TINJAUAN PUSTAKA
1
- Meningkatkan keterlibatan remaja dalam perencanaan, pelaksanaan,
evaluasi pelayanan kesehatan remaja.
- Konseling/curhat masalah kesehatan dan berbagai masalah remaja lainnya
(dan kerahasiaannya dijamin).
- Remaja dapat menjadi peer-counselor/kader kesehatan remaja agar dapat
ikut membantu teman yang sedang punya masalah.
2
- Penyandang cacat, di lembaga pemasyarakatan (LAPAS), anak
jalanan, dan remaja pekerja
- Di daerah konflik (pengungsian), dan di daerah terpencil
3
- Mempunyai motivasi untuk menolong dan bekerjasama dengan remaja.
- Tidak menghakimi, tidak bersikap dan berkomentar tidak menyenangkan
atau merendahkan.
- Dapat dipercaya dan dapat menjaga kerahasiaan.
- Mampu dan mau mengorbankan waktu sesuai kebutuhan.
- Dapat/mudah ditemui pada kunjungan ulang.
- Menunjukkan sikap menghargai kepada semua remaja dan tidak
membeda-bedakan.
- Mau memberikan informasi dan dukungan yang cukup hingga remaja
dapat memutuskan pilihan yang tepat untuk mengatasi maalahnya atau
memenuhi kebutuhannya.
4. Petugas pendukung yang peduli remaja
- Menunjukan sikap menghargai dan tidak membedakan.
- Mempunyai kompetensi sesuai dengan bidangnya.
- Mempunyai motivasi untuk menolong dan memberikan dukungan pada
remaja.
5. Fasilitas kesehatan yang peduli remaja
- Lingkungan yang aman berarti bebas dari ancaman dan tekanan sehingga
menimbulkan rasa tenang dan remaja tidak segan berkunjung kembali.
- Lokasi pelayanan yang nyaman dan mudah dicapai.
- Fasilitas yang baik menjamin privasi dan kerahasiaan.
- Jam kerja yang nyaman menyesuaikan dengan waktu luang remaja
- Tidak ada stigma misalnya kedatangan remaja ke puskesmas semula
dianggap pasti memiliki masalah seksual atau penyalahgunaan NAPZA.
6. Partisipasi atau keterlibatan keluarga
- Remaja mendapat informasi yang jelas tentang adanya pelayanan, cara
mendapatkan pelayanan, kemudian memanfaatkan dan mendukung
pelaksanaannya.
4
- Remaja perlu dilibatkan secara aktif dalam perencanaan, pelaksanaan,
evaluasi pelayanan.
7. Keterlibatan masyarakat
Perlu dilakukan dialog dengan masyarakat tentang PKPR sehingga
masyarakat :
- Mengetahui keberadaan PKPR dan menghargai nilainya.
- Mendukung kegiatannya dan membantu meningkatkan mutu
pelayanannya.
8. Berbasis masyarakat, menjangkau ke luar gedung, serta mengupayakan
pelayanan sebaya.
- Pelayanan sebaya adalah KIE untuk konseling remaja dan rujukannya
oleh teman sebayanya yang terlatih menjadi pendidik sebaya ( peer
aducator ) dan konselor sebaya ( peer counselor )
9. Pelayanan harus sesuai dan komprehensif
- Meliputi kebutuhan tumbuh kembang, dan kesehatan fisik , psikologis
dan sosial.
- Menyediakan paket komprehensif dan rujukan ke pelayanan terkait
remaja lainya.
- Menyederhanakan proses pelayanan dan menghilangkan prosedur yang
tidak penting.
10. Pelayanan yang efektif
- Dipandu oleh pedoman dan prosedur tetap penatalaksanaan yang sudah
teruji.
- Memiliki sarana dan prasarana yang cukup untuk melaksanakan
pelayanan.
- Mempunyai sistem jaminan mutu untuk pelayanannya.
11. Pelayanan yang efisien
Mempunyai sistem informasi manajemen termasuk informasi tentang
biaya dan mempunyai sistem agar informasi itu dapat dimanfaatkan.
5
2.1.5 Strategi Pelaksanaan dan Pengembangan PKPR1
- Pemenuhan sarana dan prasarana dilaksanakan secara bertahap.
- Penyertaan remaja secara aktif
- Penentuan biaya pelayanan serendah mungkin
- Dilaksanakannya kegiatan minimal pemberian KIE, pelaksanaan konseling
serta pelayanan klinis medis termasuk laboratorium dan rujukan,
dilaksanakan sejak awal dan bersamaan.
- Ketepatan penentuan prioritas sasaran, misalnya remaja sekolah, remaja
jalanan, karang taruna, dan sebagainya.
