Disusun oleh:
Ishlahil Akmalia (160321210008)
Leni Paramita (160321210011)
Dosen Pembimbing:
Dr. Sri Tjahajawati, drg., M.Kes, AIFM
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................2
2.1 Pergerakan Gigi.............................................................................................2
2.1.1 Teori Pergerakan Gigi.............................................................................2
2.1.2 Jenis Pergerakan Gigi.............................................................................6
2.1.3 Mekanisme Pergerakan Gigi...................................................................9
2.2 Nutrisi..........................................................................................................14
2.2.1 Fungsi Nutrisi........................................................................................15
2.2.2 Macam-Macam Nutrisi.........................................................................16
2.2.3 Mekanisme Penyerapan Nutrisi............................................................16
2.3. Mekanisme Hubungan Nutrisi terhadap Pergerakan Gigi..........................16
BAB III PEMBAHASAN......................................................................................17
BAB IV KESIMPULAN.......................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................19
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
BAB I
PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN
Perawatan ortodonti adalah bentuk perawatan dalam bidang kedokteran
gigi yang berperan penting untuk memperbaiki susunan gigi sehingga dapat
ortodonti dapat dilakukan dengan menggerakan gigi yang ada pada rongga mulut
(Iskandar, 2010).
Pada proses pergerakan gigi ortodonti terjadi perubahan pada jaringan gigi
dan paradental, termasuk pulpa gigi, ligamen periodontal, tulang alveolar dan
gingiva. Paparan mekanik dengan berbagai tingkat besar, frekuensi, dan durasi
ini (Krishnan, 2009). Pergerakan gigi ini dipengaruhi oleh sejumlah faktor, seperti
termasuk tulang dan gigi. Terdapat beberapa zat yang berperan penting dalam
tubuh seperti protein yang mengandung banyak asam amino menjadi unsur
yang berperan dalam seluruh proses metabolisme tulang dan gigi, serta vitamin
(Aryati, 2014). Berdasarkan hal yang telah diuraikan di atas, maka akan dibahas
lebih lanjut mengenai peran nutrisi terhadap pergerakan gigi dalam makalah ini.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
tertentu untuk mendapatkan reaksi jaringan sebaik mungkin. Pada saat gigi
bergerak, terdapat gaya mekanis menyebabkan daerah sekitar gigi terbagi menjadi
dua daerah yaitu daerah tekanan dan daerah regangan. Pada daerah tekanan, gaya
Dilain pihak, pada daerah regangan akan terjadi pembentukan tulang alveolar baru
yang dilakukan oleh osteoblas. Kedua proses ini selain tergantung dari faktor
lokal daerah tersebut (seperti hormon atau mediator lainnya) juga sangat
dipengaruhi oleh besarnya gaya yang diterima. Gaya yang kecil menyebabkan
resorpsi dan pembentukan tulang alveolar baru sangat kecil ataupun tidak terjadi,
sedangkan gaya yang terlalu besar dapat mengaktifasi lebih dominan kerja
(Graber, 2000).
2
2.1.1 Teori Pergerakan Gigi
theory, blood flow theory, serta bone bending and piezoelectric theory.
Lebih dari 100 tahun yang lalu Sandstedt, Oppenheim dan Scwharz
menyatakan bahwa jika gigi mendapatkan gaya ortodonsia maka akan terjadi
daerah tekanan dan regangan. Daerah tekanan adalah daerah periodonsium yang
mengalami tekanan karena gigi bergerak mendekat dan daerah tarikan adalah
Daerah tekanan akan mengalami resorpsi tulang sedangkan daerah tarikan akan
menyebabkan trombosis kapiler, kematian sel, dan produksi lokal daerah bebas sel
rawan secara histologis). Pada daerah tersebut, resorpsi osteoklas dari dinding
alveolar yang berdekatan tidak terjadi secara langsung, tapi diprakarsai oleh
proses yang disebut oleh Sandstedt sebagai undermining resorption dari ruang
bahwa gigi bergerak dalam ruang periodontal dengan menghasilkan sisi tekanan
dan sisi tarikan. Hipotesis pada sisi tekanan, ligament periodontal (PDL)
3
menurun tampaknya karena penyempitan pembuluh darah. Di sisi tarikan,
sebagai bagian dari terapi ortodonsia tidak boleh melebihi tekanan darah kapiler
Penerapan tingkat kekuatan yang lebih besar akan menghasilkan kontak fisik
antara gigi dan tulang, menghasilkan resorpsi di bidang tekanan dan undermining
resorption atau hialinisasi dalam ruang sumsum yang berdekatan. Ada jelas
gangguan serat kolagen dalam PDL, dengan bukti kerusakan sel dan jaringan.
