Oleh :
Meilita Imelda
1854241008
JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2020
I. PENDAHULUAN
terdapat didalamnya yaitu vitamin, gula, air, protein, lemak, serat dan
masyarakat yang menyukai buah pisang maka volume limbah kulit pisang
maksimal.
kasar yang tinggi dan protein yang rendah. Untuk dapat dimanfaatkan
karena pada limbah pisang masih mengandung pati, protein, dan serat
yang cukup tinggi. Masalah yang sering dihadapi pada industri kimia
bahan-bahan yang lebih berguna dan bernilai tinggi. Menurut data BPS
setiap tahunnya dan pada tahun 2013 produksi buah pisang mencapai
kulit buah pisang cukup banyak, yaitu kira – kira sekitar 1/3 bagian dari
buah pisang yang belum dikupas tentu ini merupakan jumlah yang cukup
dibuang hanya sebagai sampah. Kulit pisang dalam jumlah yang cukup
banyak akan memiliki nilai jual apabila dimanfaatkan sebagai bahan baku
pakan ternak. Kulit dari buah pisang kepok biasanya oleh masyarakat
hanya dibuang dan hal itu menjadi permasalahan limbah di alam karena
Salah satu jenis limbah dari buah pisang yang bisa dimanfaatkan adalah
pakan lengkap sampai 40% dengan kecernaan bahan kering 74,58% dan
kayu, ubi jalar, pisang, kulit pisang, dan lain-lain. Pisang dengan nama
Latin Musa paradisiaca merupakan jenis buah-buahan tropis yang sangat
jenis buah pisang yang sering diolah dalam bentuk gorengan, salah
satunya pisang kepok. Kulit dari buah pisang kepok biasanya oleh
etanol melalui proses hidrolisa dan fermentasi. Dengan proses ini kulit
rumput odot dan kulit pisang dengan bakteri asam laktat terhadap
asam laktat.
musim, pada musim hujan tersedia dalam jumlah banyak dan sedangkan
salah satu upaya dalam peningkatan kualitas bahan pakan yang telah
banyak dilakukan.
asam laktat (BAL) yang sesuai dengan substrat dan tujuan proses
sebagai salah satu bahan pakan ternak adalah kandungan serat kasar tinggi
sehingga
pemberian pakan kulit pisang di kombinasikan dengan rumput odot yang
pakan alternatif untuk ternak, akan tetapi kandungan serat kasar pada
cepat, berbulu halus, daun lembut, batang lunak, disukai ternak dan
kasar yang rendah (Urribarrí et al. 2005). Rumput ini memiliki kandungan
tinggi. Dilaporkan juga bahwa pada musim kemarau maupun hujan tidak
panen. Nilai nutrisi mulai menurun pada umur panen yang semakin
pemberian sebanyak 1,5; 1,75 dan 2,25% dari bobot badan dan
menghasilkan daya cerna bahan kering, bahan organik, TDN dan nitrogen
yang relatif sama (Morais et al. 2007). Hal ini menggambarkan bahwa
rumput gajah mini ini tetap disukai oleh ternak sekalipun diberikan dalam
bentuk kering. Kecernaan yang sama pada level konsumsi yang meningkat
pakan pemberian cukup pada level 1,5% dari bobot badan. Selain itu,
rumput gajah mini juga memiliki daya cerna nitrogen dan bahan kering
yang tinggi maka akan lebih baik untuk dikombinasikan dengan kulit
demikian maka peluang ternak akan memakan limbah kulit pisang ini akan
semakin tinggi.
odot dan kulit pisang menyebabkan naiknya nilai protein kasar dan
menurunkan nilai serat kasar pada kombinasi antara rumput odot dan kulit
pisang.
II. TINJAUAN PUSTAKA
adalah limbah dari buah pisang. Pada tahun 2016 produksi pisang nasional
kasar yang tinggi dan protein yang rendah. Untuk dapat dimanfaatkan
kasar 3,63%, lemak kasar 2,52%, serat kasar 18,71%, calsium 7,18% dan
Phospor 2,06% ( Koni, 2009). Lebih lanjut dinyatakan bahwa kulit pisang
kepok mempunyai berat sekitar 25-40% dari berat buah pisang tergantung
Komposisi kimia dari kulit pisang berupa air 68,90 %, lemak 2,11 %,
karbohidrat 18,50 %, protein 0,32 %, kalsium 715 mg/ 100 g, pospor 117
mg/ 100 g, besi 0,6 mg/ 100 g, vitamin B 0,12 mg/ 100 g, dan vitamin C
17,5 mg/ 100 g (Retno dan Nuri, 2011: 2). Kulit pisang kepok yang
difermentasi dengan menggunakan EM4meningkatkan protein kasar
berwarna kuning. Kulit pisang yang telah dipilih, dicuci dengan air bersih,
pisang. Kulit pisang yang telah dikukus ditebarkan diatas nampan dan
jamur dapat bertumbuh dengan optimum. Plastik dilubangi agar uap air
yang dihasilkan dapat keluar. Kulit pisang disimpan pada suhu kamar
selama
Rumput gajah odot adalah salah satu jenis rumput gajah dari hasil
umumnya. Selain itu batang rumput ini sedikit lunak sehingga sangat
disukai oleh ternak. Rumput gajah mini selain sebagai rumput grazing,
Rumput gajah mini atau biasa juga disebut rumput gajah dwarf sangat
potensial dan merupakan salah satu varietas rumput gajah yang tumbuh
rata 125 cm, jumlah anakan rata-rata 150 per m2, dan tingkat persentase
yang cukup tinggi serta memiliki palatabilitas yang tinggi bagi ternak
ruminansia. Tanaman ini merupakan salah satu jenis hijauan pakan ternak
yang berkualitas dan disukai ternak. Rumput ini dapat hidup diberbagai
gajah mini yang rimbun, dapat mencapai tinggi lebih dari 1 meter sehingga
kandungan NDF dari 56,70% menjadi 42,02 dan 48,13% dan ADF dari
34,99% menjadi 21,89 dan 32,49% (Sirait et al. 2017). Kandungan protein
pada rumput gajah mini hasil fermentasi anaerob yang lebih rendah
(sebesar 0,37%) berasal dari bahan aditif berupa limbah pengolahan bihun.