- Ketepatan pengembangan jenis kegiatan
Perluasan kegiatan PKPR ditentukan sesuai dengan masalah dan
kebutuhan setempat serta sesuai dengan kemampuan puskesmas.
- Pelembagaan monitoring dan evaluasi internal.
Monitoring dan evaluasi secara periodic yang dilakukan oleh tim jaminan
mutu puskesmas merupakan bagian dari upaya peningkatan akses dan
kualitas PKPR.
6
1. Pelayanan kesehatan reproduksi remaja (meliputi infeksi
menular seksual/IMS, HIV&AIDS) termasuk seksualitas dan
pubertas
2. Pencegahan dan penanggulangan kehamilan pada remaja
3. Pelayanan gizi (anemia, kekurangan dan kelebihan gizi)
termasuk konseling dan edukasi
4. Tumbuh kembang remaja
5. Skrining status TT pada remaja
6. Pelayanan kesehatan jiwa remaja, meliputi: masalah
psikososial, gangguan jiwa, dan kualitas hidup
7. Pencegahan dan penanggulangan NAPZA
8. Deteksi dan penanganan kekerasan terhadap remaja
9. Deteksi dan penanganan tuberkulosis
10. Deteksi dan penanganan kecacingan
- Menggunakan metode ceramah tanya jawab, FGS (focus group
discussion), diskusi interaktif yang dilengkapi dengan alat bantu
media cetak atau elektronik.
- Menggunakan bahasa yang sesuai denga sasaran dan mudah di
mengerti.
2. Pelayanan klinis medis termasuk pemeriksaan penunjang dan rujukan
3. Konseling
Konseling adalah proses pertukaran informasi dan interaksi positif antara
konselor dan klien untuk membantu klien mengenali kebutuhannya,
memilih solusi terbaik dan membuat keputusan yang paling sesuai dengan
kondisi yang sedang dihadapi. Tujuan konseling dalam Pelayanan
Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) adalah:
- Membantu klien untuk dapat mengenali masalahnya dan membantunya
agar dapat mengambil keputusan dengan mantap tentang apa yang harus
dilakukannya untuk mengatasi masalah tersebut.
7
- Memberikan pengetahuan, keterampilan, penggalian potensi dan sumber
daya secara berkesinambungan hingga dapat membantu klien dalam
mengatasi kecemasan, depresi atau masalah kesehatan mental lain,
meningkatkan kewaspadaan terhadap isu masalah yang mungkin terjadi
pada dirinya, dan (3) Mempunyai motivasi untuk mencari bantuan bila
menghadapi masalah.
4. Pendidikan keterampilan hidup sehat ( PKHS )
PKHS merupakan kemampuan psikologis seseorang untuk memenuhi
kebutuhan dan mengatasi masalah dalam kehidupan sehari-hari secara
efektif. PKHS dapat diberikan secara berkelompok dimana saja seperti di
sekolah, puskesmas, rumah singgah, sanggar. PKHS dapat dilaksanakan
dalam bentuk bermain peran, drama, diskusi, dll.
5. Pelatihan pendidik dan konselor sebaya
Keuntungan melatih remaja menjadi kader kesehatan remaja (pendidik
sebaya) yaitu pendidik sebaya akan berperan sebagai agen perubah
sebayanya untuk berprilaku sehat, sebagai agen promotor keberadaan
PKPR, dan sebagai kelompok yang siap membantu dalam perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi PKPR. Pendidik sebaya dapat diberikan
pelatihan tambahan untuk memperdalam keterampilan interpersonal
relationship dan konseling sehingga dapat berperan sebagai konselor
remaja.
6. Pelayanan rujukan
Sesuai kebutuhan, Puskesmas sebagai bagian dari pelayanan klinis medis,
melaksanakan rujukan kasus ke pelayanan medis yang lebih tinggi.
Rujukan sosial juga diperlukan dalam Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja
(PKPR), sebagai contoh penyaluran kepada lembaga keterampilan kerja
untuk remaja pasca penyalah-guna napza, atau penyaluran kepada lembaga
tertentu agar mendapatkan program pendampingan dalam upaya
rehabilitai. Sedangkan rujukan pranata hukum kadang diperlukan untuk
8
memberi kekuatan hukum bagi kasus tertentu atau dukungan dalam
menindaklanjuti suatu kasus.
2. Instrumen Monitoring
Berbagai instrumen monitoring yang dikembangkan dan disepakati oleh
masing-masing kabupaten/kota dapat digunakan dalam pelaksanaan
monitoring atau juga dapat menggunakan instrument supervisi fasilitatif.
3. Evaluasi
Evaluasi dilaksanakan untuk menentukan kelanjutan dari Program
Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja. Evaluasi dilaksanakan dari semua
9
tahapan persiapan maupun tahapan pelaksanaan.
10