Anda di halaman 1dari 7

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada 12 Maret sampai dengan 12 April

2020 di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung dengan

menggunakan data rekam medis yang diambil dari pasien yang dicurigai

terdiagnosis tumor gastrointestinal berdasarkan usia, jenis kelamin,

pekerjaan yang telah dilakukan CT Scan diinstalasi radiologi di RSUD Dr.

H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung 2017-2019, Dengan memperhatikan

kriteria inklusi dan eksklusi, didapatkan jumlah sampel sebanyak 73 orang.

Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

1. Usia
Tabel 4.1 Distribusi Berdasarkan Usia

Usia Jumlah Persentase


10-20 tahun 0 0.0
21-30 tahun 5 6.8
31-40 tahun 8 11.0
41-50 tahun 29 39.7
>50 tahun 31 42.5
Jumlah 73 100

Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa sebagian besar pasien

terdiagnosis tumor gastrointestinal di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek

periode tahun 2017-2019 berusia > 50 tahun yaitu sebanyak 31 orang

(42.5 %).

36
37

2. Jenis Kelamin

Tabel 4.2 Distribusi Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Persentase


Laki-laki 48 65.8
Perempuan 25 34.2
Jumlah 73 100

Dari tabel 4.2 dapat dilihat sebagian besar pasien terdiagnosis

tumor gastrointestinal di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek periode tahun

2017-2019 berjenis kelamin laki-laki sebanyak 48 orang (65.8%).

3. Pekerjaan

Tabel 4.3 Distribusi Berdasarkan Pekerjaan

Pekerjaan Jumlah Persentase


Buruh 30 41,1
Pegawai Swasta 18 24.7
Wiraswasta 12 16.4
PNS 13 17.8
Jumlah 73 100

Dari tabel 4.3 dapat dilihat sebagian besar pasien terdiagnosis

tumor gastrointestinal di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek periode tahun

2017-2019bekerja sebagai buruh yaitu sebanyak 30 orang (41.1%).

4.2 Pembahasan

1. Usia
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pasien

terdiagnosis tumor gastrointestinal di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek

periode tahun 2017-2019 berusia > 50 tahun yaitu sebanyak 31 orang

(42,5%).
38

Sejalan dengan penelitian Kurniawan (2013) yang menunjukkan

berdasarkan kategori usia, didapatkan bahwa kasus terbanyak ditemukan

pada kelompok usia tua (>50 tahun) yaitu sebanyak 57,56%, dan jika usia

dibagi dalam rentang 10 tahun, didapatkan jumlah kasus mencapai puncak

pada rentang 51 – 60 tahun. Hasil ini sama dengan penelitian sebelumnya

di RSUP H. Adam Malik Medan yang menemukan bahwa kelmpok umur

tertinggi karsinoma kolorektal adalah usia 50-59 tahun.

Peningkatan inisiden di usia tua dapat terjadi karena akumulasi mutasi

somatik yang disebabkan berkembangnya neoplasma dan juga faktor

penurunan imunitas seiring bertambahnya usia. Pada penelitian ini juga

ditemukan kasus pada usia yang lebih muda, yaitu 17 tahun. Menurut

kepustakaan, karsinoma yang muncul sebelum usia 40 tahun, biasanya

terjadi bersama sejumlah faktor risiko lain, terutama familial

Karsinoma kolorektal banyak ditemui pada pasien usia tua dengan

angka kejadian karsinoma kolorektal mulai meningkat pada umur 40 tahun

dan puncaknya pada umur 60-75 tahun. Semakin tua usia seseorang, maka

semakin meningkatkan resiko terjadinya karsinoma kolorektal. Ini juga

terjadi bisa karena mutasi DNA sel penyusun kolon terakumulasi sejalan

bertambahnya umur dan penurunan fungsi sistem kekebalan serta

bertambahnya asupan agen-agen karsinogenik. Karsinoma kolorektal ini

juga merupakan salah satu penyakit yang tidak menimbulkan gejala

selama bertahun-tahun dan biasanya menimbulkan gelaja setelah

memasuki stadium yang tinggi. Maka sebab itu karsinoma kolorektal yang
39

menyerang usus besar tidak serta merta diketahui muncul dalam tubuh,

melainkan melalui proses panjang selama 10-20 tahun untuk diketahui.

Karsinoma kolorektal jarang ditemukan dibawah usia 40 tahun, kecuali

pada orang yang memiliki riwayat genetik, kolitis ulseratif atau poliposis

familial.