Tanda pertama dari hialinisasi adalah adanya inti pyknotic dalam sel, diikuti oleh
bidang aselular, atau zona sel- bebas. Resolusi masalah dimulai ketika unsur-
unsur selular seperti makrofag, giant cell bodies, dan osteoklas dari daerah yang
berdekatan rusak menyerang jaringan nekrotik. Sel-sel ini juga mengisap bagian
bawah tulang berbatasan langsung dengan wilayah nekrotik PDL dan keluarkan
Setelah beberapa hari elemen seluler dari daerah PDL yang lain mulai
memasuki jaringan yang rusak. Osteoklas terbentuk pada ruang sumsum tulang di
dekatnya dan mulai merusak tulang di sekeliling daerah nekrotis sehingga disebut
4
juga undermining resorption. Bila terjadi hialinisasi dan undermining resorption
maka pergerakan gigi akan melambat. Hal ini mungkin disebabkan oleh
tebalnya tulang yang harus diresorpsi. Pergerakan gigi yang simultan terjadi pada
resorbsi frontal, sedang pada pemberian tekanan yang besar, pergerakan gigi
Teori ini disebut juga sebagai fluid dynamic theory yang diperkenalkan
oleh Bien pada tahun 1966. Berdasar teori ini, pergerakan gigi timbul karena
cairan yang dinamis di dalam PDL. PDL terdapat pada ruangan periodontal yang
dibatasi oleh
permukaan akar gigi dan tulang alveolar, terdiri dari sistem cairan yang terbuat
dari
cairan interstitial, elemen selular, pembuluh darah dan perlekatan substansi dasar
hidrodinamik yang unik dan menyerupai mekanisme hidrolik dan shock absorber.
yang terdapat dalam tulang kemudian akan menarik osteoklas sehingga terjadi
5
Bone bending pada tulang alveolar merupakan hal yang penting dalam
pergerakan gigi secara ortodonsia, hal ini pertama kali dikemukakan oleh Farrar
(1988). Ketika alat ortodonsia diaktivasi, gaya yang diberikan pada gigi
pada tulang alveolar. Defleksi pada tulang juga memicu keluarnya potensial
elektrik pada permukaan tulang atau piezoelectric yang sering ditemukan pada
seperti elektron yang berpindah dari molekul kristal yang satu ke molekul kristal
yang lain. Bila struktur kristal mengalami deformasi, electron bermigrasi sehingga
terjadi aliran listrik. Jika terdapat tekanan maka struktur kristal masih stabil dan
tidak tejadi perpindahan elektron, namun jika tekanan dilepaskan, kristal akan
kembali ke bentuk semula dan aliran elektron akan terjadi pada arah yang
berlawanan. Sumber srtuktur kristal tidak hanya pada mineral tulang, tapi terdapat
juga pada kolagen, hidroksi apatit, batas antara kolagen hidroksiapatit dan
mukopolisakarida pada substansi dasar. Pada saat gigi diberi tekanan, tulang
6
2.1.2 Jenis Pergerakan Gigi
bodily atau translasi, rotasi, vertical, dan torque. Pergerakan tipping (gambar 2.1)
adalah pergerakan gigi dimana gigi yang miring dapat ditegakkan dan gigi yang
tegak dapat dimiringkan untuk mendapatkan hasil yang baik juga oklusi yang
harmonis sesuai dengan bentuk lengkung gigi. Tipe pergerakan ini merupakan
pada satu titik di mahkota gigi yang menyebabkan gigi miring menjauhi arah
tekanan. Mahkota gigi bergerak searah dengan gaya sedangkan apeks gigi
dari sebuah gigi ke posisi yang baru, dengan semua bagian dari gigi bergerak
dalam jumlah yang setara. Tekanan harus diaplikasikan pada daerah mahkota
yang lebar dan setiap pergerakan tilting harus dibatasi. Pergerakan bodily
7
Gambar 2.2 Pergerakan Bodily
sumbu panjangnya. Rotasi merupakan suatu penjangkaran gigi yang paling rumit
dengan memberikan kekuatan pada satu titik dari mahkota dan stop untuk
8
Pergerakan vertikal (gambar 2.4) ada dua jenis yaitu pergerakan ekstrusi
dan intrusi dimana kedua pergerakan ini memperoleh kekuatan dengan arah yang
berlawanan. Ekstrusi adalah pergerakan gigi keluar dari alveolus dimana akar
mengikuti mahkota. Ekstrusi gigi dari soketnya dapat terjadi tanpa resorpsi dan
pergerakan ini, terjadi daerah tekanan pada seluruh struktur jaringan pendukung,
Pergerakan torque (gambar 2.5) adalah pergerakan akar gigi dengan hanya
tekanan akan terjadi resorpsi jaringan dan pada daerah tarikan terjadi aposisi yang
9
Gambar 2.5 Pergerakan Torque
Pergerakan gigi yang diinduksi dengan pemberian gaya mekanis oleh alat
ortodonsia mempunyai 3 fase dalam proses pergerakan gigi. Fase tersebut adalah
initial phase, lag phase dan postlag phase. Pada fase inisial dikarakteristikkan
sebagai pergerakan secara cepat dan terjadi segera setelah aplikasi gaya pada gigi.
