871-Article Text-1654-1-10-20180810
871-Article Text-1654-1-10-20180810
Mahi M. Hikmat
mmhikmat@yahoo.co.id
Abstract
The existence of social media cannot be separated from daily life because it has become part of human life, both
personal and institutional, both private and government. They are competing to develop information technology with
various types of social media because social media has great benefits. It is a great opportunity for DPRD which
represents people. DPRD can get closer to the people through social media, both to socialize activities, absorb
information and aspirations, and communicate directly to know the people wishes.
In associated with it, conducted a study titled Strategi Pemanfaatan Media Sosial untuk Meningkatkan Citra Positif
DPRD dalam Persepsi Rakyat Daerah. By using a qualitative approach and descriptive method, this study intends to
describe a strategy that can be used as a reference for DPRD as part of Local Government in utilizing social media to
improve the positive image in local people's perception.
The results of the study conclude as follows: 1) Many articles in legislation related to the People's Legislative Assembly
which mandates the urgency of disseminating DPRD performance information as part of accountability also as an
important part of improving the DPRD's positive image; 2) The existence of social media with various forms and ways
of providing great opportunities, both for the existence of DPRD institutional and personal existence of DPRD
members, both for positive image enhancement and negative image of DPRD when performing function of local
regulation, supervision, and finance in people's perception; 3) Strategy of Effective social media utilization for DPRD
as representative of the people is a persuasive strategy by using alternative model of information dissemination of Hugh
Rank persuasion which further strengthens the involvement of fundamental component, expose intensively ideas, events,
activities or substance of information which is worth the good and the excess (positive side) in the DPRD and play,
disguise, or hide (downplay) aspects of the negative side.
Abstrak
Eksisteni media sosial tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan sehari-hari karena sudah menjadi bagian kehidupan
manusia, baik personal maupun institusi, baik swasta maupun pemeritah. Mereka berlomba-lomba mengembangkan
teknologi informasi dengan bermacam jenis media sosial karena media sosial memiliki manfaat luar biasa. Hal itu
merupakan peluang besar bagi DPRD yang merepresentasikan rakyat. DPRD dapat mendekatkan diri dengan rakyat
melalui media sosial, baik untuk menyosialisasikan kegiatan, menyerap informasi dan aspirasi, maupun berkomunikasi
langsung untuk mengetahui keinginan rakyat.
Terkait dengan itu, dilakukan kajian dengan judul Strategi Pemanfaatan Media Sosial untuk Meningkatkan Citra Positif
DPRD dalam Persepsi Rakyat Daerah. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan metode deskriptif, kajian ini
bermaksud mendeskripsikan strategi yang dapat dijadikan rujukan bagi DPRD sebagai bagian dari Pemerintahan
Daerah dalam pemanfaatan media sosial untuk meningkatkan citra positif dalam persepsi rakyat daerah.
Hasil kajian menyimpulkan sebagai berikut: 1) Banyak pasal dalam peraturan perundang-undangan yang terkait dengan
Dewan Perwakilan Rakyat yang mengamanahkan urgensi penyebaran informasi kinerja DPRD sebagai bagian dari
pertanggungjawaban dan merupakan bagian penting dari upaya peningkatan citra positif DPRD; 2) Eksistensi media
sosial dengan beragam bentuk dan cara memberikan peluang besar, baik bagi eksistensi kelembagaan DPRD maupun
eksistensi personal anggota DPRD, baik bagi peningkatan citra positif maupun citra negatif DPRD ketika menjalankan
fungsi pembuatan peraturan daerah, pengawasan, dan keuangan dalam persepsi rakyat; 3) Strategi pemanfaat media
35
Jurnal Common | Volume 2 Nomor 1 | Juni 2018
sosial yang efektif bagi DPRD sebagai wakil rakyat adalah strategi persuasif dengan menggunakan model alternatif
penyebaran informasi Persuasi Hugh Rank yang lebih menguatkan pelibatan komponen pokok, mengekspose secara
intensif ide-ide, peristiwa, kegiatan atau substansi informasi yang bernilai kebaikan dan kelebihan (sisi positif) yang ada
pada DPRD serta memainkan, menyamarkan, atau menyembunyikan (downplay) aspek-aspek sisi negatif.
Kata Kunci : eksistensi, media sosial, DPRD, citra, strategi, wakil rakyat
36
Jurnal Common | Volume 2 Nomor 1 | Juni 2018
37
Jurnal Common | Volume 2 Nomor 1 | Juni 2018
Manfaat media sosial pun tidak bisa karena di media sosial dapat ditemukan
dipisahkan dengan kehidupan sehari-hari berbagai hal menarik yang menghibur, mulai
karena sudah menjadi bagian yang tidak dari cerita-cerita lucu, gambar-gambar lucu,
terpisahkan dari kehidupan manusia. Selain ataupun kutipan kutipan menarik yang dapat
secara personal, institusi pun, baik institusi membuat rileks dan bisa melupakan problem
swasta maupun pemeritah berlomba-lomba hidup untuk sementara waktu.
mengembangkan teknologi informasi dengan Kelima, media sosial pun dapat menjadi
bermacam jenis media sosial mulai dari salah satu alternatif untuk menyalurkan hobi.
