang dan gigi, serta vitamin
(Aryati, 2014). Berdasarkan hal yang telah diuraikan di atas, maka akan dibahas
lebih lanjut mengenai peran nutrisi terhadap pergerakan gigi dalam makalah ini.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
tertentu untuk mendapatkan reaksi jaringan sebaik mungkin. Pada saat gigi
bergerak, terdapat gaya mekanis menyebabkan daerah sekitar gigi terbagi menjadi
dua daerah yaitu daerah tekanan dan daerah regangan. Pada daerah tekanan, gaya
Dilain pihak, pada daerah regangan akan terjadi pembentukan tulang alveolar baru
yang dilakukan oleh osteoblas. Kedua proses ini selain tergantung dari faktor
lokal daerah tersebut (seperti hormon atau mediator lainnya) juga sangat
dipengaruhi oleh besarnya gaya yang diterima. Gaya yang kecil menyebabkan
resorpsi dan pembentukan tulang alveolar baru sangat kecil ataupun tidak terjadi,
sedangkan gaya yang terlalu besar dapat mengaktifasi lebih dominan kerja
(Graber, 2000).
2
2.1.1 Teori Pergerakan Gigi
Terdapat beberapa teori pergerakan gigi. Teori yang umum digunakan saat
ini adalah pressure tension theory. Lebih dari 100 tahun yang lalu Sandstedt,
ortodonsia maka akan terjadi daerah tekanan dan regangan. Daerah tekanan adalah
daerah periodonsium yang mengalami tekanan karena gigi bergerak mendekat dan
daerah tarikan adalah daerah periodonsium yang mengalami tarikan karena gigi
menyebabkan trombosis kapiler, kematian sel, dan produksi lokal daerah bebas sel
rawan secara histologis). Pada daerah tersebut, resorpsi osteoklas dari dinding
alveolar yang berdekatan tidak terjadi secara langsung, tapi diprakarsai oleh
proses yang disebut oleh Sandstedt sebagai undermining resorption dari ruang
bahwa gigi bergerak dalam ruang periodontal dengan menghasilkan sisi tekanan
dan sisi tarikan. Hipotesis pada sisi tekanan, ligament periodontal (PDL)
3
replikasi sel. Aktivitas proliferasi ditingkatkan mengarah pada akhirnya ke
sebagai bagian dari terapi ortodonsia tidak boleh melebihi tekanan darah kapiler
Penerapan tingkat kekuatan yang lebih besar akan menghasilkan kontak fisik
antara gigi dan tulang, menghasilkan resorpsi di bidang tekanan dan undermining
resorption atau hialinisasi dalam ruang sumsum yang berdekatan. Ada jelas
gangguan serat kolagen dalam PDL, dengan bukti kerusakan sel dan jaringan.
Tanda pertama dari hialinisasi adalah adanya inti pyknotic dalam sel, diikuti oleh
bidang aselular, atau zona sel- bebas. Resolusi masalah dimulai ketika unsur-
unsur selular seperti makrofag, giant cell bodies, dan osteoklas dari daerah yang
berdekatan rusak menyerang jaringan nekrotik. Sel-sel ini juga mengisap bagian
bawah tulang berbatasan langsung dengan wilayah nekrotik PDL dan keluarkan
Setelah beberapa hari elemen seluler dari daerah PDL yang lain mulai
memasuki jaringan yang rusak. Osteoklas terbentuk pada ruang sumsum tulang di
dekatnya dan mulai merusak tulang di sekeliling daerah nekrotis sehingga disebut
maka pergerakan gigi akan melambat. Hal ini mungkin disebabkan oleh
4
lambatnya stimulasi pembentukan osteoklas pada sumsum tulang dan lebih
tebalnya tulang yang harus diresorpsi. Pergerakan gigi yang simultan terjadi pada
resorbsi frontal, sedang pada pemberian tekanan yang besar, pergerakan gigi
bodily atau translasi, rotasi, vertical, dan torque. Pergerakan tipping (gambar 2.1)
adalah pergerakan gigi dimana gigi yang miring dapat ditegakkan dan gigi yang
tegak dapat dimiringkan untuk mendapatkan hasil yang baik juga oklusi yang
harmonis sesuai dengan bentuk lengkung gigi. Tipe pergerakan ini merupakan
