Anda di halaman 1dari 16

JINoP (Jurnal Inovasi Pembelajaran),

http://ejournal.umm.ac.id/index.php/jinop
Volume 5, Nomor 1, Mei 2019
P-ISSN 2443-1591 E-ISSN 2460-0873

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENYUSUN TEKS LAPORAN HASIL


OBSERVASI PADA PESERTA DIDIK KELAS X SMAN 7 MALANG
DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INTEGRATIF

Gigit Mujianto
FKIP Universitas Muhammadiyah Malang, Indonesia
Email: gigitm67@gmail.com

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan peningkatan hasil belajar menyusun
teks laporan hasil observasi pada peserta didik klas X SMAN 7 Malang dengan model
pembelajaran integratif. Model pembelajaran ini diyakini dapat meningkatkan motivasi
belajar peserta didik, sehingga hasil belajar yang diperoleh menjadi lebih baik. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri
dari dua siklus. Lokasi penelitian di SMAN 7 Malang. Subyek penelitian peserta didik klas X
MIPA2. Penerapan model pembelajaran integratif dilaksanakan melalui 5 tahapan yaitu: (a)
persiapan, (b) orientasi masalah, (c) penugasan kelompok, (d) presentasi kelompok, dan (e)
evaluasi. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan instrumen berupa lembar observasi
aktivitas guru dan peserta didik untuk merekam kegiatan mereka dalam pembelajaran.
Berdasarkan Siklus I dan Siklus II yang telah dilaksanakan, penerapan model pembelajaran
integratif dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dapat terlaksana dengan baik. Hal tersebut
dapat dilihat dari lembar pengamatan pelaksanaan penelitian dan aktivitas peserta didik
saat mengikuti proses pembelajaran. Hasil belajar peserta didik pada materi menyusun teks
laporan hasil observasi mengalami peningkatan, dilihat dari persentase hasil belajar yang
meningkat dari ketuntasan peserta didik sebesar 85% pada Siklus I menjadi 97% pada Siklus
II. Hal ini membuktikan bahwa penerapan model pembelajaran integratif dapat meningkatkan
hasil belajar peserta didik.

Kata kunci: Model Pembelajaran Integratif; Hasil Belajar; Menyusun Teks Laporan Hasil
Observasi.

ABSTRACT
The purpose of this research is to describe the increase in learning outcomes of
observation report text on class X students of SMAN 7 Malang with an integrative learning
model. This learning model is believed to increase students’ learning motivation to increase
the learning outcomes. The method used in this research is Classroom Action Research
(CAR) consists of two cycles. The location of the research is SMAN 7 Malang with students
of class X MIPA2 as the research subjects. The application of the integrative learning model
is carried out through 5 stages: (a) preparation, (b) problem orientation, (c) group assignment,
(d) group presentation, and (e) evaluation. Observations were made by using instruments in
the form of observation sheets of teacher and student activities to record their activities in
learning. Based on the implementation of Cycle I and Cycle II, the application of integrative
learning models in Bahasa Indonesia learning process can be well implemented. The result
can be seen from the observation sheet of the implementation of research and student
activities while following the learning process. The increase of student learning outcomes
in the material of observation report text results can be seen from the percentage of learning
outcomes from students’ learning completeness of 85% in Cycle I to 97% in Cycle II. The
result proves that the application of integrative learning models can improve student learning
outcomes.

Keywords: Integrative Learning Model, Learning Outcomes, compilation of observation


report text.

39
40

PENDAHULUAN nyaman menimbulkan penerimaan sosial


Salah satu masalah yang dihadapi yang baik. Dalam pandangan Piaget,
dunia pendidikan adalah masalah lemahnya perkembangan mental pada hakikatnya
proses pembelajaran. Dalam pembelajaran adalah perkembangan kemampuan penalaran
peserta didik kurang didorong untuk logis. Baginya makna berpikir dan proses
membangun pemahaman yang mendalam mental tersebut jauh lebih penting dari
dan mengembangkan kemampuannya dalam sekadar mengerti. Pencapaian kemampuan-
berfikir kritis, kreatif, maupun kerja produktif. kemampuan tersebut kemudian mengarah
Muhadjir (1987) menyebutkan bahwa sebagai pada pembentukan keterampilan (skill) yang
institusi, pendidikan mengemban tiga fungsi. didefinisikan sebagai sesuatu yang otomatis,
Pertama, pendidikan berfungsi menumbuhkan akurat, dan halus. Keterampilan yang dipelajari
kreativitas peserta didik. Kedua, pendidikan dengan baik akhirnya akan menimbulkan
berfungsi mewariskan nilai-nilai kepada kebiasaan.
peserta didik. Ketiga, pendidikan berfungsi Tugas guru dalam mengembangkan
meningkatkan kemampuan kerja produktif sikap sosial, kognitif, dan psikomotorik
peserta didik. kepada peserta didik tidaklah mudah.
Seorang guru memiliki peranan Guru harus memiliki berbagai kemampuan
sangat strategis dalam proses pembelajaran yang dapat menunjang tugasnya agar
bahasa Indonesia yang memiliki dampak tujuan pendidikan dapat dicapai. Salah
pada kompetensi yang dicapai peserta satu kemampuan yang harus dimiliki
didik (pengetahuan, sikap, keterampilan). oleh seorang guru dalam meningkatkan
Kompetensi peserta didik akan berkembang kompetensi profesinya ialah kemampuan
secara optimal tergantung bagaimana guru mengembangkan model pembelajaran.
memposisikan diri dan menempatkan posisi Dalam mengembangkan model pembelajaran
peserta didik dalam pembelajaran. Selama seorang guru harus dapat menyesuaikan
ini dalam pembelajaran, peserta didik dengan kondisi peserta didik, materi pelajaran,
diposisikan sebagai objek, sedangkan dan sarana yang ada.
guru memposisikan diri sebagai subjek Selama ini model pembelajaran
pembelajaran, sehingga guru lebih aktif Bahasa Indonesia masih dianggap sulit untuk
dan dominan dalam proses pembelajaran. dikembangkan, karena muatan materi di
Seharusnya, guru dalam pembelajaran dalamnya banyak yang bersifat konseptual
lebih memposisikan diri sebagai fasilitator, dan prosedural, membuat guru kurang
motivator, dan mediator sehingga peserta kreatif menerapkan inovasi pembelajaran.
didik dapat mengembangkan sikap sosial, Hal ini terjadi karena pola pikir belajar
kognitif, dan psikomotoriknya. diartikan sebagai perolehan pengetahuan dan
Hartinah (2008) menyatakan indikator mengajar adalah memindahkan pengetahuan
dari perilaku sosial yang sukses adalah (transfer knowledge) kepada peserta didik. Di
kerjasama, persaingan yang sehat, kemauan samping itu pembelajaran Bahasa Indonesia
berbagi (sharing), minat untuk diterima, juga masih banyak ditekankan pada hasil
simpati, empati, ketergantungan, persahabatan, akhir, bukan pada proses. Akibatnya peserta
keinginan bermanfaat, imitasi, dan perilaku didik menjadi kurang antusias untuk mengikuti
ketat. Perkembangan emosi sebagai proses proses belajar mengajar mata pelajaran Bahasa
pengembangan kemampuan untuk tanggap Indonesia, dan kemudian diikuti hasil belajar
secara emosional, dipengaruhi sistem yang kurang tuntas.
persekolahan, keadaan sosial ekonomi, Berdasarkan hasil pengamatan pada
budaya, sistem nilai, dan harapan dalam saat prasiklus selama ini, peserta didik
masyarakat masing-masing. Respon yang kurang antusias dalam kegiatan belajar-
JINoP (Jurnal Inovasi Pembelajaran),Volume 5, Nomor 1, Mei 2019, hal 39-54
41