website, facebook, twitter, instagram, path, Ada banyak grup dan akun dari media sosial
dan media sosial lainya. Mereka melakukan yang menjadi tempat berkumpulnya para
itu karena media sosial memiliki manfaat luar pengguna dengan minat dan hobi yang
biasa, di antaranya: sejenis. Ada komunitas kendaraan bermotor,
Pertama untuk bersosialisasi. Sesuai komunitas hobi unik, komunitas kolektor,
namanya sosial media fungsi utamanya komunitas supporter, komunitas pencinta
sebagai media untuk bersosialisasi, baik di musik, dan bahkan ada pula komunitas
antara individu denga individu, individu karyawan dengan jenis pekerjaan yang sama.
dengan kelompok, antara kelompok dengan Dalam komunitas ini, para pengguna sosial
kelompok, atau terhadap publik/khalayak. media dapat saling berbagi pengalaman, tips,
Sosialisasi ini dapat dilakukan kapan saja, dan banyak hal mengenai hobi dan kesamaan
dimana saja, tanpa batas waktu dan ruang, minat mereka.
hanya terbatas pada koneksi, sinyal, dan kuota Keenam, media sosial pun dapat
internet. memberikan kesempatan kepada setiap orang
Kedua, media sosial pun dapat atau kelompok untuk menyebarkan informasi
menggantikan fungsi buku diary atau catatan sekaligus meng-up date-nya. Oleh karena itu,
harian atau catatan perjalanan. Setiap orang berbagai media massa mainstream banyak
atau kelompok dapat mencatat, meng-upload, juga yang beralih ke media sosial, seperti
dan meng-share berbagai kegiatan yang hijrahnya surat kabar ke media sosial yang
dilakukannya setiap saat. Bahkan tidak hanya disebut media online karena mereka dapat
itu, tetapi dapat ditambah dengan colotehan, denga cepat meng-up date informasi.
komentar, sekaligus curahan isi hati (curhat) Sekaligus juga banyak masyarakat yang
penggunanya. beralih bacaan informasi dengan meng-up
Ketiga, dalam beberapa kasus dan date melalui dunia maya atau media online.
peristiwa, media sosial pun membuktikan berita terbaru, gossip, dan lowongan
dapat mempertemukan teman, walaupun pekerjaan, informasi jual beli kendaraan, dan
sudah lama tidak bertemu, bahkan dengan informasi lainnya dapat dengan mudah
sanak saudara dan handai tolan. Karena daya ditemui di media sosial.
sebarnya yang masif dan memiliki Ketujuh, media sosial pun sudah
“kecerdasan” dalam mencari identitas dan menjelma menjadi ajang kegiatan bisnis yang
entitas, maka seringkali media sosial kini tengah tumbuh pesat. Bisnis on line
dijadikan alat pencarian, bahkan berkembang sekarang menjadi salah satu trend dalam
ke kamus dan lain sebagainya yang sering kali kehidupan kekinian, dari mulai jual beli
dapat dijadikan rujukan. Bahkan, penemuan barang dan benda kebutuhan sehari-hari
baru pun dapat terjadi dan dilakukan, baik sampai kebutuhan lainnya yang lain, termasuk
teman baru, alat baru, atau ilmu-ilmu dan di antaranya terjadi juga jual beli barang
pengetahun baru lainnya. haram dan transaksi lainya.
Keempat, sebagaimana fungsi media Kedelapan, media sosial sudah menjadi
massa lainnya, media sosial pun dapat salah satu sumber pengetahuan, berbagai hal
dijadikan sarana alternatif untuk hiburan dapat diketahui, ditanyakan, bahkan sejumlah
38
Jurnal Common | Volume 2 Nomor 1 | Juni 2018
39
Jurnal Common | Volume 2 Nomor 1 | Juni 2018
karena ada unsur rekayasa (adanya publik, maka keberadaan media sosial sangat
penambahan ataupun pengurangan). Hal itu penting. Oleh karena itu, DPRD harus
sah-sah saja jika setiap orang ingin memiliki strategi khusus dalam pemanfaatan
menampilkan priofil terbaiknya; sebuah media sosial sehingga dapat meningkatkan
lembaga ingin memperlihatkan citra positif di mata publik atau khalayak atau
keberhasilannya. rakyat daerah.