2. Jenis Kelamin
Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar pasien terdiagnosis

tumor gastrointestinal di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek periode tahun

2017-2019 berjenis kelamin laki-laki sebanyak 48 orang (65.8%).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Kurahmawati (2012)

yang menunjukkan Laki-laki mempunyai kemungkinan 3,641 kali

menderita KKR dibanding perempuan. Sesuai dengan penelitian oleh

Brenner yang menyebutkan bahwa prevalensi karsinoma kolorektal dalam

setiap kelompok umur, prevalensi laki-laki dua kali lebih tinggi

dibandingkan pada wanita. Lebih banyak laki-laki daripada perempuan

yang terkena KKR.

Patomekanisme perbedaan jenis kelamin mempengaruhi terjadinya

KKR antara lain karena perbedaan kadar hormon antara laki-laki dan

perempuan Reseptor hormon estrogen ERβ merupakan faktor protektif

terhadap KKR. Percobaan pada mencit memperlihatkan ERβ menambah

proliferasi dan mengurangi diferensiasi dan apoptosis sel mukosa kolon.

Estrogen juga mencegah KKR dengan mengatur mengurangi inflamasi

dengan cara meng-inhibisi faktor inflamasi IL-6, yakni pada IBD yang
40

merupakan salah satu faktor risiko KKR.35 Ada yang menyebutkan bahwa

hormon pregesteron juga berpotensi mengurangi risiko KKR pada wanita

Karena aktivitasnya dalam membantu menyintesis endogen hormon seks.

Kekurangan hormon androgen pada wanita juga disebut meningkatkan

risiko karsinoma kolorektal.

3. Pekerjaan
Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar pasien terdiagnosis

tumor gastrointestinal di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek periode tahun

2017-2019 bekerja sebagai buruh yaitu sebanyak 30 orang (41.1%).

Teheru (2008) menunjukkan terdapat hubungan antara kanker dengan

pekerjaan, dimana wanita pekerja kasar seperti buruh, petani

memperlihatkan 4 kali lebih mungkin terkena kanker dibandingkan wanita

pekerja ringan atau bekerja dikantor. Para wanita pekerja kasar 4 kali

lebih mungkin terkena kanker dibandingkan dengan wanita pekerja kantor

atau pekerja ringan, mungkin karena standart kebersihan yang tidak baik

pada umumnya faktor sosial ekonomi rendah (Teheru, 2008). Wanita

pekerja kasar identik dengan status sosial ekonomi yang rendah biasanya

dikaitkan dengan hygiene, sanitasi dan pemeliharaan kesehatan masih

kurang. Pendidikan rendah, pekerjaan dan penghasilan tidak tetap, serta

faktor gizi yang kurang akan memudahkan terjadinya infeksi yang

menyebabkan daya imunitas tubuh menurun sehingga menimbulkan risiko

terjadinya kankser (Teheru, 2008).


41

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Distribusi frekuensi pasien terdiagnosis tumor gastrointestinal di RSUD

Dr. H. Abdul Moeloek periode tahun 2017-2019 berusia > 50 tahun yaitu

sebanyak 31 orang (42.5 %).

2. Distribusi frekuensi pasien terdiagnosis tumor gastrointestinal di RSUD

Dr. H. Abdul Moeloek periode tahun 2017-2019berjenis kelamin laki-laki

sebanyak 48 orang (65.8%).

3. Distribusi frekuensi pasien terdiagnosis tumor gastrointestinal di RSUD

Dr. H. Abdul Moeloek periode tahun 2017-2019 bekerja sebagai buruh

yaitu sebanyak 30 orang (41.1%).

5.2 Saran

1. Bagi Masyarakat

Kurang mengkonsumsi serat seperti sayur-sayuran dan buah-buahan

sangat tidak baik bagi sistem pencernaan, pola makan yang sehat yaitu 4

sehat 5 sempurna yang salah satu faktor yang penting dalam makanan itu

sendiri adalah sayur-mayur dan buah-buahan. Maka diharapkan kepada

masyarakat untuk memelihara kesehatan terhadap penyakit tumor

gastrointestinal dengan mencegah lebih dini dengan cara meningkatkan


42

konsumsi sayur- sayuran dan buah-buahan yang baik untuk saluran

pencernaan, mengurangi konsumsi lemak dan protein yang berlebihan.

2. Penelitian Selanjutnya

Pada penelitian selajutnya agar menambah sampel yang lebih banyak dan

melakukan analisis bivariat

Anda mungkin juga menyukai