mengajar. Anak cenderung tidak begitu pembelajaran Bahasa Indonesia, situasi


tertarik dengan pelajaran Bahasa Indonesia dan lingkungan belajar, serta tingkat
karena selama ini pelajaran Bahasa Indonesia perkembangan dan kemandirian belajar
dianggap sebagai pelajaran yang hanya peserta didik. Menurut Merriam yang
mementingkan membaca dan mengarang, dikutip Nurulia dalam (Mujianto, Sunaryo,
kurang dikaitkan dengan situasi dunia & Wurianto, 2016) kemandirian dalam
nyata peserta didik sehingga menyebabkan belajar adalah kemampuan belajar secara
rendahnya hasil belajar Bahasa Indonesia di HOT (High Order Thinking), yang didasarkan
sekolah. Padahal, belajar bahasa Indonesia pada beberapa konsep pembelajaran yang
menurut Brown (2008) adalah penguasaan mengakumulasi pengalaman-pengalaman
atau pemerolehan pengetahuan atau kehidupan yang menjadi sumber terpenting
keterampilan suatu subjek melalui belajar dalam pembelajaran, kebutuhan belajar
dan pengalaman. Berdasarkan definisi tersebut, yang berkaitan dengan perubahan peran
maka belajar Bahasa Indonesia memiliki sosial, dan motivasi untuk belajar secara
prinsip-prinsip sebagai berikut. internal.
1. Belajar adalah menguasai atau Proses pembelajaran bahasa Indonesia
”memperoleh”. selama ini masih terbilang monoton dan
2. Belajar adalah mengingat-ingat memerlukan sebuah pembelajaran yang
informasi atau keterampilan. mampu membuat siswa ikut andil di dalamnya
3. Mengingat-ingat itu melibatkan sistem (Rahayu, Mulyani, & Miswadi, 2012).
penyimpanan, memori, dan organisasi Guru memerlukan model pembelajaran
kognitif. yang relevan dengan karakteristik tujuan
4. Belajar melibatkan perhatian aktif- pembelajaran bahasa Indonesia tersebut.
sadar pada dan bertindak menurut Salah satu model pembelajaran yang diyakini
peristiwa-peristiwa di luar serta di relevan dengan tujuan belajar diatas adalah
dalam organisme. Model Pembelajaran Integratif, yakni model
5. Belajar itu relatif permanen tetapi pembelajaran yang menuntut guru untuk
tunduk pada lupa. mengaitkan materi yang diajarkannya dengan
6. Belajar melibatkan perbagai bentuk situasi dunia nyata peserta didik, sehingga
latihan, mungkin latihan yang ditopang mendorong peserta didik membuat hubungan
dengan imbalan dan hukuman. antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
7. Belajar adalah sebuah perubahan penerapannya dalam kehidupan mereka
dalam perilaku. sebagai anggota keluarga dan masyarakat.
Penelitian sebelumnya telah Model Integratif dirancang untuk
dilakukan oleh Pembelajaran Bahasa membentuk peserta didik mencapai dua
Indonesia dengan prinsip di atas, menuntut tujuan belajar yang saling terkait. Pertama,
guru untuk memandu dan memfasilitasi membangun pemahaman mendalam tentang
pembelajaran, yang memungkinkan peserta bangunan sistematis. Kedua, mengembangkan
didik untuk belajar dan menyesuaikan kemampuan berpikir kritis (Eggen, 2016).
dengan kondisi-kondisi pembelajaran, Dengan tujuan tersebut, hasil pembelajaran
tidak hanya ala kadarnya, melainkan proses diharapkan lebih bermakna bagi peserta
pembelajaran yang inovatif, kreatif, dan didik. Proses pembelajaran berlangsung
komunikatif (Hasanuddin, 2012). Oleh karena alamiah dalam bentuk kegiatan peserta
itu, model yang dipilih dalam pembelajaran didik bekerja dan mengalami, bukan transfer
Bahasa Indonesia harus disesuaikan pengetahuan dari guru ke peserta didik.
dengan karakteristik tujuan pembelajaran Melalui penerapan model pembelajaran
Bahasa Indonesia, karakteristik materi integratif dalam pembelajaran peserta didik

Gigit Mujianto, Peningkatan Hasil Belajar Menyusun Teks Laporan Hasil Observasi Pada Peserta Didik
Kelas X SMAN 7 Malang Dengan Model Pembelajaran Integratif
42

perlu mengerti apa makna belajar, apa bermakna, menyenangkan, dan memberi
manfaatnya, dalam status apa mereka, dan peluang bagi peserta didik untuk terlibat
bagaimana mencapainya. Peserta didik secara aktif dalam pembelajaran.
diharapkan sadar bahwa yang mereka Penerapan model pembelajaran
pelajari berguna bagi hidupnya nanti. integratif dalam kegiatan belajar mengajar
Dengan begitu mereka memposisikan menuntut guru untuk dapat membantu
sebagai diri sendiri yang memerlukan peserta didik mencapai tujuannya. Dalam
suatu bekal untuk hidupnya nanti. Mereka konteks ini, guru harus lebih banyak
mempelajari apa yang bermanfaat bagi berurusan dengan strategi dari pada
dirinya dan berupaya menggapainya. memberi materi pelajaran. Peranan guru
Dalam upaya itu, mereka memerlukan guru dalam mengelola kelas ibarat sebagai
sebagai pengarah dan pembimbing. sebuah tim yang bekerja bersama untuk
Penelitian sebelumnya telah dilakukan menemukan sesuatu yang baru bagi anggota
oleh Akbar & Sebayang, (2015) dengan kelas (peserta didik). Sesuatu yang baru
judul “Penerapan Model Pembelajaran dapat berupa pengetahuan atau keterampilan
Integratif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar harus datang dari proses menemukan
Melaksanakan Pekerjaan Dasar-Dasar Survey sendiri, bukan dari apa yang diberikan atau
Dan Pemetaan”, yang dilakukan pada siswa dikatakan guru.
Kelas X Program Keahlian Survey Pemetaan Dengan demikian, melalui penerapan
SMK N 3 Takengon Tahun Ajaran 2013/2014. model pembelajaran integratif guru dituntut
Hasil penelitian tersebut menunjukkan mampu menggunakan model pembelajaran
bahwa dengan menerapkan pembelajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi
Integratif, maka hasil belajar melaksanakan sekolah serta karakteristik peserta didik.
pekerjaan dasar-dasar survey dan pemetaan Ketepatan pemilihan model pembelajaran
pada materi pengukuran sifat datar kerangka akan memiliki dampak positif terhadap
dasar vertikal dapat meningkat dari peningkatan motivasi belajar peserta
yang semula rerata 64.44 pada siklus I didik sehingga pada akhirnya berpengaruh
menjadi 81.30 pada siklus II. Selanjutnya terhadap peningkatan kemampuan peserta
penelitian Windiatmoko (2015) yang didik dalam penguasaan konsep atau materi
berjudul “Bahasa Indonesia Dalam Model pembelajaran khususnya, bahkan diharapkan
Pembelajaran Integratif Dan Media mampu meningkatkan mutu pendidikan
Pembelajaran Inovatif Serta Kaitannya di Indonesia pada umumnya. Berdasarkan
Dengan Kecakapan Hidup (Life Skills)”, uraian di atas, maka penelitian tindakan
menghasilkan kesimpulan bahwa model kelas terkait “Peningkatan Hasil Belajar
pembelajaran integratif dan media inovatif Menyusun Teks Laporan Hasil Observasi
dalam mata pelajaran bahasa Indonesia pada Peserta Didik Kelas X SMAN 7
sangat dapat meningkatkan kualitas Malang dengan Model Pembelajaran
pembelajaran baik secara proses maupun Integratif” penting dilakukan.
hasil belajar serta dapat mengembangkan
kecakapan hidup yang berguna untuk METODE
menghadapi kehidupan. Lokasi dan Waktu Penelitian
Pada penelitian ini lebih menfokuskan SMA Negeri (SMAN) 7 Malang,
pada kemampuan menyusun teks Laporan merupakan salah satu Sekolah Menengah
Hasil Observasi dipadu dengan media Atas Negeri yang ada di Jl. Cengger
yang menarik berupa keranjang bahasa dan Ayam I/14, Malang, Jawa Timur. Sekolah
metode yang bervariasi. Selain itu, peserta yang kini menjadi salah satu sekolah
didik memperoleh pembelajaran lebih adiwiyata ini memiliki slogan ’Satya

JINoP (Jurnal Inovasi Pembelajaran),Volume 5, Nomor 1, Mei 2019, hal 39-54


43

Bhakti Tansah Tresno’ yang biasa disingkat tujuan tertentu. Komponen-komponen dari
SABHATANSA. Sekolah ini menanamkan sebuah kelas adalah: (a) peserta didik itu
pendidikan karakter dan green life pada sendiri, (b) guru yang sedang mengajar,
peserta didik-siswinya. Sekolah ini juga (3) materi pembelajaran, (4) peralatan
memiliki kebun sayur organik, pemeliharaan yang digunakan, (5) hasil pembelajaran,
bibit ikan, kantin sehat tanpa plastik, dan (6) lingkungan pembelajaran, dan (7)
kegiatan-kegiatan yang dilakukan di alam. pengelolaan/pengaturan yang dilakukan
Penelitian ini dilaksanakan pada mata oleh kepala sekolah, baik yang sedang
pelajaran Bahasa Indonesia materi teks berlangsung maupun tidak. Dengan demikian,
laporan hasil observasi (LHO). Kegiatan objek amatan dalam penelitian tindakan kelas
ini dilaksanakan pada tanggal 15 Agustus tidak harus selalu ketika proses pembelajaran
2018 sampai dengan tanggal 21 Agustus sedang berlangsung, karena kelas bukan
2018. ruangan, tetapi sekelompok siswa.