Oleh karena itu, keberadaan media sosial Dalam fakta politis DPRD adalah
dengan berbagai manfaat positifnya representasi rakyat daerah karena dipilih
merupakan peluang besar bagi DPRD yang secara langsung oleh rakyat daerah melalui
merepresentasikan rakyat. DPRD dapat pemilihan umum. Namun, tidak sedikit rakyat
mendekatkan diri dengan rakyat melalui meragukan atas eksistensi DPRD dalam
media sosial, baik untuk menyosialisasikan memperjuangan harapan, keinginan, dan
kegiatan, menyerap informasi dan aspirasi, kebutuhan rakyat. Padahal, sangat mungkin
serta berkomunikasi langsung untuk banyak kegiatan dan kebijakan DPRD yang
mengetahui keinginan rakyat, sehingga pro-rakyat dalam ikut serta menjalankan roda
program-program sebagaimana fungsinya. pemerintahan di daerah. Namun, hal itu tidak
Sebagai bagian dari Pemerintahan Daerah, terungkap ke permukaan, sehingga
DPRD dapat memformat kegiatan keberhasilan pembangunan di daerah
Pemerintahan Daerah melalui kebijakan yang seringkali hanya dianggap sebagai hasil
pro-rakyat yang didapatkan dari media sosial. perjuangan kepala daerah dan Organisasi
Apalagi pasca era reformasi, keberadaan Perangkat Daerahnya. Masalah itu berangkat
DPRD pun di mata publik tidak beranjak dari asumsi berbagai permasalahan yang
lebih baik. Dialihkannya Pemilihan Kepala dihadapi DPRD, di antaranya sebagai berikut:
Daerah ke tangan rakyat merupakan salah 1. Undang-Undang Pemerintahan Daerah
satu bukti “keraguan” rakyat atas eksistensi menempatkan DPRD dalam posisi dan
DPRD untuk dapat menjadi kepanjangan sejajar dengan Kepala Daerah, tetapi
tangan rakyat. Padahal, anggota DPRD dipilih secara faktual dalam menjalankan
langsung oleh rakyat daerah melalui roda pembangunan daerah, peran
Pemilihan Umum, tetapi seolah rakyat DPRD seringkali tidak nampak;
meragukannya. Apalagi fakta di lapangan, 2. Undang-Undang Pemerintahan Daerah
kendati Undang-Undang Pemerintah Daerah mengamanahkan fungsi strategis bagi
menempatkan DPRD sebagai mitra Gubernur DPRD, tetapi implementasi fungsi
dan Organisasi Perangkat Daerah, tetapi pada tersebut tidak menyentuh pada
realitasnya DPRD seringkali “diperlakukan” wilayah praktis pembangunan daerah,
second class, sehingga setiap keberhasilan sehingga berbagai kegiatan dan
pembangunan di daerah, seringkali bukan kebijakan DPRD tidak dapat diketahui
dianggap hasil DPRD, tetapi hasil kepala oleh rakyat daerah;
daerah dan organisasi perangkat daerahnya. 3. Dominasi praktis dalam
Padahal, dalam pembangunan daerah, DPRD penyelenggaran pembangunan di
pun seringkali berkontribusi dalam bentuk daerah yang dilakukan oleh kepala
regulasi atau kebijakan-kebijakan lainnya, daerah beserta organisasi perangkat
termasuk dalam proses pengawasan daerahnya makin membenamkan
pelaksanaan pembangunan. eksistensi DPRD pada wilayah yang
Beranjak dari permasalahan DPRD lebih jauh dari menyentuh pemenuhan
tersebut, terkait dengan makin pesatnya kebutuhan rakyat;
teknologi infornasi dengan menggunakan 4. Dominasi praktis dalam
internet dan salah satunya dapat menciptakan penyelenggaran pembangunan di
pencitraan positif bagi lembaga di mata daerah yang dilakukan oleh kepala
40
Jurnal Common | Volume 2 Nomor 1 | Juni 2018
41
Jurnal Common | Volume 2 Nomor 1 | Juni 2018
42
Jurnal Common | Volume 2 Nomor 1 | Juni 2018
langsung dalam membahas pilihan berbagai persuader. Hal itu sangat penting dilakukan
kebijakan untuk mengantisipasi permasalahan oleh DPRD pada era ini ketika publik/rakyat
yang mereka hadapi bersama. lebih konsen pada kinerja DPR (pusat) dan
Dalam merespresentasikan kehendak mengabaikan, bahkan menganggap “mandul”
rakyat, DPRD harus melakukan komunikasi terhadap DPRD. Perhatian rakyat ini dapat
politik yang intens dengan rakyat, termasuk tergambar dari dominasi penyebaran
mempertanggungjawabkan kinerjanya kepada informasi kinerja DPR melalui media massa,
rakyat. Sebagai salah satu bentuk terutama media sosial. Derasnya penyebaran
pertanggungjawaban DPRD terhadap rakyat informasi DPR, terlepas dari substansi
adalah memberikan informasi yang jelas atas informasi kebaikan dan kekurangan, telah
segala hal yang dilakukannya terhadap rakyat. menyisihkan penyebaran informasi DPRD.
Dalam konteks ini, komunikasi politik DPRD Oleh karena itu, jika DPRD menganggap
merupakan bagian yang sangat penting guna bahwa penyebaran informasi kinerja tidak
membangun komunikasi yang sehat di antara penting, bahkan cenderung ketakutan karena
DPRD dengan rakyat yang diwakilinya. bercermin pada lebih dominannya informasi
Komunikasi politik DPRD sebagai bentuk kekurangan ketimbang kebaikan, maka
pertanggungjawaban DPRD kepada rakyat eksistensi dan citra DPRD akan makin
pemilihnya, di antaranya dengan tenggelam.
