Anda di halaman 1dari 5

J. Penelit. Med. Eksakta, Vol. 8, No.

2, Agust 2009: 89-93

EFEK ISOLAT AKTIF ANTIMALARIA DARI


ARTHOCARPUS CHAMPEDEN TERHADAP ERITOSIT
TERINFEKSI PLASMODIUM FALCIPARUM

THE EFFECT OF ANTIMALARIAL ACTIVE ISOLATE FROM


ARTHOCARPUS CHAMPEDEN ON PLASMODIUM FALCIPARUM
INFECTED ERYTHROCYTE

Tutik Sri Wahyuni(1), Aty Widyawaruyanti(1)

ABSTRACT
Artocharpus champeden is Indonesian plant that has been used as
antimalarial drug traditionally. Isolation of dichlorometana extract of
Artocarpus champeden stem bark was done in this research. Antimalarial
activity of isolate was done by in vitro method and the isolate showed
potential activity as antimalarial with IC50 0,0685 μg/mL. The effect of
isolate on Plasmodium falciparum- Infected Erythrocyte was done by light
microscope and electron microscope, scanning electron microscope. The
analysis by light microscope showed that isolate inhibit parasite
development, from ring stage to tropozoid stage. The scanning electrone
microscope (SEM) analysis showed that isolate inhibited knob formation.

Key word : Artocharpus champeden, antimalarial, Knobs

(1) Fakultas Farmasi Universitas Airlangga

89
Efek Isolat Aktif Antimalaria Terhadap Eritosit Terinfeksi Plasmodium Falciparum (Tutik S.W., Aty W.)

PENDAHULUAN menunjukkan bahwa delapan dari


Malaria merupakan satu dari sembilan isolat ekstrak diklorometana
penyakit yang membutuhkan perhatian tersebut mampu menghambat
besar di dunia, yang mengancam pertumbuhan P. falciparum dengan
jutaan manusia setiap tahun. Di IC50 pada isolat I:0,2800 μg/ml; isolat
Indonesia, menurut hasil Survei 2:0,0083 μg/ml; isolat 3:26,2350
Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) μg/ml; Isolat 4:0,0156 μg/ml, Isolat
tahun 2001, terdapat 70 juta 5:05245 μg/ml; Isolat 6:0,0006 μg/ml;
penduduk tinggal di daerah endemik Isolat 7:0,0800 μg/ml; isolat 8: 0,0066
malaria dan 56,3 juta penduduk μg/ml; Isolat 9:0,4999 μg/ml) (Zaini,
diantaranya tinggal di daerah endemik 2005). Suatu obat atau bahan obat
malaria sedang sampai tinggi dengan dianggap memiliki aktivitas anti-
15 juta kasus malaria klinis. Pada malaria jika memiliki IC50 kurang
2003 malaria tersebar di 6.053 desa dari 1 μM pada uji antimalaria in vitro
pada 226 kabupaten di 30 provinsi. dan kurang dari 5 -25 mg/kg BB
Meskipun insiden malaria sejak tahun mencit pada uji in vivo (Fidock, 2004).
2000 cenderung menurun, tetapi Pemberian obat antimalaria pada
masih terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB eritrosit yang terinfeksi parasit dapat
= outbreak) malaria pada 7 propinsi mempengaruhi pertumbuhan dan
yang menyerang 35 desa dan perubahan morfologi sel parasit
menyebabkan kematian sebesar 211 (Philipson, 1991). Perubahan morfolgi
orang penduduk (DepKes, 2004). tersebut dapat dikaitkan dengan
Komponen dari tanaman mekanisme dan target dari obat
merupakan salah satu yang malaria dalam membunuh parasit
ditawarkan dalam upaya menemukan (Fidock, 2003). Untuk mengetahui
obat antimalaria. Suksesnya perubahan morfologi pada parasit
penemuan terhadap artemisinin dan malaria dapat digunakan mikroskop
quinine sebagai obat antimalaria yang elektron. Untuk mengetahui
poten, mendorong ditemukannya perubahan pada permukaan sel dapat
senyawa-senyawa baru dari tanaman digunakan metode Scanning Electron
yang potensial sebagai antimalaria. Microscope (SEM) (Torii & Aikawa,
Sampai saat ini telah diketahui 1998).
beberapa senyawa baru hasil isolasi Pada penelitian ini akan
tanaman obat dari golongan alkaloid, dilakukan isolasi ekstrak dikloro-
terpenoid, flavonoid dan xanthon yang metana dari A.champeden,
memiliki aktivitas antimalaria (Saxena selanjutnya diuji aktivitasnya sebagai
et al., 2003). antimalaria. Pengaruh isolat tersebut
Di Indonesia, salah satu tanaman terhadap perkembangan parasit
yang digunakan secara tradisional diamati dengan mikroskop cahaya
sebagai obat antimalaria adalah sedangkan pengaruhnya terhadap
Artocarpus champeden Spreng pembentukan knob pada permukaan
(cempedak). Di Irian Jaya, secara eritrosit terinfeksi P.falciparum
empiris kulit batang tanaman ini telah diamati dengan scanning electron
digunakan untuk mengobati penyakit microscope (SEM).
malaria disamping untuk obat disentri
dan penyakit kulit (Hakim et al., METODOLOGI PENELITIAN
1998).
Isolasi terhadap ekstrak Bahan yang digunakan dalam
diklorometanea didapatkan isolat penelitian ini adalah Kulit batang
yang aktif sebagai antimalaria dengan cempedak (A. champeden Spreng)
IC50: 0,024 ± 0,011 μg/ml (Nuri, telah dideterminasi di Herbarium
2006). Penelitian selanjutnya isolasi Bogoriense, Bogor, Jawa Barat.
terhadap ekstrak diklorometan Kulit batang cempedak yang telah
A.champeden didapatkan sembilan diserbuk diekstraksi berturut-turut
isolat. Hasil uji antimalaria in vitro dengan n-hexana, diklorometana, dan
terhadap isolat-isolat tersebut metanol. Fraksinasi dilakukan
terhadap ekstrak diklorometana