pada satu titik di mahkota gigi yang menyebabkan gigi miring menjauhi arah
tekanan. Mahkota gigi bergerak searah dengan gaya sedangkan apeks gigi
5
Pergerakan bodily (gambar 2.2) adalah pergerakan translasi menyeluruh
dari sebuah gigi ke posisi yang baru, dengan semua bagian dari gigi bergerak
dalam jumlah yang setara. Tekanan harus diaplikasikan pada daerah mahkota
yang lebar dan setiap pergerakan tilting harus dibatasi. Pergerakan bodily
sumbu panjangnya. Rotasi merupakan suatu penjangkaran gigi yang paling rumit
dengan memberikan kekuatan pada satu titik dari mahkota dan stop untuk
6
Gambar 2.3 Pergerakan Rotasi
Pergerakan vertikal (gambar 2.4) ada dua jenis yaitu pergerakan ekstrusi
dan intrusi dimana kedua pergerakan ini memperoleh kekuatan dengan arah yang
berlawanan. Ekstrusi adalah pergerakan gigi keluar dari alveolus dimana akar
mengikuti mahkota. Ekstrusi gigi dari soketnya dapat terjadi tanpa resorpsi dan
pergerakan ini, terjadi daerah tekanan pada seluruh struktur jaringan pendukung,
7
Gambar 2.4 Pergerakan Vertikal Ekstrusi dan Intrusi
Pergerakan torque (gambar 2.5) adalah pergerakan akar gigi dengan hanya
tekanan akan terjadi resorpsi jaringan dan pada daerah tarikan terjadi aposisi yang
Pergerakan gigi yang diinduksi dengan pemberian gaya mekanis oleh alat
ortodonsia mempunyai 3 fase dalam proses pergerakan gigi. Fase tersebut adalah
initial phase, lag phase dan postlag phase. Pada fase inisial dikarakteristikkan
sebagai pergerakan secara cepat dan terjadi segera setelah aplikasi gaya pada gigi.
Laju fase ini sebagian besar dihubungkan dengan displacement gigi pada celah
8
ligament periodontal. Segera setelah fase ini, maka akan terjadi lag phase, fase ini
berkebalikan dengan fase sebelumnya yang mempunyai laju yang rendah bahkan
sama sekali tidak terjadi pergerakan gigi. Hialinisasi ligament periodontal pada
daerah tekanan merupakan tanda utama dari fase ini dan tidak terjadi pergerakan
nekrotik. Pada fase ketiga akan terjadi laju pergerakan secara gradual atau
Reaksi selular dan jaringan mulai pada initial phase segera terjadi setelah
peregangan pada serabut ligamen periodontal serta sel-sel pada daerah ligamen
daerah tekanan pada fase awal sudah dilaporkan pada beberapa penelitian (Dolce
et al, 2002).
akan di respon oleh osteosit, yang merupakan sel yang sensitif dan sebagai
mekanoreseptor pada tulang. Sel ini dalam merespon gaya mekanis dengan cara
pergerakan gigi secara ortodonsia selalu melibatkan respons inflamasi akut yang
9
ditandai oleh vasodilatasi kapiler dan migrasi leukosit ke kapiler. Sel-sel yang
bermigrasi ini memproduksi berbagai sitokin. Sitokin ini merangsang sintesis dan
sekresi berbagai substansi untuk sel target seperti prostaglandin, growth factor dan
berbagai sitokin.
Inflamasi akut yang terjadi merupakan initial phase dan bersifat eksudatif.
Satu sampai dua hari kemudian fase inflamasi akut menjadi inflamasi kronik
bersifat proliferatif yang melibatkan fibroblas, sel-sel endotel, osteoblas dan sel-
sel tulang alveolar. Selama periode ini leukosit terus bermigrasi ke jaringan
akut adalah gambaran khas pada fase awal pergerakan gigi secara ortodonsia.
Sitokin yang dikeluarkan oleh mononocluer cells sebagai mediator kimiawi yang
berinteraksi dengan sel-sel tulang secara langsung ataupun tidak langsung. IL-1
periodontal dan tulang untuk mengalami remodeling. Fase ini terjadi ketika
Gambaran fase kedua ini sejalan dengan Krishnan and Davidovitch (2006)
yang menyatakan bahwa fase kedua pada daerah tekanan dikenali dengan
10
terjadinya penampakan susunan serabut ligament periodontal yang abnormal.