Subjek Tindakan Kelas Interview atau Wawancara


Penelitian ini dilaksanakan di Kelas Cara atau metode ini sering disebut
X MIPA 2 SMAN 7 Malang pada Semester dengan wawancara. Pada dasarnya metode
II Tahun Pelajaran 2018/2019. Jumlah ini merupakan suatu teknik pengumpulan
peserta didik di kelas ini ada 28 yang terdiri data yang dilakukan dengan cara tanya
atas 16 peserta didik laki-laki dan 12 peserta jawab antara guru dengan guru atau antara
didik perempuan. Karakteristik peserta guru dengan peserta didik.
didik Kelas X MIPA 2 secara kemampuan
merupakan kelas yang heterogen. Dokumentasi
Data produk yaitu berupa karya tulisan
Teknik Pengumpulan Data berbentuk karangan hasil pembelajaran yang
Untuk memperoleh data yang akurat, dibuat oleh peserta didik. Berdasarkan data
peneliti menempuh beberapa cara dalam ini dapat diketahui apakah pembelajaran
mengumpulkan data penelitian. Beberapa menulis karangan berdasarkan pengalaman
cara tersebut di antaranya adalah sebagai tergolong efektif ataukah sebaliknya.
berikut.
Catatan Lapangan
Pengamatan partisipatif Catatan lapangan merupakan teknik
Cara ini digunakan peneliti agar pengumpulan data yang paling praktis
data yang diinginkan dapat diperoleh sama dan mudah dilaksanakan kapan saja dan
dengan apa yang dimaksudkan oleh peneliti. dimana saja. Pencatatan ini dilakukan
Pengamatan partisipatif maksudnya adalah untuk mencatat kejadian-kejadian sewaktu
peneliti terlibat secara langsung dan bersifat pembelajaran. Hal-hal yang dicatat mengacu
aktif dalam turut serta mengumpulkan pada deskripsi guru dan peserta didik yang
data yang diinginkan. Peneliti kadang- diteliti. Menurut Muslich (2009) deskripsi
kadang juga mengarahkan objek yang boleh diarahkan pada persoalan yang dianggap
diteliti untuk melaksanakan tindakan. Hal menarik, misalnya materi pembelajaran yang
ini dilakukan agar objek penelitian yaitu menarik siswa, tindakan guru yang kurang
kelas dapat mengarah pada data yang terkontrol, tindakan siswa yang kurang
ingin diperoleh oleh peneliti. Menurut diperhatikan guru, pemakaian media yang
Arikunto (2008) sebuah kelas dapat kurang semestinya, perilaku siswa tertentu
dilihat sebagai satu kesatuan unsur yang yang mengganggu situasi kelas, dan
bersangkut paut dan bekerja menuju sebagainya.

Gigit Mujianto, Peningkatan Hasil Belajar Menyusun Teks Laporan Hasil Observasi Pada Peserta Didik
Kelas X SMAN 7 Malang Dengan Model Pembelajaran Integratif
44

Prosedur Penelitian 2. Kegiatan Inti


Untuk memperoleh hasil yang a. Orientasi Peserta Didik kepada
optimal, peneliti menggunakan beberapa Masalah
langkah yang ditempuh. Langkah-langkah 1) Peserta didik diarahkan untuk
yang meliputi perencanaan, tindakan, menyimak video 1 tentang unsur
observasi, dan refleksi tersebut dapat kebahasaan teks laporan hasil
dirinci sebagai berikut. observasi (kata, frasa, klausa, dan
kalimat).
Perencanaan 2) Peserta didik diarahkan untuk
Rencana tindakan yang dilakukan kritis terhadap penggunaan bahasa
dimulai dari melakukan analisis kurikulum dalam teks LHO.
untuk mengetahui kompetensi dasar yang b. Mengorganisasikan Peserta Didik
akan disampaikan pada anak, membuat 1) Peserta didik diarahkan untuk
rencana pembelajaran, membuat media membuat 4 kelompok (terdiri atas
pembelajaran, sampai dengan membuat 4-5 peserta didik).
lembar kerja peserta didik dan membuat 2) Setiap kelompok diarahkan untuk
instrumen yang digunakan dalam siklus menempati posisi yang telah
PTK. ditetapkan.
3) Setiap kelompok memahami
Tindakan I prosedur keranjang bahasa: (1)
Dalam tindakan ini peneliti kelompok berbaris ke belakang
melakukan kegiatan pembelajaran dalam di samping meja kelompoknya.
dua siklus. Setiap siklus meliputi kegiatan Di meja ini sudah terdapat empat
pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan keranjang yaitu keranjang kata,
penutup. Siklus I meliputi kegiatan keranjang frasa, keranjang klausa,
pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan dan keranjang kalimat; (2) peserta
penutup dengan langkah-langkah sebagai didik berlari ke meja tengah untuk
berikut. mengambil kertas yang terdapat
dalam ‘bank bahasa’, kertas yang
1. Kegiatan Pendahuluan dipilih bisa acak; (3) peserta didik
a. Berdoa /mengajak peserta didik berlari ke meja kelompoknya dan
bersyukur karena telah diberi memasukkan kertas yang telah
kesempatan mempelajari bahasa dipilih ke dalam keranjang sesuai
Indonesia dan hari ini dapat belajar dengan kriterianya (kartu berisi
tentang Teks LHO. kata dimasukkan ke keranjang kata,
b. Mengkondisikan peserta didik agar kartu frasa dimasukkan ke keranjang
siap belajar misalnya; menanyakan frasa, kartu klausa dimasukkan ke
kabar/keadaan dan mengabsen. keranjang klausa, kartu kalimat
c. Bertanya materi yang telah dipelajari dimasukkan ke keranjang kalimat);
pada pertemuan sebelumnya. (4) peserta didik kedua dan
d. Menjelaskan tujuan pembelajaran/ seterusnya melakukan hal yang
kompetensi dasar yang akan dicapai. sama secara marathon sampai waktu
e. Menyampaikan cakupan materi yang ditentukan berakhir.
dan penjelasan uraian kegiatan c. Membimbing Penyelidikan Individu
pembelajaran serta memberikan 1) Semua kelompok melaksanakan
orientasi terhadap materi yang akan keranjang bahasa.
dipelajari. 2) Peserta didik dan guru mengecek