Silase rumput gajah mini (round-bale silage) yang diberikan pada ternak
Bakteri asam laktat adalah kelompok bakteri gram positif, tidak berspora,
2.4 Fermentasi
cukup untuk dapat tumbuh dan produksi dengan optimal (Akbar, et al.
ragi dan telah banyak dibuktikan bahwa EM-4 ini memiliki kemampuan
ada pada ragi dan Em4 menggunakan nutrien yang ada pada kulit pisang
terlalu lama, maka kadar bioetanol yang dihasilkan akan menurun (Novia
berat ragi, waktu fermentasi dan jenis ragi. Suhu merupakan salah satu
ion hidrogen dari sebagian besar larutan,atau lon negatif dari konsentrasi
fermentasi, pH, dan suhu (Astuti et al., 2013). Kulit pisang terfermentasi
mampumenggantikan rumput lapangan dalam pakan lengkap sampai 40%
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juni 2021, yang terdiri
dari 2 tahap. Tahap pertama yaitu fermentasi rumput odot dengan limbah
Alat yang digunakan dalam melakukan penelitian ini adalah copper, drum,
buku, pulpen. Sedangkan bahan yang digunakan rumput odot, kulit pisang,
molases, air, alkohol 96%, kertas label dan bakteri asam laktat (EM4).
Dengan perlakuan sebagai berikut : R0= 100% Rumput Odot R1= 90%
Rumput Odot + 10% Kulit Pisang R2= 80% Rumput Odot + 20% Kulit
digunakan.
didihkan air di dalam drum hingga suhu uap air mencapai 90O C
sp. sampai merata sesuai perlakuan fermentasi secara aerob selama 4 hari.
3.5 Parameter yang diukur
kasar dan serat kasar kombinasi rumput odot dan kulit pisang yang
dan metil merah 0,2% dalam alkohol) dalam erlenmeyer 100 ml.
9) Suling hingga volume penampung menjadi lebih kurang 50 ml.
kemudian ditimbangan.
Agustono, B., Lamid, M., Ma'ruf, A., dan Purnama, M. T. (2017). Identifikasi
Limbah Pertanian Dan Perkebunan Sebagai Bahan Pakan Inkonvensional
Di Banyuwangi. Jurnal Medik Veteriner. 1(1): 12-22.
Jones, C.M., A.J. Heinrichs,G.W. Roth, dan V.A. Issler. 2004. From Harvest
to Feed: Understanding silage management. Pensylvania, Pensylvania
State University.
Kukuh R, dan Hafied . 2010. Pengaruh Suplementasi Probiotik Cair EM4
terhadap Performan Domba Lokal Jantan. Surakarta : Fakultas Pertanian
Universitas Sebelas Maret.
Koni, T.N.I. 2009. Pemanfaatan Tepung Kulit Pisang Hasil Fermentasi Dengan
Jamur Tempe (Rhyzopus Oligosporus) Dalam Ransum Terhadap
Pertumbuhan Broiler (tesis S2). Kupang (Indones): Universitas Nusa
Cendana. Kupang.
Koni TNI. 2012. Pemanfaatan Kulit Pisang dan Amapas Kelapa Sebagai
Pengganti Jagung Dalam Ransum Terhadap Pertumbuhan Ayam
Buras. Buletin Partener 19:197-203.
Kozloski GV, Sanchez LMB, Cadorin RL, Reffatti MV, Neto DP, Lima LD.
2006. Intake and digestion by lambs of dwarf elephant grass (Pennisetum
purpureum Schum cv. Mott) hay or hay supplemented with urea and
different levels of cracked corn grain. Anim Feed Sci Technol. 125:111-
122.
Ratnakomala, S., R. Ridwan., G. Kariina., dan Y. Widyatuti. 2006. Pengaruh
Inokulum Lactobacillus Piantarum 1A-2 dan 1BL-2 Terhadap Kualitas
Silase Rumput Gajah (Penissetum Purpureum). Biodivertas. 7:131-134.
Retno, D. T., dan Nuri, W. 2011. Pembuatan Bioetanol Dari Kulit Pisang. In
Prosisding Seminar Nasional Teknik Kimia ”Kejuangan” ISSN. (pp.
1693-4393).
Seftian, D., Antonius, F., dan Faizal, M. (2012). Pembuatan Etanol Dari Kulit
Pisang Menggunakan Metode Hidrolisis Enzimatik dan Fermentasi.
Jurnal Teknik Kimia. 18(1).
Setiawati, D. R., Sinaga, A. R., dan Dewi, T. K. 2013. Proses Pembuatan
Bioetanol Dari Kulit Pisang Kepok. Jurnal Teknik Kimia, 19(1).
Putra, G. Y., Sudarwati, H., dan Mashudi. 2019. Effect of Addition Banana
Peel (Musa paradisiaca L.) Fermentation in A Complete Feed on The
Nutrient Contents and Digestibility by in Vitro. Jurnal Nutrisi
Ternak Tropis. 2 (1) : 42-52