90
J. Penelit. Med. Eksakta, Vol. 8, No. 2, Agust 2009: 89-93

menggunakan kolom kromatografi positif dan isolat berada pada stadium


vakum dengan fase gerak campuran cincin, jam ke-24 berada pada
kloroform –etil asetat– metanol. stadium cincin dan terjadi penebalan
Kemudian dilanjutkan dengan sitoplasma tapi vakuola makanan
fraksinasi menggunakan kolom tidak membesar, dan jam ke 48
lambat, fase gerak kloroform-etil menunjukkan stadium cincin.
asetat- metanol dengan berbagai Berdasarkan hal tersebut
perbandingan. Fraksi yang aktif menunjukkan adanya hambatan
dimurnikan dengan kromatografi lapis perkembangan parasit dari fase ring
tipis preparatif mengunakan lempeng ke trofozoit.
silika gel RP-18 dan fase gerak Pengamatan dengan SEM
asetonitril-metanol- air. Selanjutnya menunjukkan bahwa pada jam ke-24
isolat yang diperoleh diuji aktivitasnya terhadap kultur yang diberi isolat,
secara in vitro. Dan pengaruh isolat gambaran tonjolan pada membran
terhadap perkembangan parasit luar eritrosit tidak tampak dengan
diamati dengan mikroskop cahaya jelas, demikian juga pada kontrol
sedangkan morfologi eritrosit positif. Hal ini berbeda dengan kontrol
terinfeksi Plasmodium falciparum negatif dimana tonjolan pada
diamati dengan scanning electron membran luar eritrosit terlihat jelas.
microscope JOEL JSM-35. Dengan adanya perbedaan kondisi
Pengamatan dengan mikroskop pembentukkan knob pada permukaan
cahaya dilakukan pada jam ke -0, 6, eritrosit yang diberi isolat dengan
24 dan 48. Pengaman dengan SEM kontrol negatif menunjukkan adanya
dilakukan pada jam ke- 6 dan 24 pengaruh isolat terhadap
setelah inkubasi. pembentukkan knob.
Gambaran morfologi sel dapat
digunakan sebagai salah satu
HASIL DAN PEMBAHASAN informasi mekanisme kerja suatu
Isolasi terhadap 2,5 kg serbuk senyawa aktif antimalaria terhadap
kulit batang A.champeden didapatkan P.falciparum. (Hoppe et al., 2004).
ekstrak diklorometana sebanyak 20 g. Dengan adanya perbedaan
Selanjutnya dilakukan isolasi dengan kondisi pembentukkan knob pada
kromatografi kolom dan dari fraksi permukaan eritrosit yang diberi isolat
aktif dimurnikan dengan preparatif dengan kontrol negatif menunjukkan
kromatografi lapis tipis dan adanya pengaruh isolat terhadap
didapatkan isolat sebanyak 22 mg. pembentukkan knob. Hambatan
Hasil uji aktivitas antimalaria secara perkembangan pembentukan tropozoit
in vitro, isolat menunjukkan aktif dapat menghambat lepasnya
sebagai antimalaria dengan nilai IC50 sporozoit-sporoit baru yang akan
0,0685 μg/ml. Pengaruh isolat menginfeksi eritrosit baru. Tropozoit
terhadap perkembangan parasit merupakan stadium dimaka
menunjukkan adanya hambatan metabolisme dan pengambilan nutrisi
perkembangan pertumbuhan parasit. oleh parasit paling tinggi. Adanya
Pada jam ke-0 menunjukkan stadium hambatan perkembangan parasit dari
cincin, jam ke -6 sudah mulai ada ring ke tropozoit dapat tejadi
perkembangan menuju trofozoit, pada hambatan pengambilan nutrisi, hal ini
jam ke-24 sudah berkembang menjadi dapat menyebabkan kematian parasit.
trifozoit dan skizon, dimana tampak Hambatan pembentukkan knob dapat
adanya hemozoin pada vakuola mengurangi patogenitas parasit
makanan, selanjutnya pada jam ke-48 karena cytoadheren tidak terbentuk.
parasit menunjukkan stadium cincin.
Sedangkan pada isolat dan kontrol
positif menunjukkan gambaran yang
berbeda. Pada jam ke 0-6 kontrol