JINoP (Jurnal Inovasi Pembelajaran),Volume 5, Nomor 1, Mei 2019, hal 39-54


45

ketepatan pengelompokan yang 3. Kegiatan Penutup


dilakukan masing-masing kelompok. a. Guru memberikan penguatan materi
3) Guru memberikan lembar kerja yang berkaitan dengan pekerjaan
yang berisi klasifikasi jenis kata, setiap kelompok.
jenis frasa, jenis klausa, dan jenis b. Guru memberikan reward bagi
kalimat. kelompok yang aktif dan tepat dalam
4) Guru mengondisikan peserta didik mengerjakan lembar kerja yang
dalam kelompok untuk menganalisis diberikan.
kertas yang telah dikumpulkannya c. Setelah selesai mengerjakan evaluasi
ke dalam subklasifikasi unsur tersebut, peserta didik diharapkan
bahasa dan menyimpulkan ciri-ciri dapat menjawab rubrik evaluasi diri.
masing-masing unsur kebahasaan
5) Setiap peserta didik dalam Tindakan II
kelompok berdiskusi tentang Sebagai tindak lanjut Siklus I yang
subklasifikasi unsur bahasa dan masih belum menunjukkan hasil belajar
menyimpulkan ciri-ciri masing- yang optimal, peneliti melaksanakan
masing unsur kebahasaan. siklus II dengan berbagai perbaikan dan
6) Peserta didik menerima teks LHO pengembangan. Siklus II meliputi kegiatan
secara utuh. pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan
7) Peserta didik menemukan 4 penutup dengan langkah-langkah sebagai
kesalahan berbahasa dalam teks berikut.
LHO dan membenahi kesalahan
berbahasa tersebut. 1. Kegiatan Pendahuluan
d. Mengembangkan dan Menyajikan a. Berdoa /mengajak peserta didik
Hasil Karya bersyukur karena telah diberik
1) Peserta didik dalam kelompok secara kesempatan mempelajari bahasa
bergantian mempresentasikan hasil Indonesia dan hari ini dapat belajar
diskusi yang terwujud dalam lembar lebih lanjut tentang Teks LHO.
kerjanya. b. Mengkondisikan peserta didik agar
2) Peserta didik dari kelompok lain siap belajar misalnya; menanyakan
memberikan pertanyaan, sanggahan, kabar/keadaan dan mengabsen.
maupun tambahan informasi dari c. Bertanya materi yang telah dipelajari
presentasi tersebut. pada pertemuan sebelumnya.
3) Peserta didik dalam kelompok d. Menjelaskan tujuan pembelajaran/
menunjukkan 4 kesalahan berbahasa kompetensi dasar yang akan dicapai.
dan menyampaikan bentuk perbaikan e. Menyampaikan cakupan materi
e. Menganalis dan Mengevaluasi Proses dan penjelasan uraian kegiatan
Pemecahan Masalah pembelajaran serta memberikan
1) Peserta didik dan guru mengevaluasi orientasi terhadap materi yang akan
hasil penyelidikan peserta didik dipelajari.
dengan diskusi klasikal untuk
diberikan masukan dan disimpulkan 2. Kegiatan Inti
oleh seluruh kelas terkait dengan a. Orientasi Peserta Didik kepada
ketepatan unsur kebahasaan teks Masalah
LHO yang telah dikerjakan setiap 1) Peserta didik diarahkan untuk
kelompok. mengingat kembali materi sebelumnya
menggunakan media papan True-

Gigit Mujianto, Peningkatan Hasil Belajar Menyusun Teks Laporan Hasil Observasi Pada Peserta Didik
Kelas X SMAN 7 Malang Dengan Model Pembelajaran Integratif
46

False: (a) guru membagikan papan yang dirasa kurang.


True-False kepada peserta didik, 4) Peserta didik menulis teks LHO
(b) guru menjelaskan bahwa akan dalam lembar kerja yang telah
ada 10 pernyataan berkaitan dengan dibagikan.
materi teks LHO yang telah dipelajari 5) Peserta didik melakukan kerja
kemudian peserta didik diminta berpasangan untuk melakukan
merespon dengan menunjukkan koreksi dan perbaikan terhadap
papan B jika jawaban benar dan teks LHO pasangan masing-
papan S jika jawaban salah, (c) masing.
guru menayangkan satu per satu 6) Peserta didik melakukan fase
pernyataan dalam tayangan PPT, editing dengan teknik geser-
(d) peserta didik merespon sunting: (a) ketika guru mengatakan
pernyataan melalui papan True- ”satu”, maka peserta didik harus
False, (e) guru dan peserta didik menggeser lembar kerjanya arah
membahas ketepatan jawaban. kanan. Kemudian, peserta didik
2) Peserta didik dan guru yang memegang lembar kerja
mendiskusikan perbedaan teks harus menyunting ketepatan
LHO, teks deskripsi, dan teks informasi dan kebahasaan dalam
eksplanasi. pernyataan umum, (b) ketika guru
3) Peserta didik dan guru berdiskusi mengatakan ”dua”, peserta didik
secara klasikal tentang penulisan harus menggeser lembar kerjanya
teks LHO dan hal-hal yang harus arah kanan. Kemudian, peserta didik
diperhatikan dalam penulisan teks yang memegang lembar kerja harus
LHO. menyunting ketepatan informasi
4) Guru menjelaskan materi kohesi dan kebahasaan dalam deskripsi
dan koherensi dalam proses bagian, (c) ketika guru mengatakan
menulis teks LHO. ”tiga”, maka peserta didik harus
b. Mengorganisasikan Peserta Didik menggeser lembar kerjanya arah
1) Guru membagikan kerangka teks kanan. Kemudian, peserta didik
LHO (pertemuan sebelumnya) yang memegang lembar kerja harus
dan lembar kerja penulisan teks menyunting ketepatan informasi
LHO. dan kebahasaan dalam deskripsi
2) Peserta didik diarahkan untuk manfaat. Masing-masing langkah
menulis teks LHO berdasarkan diberi waktu 3-4 menit. Peserta
kerangka yang telah dibuat pada didik diminta memberikan komentar
pertemuan sebelumnya dengan berupa apresiasi, kritik, dan/atau
memperhatikan struktur teks LHO saran dalam kolom yang telah
dan aspek kebahasaan teks LHO. disediakan.
c. Membimbing Penyelidikan Individu
1) Peserta didik mencermati kerangka d. Mengembangkan dan Menyajikan
teks LHO yang telah dibuat pada Hasil Karya
pertemuan sebelumnya. 1) Perwakilan peserta didik diminta
2) Peserta didik mengecek kelengkapan untuk membacakan teks LHO dan
dan ketepatan informasi dalam editingnya di depan kelas.
kerangka teks LHO yang telah 2) Seluruh peserta didik diarahkan
dibuat pada pertemuan sebelumnya. untuk menempel teks LHO-nya di
3) Peserta didik melengkapi informasi mading kelas.

JINoP (Jurnal Inovasi Pembelajaran),Volume 5, Nomor 1, Mei 2019, hal 39-54


47

e. Menganalis dan Mengevaluasi a. Menentukan materi pokok yaitu


Proses Pemecahan Masalah menyusun teks LHO.
1) Peserta didik dan guru melakukan b. Menentukan Kompetensi Dasar (KD),
refleksi proses penulisan teks Indikator Pencapaian Kompetensi
LHO. (IPK) serta tujuan pembelajaran mata
2) Peserta didik dan guru pelajaran Bahasa Indonesia materi
menyampaikan hambatan atau pokok yaitu menyusun teks LHO.
kesulitan belajar dan sekaligus c. Membuat Rancangan Pelaksanaan
mendiskusikan solusinya. Pembelajaran (RPP) sesuai materi
yang akan diajarkan, yaitu materi
3. Kegiatan Penutup pokok menyusun teks LHO pada
a. Guru memberikan evaluasi dan mata pelajaran Bahasa Indonesia yang
memberikan penguatan pembelajaran terdiri dari kegiatan awal, kegiatan
yang terkait dengan proses penulisan inti, dan kegiatan akhir.
teks LHO. d. Membuat instrumen penilaian
b. Guru menyampaikan materi yang peserta didik yang meliputi penilaian
harus dipelajari pada pertemuan sikap, pengetahuan, dan penilaian
selanjutnya. kepeterampilan.
c. Guru menutup pembelajaran. e. Menyusun lembar penilaian individu.
Siklus I dirancang dengan menggunakan
Observasi indikator sebagai berikut: (a) menganalis teks
Setelah merumuskan langkah sesuai laporan hasil observasi, dan (b) menganalisis
dengan rencana penelitian tindakan kelas, kebahasaan teks laporan hasil observasi.
tahapan berikutnya adalah melakukan Pertemuan siklus I dirancang untuk melakukan
observasi. Observasi adalah pengamatan pembelajaran dengan menggunakan model
langsung dengan memakai format tertentu pembelajaran integratif dengan keranjang
sesuai dengan kebutuhan peneliti. Untuk bahasa dan diskusi kelompok tentang
memudahkan melakukan observasi, klasifikasi bahasa. Kemudian dilanjutkan
diperlukan skenario khusus yang telah berdiskusi tentang kesalahan berbahasa
disusun sebelumnya oleh peneliti. dalam penulisan teks LHO. Selain itu, guru
juga menyiapkan lembar penilaian proses
Refleksi untuk merekam aktivitas dan keaktifan
Refleksi disini meliputi kegiatan: analisis, peserta didik selama proses pembelajaran
sintesis, penafsiran (penginterpretasian), berlangsung.
menjelaskan dan menyimpulkan. Hasil dari
refleksi adalah diadakannya revisi terhadap 2. Tahap pelaksanaan
perencanaan yang telah dilaksanakan, yang Pelaksanaan proses pembelajaran
akan dipergunakan untuk memperbaiki untuk siklus I dilaksanakan sebanyak 1
kinerja guru pada pertemuan selanjutnya. kali pertemuan yang dilaksanakan pada
hari Kamis, 15 Agustus 2018 jam pelajaran
HASIL DAN PEMBAHASAN ke 7-8 pada pukul 13.45 sampai dengan
Siklus 1 pukul 15.15 WIB. Peneliti memasuki
1. Tahap perencanaan kelas didampingi 2 orang observer dari
Pelaksanaan kegiatan pada siklus I teman sejawat yang bertindak sebagai
dirancang sebanyak 1 kali pertemuan (2×45 pengamat selama penelitian tindakan kelas
menit), dalam hal ini yang dipersiapkan berlangsung. Alokasi waktu dalam 1 jam
penulis adalah sebagai berikut ini: pelajaran adalah 45 menit, sehingga total