menyebarkan informasi segala hal yang Padahal, sebagaimana eksistensi DPRD
dikerjakan sebagai wakil rakyat dalam Provinsi Jawa Barat yang tercatat memiliki
menjalankan fungsinya melalui berbagai prestasi memadai sejalan dengan prestasi
jenis, khususnya media massa dengan Pemerintah Propinsi Jawa Barat, misalnya,
berbagai strategi. dalam menjalankan fungsi anggaran, sehingga
DPRD harus memberikan kesempatan hasil pemeriksaan BPK menyatakan
kepada rakyat untuk turut serta berpartisipasi pengelolaan anggaran di Pemerintahan
dalam berbagai bentuk, di antaranya Daerah Provinsi Jawa Barat WTP (Wajar
pengawasan. Dengan mendapatkan informasi Tanpa Pengecualian); Dalam hal fungsi
yang jelas, rakyat daerah dapat memonitor legislasi, Pemerintahan Provinsi Jawa Barat
berbagai hal terkait kinerja DPRD apakah pun tercatat menghasilan Peraturan Daerah
sudah sesuai dengan representasi rakyat yang “gemuk”, dapat membangun gedung
daerah. Sebagai parameter kinerja DPRD, DPRD Jawa Barat yang mandiri, dan
diberikan rujukan dalam bentuk tugas dan sejumlah prestasi lainnya. Namun, seluruh
wewenang DPRD, hak anggota DPRD, dan informasi tentang prestasi DPRD Jawa Barat
kewajiban anggota DPRD. Implementasi dari tersebut tidak banyak diketahui rakyat Jawa
tugas, wewenang, hak, dan kewajiban adalah Barat karena melimpahnya informasi DPR
kinerja DPRD yang seharusnya Pusat dan penyebaran internal yang dilakukan
dikomunikasikan secara optimal, sehingga DPRD Jawa Barat pun diindikasikan belum
rakyat tahu, paham, dan memberikan optimal.
apresiasi, baik dalam bentuk pengakuan atas Jika penyebaran informasi kinerja DPRD
eksistensi dan prestasi DPRD maupun dalam optimal, terutama dalam menggalang
bentuk partisipasi dengan memberikan kritik, informasi tentang kebaikan-kebaikan dan hal-
saran, dan masukan guna penguatan kinerja hal positif yang dilakukan DPRD, berdampak
DPRD. pula pada tumbuhnya citra positif bagi
Selain itu, penyebaran informasi juga kelembagaan DPRD yang berimbas juga pada
merupakan upaya ekspose intensif dalam citra positif Pemerintahan Daerah. Citra
kerangka mengungkap informasi kebaikan- terbentuk dari panduan antara informasi dan
kebaikan dan kelebihan-kelebihan (sisi pengalaman. Informasi yang ada atau diterima
positif) dari DPRD pada benak publik sebagai oleh rakyat mengenai DPRD akan
43
Jurnal Common | Volume 2 Nomor 1 | Juni 2018
membentuk citra DPRD sekaligus dapat juga Sebagai wakil rakyat di daerah, terkait
mengangkat citra positif pada kualitas dengan penerimaan aspirasi langsung dari
demokrasi di daerah karena rakyat sering masyarakat pun merupakan substansi
menakar kualitas demokrasi itu dari kualitas penyebaran informasi kinerja: mulai dari
kinerja lembaga demokrasi seperti DPRD. jumlah aspirasi, masalah yang disampaikan,
Bangunan penyelenggaraan pemerintahan cara penanganan dan penyelesaian, tindak
dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat lanjut penanganan, sampai evaluasi terhadap
sebagaimana jargon demokrasi dapat tingkat kepuasan aspirator di lapangan.
diwujudkan dengan komunikasi politik Begitu juga semua kegiatan DPRD dalam
kinerja DPRD secara aktif dalam bingkai menjalankan tugas dan wewenangnya harus
strategi komunikasi berbasis linear, tetapi juga dijadikan substansi penyebaran informasi
sirkulair partisipatoris. DPRD sebagai sumber kinerja mulai dari input, process, sampai
informasi sehingga dengan penyebaran output bagi rakyat.
informasi kinerja dapat memberikan stimulus Dalam memenuhi hak DPRD, harus juga
positif bagi lahirnya respon yang menjadi substansi penyebaran informasi
menunjukkan tumbuhnya tingkat partisipasi kinerja. Seluruh input (yang mendorong),
rakyat daerah terhadap kebijakan-kebijakan proses (upaya dan kegiatan), serta output
dalam pengelolaan Pemerintahan Daerah. (dampaknya terhadap rakyat) dalam hal
Undang-Undang Pemerintahan Daerah DPRD memenuhi hak interpelasi, hak angket,
memberikan rambu-rambu tentang fungsi, dan hak menyatakan pendapat menjadi
tugas, wewenang, hak, dan kewajiban DPRD, informasi penting yang harus di-sharring ke
baik DPRD Provinsi maupun DPRD publik. Termasuk dalam memenuhi hak
Kabupaten/Kota. Dengan substansi yang ada anggota DPRD yang terdiri dari hak, a.
pada UU tersebut, dapat diukur kinerja Mengajukan rancangan peraturan daerah; b.
DPRD; dapat diketahui kegiatan-kegiatan Mengajukan pertanyaan; c. Menyampaikan
yang dilakukan DPRD. Oleh karena itu, usul dan pendapat; d. Memilih dan dipilih; e.
penyebaran informasi kinerja DPRD pun Membela diri; f. Imunitas; g. Mengikuti
dapat fokus pada kegiatan-kegiatan yang orientasi dan pendalaman tugas; h.
dilakukan DPRD sebagai implementasi dari Protokoler; serta i. Keuangan dan
amanah UU. administratif.