Laju fase ini sebagian besar dihubungkan dengan displacement gigi pada celah
ligament periodontal. Segera setelah fase ini, maka akan terjadi lag phase, fase ini
berkebalikan dengan fase sebelumnya yang mempunyai laju yang rendah bahkan
sama sekali tidak terjadi pergerakan gigi. Hialinisasi ligament periodontal pada
daerah tekanan merupakan tanda utama dari fase ini dan tidak terjadi pergerakan
nekrotik. Pada fase ketiga akan terjadi laju pergerakan secara gradual atau
Reaksi selular dan jaringan mulai pada initial phase segera terjadi setelah
peregangan pada serabut ligamen periodontal serta sel-sel pada daerah ligamen
10
periodontal didaerah tekanan dan regangan. Proses kompleks ini mengawali
daerah tekanan pada fase awal sudah dilaporkan pada beberapa penelitian (Dolce
et al, 2002).
akan di respon oleh osteosit, yang merupakan sel yang sensitif dan sebagai
mekanoreseptor pada tulang. Sel ini dalam merespon gaya mekanis dengan cara
Pada bone bending dan piezoelectric theory menyebutkan bahwa saat alat
ortodonsia diaktivasi, gaya yang diberikan pada gigi disalurkan ke semua jaringan
alveolar. Defleksi pada tulang juga memicu keluarnya potensial elektrik pada
listrik seperti electron yang berpindah dari molekul kristal yang satu ke molekul
kristal yang lain. Bila struktur kristal mengalami deformasi, elektron bermigrasi
sehingga terjadi aliran listrik. Jika terdapat tekanan maka struktur kristal masih
stabil dan tidak tejadi perpindahan elektron, namun jika tekanan dilepaskan,
11
kristal akan Kembali ke bentuk semula dan aliran elektron akan terjadi pada arah
melibatkan respons inflamasi akut yang ditandai oleh vasodilatasi kapiler dan
sitokin. Sitokin ini merangsang sintesis dan sekresi berbagai substansi untuk sel
Inflamasi akut yang terjadi merupakan initial phase dan bersifat eksudatif.
Satu sampai dua hari kemudian fase inflamasi akut menjadi inflamasi kronik
bersifat proliferatif yang melibatkan fibroblas, sel-sel endotel, osteoblas dan sel-
sel tulang alveolar. Selama periode ini leukosit terus bermigrasi ke jaringan
akut adalah gambaran khas pada fase awal pergerakan gigi secara ortodonsia.
Sitokin yang dikeluarkan oleh mononocluer cells sebagai mediator kimiawi yang
berinteraksi dengan sel-sel tulang secara langsung ataupun tidak langsung. IL-1
12
periodontal dan tulang untuk mengalami remodeling. Fase ini terjadi ketika
Gambaran fase kedua ini sejalan dengan Krishnan and Davidovitch (2006)
yang menyatakan bahwa fase kedua pada daerah tekanan dikenali dengan
Gangguan aliran darah akibat terjadinya distorsi ini akan membawa pembentukan
dan resopsi tulang yang berasal dari daerah alveolar bone marrow (indirect
foreign body giant cells, dan osteoklas yang berasal dari daerah yang berbatasan
dengan ligamen periodontal yang belum rusak dan kavitas alveolar bone marrow.