Gigit Mujianto, Peningkatan Hasil Belajar Menyusun Teks Laporan Hasil Observasi Pada Peserta Didik
Kelas X SMAN 7 Malang Dengan Model Pembelajaran Integratif
48

pelaksanaan pembelajaran pada Siklus I (c) peserta didik berlari ke meja tengah
adalah 2×45 menit (90 menit). untuk mengambil kertas yang terdapat
Pengamatan dilaksanakan peneliti dalam ‘bank bahasa’, secara acak; (d)
dan dibantu 2 orang observer, yaitu teman peserta didik berlari ke meja kelompoknya
sejawat dari Prodi Pendidikan Bahasa dan memasukkan kertas yang telah
dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dipilih ke dalam keranjang sesuai dengan
dan Ilmu Pendidikan Universitas kriterianya (kartu berisi kata dimasukkan
Muhammadiyah Malang. Penerapan model ke keranjang kata, kartu frasa dimasukkan ke
pembelajaran integratif dilaksanakan keranjang frasa, kartu klausa dimasukkan ke
melalui 5 tahapan yaitu: (a) persiapan, keranjang klausa, kartu kalimat dimasukkan
(b) orientasi masalah, (c) penugasan ke keranjang kalimat); (e) peserta didik
kelompok, (d) presentasi kelompok, dan kedua dan seterusnya melakukan hal yang
(e) evaluasi. Pengamatan dilakukan dengan sama secara marathon sampai waktu yang
menggunakan instrumen berupa lembar ditentukan berakhir.
observasi aktivitas guru dan peserta didik Tahapan selanjutnya adalah penugasan
untuk merekam kegiatan mereka dalam individu. Tahapan ini merupakan tahapan
pembelajaran. paling penting dalam pembelajaran dengan
Sebelum memulai pembelajaran, penerapan model pembelajaran integratif.
guru mengajak peserta didik berdoa Kegiatan ini dimulai dengan guru memberikan
sebagai rasa syukur karena mendapat lembar kerja yang berisi klasifikasi jenis kata,
kesempatan mempelajari Teks LHO. Dari jenis frasa, jenis klausa, dan jenis kalimat
sini peserta didik diharapkan termotivasi dan teks LHO. Setiap peserta didik dalam
untuk memiliki semangat dalam mengikuti kelompok berdiskusi tentang subklasifikasi
pembelajaran. Selanjutnya, guru mengawali unsur bahasa dan menyimpulkan ciri-
kegiatan dengan apersepsi, yaitu menanyakan ciri masing-masing unsur kebahasaan.
materi yang telah dipelajari pada pertemuan Berdasarkan ciri-ciri tersebut, peserta didik
sebelumnya. Selain itu, guru menjelaskan diminta mencari 4 kesalahan berbahasa
tujuan pembelajaran yang akan dicapai, dalam teks LHO dan membenahi kesalahan
cakupan materi, dan penjelasan uraian berbahasa tersebut.
kegiatan pembelajaran. Hal ini dilakukan Setelah menyelesaikan tugasnya, peserta
agar peserta didik mempunyai kesiapan didik secara bergantian mempresentasikan
dalam mengikuti kegiatan pembelajaran hasil diskusi yang terwujud dalam lembar
yang akan dilakukan. kerjanya. Peserta didik dari kelompok lain
Tahap yang kedua dari proses memberikan pertanyaan, sanggahan, maupun
pembelajaran dengan penerapan model tambahan informasi dari presentasi tersebut.
pembelajaran integratif adalah tahap Akhir kegiatan dari kegiatan inti
orientasi masalah. Peserta didik diarahkan adalah peserta didik dan guru mengevaluasi
untuk menyimak video 1 tentang unsur hasil penyelidikan peserta didik dengan
kebahasaan (kata, frasa, klausa, dan kalimat) diskusi klasikal untuk memberikan masukan
dan kritis terhadap penggunaan bahasa dan menyimpulkan ketepatan unsur
dalam teks LHO: (a) setiap kelompok kebahasaan teks LHO yang telah dikerjakan
diarahkan untuk menempati posisi yang setiap kelompok. Kegiatan ini dilakukan
telah ditetapkan; (b) kelompok berbaris ke dengan tujuan untuk mengetahui keberhasilan
belakang di samping meja kelompoknya, kegiatan pembelajaran oleh guru sekaligus
di meja ini sudah terdapat empat keranjang mengukur tingkat keberhasilan model
yaitu keranjang kata, keranjang frasa, pembelajaran integratif dengan penugasan
keranjang klausa, dan keranjang kalimat; kelompok yang diterapkan oleh peneliti.

JINoP (Jurnal Inovasi Pembelajaran),Volume 5, Nomor 1, Mei 2019, hal 39-54


memberikan pertanyaan, sanggahan, maupun tambahan informasi dari presentasi tersebut.
Akhir kegiatan dari kegiatan inti adalah peserta didik dan guru mengevaluasi hasil
penyelidikan peserta didik dengan diskusi klasikal untuk memberikan masukan dan
menyimpulkan ketepatan unsur kebahasaan teks LHO yang telah dikerjakan setiap kelompok.
Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui keberhasilan kegiatan pembelajaran 49
oleh guru sekaligus mengukur tingkat keberhasilan model pembelajaran integratif dengan
penugasan kelompok yang diterapkan oleh peneliti.
3. Hasil Observasi klasikal, serta penugasan kelompok, telah
3. Hasil Observasi
Kegiatan
Kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesiamemperoleh
pembelajaran Bahasa hasilteks
materi menyusun yang
LHObaik karena
Siklus telah
I dengan
Indonesia
mengunakanmateri
modelmenyusun teksintegratif
pembelajaran LHO melalui
memenuhi kriteria ketuntasan
metode tanya-jawab, minimal
diskusi kelompok,
Siklus I dengan mengunakan model (KKM) klasikal lebih dari 75%. Rincian
diskusi klasikal, serta penugasan kelompok, telah memperoleh hasil yang baik karena telah
memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) klasikal lebih dari 75%.
pembelajaran integratif melalui metode persentase nilai tindakan Siklus I adalah Rincian persentase
nilai tindakan Siklus I adalah sebagai berikut.
tanya-jawab, diskusi kelompok, diskusi sebagai berikut.
Tabel 1. Persentase Nilai Tindakan Siklus I
Persentase
Ketuntasan Hasil Belajar Peserta didik Jumlah
(%)
Jumlah peserta didik yang tuntas (nilai lebih besar sama dengan 75) 24 85%
Jumlah peserta didik yang belum tuntas (nilai kurang dari 75) 4 15%
Jumlah peserta didik 28