Gangguan aliran darah akibat terjadinya distorsi ini akan membawa pembentukan
dan resopsi tulang yang berasal dari daerah alveolar bone marrow (indirect
foreign body giant cells, dan osteoklas yang berasal dari daerah yang berbatasan
dengan ligamen periodontal yang belum rusak dan kavitas alveolar bone marrow.
ligament periodontal dan yang berbatasan dengan tulang alveolar pada daerah
tekanan. Pada daerah regangan, quiescent osteoblasts (bone surface lining cells)
akan membesar dan mulai memproduksi matrik tulang baru (osteoid). Progenitor
kapiler ligament periodontal. Sel preosteoblas ini akan berproliferasi dan migrasi
Pernyataan ini didukung oleh Bien dalam fluid dynamic theory 8 yang
terjadilah apoptosis osteosit yang terdapat dalam tulang kemudian akan menarik
11
Pada fase lanjut pergerakan gigi secara ortodonsia, juga dikenal sebagai
fase akselerasi dan linear. Pada daerah tekanan gigi menunjukkan serat kolagen
tanpa orientasi yang tepat. Permukaan tulang yang tidak beraturan ditemukan
tekanan terjadi pada tahap ini khususnya pada daerah yang diaplikasikan gaya
yang tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa pembentukan dan penghilangan daerah
nekrotik merupakan proses yang terjadi secara terus menerus atau lebih dari satu
kejadian selama pergerakan gigi. Selain itu juga menunjukkan bahwa resopsi
tulang pada daerah tekanan bukan merupakan reaksi terhadap gaya tetapi terjadi
bahwa bila terjadi hialinisasi dan undermining resorption maka pergerakan gigi
pembentukan osteoklas pada sumsum tulang dan lebih tebalnya tulang yang harus
diresorpsi. Pergerakan gigi yang simultan terjadi pada resorbsi frontal, sedang
pada pemberian tekanan yang besar, pergerakan gigi seperti melompat. Sedangkan
menyatakan bahwa pada saat gigi diberi tekanan, tulang alveolar di sekitarnya
akan mengalami tekukan. Daerah yang cekung diasosiasikan dengan arus negative
12
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa Mekanisme pergerakan
gigi secara ortodonsia mempunyai tiga fase yaitu initial phase¸ lag phase dan
bila terjadi gangguan pada salah satu fase maka proses pergerakan gigi juga
terganggu
2.2 Nutrisi
Kata nutrisi berasal dari kata “nutrition” yang di Indonesia lebih dikenal
dengan sebutan “gizi” yang memiliki makna sebagai makanan yang menyehatkan
(Dyah, 2018). Nutrisi atau zat gizi terdapat dalam asupan makanan yang
perkembangan
pertumbuhan dan untuk berlangsungnya fungsi normal setiap organ baik antara
asupan nutrisi dengan kebutuhan nutrisi. Nutrisi adalah salah satu komponen
tumbuh kembang, anak sangat membutuhkan zat gizi seperti protein, karbohidrat,
lemak, mineral, vitamin, dan air. Apabila kebutuhan tersebut kurang terpenuhi,
13
2.2.1 Fungsi Nutrisi
Nutrisi berfungsi menghasilkan energi bagi fungsi organ, gerak dan fungsi
fisik, sebagai bahan dasar untuk pembentukan dan perbaikan jaringan sel-sel
tubuh dan sebagai pelindung dan pengatur suhu tubuh. Nutrisi adalah elemen yang
dibutuhkan untuk proses dan fungsi tubuh (Hidayat, 2006). Kebutuhan energi
didapatkan dari berbagai nutrisi, seperti: karbohidrat, protein, lemak, air, vitamin,
energi dan tenaga, jika fungsi ini terganggu orang akan menjadi kurang geraknya
atau kurang giat dan merasa cepat lelah. Fungsi selanjutnya adalah untuk
menyokong pertumbuhan badan, yaitu penambahan sel baru pada sel yang sudah
ada. Fungsi ketiga adalah memelihara jaringan tubuh, mengganti yang rusak atau
aus terpakai, yaitu mengganti sel yang nampak jelas pada luka tubuh yaitu
asam basa dan mineral). Nutrisi berperan dalam mekanisme pertahanan tubuh
14
Gambar 2.6 Jenis-Jenis Nutrisi
1. Karbohidrat
bagi tubuh berbentuk energi. 1gram karbohidrat dapat memberikan energi sebesar
sumber energy yang bagi otak dan sistem saraf. Karbohidrat disimpan sebagai
cadangan energi dalam tubuh dengan bentuk glikogen yang kemudian disimpan
dalam hati dan otot. Karbohidrat dibagi menjadi dua bentuk, yaitu karbohidrat
dan laktosa) dapat dijumpai dalam gula, susu dan buah-buahan. Sedangkan
2. Protein
menjadi sumber energy, protein juga berperan penting dalam proses pertumbuhan.
15
Protein dapat berperan dalam pemeliharaan jaringan, perubahan komposisi tubuh,
dalam tubuh meningkat dari 14,6% menjadi 18- 19% saat berusia 4 tahun.
2010).