ligament periodontal dan yang berbatasan dengan tulang alveolar pada daerah
tekanan. Pada daerah regangan, quiescent osteoblasts (bone surface lining cells)
akan membesar dan mulai memproduksi matrik tulang baru (osteoid). Progenitor
kapiler ligament periodontal. Sel preosteoblas ini akan berproliferasi dan migrasi
13
Pernyataan ini didukung oleh Bien dalam fluid dynamic theory 8 yang
terjadilah apoptosis osteosit yang terdapat dalam tulang kemudian akan menarik
Pada fase lanjut pergerakan gigi secara ortodonsia, juga dikenal sebagai
fase akselerasi dan linear. Pada daerah tekanan gigi menunjukkan serat kolagen
tanpa orientasi yang tepat. Permukaan tulang yang tidak beraturan ditemukan
tekanan terjadi pada tahap ini khususnya pada daerah yang diaplikasikan gaya
yang tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa pembentukan dan penghilangan daerah
nekrotik merupakan proses yang terjadi secara terus menerus atau lebih dari satu
kejadian selama pergerakan gigi. Selain itu juga menunjukkan bahwa resopsi
tulang pada daerah tekanan bukan merupakan reaksi terhadap gaya tetapi terjadi
bahwa bila terjadi hialinisasi dan undermining resorption maka pergerakan gigi
pembentukan osteoklas pada sumsum tulang dan lebih tebalnya tulang yang harus
diresorpsi. Pergerakan gigi yang simultan terjadi pada resorbsi frontal, sedang
pada pemberian tekanan yang besar, pergerakan gigi seperti melompat. Sedangkan
14
Farrar dalam “Bone Bending dan Piezoelectric theory” (Meikle,2006).
menyatakan bahwa pada saat gigi diberi tekanan, tulang alveolar di sekitarnya
akan mengalami tekukan. Daerah yang cekung diasosiasikan dengan arus negative
gigi secara ortodonsia mempunyai tiga fase yaitu initial phase¸ lag phase dan
bila terjadi gangguan pada salah satu fase maka proses pergerakan gigi juga
terganggu
2.2 Nutrisi
Kata nutrisi berasal dari kata “nutrition” yang di Indonesia lebih dikenal
dengan sebutan “gizi” yang memiliki makna sebagai makanan yang menyehatkan
(Dyah, 2018). Nutrisi atau zat gizi terdapat dalam asupan makanan yang
perkembangan
pertumbuhan dan untuk berlangsungnya fungsi normal setiap organ baik antara
asupan nutrisi dengan kebutuhan nutrisi. Nutrisi adalah salah satu komponen
15
tumbuh kembang, anak sangat membutuhkan zat gizi seperti protein, karbohidrat,
lemak, mineral, vitamin, dan air. Apabila kebutuhan tersebut kurang terpenuhi,
Nutrisi berfungsi menghasilkan energi bagi fungsi organ, gerak dan fungsi
fisik, sebagai bahan dasar untuk pembentukan dan perbaikan jaringan sel-sel
tubuh dan sebagai pelindung dan pengatur suhu tubuh. Nutrisi adalah elemen yang
dibutuhkan untuk proses dan fungsi tubuh (Hidayat, 2006). Kebutuhan energi
didapatkan dari berbagai nutrisi, seperti: karbohidrat, protein, lemak, air, vitamin,
energi dan tenaga, jika fungsi ini terganggu orang akan menjadi kurang geraknya
atau kurang giat dan merasa cepat lelah. Fungsi selanjutnya adalah untuk
menyokong pertumbuhan badan, yaitu penambahan sel baru pada sel yang sudah
ada. Fungsi ketiga adalah memelihara jaringan tubuh, mengganti yang rusak atau
aus terpakai, yaitu mengganti sel yang nampak jelas pada luka tubuh yaitu
asam basa dan mineral). Nutrisi berperan dalam mekanisme pertahanan tubuh
16
….
….
….
17
BAB III
PEMBAHASAN
…..
18
BAB IV
KESIMPULAN
BAB IV KESIMPULAN
………
19
DAFTAR PUSTAKA
1. Aryati, Endah , Wulan Suci Dharmayanti, Agustin. Manfaat Ikan Teri Segar
(Stolephorus sp) Terhadap Pertumbuhan Tulang Dan Gigi. ODONTO Dental
Journal.Volume 1.Nomor 2.Desember 2014
2. Balajhi S.I. Orthodontics The Art and Science. 3 ed. New Delhi: AryaMedi
Publishing House. 2006
3. Capelli J., Fidel R, Figueredo CM, Teles RP. Change in the Gingival fluid
volume during maxillary canine retraction. Dental Press J. Orthod. 2010.
Vol.15. No.2
11. Meikle MC. The Tissue, Cellular and Molecular Regulation of Orthodontic
Tooth Movement: 100 Years After Carl Sandstedt. European J Orthod 2006;
20
12. Potter & Perry. Buku ajar fundamental keperawatan: konsep, proses &
praktek. Jakarta : EGC. 2010
13. Rock CL, Monsen ER, editors. Nutrition in the prevention and treatment of
disease. San Diego: Academic Press
16.
21