Dari Dari
TabelTabel
1 di1atas dapat
di atas dijelaskan
dapat dapat meningkatkan
dijelaskan bahwa ketuntasan
persentase kelulusan hasil belajar
pada Siklus I ini
bahwasudah cukup baik.kelulusan
persentase Terdapat 85%padapeserta
Siklusdidikyang mendapat
peserta didik nilai
dalamlebih besar samateks
menyusun dengan
LHO
75 yaitu, sebanyak 24 peserta didik. Diperoleh 15% peserta didik
I ini sudah cukup baik. Terdapat 85% pada kegiatan pembelajaran Siklus II. yang mendapat nilai kurang
dari 75 yaitu, sebanyak 4 peserta didik. Artinya nilai tersebut belum memenuhi rata-rata kelas,
peserta didikyang
sehingga peneliti mendapat
berkeinginannilai
untuklebih
terus meningkatkan prestasi peserta didik secara
besarkeseluruhan
sama dengan 75 yaitu,
pada siklus II. sebanyak 24 Siklus II
peserta didik. Diperoleh 15% peserta didik 1. Tahap perencanaan
yang4.mendapat
Refleksi nilai kurang dari 75 yaitu, Pelaksanaan kegiatan pada siklus II
Berdasarkan hasil observasi dan
sebanyak 4 peserta didik. Artinya nilai dirancang analisis pada siklus I, maka1 kali
sebanyak peneliti masih ingin
pertemuan (4×45
melanjutkan penelitian tindakan kelas ini, walau hasil yang diperoleh sudah cukup maksimal.
tersebut belum peserta
Peningkatan memenuhididik rata-rata
baik dalamkelas, menit), hasil
proses maupun dalam hal dapat
belajar ini yang
dilihatdipersiapkan
pada hasil
sehingga
analisis lembar observasi peserta didik dan hasil tes akhir siklus yang penelitiini.
peneliti berkeinginan untuk terus penulis adalah sebagai berikut lakukan.
meningkatkan prestasi
Analisis hasil pesertadididik
tes penelitian secara a. bahwa,
atas menyatakan Menentukan materididikpokok
terdapat 4 peserta yaitu
yang belum
keseluruhan pada siklus II. 10 menyusun teks LHO.
b. Menentukan Kompetensi Dasar (KD),
4. Refleksi Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
Berdasarkan hasil observasi dan serta tujuan pembelajaran mata pelajaran
analisis pada siklus I, maka peneliti masih Bahasa Indonesia materi pokok yaitu
ingin melanjutkan penelitian tindakan menyusun teks LHO.
kelas ini, walau hasil yang diperoleh sudah c. Membuat Rancangan Pelaksanaan
cukup maksimal. Peningkatan peserta Pembelajaran (RPP) sesuai materi yang
didik baik dalam proses maupun hasil akan diajarkan, yaitu materi pokok
belajar dapat dilihat pada hasil analisis menyusun teks LHO pada mata pelajaran
lembar observasi peserta didik dan hasil tes Bahasa Indonesia yang terdiri dari kegiatan
akhir siklus yang peneliti lakukan. Analisis awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.
hasil tes penelitian di atas menyatakan d. Membuat instrumen penilaian peserta didik
bahwa, terdapat 4 peserta didik yang belum yang meliputi penilaian sikap, pengetahuan,
tuntas. Hal ini disebabkan peserta didik dan penilaian kepeterampilan.
masih kurang memahami materi yang e. Menyusun lembar penilaian individu.
disampaikan oleh peneliti. Oleh karena Siklus II dirancang dengan
itu, kegiatan pembelajaran selanjutnya menggunakan indikator: (a) membenahi
akan menggunakan model pembelajaran kesalahan berbahasa dalam teks LHO, dan
integratif dengan metode penugasan (b) menulis teks LHO dengan memperhatikan
individu. Penerapan model pembelajaran isi dan aspek kebahasaan. Pertemuan siklus
integratif dengan metode penugasan individu II dirancang untuk melakukan pembelajaran
pada proses pembelajaran diharapkan akan dengan menggunakan model pembelajaran

Gigit Mujianto, Peningkatan Hasil Belajar Menyusun Teks Laporan Hasil Observasi Pada Peserta Didik
Kelas X SMAN 7 Malang Dengan Model Pembelajaran Integratif
50

integratif dengan tanya jawab dan diskusi rasa syukur karena mendapat kesempatan
klasikal tentang tentang penulisan teks mempelajari Teks LHO. Dari sini peserta
LHO dan hal-hal yang harus diperhatikan didik diharapkan termotivasi untuk memiliki
dalam penulisan teks LHO. Kemudian semangat dalam mengikuti pembelajaran.
dilanjutkan penugasan individu untuk Selanjutnya, guru mengawali kegiatan
menulis teks LHO berdasarkan kerangka dengan apersepsi, yaitu menanyakan materi
yang telah dibuat pada pertemuan sebelumnya yang telah dipelajari pada pertemuan
dengan memperhatikan struktur dan aspek sebelumnya. Selain itu, guru menjelaskan
kebahasaan teks LHO. Di akhir kegiatan tujuan pembelajaran yang akan dicapai,
menulis teks LHO, guru meminta peserta cakupan materi, dan penjelasan uraian
didik untuk kerja berpasangan melakukan kegiatan pembelajaran. Hal ini dilakukan
koreksi dan perbaikan terhadap teks LHO agar peserta didik mempunyai kesiapan
pasangan masing-masing. Selain itu, guru dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
juga menyiapkan lembar penilaian proses yang akan dilakukan.
untuk merekam aktivitas dan keaktifan Tahap yang kedua dari proses
peserta didik selama proses pembelajaran pembelajaran dengan penerapan model
berlangsung. pembelajaran integratif adalah tahap
orientasi masalah. Pada orientasi masalah
2. Tahap pelaksanaan ini peserta didik diarahkan untuk mengingat
Pelaksanaan proses belajar mengajar kembali materi sebelumnya menggunakan
untuk siklus II dilaksanakan sebanyak 1 media papan True-False: (a) guru membagikan
kali pertemuan yang dilaksanakan pada papan True-False kepada peserta didik,
hari Selasa, 21 Agustus 2018 jam pelajaran (b) guru menjelaskan bahwa akan ada 10
ke 7-8 pada pukul 13.45 sampai dengan pernyataan berkaitan dengan materi teks
pukul 15.15 WIB. Peneliti memasuki LHO yang telah dipelajari kemudian
kelas didampingi 2 orang observer dari peserta didik diminta merespon dengan
teman sejawat yang bertindak sebagai menunjukkan papan B jika jawaban benar
pengamat selama penelitian tindakan kelas dan papan S jika jawaban salah, (c) guru
berlangsung. Alokasi waktu dalam 1 jam menayangkan satu per satu pernyataan
pelajaran adalah 45 menit, sehingga total dalam tayangan PPT, (d) peserta didik
pelaksanaan pembelajaran pada Siklus II merespon pernyataan melalui papan True-
adalah 2×45 menit (90 menit). False, (e) guru dan peserta didik membahas
Pengamatan dilaksanakan peneliti ketepatan jawaban. Setelah itu, peserta
dan dibantu 2 orang observer, yaitu teman didik dan guru berdiskusi secara klasikal
sejawat dari Prodi Pendidikan Bahasa dan tentang penulisan teks LHO dan hal-hal
Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan yang harus diperhatikan dalam penulisan
Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah teks LHO.
Malang. Penerapan model pembelajaran Tahapan selanjutnya adalah penugasan
integratif dilaksanakan melalui 5 tahapan individu. Tahapan ini merupakan tahapan
yaitu: (a) persiapan, (b) orientasi masalah, (c) paling penting dalam pembelajaran
penugasan kelompok, (d) presentasi kelompok, dengan penerapan model pembelajaran
dan (e) evaluasi. Pengamatan dilakukan dengan integratif. Kegiatan ini dimulai dengan
menggunakan instrumen berupa lembar guru membagikan kerangka teks LHO
observasi aktivitas guru dan peserta didik untuk (pertemuan sebelumnya) dan lembar
merekam kegiatan mereka dalam pembelajaran. kerja penulisan teks LHO. Peserta didik
Sebelum memulai pembelajaran, mengecek kelengkapan dan ketepatan
guru mengajak peserta didik berdoa sebagai informasi dalam kerangka teks LHO yang

JINoP (Jurnal Inovasi Pembelajaran),Volume 5, Nomor 1, Mei 2019, hal 39-54


51

telah dibuat pada pertemuan sebelumnya. yaitu mempersentasikan tugas individu.


