0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
12 tayangan4 halaman
Teks khotbah ini membahas tentang kisah empat orang yang menggotong teman mereka yang lumpuh ke hadapan Yesus agar disembuhkan. Teks ini mengajarkan tentang pentingnya saling menolong, bekerja sama, dan tidak mudah menyerah dihadapan tantangan. Yesus menyembuhkan teman mereka yang lumpuh dengan terlebih dahulu mengampuni dosanya, menunjukkan bahwa kasih Allah lebih besar dari pada dosa manusia.
Teks khotbah ini membahas tentang kisah empat orang yang menggotong teman mereka yang lumpuh ke hadapan Yesus agar disembuhkan. Teks ini mengajarkan tentang pentingnya saling menolong, bekerja sama, dan tidak mudah menyerah dihadapan tantangan. Yesus menyembuhkan teman mereka yang lumpuh dengan terlebih dahulu mengampuni dosanya, menunjukkan bahwa kasih Allah lebih besar dari pada dosa manusia.
Teks khotbah ini membahas tentang kisah empat orang yang menggotong teman mereka yang lumpuh ke hadapan Yesus agar disembuhkan. Teks ini mengajarkan tentang pentingnya saling menolong, bekerja sama, dan tidak mudah menyerah dihadapan tantangan. Yesus menyembuhkan teman mereka yang lumpuh dengan terlebih dahulu mengampuni dosanya, menunjukkan bahwa kasih Allah lebih besar dari pada dosa manusia.
Syalom, selamat sore saudara-saudara terkasih dalam Kristus.Pada
kesempatan ini saya akan berkhotbah mengenai kisah orang lumpuh disembuhkan di dalam injil Markus 2: 1-12. “Kemudian, sesudah lewat beberapa hari, waktu Yesus datang lagi kepernaum, tersiarlah kabar, bahwa Ia ada di rumah. Maka datanglah orang- orang berkerumun sehingga tidak ada lagi tempat,bahkan di muka pintu pun tidak. Sementara Ia memberitakan firman kepada mereka, ada orang-orang datang membawa kepadanya seorang lumpuh,digotong oleh empat orang. Tetapi mereka tidak dapat membawa kepadaya karena orang banyak itu , lalu mereka membuka atap yang di atas-Nya; sesudah terbuka mereka menurunkan tilam,tepat orang lumpuh itu terbaring. Ketika Yesus melihat iman mereka , berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: “Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni!” Tetapi di situ ada juga duduk beberapa ahli Taurat, mereka berpikir dalam hatinya: “Mengapa orangini berkata begitu? Ia menghujat Allah. Siapa yang dapat mengampui dosa selain dari pada Allah itu sendiri? Tetapi Yesus segera mengetahui dalam hati-Nya, bahwa mereka berpikir demikian, lalu Ia berkata kepada mereka: “Mengapa kamu berpikir begitu dalam hatimu? Manakah lebih mudah mengatakan kepada orang lumpuh ini: Dosamu sudah diampuni,atau mengatakan: Bangunlah, angkatlah tilamu dan berjalan? Tetapi supaya kamu tahu,bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa” berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: “Kepadamu Kukatakan,bangunlah,angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!” Dan orang itu pun bangun, segera mengangkat tempat tidurnya dan pergi ke luar di hadapan orang-orang itu,sehingga mereka semua takjub lalu memuliakan Allah,katanya : “Yang begini belum pernah kita lihat.” Pada bacaan ini, dikisahkan mengenai empat orang yang menggotong teman mereka yang lumpuh ke hadapan Tuhan. Tidak jarang ada pelayanan yang hancur berantakan bukan karena pelayanannya tidak baik. Ini dapat terjadi karena ketidakpedulian diantara orang percaya, keegoisan dan mudah menyerah pada tantangan. Melalui keteladanan mereka, kita akan belajar tentang ciri dari pelayan yang memuliakan Tuhan. Pertama, mereka peduli untuk berbuat sesuatu bagi orang lain.Ketika tersiar kabar bahwa Yesus datang kembali ke Kapernaum, mereka segera membawa temannya yang lumpuh itu agar Yesus menyembuhkannya. Hal ini memperlihatkan adanya kasih dalam diri mereka untuk melakukan sesuatu yang baik bagi orang lain. Kedua, mereka bekerja bersama . Tidak sulit bagi keempat orang itu untuk menggotong seorang lumpuh, namun dibutuhkan kerja sama yang baik untuk menurunkan si lumpuh itu dari atap ke ruangan di mana Yesus berada. Ketiga, mereka tidak mempersoalkan siapa yang akan mendapat penghargaan. Perhatikan bagaimana di sepanjang kisah ini, tidak sekalipun disebutkan nama mereka. Keempat, mereka tidak mudah menyerah . Hal ini terlihat dari bagaimana mereka berusaha membuka atap ketika tahu bahwa mereka tidak dapat membawanya lewat pintu.