91
Efek Isolat Aktif Antimalaria Terhadap Eritosit Terinfeksi Plasmodium Falciparum (Tutik S.W., Aty W.)

Hasil Pengamatan Perkembangan Parasit dengan Mikroskop Cahaya

Jam Nama Sampel


Ke- K(-) Isolat K(+)
0

24

48

Pengamatan eritrosit terinfeksi P.falciparum dengan mikroskop cahaya

Hasil Pengamatan dengan mikroskop elektron

Jam ke- 6 Jam ke-24

K(-)

92
J. Penelit. Med. Eksakta, Vol. 8, No. 2, Agust 2009: 89-93

Jam ke- 6 Jam ke-24

Isolat

K(+)

Gambar 2. Pengamatan eritraosit terinfeksi P.falciparum dengan Scanning Electrone


Microscope (perbesaran 10.000 kali).

SIMPULAN DAN SARAN Fidock DA, Rosentahal PJ, Croft SL, Brun
R, Nwaka S, 2004. Antimalarial Drug
Simpulan
Discovery; Efficacy Models For
Penelitian ini dapat disimpulkan Compound Screening, Nature
bahwa Isolasi terhadap kulit batang Reviews, Drug Discover, Vol.3. p 509-
520.
A.champeden diperoleh isolat yang aktif
Hakim EH, Marlina EE, Mujahidin D,
sebagai antimalaria terhadap Achmad SA, Ghisalberti EL, Makmur
P.falciparum yang menghambat L, 1998. Artokarpin dan
perkembangan parasit dari fase ring ke heteroflavanon-A, Dua Senyawa
fase trofozoit dan menghambat Flavonoid Bioaktif dari Artocarpus
pembentukan knob pada permukaan champeden, Laporan Penelitian,
eritrosit terinfeksi P.falciparum. Lembaga Penelitian Institut Teknologi
Bandung
Nuri, 2006. Aktivitas Antimalaria Isolat
Saran Yang Berasal Dari Ekstrak
Diklorometana Kulit Batang
Penelitian ini hanya digunakan
Cempedak (Arocarpus champeden
SEM yang memberikan gambaran pada Spreng.) Secara In Vitro, Tesis, Pasca
membran sel eritrosit yang terinfeksi, Sarjana Universitas Airlangga,
untuk itu perlu dilakukan penelitian Surabaya.
lebih lanjut untuk mengetahui Saxena S, Pant N, Jain DC, Bhakuni RS,
mekanisme isolat sebagai antimalaria. 2003. Antimalarial Agents from Plant
Sources, Review Articles, Current
Science, Vol. 85 No. 9, p.1314-1326
DAFTAR PUSTAKA Zaini NC, Dachlan YP, Syafruddin, 2005.
Potensi dan Mekanisme Aksi Senyawa
DepKes RI, 2004. Penggunaan Artemisin Aktif Antimalaria dari Kulit Batang
untuk Atasi Malaria di Daerah yang Cempedak (Artocarpus champeden
Resisten Klorokuin, Ministry of Spreng.), Laporan Penelitian Hibah
Health, Republic of Indonesia Penelitian Tim Pascasarjana - HPTP,
http://www.depkes.go.id, diakses Universitas Airlangga, Surabaya
tanggal 1 September 2006.

93

Anda mungkin juga menyukai