3. Lemak
beristirahat. Meskipun karbohidrat dan protein yang berlebih dapat diubah dalam
bentuk lemak, namun lemak tidak dapat diubah dalam bentuk karbohidrat dan
protein. Lemak sebagai komponen utama 9 pembentuk membran sel. Lemak juga
vitamin A, D, E dan K. Asam lemak esensial, seperti asam lemak omega 3 dan
otak. Namun, asam lemak ini diperoleh dari luar, tidak disintesis sendiri oleh
4. Vitamin
Vitamin merupakan salah satu zat yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah
vitamin tetap harus dipenuhi setiap harinya. Vitamin tidak seperti beberapa zat
lain yang bisa dihasilkan oleh tubuh. Tubuh kita tidak bisa menghasilkan vitamin
yang artinya asupan zat ini berasal dari luar tubuh. Kekurangan vitamin bisa
16
menimbulkan beragam gangguan kesehatan dan dapat menghambat tumbuh
adalah vitamin yang bisa larut dalam air dan larut dalam lemak. Vitamin yang
larut dalam lemak seperti vitamin D, E, A, dan K disimpan di jaringan lemak dan
hati. Vitamin tersebut dapat disimpan di dalam tubuh selama berhari-hari hingga
berbulan-bulan. Vitamin yang laut dalam air Berbeda dengan vitamin yang larut
dalam lemak, vitamin yang larut dalam air tidak bisa disimpan lama dalam tubuh.
Sisa vitamin yang tidak terserap tubuh akan dikeluarkan melalui urine. Vitamin
yang larut dalam air adalah Vitamin C dan vitamin B kompleks tubuh (Boyle,
2010).
5. Mineral
Secara garis besar, mineral yang dibutuhkan tubuh terbagi menjadi dua
jenis, yaitu makro mineral dan mikro mineral. Makro mineral merupakan jenis
mineral yang diperlukan tubuh dalam jumlah besar, sedangkan mikro mineral
merupakan jenis mineral yang diperlukan tubuh dalam jumlah sedikit (Boyle,
2010).
pencernaan mekanis yang memecah lemak sehingga menjadi partikel yang lebih
kecil. Ketika makanan melalui usus duabelas jari, berarti proses pencernaan
17
selesai. Proses berikutnya adalah penyerapan. Penyerapan makanan umumnya
terjadi dalam usus halus jejunum dan ileum. Di sana terdapat banyak lipatan atau
melalui dinding usus. Pembuluh darah mikroskopik atau kapiler dalam vili akan
pembuluh getah bening dalam vili akan menyerap lemak. Dari situ, aliran darah
akan membawa makanan yang sudah dicerna menuju ke hati. Sel-sel hati
kemudian akan menyaring zat-zat berbahaya dalam darah. Hati juga akan
menyimpan vitamin larut dalam lemak serta nutrisi yang berlebihan, seperti
glukosa untuk disimpan sebagai cadangan. Cadangan nutrisi ini akan dilepaskan
ketika tubuh memerlukan energi ekstra misalnya ketika seseorang lari marathon.
demi mencapai estetika dan fungsi oklusi yang baik. Gigi dapat bergerak pada
tulang alveolar karena adanya gaya ortodonti dan aktivitas biokimia yang
18
meregulasi terjadinya proses remodelling ligamen periodontal dan juga tulang
kerusakan permanen dari jaringan lunak periodontal dan tulang alveolar (Bord S,
19
2.3.2 Peran Lipid dalam Pergerakan Gigi Ortodontik
osteoblast atau resorpsi tulang alveolar yang dimediasi melalui produksi lokal dan
munculnya osteoklas dan mengurangi kecepatan pergerakan gigi. Asam lemak n-3
memiliki pengaruh yang mirip dengan NSAID, dan asupan lemak (lipid) dapat
ortodontik, dimana hal tersebut dapat mempengaruhi jumlah osteoklas dan derajat
ortodontik (Boyare et al, 1998). Peneliti Juga telah mengamati individu yang
20
kekurangan vitamin C, dan hasil penelitian menunjukkan bahwa gigi yang telah
dikoreksi dengan perawatan ortodontik cenderung lebih tidak stabil dan lebih
pergerakan gigi, asam ascorbic juga dapat mempengaruhi retensi. Penelitian yang
selama masa pergerakan gigi pada guinea pig untuk melihat perubahan morfologi
nutrisi, asupan nutrisi yang optimal merupakan hal penting yang dapat
mempengaruhi respon biologis pada jaringan. Telah dilaporkan bahwa antara 17%
askorbat dan defisiensi tersebut dapat mempengaruhi jaringan ikat dari ligament
periodontal dan formasi osteoid (Cheraskin et al, 1969). Selain itu, kekurangan
nutrisi pada periodonsium, ditambah dengan iritasi molar band dan braket
21
ortodontik, dapat menyebabkan perubahan respons gingiva (Hickory W, Nanda R,
1981).