Hasilnya, Tuhan melihat iman mereka dan teman mereka disembuhkan
secara rohani dan jasmani .Peristiwa ini membuat semua orang takjub dan memuliakan Allah. Dalam peristiwa ini ada tantangan dari ahli Taurat yang meragukan otoritas Yesus dalam mengampuni dosa. Tetapi Yesus menunjukkan kuasa-Nya dengan mengungkapkan isi hati mereka dan meneruskan proses penyembuhan orang lumpuh itu . Sungguh benar adanya: jika mau sembuh, maka harus ada keyakinan dalam doa dan usaha. Sebab jika tidak, maka semuanya akan sia-sia. Sama halnya dengan iman tanpa perbuatan adalah kosong. Dalam hal berdoa juga demikian adanya, ada orang yang sakit kemudian dilayani dan didoakan, tetapi dalam hatinya tidak percaya akan kuasa doa itu ternyata tidak ada reaksi kesembuhan dalam dirinya. Akan tetapi, jika ia berserah penuh dan meyakini bahwa ada kuasa dalam doa itu terhadap dirinya, maka seketika itu juga akan sembuh. Kemudian didukung dengan usaha yang ia lakukan, maka kesembuhan itu akan menjadi miliknya. Yang pertama dilakukan Yesus bukanlah menyembuhkan penyakit, tetapi mengampuni dosanya sehingga para ahli taurat bertanya-tanya. Mengapa? Karena dosa memutuskan hubungan manusia dengan Allah . Hubungan itu jadi tak terkenali sehingga manusia merasa jauh di hadapan Allah , oleh sebab itu Yesus mengaskan bahwa “ Hai anak-Ku dosamu Kuampuni .Pengampunan ini mengartikan bahwa cinta Allah itu lebih besar daripada cinta manusia .Allah mencintai supaya manusia mampu mencintai. Ketika orang dicintai ,ketika kita dicintai , kasih itu dengan sendirinya muncul dan terwujud dalam setiap tindakan dan perbuatan kita. Ada juga pemahaman masyarakat Yahudi masa itu bahwa penyakit yang diderita merupakan akibat dosa. Yesus memahami hal ini. Setelah menerima pengampunan dosa, maka sakit lumpuhnya disembuhkan. Iman ada dalam diri setiap manusia yang percaya kepada Yesus. Dengan iman kita menjalani kehidupan tanpa ragu dan berserah kepada Tuhan. Iman yang ada dalam diri mendorong kita untuk datang kepada Yesus dan memohon belas kasihan-Nya Kesimpulan yang kita bisa dapat dalam renungan ini bahwa kita diajarkan untuk saling mengasihi, saling melayani , saling menopang. Itu semua merupakan sikap yang diperlukan untuk memperkuat sebuah komunitas, persekutuan, pelayanan atau gerejas. Sebuah komunitas , persekutuan, pelayanan dan bahkan gereja, sekalipun memiliki program kerja yang bagus ,tetapi jika para anggotanya tidak punya kesatuan hati, tidak hidup rukun, berjalan sendiri-sendiri ,tidak ada kerja sama, bersikap egois , tidak punya kepedulian satu sama lain, niscaya goalnya tidak akan pernah tercapai. Begitu pun dengan tantangan yang ada. Seberat apapun tantangan dalam pelayanan yang kita lakukan, jangan pernah mundur. Dalam memutuskan suatu pilihan berarti kita harus siap menghadapi segala hal termasuk tantangan itu sendiri. Yang perlu kita lakukan menghadapinya adalah memohon petunjuk kepada Tuhan bukan mengeluh dan menyalahkan Tuhan apa yang telah terjadi. Kita juga dianjurkan untuk selalu berserah dan percaya kepada Tuhan dalam keadaan apapun. Karena Tuhan pasti membatu kita melalui orang-orang di sekitar kita. Seperti halnya orang lumpuh itu ,ia dibantu oleh para sahabatnya untuk berhadapan kepada Tuhan. Itu merupakan pertolongan Tuhan kepada kita secara kita tidak sadari selama ini. Contoh bentuk nyata seperti ketika kita sakit ,kita periksa ke dokter, mungkin juga ketika kita sedang lapar dan ada teman yang menawarkan makanannya kepada kita. Itu semua merupakan pertolongan Tuhan. Perhatikan juga sesama, bekerja sama, jangan cari nama karena kita telah membantu teman maupun orang lain. Jangan lah juga kita berharap imbalan apa yang telah kita lakukan kepada orang lain. Karena Tuhan sendirilah yang bekerja dengan kuasa-Nya dan memberikan yang lebih baik dari permohonan kita.