Anda di halaman 1dari 2

Tata Kelola Sekolah Berintegritas

Pendahuluan

Masalah terbesar negeri ini adalah perilaku korupsi yang merajalela di berbagai lapisan
masyarakat. Jika negeri ini diibaratkan sebagai seorang manusia, maka korupsi adalah penyakit akut
yang sedang menjangkiti manusia tersebut yang secara perlahan melumpuhkan sendi-sendi
kehidupan bernegara dan berbangsa. Apabila tidak segera ditangani, maka bukan tidak mungkin
eksistensi Indonesia di masa depan akan menghilang. Sejarah mencatat, negeri-negeri besar di masa
lalu seperti Romawi Kuno runtuh karena perilaku korupsi pejabat pemerintahannya.

Pemerintah menyadari bahwa negeri ini sedang dalam keadaan darurat dan krisis mentalitas.
Perilaku korupsi yang dilakukan oleh segelintir orang atau oknum memang sangat menghambat
upaya-upaya pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan setiap warganya dan memajukan
negaranya. Berbagai upaya telah dilakukan untuk dapat menghilangkan praktik korupsi di negeri ini.
Namun, yang terjadi justru korupsi semakin menjadi-jadi. Begitu banyak pejabat pemerintah yang
seharusnya mengabdikan dirinya untuk melayani rakyat, justru tertangkap tangan sedang
mencurangi rakyat dengan melakukan tindak pidana korupsi. Sekalipun pemerintah telah
membentuk lembaga Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), perilaku korupsi terus saja ada.

Korupsi seakan-akan sudah menjadi budaya di negeri ini. Tindakan kuratif atau represif untuk
masalah korupsi justru tidak memecahkan masalah sampai ke akarnya. Diperlukan upaya khusus
untuk menangani masalah korupsi yang sudah mengakar di tengah masyarakat Indonesia. Tindakan
preventif dan persuasif dinilai dapat menjadi solusi jangka panjang dalam menangani masalah
korupsi di negeri ini. Korupsi yang sudah menjadi budaya, harus dihilangkan dengan menanamkan
budaya yang baru. Maka, dalam hal ini peran lembaga pendidikan sangat vital dan strategis sebagai
sarana menanamkan budaya kepada peserta didik yang akan menjadi penerus estafet negeri ini.
Dalam upayanya ini pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk melaksanakan Pendidikan
Antikorupsi (PAK) yang bertujuan untuk membentuk generasi bangsa yang memiliki integritas tinggi
untuk mencegah terjadinya korupsi dan membentuk generasi bangsa yang jujur, peduli, mandiri,
disiplin, kerja keras, berani, tanggung jawab, dan adil serta mampu beradaptasi dengan lingkungan,
berwawasan luas dan berbudi pekerti luhur.

Merujuk pada Peraturan Gubernur No. 60 tahun 2019, Pendidikan Antikorupsi merupakan bagian
dari implementasi Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) sebagai proses penguatan sikap anti korupsi
dalam diri peserta didik. PPK dilaksanakan dengan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam
pendidikan karakter terutama meliputi nilai-nilai religius, jujur, toleran, disiplin, bekerja keras,
kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai
prestasi, komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan
bertanggung jawab. Pendidikan Antikorupsi diimplementasikan melalui manajemen berbasis
sekolah, melalui kegiatan Intrakurikuler, Kokurikuler, dan Ekstrakurikuler secara kreatif dan terpadu.
Penyelenggaraan Pendidikan Antikorupsi diselenggarakan dengan mengoptimalkan fungsi kemitraan
tripusat pendidikan yang meliputi sekolah, keluarga, dan masyarakat
Pendidikan Antikorupsi sebagai sebuah bagian dari alat untuk mencapai tujuan, perlu
dilaksanakan dengan rencana dan strategi yang tepat sehingga bisa efektif, efisien, dan tepat
sasaran. Sekolah sebagai salah satu dari bagian kemitraan tripusat berarti memiliki peran yang
sangat besar dalam mensukseskan Pendidikan Antikorupsi. Pendidikan Antikorupsi terbaik di sekolah
adalah dengan moral action yaitu dengan memberikan contoh melalui tindakan-tindakan atau
keteladanan dari guru-guru dan warga sekolah. Keteladanan yang diberikan oleh guru-guru dan
warga sekolah akan menjadi stimulus bagi peserta didik untuk lebih menghayati Pendidikan
Antikorupsi.

Di sisi lain sekolah sebagai lembaga juga harus mampu menjadi lingkungan yang kondusif dalam
pelaksanaan Pendidikan Antikorupsi. Hal ini didasari dari banyaknya temuan yang justru menunjukan
sekolah sebagai salah satu sarang perilaku korupsi. Oleh sabab itu, pemerintah melaksanakan
program Sekolah Berintegritas. Sekolah Berintegritas merupakan suatu model pendekatan untuk
mendorong terciptanya satuan pendidikan (sekolah) yang berintegritas dengan menerapkan prinsip-
prinsip sesuai tata kelola yang baik (good governance) yaitu akuntabel, transparansi dan partisipatif
sebagai unsur utamanya serta penegakan aturan; sehingga dapat menekan potensi tindak pidana
korupsi di sekolah serta mendukung lingkungan pembelajaran yang kondusif dalam rangka proses
internalisasi nilai-nilai antikorupsi kepada peserta didik dan warga sekolah dengan dukungan semua
pemangku kepentingan (stakeholder) terkait.

Pelaksanaan Sekolah Berintegritas harus secara konsekuen dijalankan dengan sepenuh hati oleh
seluruh warga sekolah. Sekolah harus berani menutup pintu rapat-rapat agar tidak ada celah
sedikiitpun bagi pelaku praktik korupsi. Semua ini akan bisa diwujudkan dengan tata kelola yang
baik dan jelas. Begitu pentingnya hal tersebut, maka modul ini akan membahas tentang “Tata Kelola
Sekolah Berintegritas”

Anda mungkin juga menyukai