Kegiatan-kegiatan implementasi dari Semua kegiatan yang merupakan amanah
amanah UU tersebut menjadi sumber peraturan perundang-undangan dalam
substansi penyebaran informasi kinerja berbagai bentuk yang pada intinya merupakan
DPRD, mulai dari proses menjaring aspirasi, representasi yang harus dilakukan oleh
sharing persepsi, pembentukan panitia DPRD, baik kegiatan tersebut dilakukan oleh
khusus, rapat-rapat dan diskusi, baik di alat kelengkapan DPRD, komisi, fraksi,
internal DPRD maupun bersama Pemerintah maupun oleh sekretariat DPRD, bahkan oleh
Daerah, kajian yang dilakukan, sampai personal anggota DPRD merupakan bahan
penetapan kebijakan melalui paripurna, penting untuk substansi informasi kinerja.
jumlah kebijakan, isi kebijakan, manfaat Kendati pada era keterbukaan informasi ini,
kebijakan, implementasi kebijakan, sampai DPRD sebagai Badan Publik pun wajib
melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap mengacu pada peraturan perundang-undangan
kebijakan. Semua informasi kegiatan itu Keterbukaan Informasi Publik, terutama
disebarkan kepada publik, sehingga rakyat terkait kategori informasi yang layak dibuka
tahu, paham, dan memberikan berbagai (informasi publik) dan informasi yang harus
respon sebagai apresiasi dapat dalam bentuk ditutup (informasi dikecualikan).
pujian, kritikan, saran, termasuk tindak
partisipasi guna perbaikan kebijakan.
44
Jurnal Common | Volume 2 Nomor 1 | Juni 2018
45
Jurnal Common | Volume 2 Nomor 1 | Juni 2018
fungsi legislasi, harus ada dukungan dari kinerja. Dukungan dari citra positif ini
Pemerintah Daerah. Kutipan ini, berbunyi: terdapat dalam kalimat “Memiliki visi
“Fungsi Legislasi, diwujudkan dalam meningkatkan kualitas fungsi legislasi,
membentuk peraturan daerah bersama dan misi pelaksanaan pemerintah yang
Walikota.”7 Terbukti pengesahan raperda efektif didukung dengan pelaksanaan
akan molor, karena pemerintah daerah legislasi”.11
telah mengirimkan raperda ke DPRD. Sikap Responsif dan Menaati
Kutipan beritanya berjudul “Draft Belum terhadap pelaksanaan peraturan
Masuk, Pembahasan 6 Raperda Terancam perundang-undangan yang berlaku,
Molor”.8 merupakan citra positif lain bagi DPRD.
Tidak hanya fungsi legislasi, DPRD Contoh kasus terkait perubahan Badan
menyebutkan Susunan, Kedudukan, Legislasi Daerah (Balega) menjadi Badan
Tugas Pokok serta Hak dan Kewajiban. Pembentuk Peraturan Daerah (Bapem
Hal ini, menunjukan citra positif dari Perda). Terlihat dari kutipan salah satu
sikap transaparansi dalam tugas dan Ketua Bapem Perda DPRD Jawa Timur,
fungsi. “Ini untuk menyesuaikan dengan Undang-
Citra Positif lain, DPRD dekat dengan Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang
rakyat. Ini terlihat dari definisi DPRD Pemerintahan Daerah”. Citra yang
merupakan Lembaga Perwakilan Rakyat terbangun juga, menunjukkan kesepakatan
Daerah yang berkedudukan sebagai unsur dan menerima ketetapan peraturan,
penyelenggara Pemerintahan Daerah. dengan perkataannya, “Kalau mengacu
Sebagai representasi rakyat, DPRD pada kewenangan, memang istilah baru
mempunyai fungsi legislasi, anggaran dan itu lebih baik, tapi kedengarannya masih
pengawasan.9 Representatif perwujudan agak asing." 12
dari menerima masukan, terbuka dan Citra positif dari DPRD adanya
dekat dengan rakyat. Citra ini, didukung laporan kinerja DPRD, seperti Laporan
dengan berbagai seminar, worshop atau kinerja DPRD masa persidangan pertama.
13
yang dilakukan DPRD Provinsi Jawa Terekam dari sambutan ketua-ketua
Barat, berjudul “DPRD Jabar Gelar DPRD, terkait kinerja yang telah dicapai
Hearing Dialog Dengan Mahasiswa dalam bidang legislasi. Hal ini seperti
Unikom”, dimana DPRD Provinsi Jawa kutipan sambutan berikut:
Barat diwakili Sekretaris DPRD “Fungsi DPRD dalam bidang
menggelar Hearing Dialog dengan Legislasi, yakni DPRD Kota
puluhan mahasiswa dari Universitas Gorontalo Telah berhasil melahirkan
Komputer Indonesia (Unikom). 10 6 (enam) buah Produk Hukum Daerah
DPRD juga menerima perubahan dan berupa Rancangan Peraturan Daerah
terus berusaha meningkatkan kualtas usul inisiatif Legislatif yang
merupakan usul pada Program
7 Legislasi Daerah Tahun 2015.”14
Tersedia dalam
http://dprd.semarangkota.go.id/fungsi-dprd/
8 11
Tersedia dalam Tersedia dalam http://dprd.jatengprov.go.id/
12
http://dprd.probolinggokota.go.id/2014-11-21-19-44- Tersedia dalam
52/berita-umum/16-draft-belum-masuk-pembahasan- http://dprd.jatimprov.go.id/berita/id/3978/balegda-
6-raperda-terancam-molor.html jadi-bapem-perda-prolegda-jadi-propem-perda
9 13
Tersedia dalam Tersedia dalam
http://dprd.jabarprov.go.id/profile/assignment http://dprd.sumbarprov.go.id/files/laporan_masa_p
10
Tersedia dalam ersidangan_pertama_2011.pdf.