Bahan yang berperan dalam metabolisme tulang selama pergerakan gigi adalah
rentang hidup yang terbatas yaitu kurang dari 12,5 hari (Nimeri, et al., 2013).
pada model tikus dan kucing. Setelah membandingkan efek dari 1,25-DHCC
2013).
22
BAB III
PEMBAHASAN
merapikan gigi demi mencapai estetika dan fungsi oklusi yang baik. Gigi
dapat bergerak pada tulang alveolar karena adanya gaya ortodonti dan
periodontal dan juga tulang alveolar. Mekanisme laju pergerakan gigi pada
1. Aktivitas osteoklas yang dapat meresorpsi tulang pada lokasi tulang yang
mana hal itu dapat mempengaruhi pertumbuhan organ dan jaringan. Berbagai
status gizi pasien serta memberikan edutasi tentang nutrisi selama perawatan
23
meningkatkan perubahan nutrisi yang mana hal tersebut dapat meningkatkan
merupakan hal yang penting selama perawatan ortodonti (Veneth Meta et al,
2018).
biasanya adalah remaja yang sedang dalam fase growth spurt yang
pertumbuhan yang optimal. Tantangan lain pada pasien remaja ajadal stress
emosi, aktifitas fisik yang lebih tinggi, dan ketidakseimbangan asupan nutrisi
24
25
BAB IV
KESIMPULAN
BAB IV KESIMPULAN
Asupan nutrisi yang tepat akan menentukan pertumbuhan dan
perkembangan yang baik dari individu. Selama tahap pembentukan jaringan dan
organ, kerusakan nutrisi apa pun dapat berakibat fatal dan permanen. Nutrisi yang
pergerakan gigi dan gangguan retensi setelah perawatan ortodonti selesai sehingga
26
27
DAFTAR PUSTAKA
1. Aryati, Endah , Wulan Suci Dharmayanti, Agustin. Manfaat Ikan Teri Segar
(Stolephorus sp) Terhadap Pertumbuhan Tulang Dan Gigi. ODONTO Dental
Journal.Volume 1.Nomor 2.Desember 2014
2. Balajhi S.I. Orthodontics The Art and Science. 3 ed. New Delhi: AryaMedi
Publishing House. 2006
6. Capelli J., Fidel R, Figueredo CM, Teles RP. Change in the Gingival fluid
volume during maxillary canine retraction. Dental Press J. Orthod. 2010.
Vol.15. No.2
10. Fikawati, S. Syafiq, A. Veratamala, A. 2017. Gizi Anak Dan Remaja. Depok :
Rajawali Pers.
11. Graber TM, Vanarsdall RL, Vig KWL, editors: Orthodontics. Current
Principles and Techniques. St. Louis: Elsevier Inc. 2000
28
12. Henneman, S., J. W. Von den Hoff and J. C. Maltha. Mechanobiology of tooth
movement. European Journal of Orthodontics 2008
14. Hidayat. Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses Keperawatan. Edisi Ke-3.
Jakarta: Salemba Medika. 2006
15. Khan SH, Hasan MN, Anjum S, Rafique T. 2014. Is there is any relationship
between malocclusion and nutritional pattern of children. Update Dental
College Journal ;4(2):9-13.
18. Litton SF. 1974. Orthodontic tooth movement during an ascorbic acid
deficiency. Am J Orthod ;65:290-302.
19. McCanlies JM, et al. 1961. Effect of vitamin C on the mobility and stability of
guinea pig incisors under the influence of orthodontic force. Angle Orthod ;
31:257-263
20. Meikle MC. The Tissue, Cellular and Molecular Regulation of Orthodontic
Tooth Movement: 100 Years After Carl Sandstedt. European J Orthod 2006;
21. Nurul Aqsha. M. 2020. Peran Vitamin Pada Perwatan Ortodonti: Literatur
Review. Departemen Ortodonti Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Hasanuddin. Makassar.
22. Potter & Perry. Buku ajar fundamental keperawatan: konsep, proses &
praktek. Jakarta: EGC. 2010
23. Priyanka paria, Renuka patel, Falguni Mehta. 2020. Role of Nutrition and
Hormone in Orthodontic. Department of orthodontics and dentofacial
orthopedics. dental college and hospital, ahmedabad, India.
24. Rock CL, Monsen ER, editors. Nutrition in the prevention and treatment of
29
disease. San Diego: Academic Press
30