Setelah melengkapi informasi dalam Peserta didik diminta untuk membacakan
kerangka teks LHO, peserta didik menulis teks LHO dan editingnya di depan kelas.
teks LHO dalam lembar kerja yang telah Seluruh peserta didik diarahkan untuk
dibagikan. menempel teks LHO-nya di mading kelas.
Setelah selesai menyusun teks Akhir kegiatan dari kegiatan inti
LHO, peserta didik secara berpasangan adalah peserta didik dan guru melakukan
melakukan koreksi dan perbaikan terhadap refleksi proses penulisan teks LHO.
teks LHO pasangan masing-masing. Peserta Peserta didik dan guru menyampaikan
didik melakukan fase editing dengan teknik hambatan atau kesulitan belajar dan sekaligus
geser-sunting: (a) ketika guru mengatakan mendiskusikan solusinya. Kegiatan ini
”satu”, maka peserta didik harus menggeser dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
lembar kerjanya arah kanan, peserta didik yang keberhasilan kegiatan belajar-mengajar oleh
memegang lembar kerja harus menyunting guru sekaligus mengukur tingkat keberhasilan
ketepatan informasi dan kebahasaan dalam model pembelajaran integratif dengan
pernyataan umum; (b) ketika guru mengatakan penugasan individu yang diterapkan oleh
”dua”, peserta didik harus menggeser lembar peneliti.
kerjanya arah kanan, peserta didik yang
memegang lembar kerja harus menyunting 3. Hasil Observasi
ketepatan informasi dan kebahasaan Kegiatan pembelajaran Bahasa
dalam deskripsi bagian; (c) ketika guru Indonesia materi menyusun teks LHO
mengatakan ”tiga”, maka peserta didik harus pada Siklus II dengan mengunakan model
menggeser lembar kerjanya arah kanan, pembelajaran integratif melalui tanya jawab
peserta didik yang memegang lembar kerja dan diskusi klasikal, yang dilanjutkan
harus menyunting ketepatan informasi penugasan individu untuk menulis teks
dan kebahasaan dalam deskripsi manfaat. LHO berdasarkan kerangka yang telah
Masing-masing langkah diberi waktu 3-4 dibuat pada pertemuan sebelumnya, telah
menit. Peserta didik diminta memberikan memperoleh hasil yang baik karena telah
komentar berupa apresiasi, kritik, dan/atau memenuhi kriteria ketuntasan minimal
saran dalam kolom yang telah disediakan. (KKM) klasikal lebih dari 75%. Rincian
Setelah menyelesaikan tugasnya, persentase nilai tindakan Siklus II adalah
peserta didik melakukan tahap selanjutnya sebagai berikut.
Tabel 2. Persentase Nilai Tindakan Siklus II
Persentase
Ketuntasan Hasil Belajar Peserta didik Jumlah
(%)
Jumlah peserta didik yang tuntas (nilai lebih besar sama dengan 75) 27 97%
Jumlah peserta didik yang belum tuntas (nilai kurang dari 75) 1 3%
Jumlah peserta didik 28
DariDari
Tabel 1 dan
Tabel Tabel
1 dan 2 di2atas
Tabel dapat
di atas dapatberikutnya. Acuan
diketahui bahwa yang digunakan
persentase ketuntasan pada
pada
diketahui
Siklus Ibahwa persentase
yang mencapai 85%ketuntasan
mengalami pada penelitian
peningkatan ini adalah
pada Siklus kriteria
II menjadi ketuntasan
97% dari peserta
Siklus
didik I yang
yangberjumlah
mencapai2885% mengalami
orang. Peningkatanminimal (KKM)tersebut
yang optimal klasikalcukup
lebih memuaskan,
dari 75%.
peningkatan pada tidak
sehingga peneliti Siklusperlu
II menjadi 97% tindakan dengan siklus berikutnya. Acuan yang
lagi melakukan
digunakan
dari pada yang
peserta didik penelitian ini adalah
berjumlah kriteria ketuntasan
28 orang. 4. Refleksiminimal (KKM) klasikal lebih dari
75%.
Peningkatan yang optimal tersebut cukup Berdasarkan hasil observasi dan
memuaskan, sehingga peneliti tidak perlu analisis pada Siklus II, maka guru bisa
4. Refleksi
lagi melakukan tindakan
Berdasarkan dengandan
hasil observasi siklus
analisismenghentikan
pada Siklus II, makapemberian tindakan
guru bisa menghentikan
pemberian tindakan karena hasil yang diperoleh sudah cukup maksimal. Peningkatan peserta
didik, baik dalam proses maupun hasil belajar dapat dilihat pada hasil analisis lembar
observasi
Gigit peserta
Mujianto, didik danHasil
Peningkatan hasil tes akhir
Belajar siklusTeks
Menyusun yangLaporan
penelitiHasil
lakukan. Peningkatan
Observasi tersebut
Pada Peserta Didik
antara lain adalah sebagai berikut. Kelas X SMAN 7 Malang Dengan Model Pembelajaran Integratif
a. Guru dalam melaksanakan pembelajaran pada Siklus II sudah berpedoman pada hasil
refleksi Siklus I, sehingga yang telah direncanakan pada Siklus II dapat terlaksana dengan
maksimal.
52

karena hasil yang diperoleh sudah cukup Pembelajaran yang dilakukan di


maksimal. Peningkatan peserta didik, baik Kelas X MIPA 2 SMAN 7 Malang pada
dalam proses maupun hasil belajar dapat pertemuan. sebelumnya telah menerapkan
dilihat pada hasil analisis lembar observasi pembelajaran yang bersifat konvensional.
peserta didik dan hasil tes akhir siklus yang Peserta didik hanya mendengarkan penjelasan
peneliti lakukan. Peningkatan tersebut dari guru saja, tanpa melakukan kegiatan
antara lain adalah sebagai berikut. pembelajaran yang lebih bermakna untuk
a. Guru dalam melaksanakan pembelajaran mendorong peserta didik terlibat secara aktif
pada Siklus II sudah berpedoman pada di dalam kelas. Fakta di atas bertolak belakang
hasil refleksi Siklus I, sehingga yang dengan tujuan belajar yang menekankan pada
telah direncanakan pada Siklus II dapat cara-cara belajar yang memberikan berbagai
terlaksana dengan maksimal. kesempatan kepada peserta didik untuk
b. Tingkat keterlaksanaan proses berinteraksi dan belajar bahasa (Ghazali,
pembelajaran pada Siklus II telah 2010). Berdasarkan permasalahan yang
meningkat dibandingkan dengan Siklus ada, maka peneliti menerapkan model
I. Hal ini dapat dilihat dari peserta pembelajaran integratif yang merupakan
didik yang terlihat cukup aktif dalam salah satu strategi pembelajaran yang dapat
penugasan individu. mengaktifkan semua peserta didik untuk
c. Hasil belajar peserta didik pada Siklus ikut terlibat dalam proses belajar mengajar.
II telah mengalami peningkatan Penerapan model pembelajaran integratif
dibandingkan dengan Siklus I, yaitu dapat meningkatkan hasil belajar peserta
sebesar 97%. Hal ini telah melewati didik pada mata pelajaran Bahasa Indonesia
batas minimal yang ditentukan sekolah khususnya materi menyusun teks LHO.
yaitu sebesar 75%. Pada siklus II, masih Strategi pembelajaran ini menjadikan
terdapat 1 peserta didik yang belum peserta didik aktif dalam penugasan individu
tuntas dalam belajar. Peserta didik dan belajar menyampaikan pendapat atau
tersebut dikatakan belum tuntas belajar komentar, baik berupa apresiasi, kritik,
karena mempunyai skor kurang dari maupun saran terhadap terhadap teks LHO
75. Oleh karena itu, peneliti tetap perlu peserta didik lain.
memberikan motivasi kepada seluruh Pelaksanaan tahap dan langkah-
peserta didik agar belajar lebih giat langkah kegiatan pembelajaran dengan
supaya memperoleh hasil yang lebih model pembelajaran integratif pada Siklus
baik. I belum menunjukkan ketuntasan yang
Berdasarkan refleksi tersebut, dapat optimal dengan persentase ketuntasan
disimpulkan bahwa proses pembelajaran 85%, sehingga dilanjutkan dengan
Bahasa Indonesia materi menyusun teks tindakan berikutnya melalui Siklus II. Pada
LHO dengan model pembelajaran integratif Siklus II pelaksanaan tahap dan langkah-
dan metode penugasan individu dapat langkah kegiatan pembelajaran mengalami
meningkatkan hasil belajar peserta didik. peningkatan ketuntasan hasil belajar yang
Hal ini dapat dilihat dari data yang terdapat optimal dengan persentase ketuntasan 97%,
pada Tabel 2 di atas bahwa persentase nilai sehingga peneliti menghentikan pemberian
tindakan Siklus II mengalami peningkatan tindakan karena hasil yang diperoleh sudah
jika dibandingkan dengan data yang cukup maksimal. Berikut ini daftar nilai
terdapat pada Tabel 1. hasil belajar peserta didik di setiap siklus.

JINoP (Jurnal Inovasi Pembelajaran),Volume 5, Nomor 1, Mei 2019, hal 39-54


Pelaksanaan tahap dan langkah-langkah kegiatan pembelajaran dengan model
pembelajaran integratif pada Siklus I belum menunjukkan ketuntasan yang optimal dengan
persentase ketuntasan 85%, sehingga dilanjutkan dengan tindakan berikutnya melalui Siklus
II. Pada Siklus II pelaksanaan tahap dan langkah-langkah kegiatan pembelajaran mengalami 53
peningkatan ketuntasan hasil belajar yang optimal dengan persentase ketuntasan 97%,
sehingga peneliti menghentikan pemberian tindakan karena hasil yang diperoleh sudah cukup
maksimal. Berikut ini daftar nilai hasil belajar peserta didik di setiap siklus.