14
http://dprd.jabarprov.go.id/sekretariat/news/read/201 Tersedia dalam
5/04/29/dprd-jabar-gelar-hearing-dialog-dengan- http://dprd.gorontalokota.go.id/sambutan-ketua-
mahasiswa-unikom.html dprd-kota-gorontalo/
46
Jurnal Common | Volume 2 Nomor 1 | Juni 2018
Dukungan maksimal dalam rakyat. Bukti dari citra positif ini, sebagai
melaksanakan sebagai fungsi legislasi. berikut:
Laporan pengesahan Raperda tepat waktu, a. Menjelaskan profil DPRD secara
beritanya sebagai berikut: terperinci dan lengkap, terkait tugas
“Untuk menjalankan kinerjanya pokok dan fungsi;
sebagai Legislatif, Pimpinan DPRD b. Mempublikasikan sosialisai setiap
Jatim menegaskan sudah perubahan yang ada, baik struktur
melaksanakannya fungsi Legislasi, organisasi, atau perubahan
Budgeting dan Kontroling. Hal ini peraturan-peraturan;
dibuktikan dengan telah diselesaikan c. Melakukan Laporan Kinerja DPRD
pengesahan 12 Raperda, pengawasan secara teratur dan tepat waktu;
terhadap Peraturan Perundang- d. Mempublikasikan laporan
undangan serta pengesahan APBD pengesahan banyaknya Raperda
2016 yang tepat waktu yaitu 10 dan tepat waktu.
Nopember 2015”.15 e. Melakukan seminar atau dialog
dengan masyarakat.
Seperti dalam bidang legislasi, selama Pembahasan yang kedua,
satu tahun ini, DPRD Surabaya merupakan tahap konfirmasi terhadap
menghasilkan 20 perda dari target 19 citra DPRD dalam fungsi legislasi.
perda. “Capaian fungsi legislasi Peneliti membagi menjadi 2, dari Media
dewan bisa dikatakan mendekati Sosial Luar Lembaga Terorganisir dan
sempurna,”16 Individual.
Untuk memperkuat citra positif Peneliti mengambil data dari pikiran-
DPRD, menambahkan rincian perda-perda rakyat.com, kompas.com dan
yang disahkan, ialah perda usulan dari republika.com. Berikut pembahasannya:
DPRD. Usulan DPRD ini dilakukan Citra Negatif DPRD didapat dari
dengan mempergunakan hak inisiatifnya. Komisi Perempuan Indonesia. Citra
Fakta ini menunjukkan bahwa DPRD Negatif ini terkait fungsi legislasinya yang
tidak hanya menunggu dari Pemerintah kurang memperhatikan pendapat
Daerah, tetapi DPRD responsif dalam perempuan. Ketidakpercayaannya
menangapi kebutuhan masyarakat. terhadap DPRD, terwujudkan dalam
Kutipan beritanya, berbunyi: “Dari 20 penolakannya terhadap sistem Pilkada
perda yang sudah dihasilkan itu, tambah melalui. Bunyi kutipannya terdalam berita
Armuji, delapan di antaranya merupakan berjudul “KPI Tolak Sistem Pilkada
perda inisiatif dewan”.17 Melalui DPRD”:
Citra Positif yang dikonstruksi DPRD Penolakan Koalisi Perempuan
dalam fungsi legislasi adalah sikap Indonesia terhadap gagasan tersebut
profesionalisme, transparansi, menaati karena kelompok perempuan sudah
peraturan perundang-undangan, Responsif pasti akan menjadi kelompok yang
terhadap perubahan dan refresentatif paling dirugikan dari sistem Pilkada
oleh DPRD.”18
15
Fungsi legislasi juga mendapat
Tersedia dalam kritikan. Fungsi legislasi tidak terdapat
http://dprd.jatimprov.go.id/berita/id/5546/dprd-jatim-
jalankan-tiga-fungsi
ketegasan dalam implementasinya di
16
Tersedia dalam
18
http://dprd.surabaya.go.id/?pages=beritadetail&id=585 Tersedia dalam http://www.pikiran-
17
Tersedia dalam rakyat.com/politik/2014/09/17/297234/kpi-tolak-
http://dprd.surabaya.go.id/?pages=beritadetail&id=585 sistem-pilkada-melalui-dprd
47
Jurnal Common | Volume 2 Nomor 1 | Juni 2018
48
Jurnal Common | Volume 2 Nomor 1 | Juni 2018
negatif ini melekat bahwa DPRD tidak b. Citra DPRD Dalam Fungsi
dapat membentuk perda. Hal ini terlihat Pengawasan
dari: Media sosial luar lembaga teroganisir
Rudi mengatakan, selain fungsi menilai bahwa kinerja DPRD dalam
pengawasan, DPRD ke depan juga fungsi pengawasan masih lemah. Citra
harus bisa mengoptimalkan fungsi Negatif ini terkait kurangnya pengawasan
legislatif lainnya, seperti budgeting dalam implementasi perda. Salah satunya
(perencanaan anggaran). Hal-hal terkait perda buruh
tersebut, menurut dia, akan Buruh Datangi DPRD Kabupaten
dituangkan ke dalam memori akhir Sukabumi. Menurut koordinator
jabatan DPRD periode 2004-2009 ke Koalisi Buruh Sukabumi (KBS),
DPRD periode 2009-2014. ”Selain itu Dadeng Nazarudin menuturkan
juga, DPRD harus bisa memanfaatkan selama ini fungsi legislasi dan
hak inisiatifnya. Selama lima tahun pengawasan DPRD belum sepenuhnya
ini, kan hanya ada dua perda yang tegas dan berjalan dengan baik.
hasil inisiatif DPRD, yaitu perda "Fungsi legislasi seperti peraturan
trafficking dan penyandang cacat,” DPRD, kadang hal secara spesifik
ujarnya.24 harusnya bisa diterapkan di
perusahaan," ujarnya.26
Untuk membenahi dengan merekrut
kader-kader partai yang berkualitas. Citra Hal membanggakan memang prestasi
negatif akan hilang. Inilah rekomendasi DPRD telah mengesahkan banyak raperda
untuk mengatasi citra negatif DPRD dengan tepat waktu, tetapi implementasi
dalam hal SDM. perda seharusnya terdapat pengawasan.
Karena itu, untuk menyelesaikan Pelaksanaan perda suka molor 3-4 tahun,
persoalan ini, yang paling utama bahkan pejabat pelaksana belum
dibenahi adalah SDM, terutama di mengetahui perda. DPRD sebagai
pihak DPRD yang nilainya sangat pengawas implementasi perda kurang
rendah. Sebagian besar kader partai memperhatikan tahap implementasi. Sikap
yang masuk gedung dewan memiliki acuh tak acuh menkonsturk citra negatif
kapasitas legislasi pas-pasan, bahkan DPRD dalam fungsi pengawasn, sehingga
nihil. Kedua, perlu ada pembenahan DPRD mendapatkan saran sebagai
kelembagaan legislasi di internal berikut:
DPRD maupun eksekutif. DPRD harus DPRD Jawa Barat 2009-2014
membenahi badan legislasi. Badan diharapkan memperketat pengawasan
legislasi tak sekadar membuat, tapi atas pelaksanaan peraturan daerah
juga mengevaluasi semua produk (perda). Selama ini, meski ”produksi”
legislasi daerah yang dihasilkan.25 perda mencapai minimal sepuluh buah
per tahun, namun penegakan dan
pengawasannya masih belum optimal.
Wakil Ketua DPRD Jabar Rudi Harsa
Tanaya mengatakan itu di Bandung.27
24 26
Tersedia dalam http://www.pikiran- Tersedia dalam http://www.pikiran-
rakyat.com/bandung-raya/2009/08/29/95937/dprd- rakyat.com/ramadan/2012/11/06/210192/buruh-
harus-manfaatkan-hak-inisiatif datangi-dprd-kabupaten-sukabumi
25 27
Tersedia dalam Tersedia dalam http://www.pikiran-
http://nasional.kompas.com/amp/read/2010/12/01/1 rakyat.com/bandung-raya/2009/08/29/95937/dprd-
0330679/twitter.com harus-manfaatkan-hak-inisiatif
49
Jurnal Common | Volume 2 Nomor 1 | Juni 2018
50
Jurnal Common | Volume 2 Nomor 1 | Juni 2018
masuk untuk kepentingan. Citra negatif d. Citra DPRD dalam Kinerja Non
dalam konspirasi Dana Aspirasi , terlihat Fungsi DPRD
dalam data sebagai berikut: Citra positif akan terbentuk dalam
Sejumlah catatan dan pengalaman kesimpatian DPRD terhadap pihak terkait,
pengelolaan keuangan negara yang masyarakat.
pernah ada, DPR bukanlah lembaga Pihaknya menyampaikan terima kasih
perwakilan pertama yang berupaya kepada seluruh mitra dan masyarakat
melakukan "terobosan" untuk yang setia bekerja sama selama lima
menggelontorkan uang negara dengan tahun ini. Ke depannya, menurut
dalih menindaklanjuti aspirasi rakyat. Ajang, semoga kerja sama tersebut
Pada periode 1999-2004, dengan bisa ditingkat kan dengan anggota
alasan yang nyaris sebangun dengan DPRD Kota Cimahi periode 2014-
rencana DPR, anggota DPRD 2019.34
Sumatera Barat memperkenalkan
dana aspiratif. Ketika itu, setiap Citra negatif beranggapan bahwa
anggota DPRD disediakan dana segar DPRD rajin kunjungan kerja terhadap
Rp 200 juta untuk disalurkan di miskin berprestasi. Masyarakat
tempat pemilihan.32 menganggapnya perbuatan semu.