Tabel 3. Perbandingan Nilai Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II adalah sebagai guru, peneliti harus lebih
No. No. Urut Nama Nilai Nilai
Siklus 1 Siklus 2 memahami kondisi sosio-psikologis peserta
1. 2. ADW 80 79 didik yang tentunya membutuhkan waktu
2. 3. AHP 77 80
3. 4. AAU 82 80 yang cukup lama untuk merealisasikannya.
4. 6. ADBS 79 76 Oleh karena itu, peneliti harus lebih
5. 7. BTAPr 80 77
cermat dalam mengatur waktu yang sudah
6. 8. BrLPr 72 79
7. 9. ChGR 80 85 direncanakan sebelumnya. Kekurangan
8. 11. ELY 80 78
yang lain adalah peserta didik akan bosan
9. 12. HKS 84 90
10. 13. HRVK 70 85 kalau model pembelajaran integratif tidak
11. 14. ILTr 79 80 disertai dengan metode yang bervariasi
12. 15. ITH 73 84
13. 16. Ipr 90 87 dan media yang menarik bagi peserta
14. 17. KhMA 85 87 didik, maka guru dituntut untuk lebih
15. 18. KhKh 74 82
kreatif inovatif dalam menjalankan model
16. 19. LABN 89 80
17. 20. MKH 75 79 pembelajaran integratif.
18. 21. MJP 70 73
Adapun keunggulan pembelajaran
19. 22. MADF 78 80
20. 23. MBF 80 86 Bahasa Indonesia materi menyusun teks
21. 26. NM 88 83 LHO dengan model pembelajaran integratif
22. 27. NRR 86 89
23. 28. NAN 78 85 adalah peserta didik lebih termotivasi dalam
24. 29. PChDhPrW 84 87 belajarnya, karena peserta didik dituntut
25. 30. RNA 82 86
26. 31. RASyS 79 80
dapat memahami materi dengan keadaan
27. 32. SNP 80 80 yang sebenarnya dan dituntut dapat berbicara
28. 33. SChS
Presentase nilai memenuhi KKM
85
85%
82
97%
mengutarakan pendapat tentang teks LHO
Presentase nilai kurang dari KKM 15% 3% peserta didik lain. Model pembelajaran
integratif
Berdasarkan tabel di atas, hasil penelitian yang sudah dilaksanakan yang dikolaborasikan dengan
pada mata
pelajaranBerdasarkan tabelmenyusun
Bahasa Indonesia materi di atas,teks LHO, hasil
dengan penugasan
menggunakan model individu dapat memberikan
penelitian yang
pembelajaran integratif sudah dilaksanakan
dapat meningkatkan pada
hasil belajar peserta didik. Hasil penelitian
tersebut menunjukkan bahwa pada Siklus I terdapat 85% peserta didik stimulan kepada peserta didik untuk memiliki
yang mememenuhi
mata pelajaran
KKM meningkat menjadiBahasa Indonesia
97% pada siklus materi
II, yaitu peserta didik yang memperoleh nilai lebih
rasa bertanggung jawab terhadap tugasnya.
menyusun teks LHO, dengan menggunakan 14

model pembelajaran integratif dapat SIMPULAN


meningkatkan hasil belajar peserta didik. Berdasarkan hasil penelitian dan
Hasil penelitian tersebut menunjukkan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa pada Siklus I terdapat 85% peserta bahwa penerapan model pembelajaran integratif
didik yang mememenuhi KKM meningkat dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dengan
menjadi 97% pada siklus II, yaitu peserta materi menyusun teks LHO di Kelas X MIPA
didik yang memperoleh nilai lebih 2 SMAN 7 Malang dapat terlaksana dengan
besar atau sama dengan 75. Hal ini telah baik dan dapat meningkatkan hasil belajar
melewati batas minimal yang ditentukan peserta didik. Peningkatan hasil belajar
sekolah yaitu ketuntasan belajar klasikal tersebut dapat dilihat dari peningkatan
sebesar 79%. persentase ketuntasan hasil belajar peserta
Keberhasilan di atas membawa didik, yaitu peserta didik yang memperoleh
konsekuensi adanya kekurangan dan nilai lebih besar atau sama dengan 75.
kelebihan penelitian tindakan kelas dalam Peningkatan hasil belajar yang dimaksud
pembelajaran Bahasa Indonesia dengan adalah dari 85% pada Siklus I menjadi
materi menyusun teks LHO di Kelas X MIPA 97% pada Siklus II.
2 SMAN 7 Malang, yang dilaksanakan pada Implikasi dari peningkatan hasil belajar
tanggal 15 Agustus 2018 sampai dengan tersebut adalah model pembelajaran integratif
tanggal 21 Agustus 2018. Kekurangannya menuntut guru untuk lebih memahami

Gigit Mujianto, Peningkatan Hasil Belajar Menyusun Teks Laporan Hasil Observasi Pada Peserta Didik
Kelas X SMAN 7 Malang Dengan Model Pembelajaran Integratif
54

kondisi sosio-psikologis peserta didik melalui Ghazali, H. A. S. (2010). Pembelajaran


pengaturan waktu yang cermat seperti yang Keterampilan Berbahasa dengan
sudah direncanakan sebelumnya. Di samping Pendekatan Komunikatif-Interaktif.
itu, peningkatan hasil belajar tersebut Bandung: PT Refika Aditama.
menuntut guru untuk menggunakan metode Hartinah, S. (2008). Perkembangan Peserta
yang bervariasi dan media yang menarik Didik. Bandung: PT Refika Aditama.
bagi peserta didik, agar pembelajaran lebih Hasanuddin. (2012). Implementasi Pembelajaran
bermakna, menyenangkan, dan memberi RQA Dipadu TPS Melalui Lesson Study
peluang bagi peserta didik untuk terlibat Terhadap Hasil Belajar Mahasiswa. Jurnal
secara aktif dalam pembelajaran. Adapun Biologi Edukasi, 4(1), 18–29. https://doi.
bagi peserta didik, model pembelajaran org/10.1017/CBO9781107415324.004
integratif menuntut peserta didik untuk Muhadjir, N. (1987). Ilmu Pendidikan
belajar melalui keadaan/lingkungan yang dan Perubahan Sosial: Suatu Teori
sebenarnya, sehingga dari sini peserta didik Pendidikan. Yogyakarta: Reka Sarasih.
dapat belajar menyampaikan pendapat atau Mujianto, G., Sunaryo, H., & Wurianto, A. B.
komentar, baik berupa apresiasi, kritik, (2016). Meningkatkan Kemandirian
maupun saran. Belajar Mahasiswa. JINoP (Jurnal
Inovasi Pembelajaran), 2(November),
DAFTAR PUSTAKA 360–372.
Akbar, & Sebayang, N. (2015). Penerapan Muslich, M. (2009). Melaksanakan PTK
Model Pembelajaran Integratif itu Mudah. Jakarta: Bumi Aksara.
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Rahayu, P., Mulyani, S., & Miswadi, S. S.
Melaksanakan Pekerjaan Dasar-Dasar (2012). Jurnal Pendidikan IPA Indonesia
Survey Dan Pemetaan. Educational Melalui Lesson Study. Jurnal Pendidikan
Building: Jurnal Pendidikan Teknik IPA Indonesia, 1(1), 63–70.
Bangunan Dan Sipil, 1(2), 127–132. Windiatmoko, D. U. (2015). Bahasa
https://doi.org/10.24114/eb.v1i2.2814 Indonesia Dalam Model Pembelajaran
Arikunto, S. dkk. (2008). Penelitian Tindakan Integratif Dan Media Pembelajaran
Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Inovatif Serta Kaitannya Dengan
Brown, H. D. (2008). Prinsip Pembelajaran Kecakapan Hidup ( Life Skills ).
dan Pengajaran Bahasa. Diterjemahkan Seminar Nasional Pendidikan Bahasa
Noor Cholis dan Yusi Avianto Pareanom. Indonesia, 39–45. Solo: Universitas
Jakarta: Kedutaan Besar Amerika Serikat. Muhammadiyah Surakarta.
Eggen, P. dan D. K. (2016). Strategi dan
Model Pembelajaran: Mengajarkan
Konten dan Keterampilan Berpikir.
Diterjemahkan Satrio Wahono. Jakarta:
PT Indeks.

JINoP (Jurnal Inovasi Pembelajaran),Volume 5, Nomor 1, Mei 2019, hal 39-54

Anda mungkin juga menyukai