Perbuatan yang buang-buang anggaran
Citra negatif lain adalah negara. Ini terlihat dalam tulisan berikut:
ketidaksepakatan dalam pembahasan Ini yang kemudian membuat citra
anggaran antara DPRD dan Pemda. DPRD di mata publik bukan semakin
Masyarakat menganggap fenomena ini membaik, justru semakin memburuk
berbau politik. Unsur politik yang kental akibat ulah dan tingkah polah anggota
berakibat pada terhambatnya program- DPRD sendiri.
program pemerintahan. Kejadian tersebut Dalam kaitannya dengan kinerja
dirasakan dalam data berikut: kunjungan kerja, Kompas Jatim
Konflik Lampung Rugikan pernah mengupas tuntas mulai dari
Masyarakat. Konflik berkepanjangan anggaran sampai hasil awu-awu yang
antara DPRD dan gubernur Lampung, didapat dari kunjungan DPRD
telah merugikan kepentingan tersebut. Soroton negatif atas kinerja
masyarakat di berbagai bidang. kunjungan kerja ini bukanlah hal yang
Kerugian tersebut akibat DPRD dan baru. Periode sebelumnya setiap
eksekutif tidak lagi melakukan tahun DPRD Jatim juga sering disorot
pembahasan APBD Perubahan masyarakat dan media. Akan tetapi,
maupun Rancangan Anggaran kecaman, cacian, bahkan tindakan
Pendapatan Belanja Daerah (RAPBD) hukum atas kunjungan kerja anggota
2006.33 DPRD oleh kelompok civil society
(baca: class action), tidak membuat
jera.35
34
Tersedia dalam
32
Tersedia dalam http://www.republika.co.id/berita/koran/kabar-
http://lipsus.kompas.com/successstory/read/2010/0 jabar/14/08/25/nauuc929-dprd-kota-cimahi-
6/07/08283873/Konspirasi.Dana.Aspirasi/757/prijo 20142019-dilantik
35
no-sugiarto Tersedia dalam
33
Tersedia dalam http://megapolitan.kompas.com/read/2010/12/30/08
http://dev.republika.co.id/berita/koran/365994 40075/rajin.kunjungan.kerja.miskin.prestasi.
51
Jurnal Common | Volume 2 Nomor 1 | Juni 2018
52
Jurnal Common | Volume 2 Nomor 1 | Juni 2018
53
Jurnal Common | Volume 2 Nomor 1 | Juni 2018
54
Jurnal Common | Volume 2 Nomor 1 | Juni 2018
Harun, Rochajat dan Sumarno A.P. 2006. --------. 2005. Psikologi Komunikasi, edisi
Komunikasi Politik. Bandung: Mandar revisi. Bandung: Remaja Rosdakarya
Maju
Robbins, Stephen P., 1996. Perilaku
Hikmat, Mahi M. 2010. Komunikasi Politik: Organisai : Konsep, Kontroversi,
Teori dan Praktek. Bandung: Simbiosa aplikasi, edisi Bahasa Indonesia, Jakarta
Rekatama Media : PT. Prenhalindo,
Irwanto, dkk. 1991. Psikologi Umum. Jakarta: Sarwono Wirawan, Sarlito DR., 1976.
PT Gramedia Pustaka Utama. Pengantar Umum Psikologi, Jakarta : P
T. Bulan Bintang,
_______. 2001. Metode Belajar dan
Kesulitan-kesulitan Belajar, Bandung: Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor
Tarsito yang Mempengaruhinya. Jakarta :
Rineka Cipta
Lady, Joanne Tjahyana. 2007. Teknologi
Komunikasi 3G Dari Sudut Pandang Siagian, Sondang P. 2004. Teori Motivasi dan
Computer Mediated Communication.
Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta
Jurnal Ilmiah SCRIPTURA ISSN 1978-
385X. Vol. 1 No.1 Januari 2007 Sussman, Gerald, 1997, Communication
Technology and Politic in The
Miftah Toha. (2003). Perilaku Organisasi Information Age. , California: Sage
Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: Publication
Grafindo Persada.
Syafrudin, Ateng. 2001. DPRD dan Kepala
Muhtadi, Asep saeful. 2002. Dinamika Daerah dalam Bentuk dan Susunan
Komunikasi Politik NU. Disertasi. Pemerintahan Daerah Menurut UU No.
Bandung: PPS Unpad 22 Tahun 1999. Bandung: STPDN
Nimno, Dan. 1978. Political Communication UU No. 1 Tahun 1945 tentang Pemerintahan
and Public Opinion in America. Daerah
California: Goodyear Publising
Company Santa Monica UU No. 22 Tahun 1948 tentang Pemerintahan
Nimmo, Dan D., 1989. Komunikasi Politik, Daerah
terjemahan Tjun Surjaman, Bandung:
Remadja Rosdakarya UU No. 1 Tahun 1957 tentang Pemerintahan
Daerah
Parwito. 2009. Komunikasi Politik, Media
Massa, dan Kampanye Pemilihan. UU No. 18 Tahun 1965 tentang Pemerintahan
Yogyakarta: Jalasutra Daerah
Piliang, Yasraf Amir. 2004. Posrealitas: UU No. 6 Tahun 1969 tentang Pemerintahan
Realitas Kebudayaan dalam Era Daerah
Posmetafisika. Bandung: Jalasutra
UU No. 5 Tahun 1974 tentang Pemerintahan
Rahmat, Jallaludin. 1990. Psikologi Daerah
Komunikasi. Bandung: Remaja Karya.
55
Jurnal Common | Volume 2 Nomor 1 | Juni 2018
56